Penderita hiv dapat bertahan hidup berapa lama

Halodoc, Jakarta - Sudah tak asing dengan human immunodeficiency virus (HIV)? Ketika masuk ke dalam tubuh, virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 (sel-T). Sel T merupakan jenis sel darah putih yang berperan penting dalam sistem imun.

Nah, semakin banyaknya darah putih yang dihancurkan, maka sistem kekebalan tubuh akan semakin lemah. Kondisi ini yang membuat tubuh rentan terserang berbagai penyakit.

Berbicara HIV tentunya juga berkaitan acquired immune deficiency syndrome (AIDS), penyakit yang disebabkan oleh virus jahat ini. Seseorang yang mengidap HIV bisa mengembangkan AIDS di masa mendatang. Lalu, berapa lama atau kapan HIV berkembang menjadi AIDS? 

Baca juga: Jangan Keliru, Ketahui Perbedaan HIV dan AIDS

Waktunya Tidak Pasti

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya untuk berkenalan terlebih dahulu dengan gejalanya. Gejala HIV cukup beragam. Seseorang yang terinfeksi HIV akut (saat pertama kali terinfeksi) biasanya mengalami gejala seperti flu atau infeksi virus lainnya, seperti: 

  • Sakit kepala.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam dan nyeri otot.
  • Diare.
  • Berkeringat pada malam.
  • Sariawan, termasuk infeksi jamur (sariawan).
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

Hal yang perlu ditegaskan, ada pula orang-orang yang tidak menunjukkan gejala ketika pertama kali terinfeksi HIV. Berapa lama atau kapan HIV akan berkembang menjadi AIDS? 

Awalnya, infeksi HIV akut berkembang selama beberapa minggu sampai bulan, dan menjadi infeksi HIV tanpa gejala. Fase ini bisa bertahan 10 tahun atau lebih. Nah, selama periode ini pengidapnya mungkin tidak memiliki alasan untuk mencurigai dirinya mengidap HIV, tetapi mereka dapat menularkan virusnya ke orang lain.

Masalahnya tidak hanya itu saja. Bila infeksi HIV dibiarkan tanpa penanganan, kemungkinan besar mengembangkan penyakit AIDS akan semakin meningkat. Menurut National Institutes of Health, terdapat  beberapa orang yang mengembangkan AIDS dalam beberapa tahun setelah terinfeksi HIV. Namun, ada pula yang tetap sehat sepenuhnya setelah 10 atau 20 tahun.

Baca juga:Cari Tahu 5 Hal Mengenai HIV AIDS

Tips Jitu Mencegah HIV

HIV sudah menjadi momok bagi penduduk dunia lebih dari tiga dekade ke belakang. Virus jahat ini diperkirakan telah menewaskan hampir 33 juta nyawa. Kabar terbaru, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pada akhir 2019, diperkirakan sekitar 38 juta orang hidup dengan HIV. Cukup banyak, bukan? 

Lantas, bagaimana cara mencegah serangan virus HIV yang bisa menyebabkan AIDS?

1.Jalani Tes

Orang yang tidak tahu bahwa dirinya terinfeksi HIV karena merasa sehat, kemungkinan besar dapat menularkannya kepada orang lain. Oleh sebab itu, tes HIV sebaiknya dilakukan oleh tiap individu, terutama di usia 13-64 tahun, sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara rutin.

2.Jangan Gunakan Narkoba

Jangan gunakan obat-obatan terlarang, dan jangan berbagi jarum suntik dengan orang lain. Virus HIV bisa menular melalui darah di bekas jarum suntik yang telah digunakan pengidapnya.

3.Hindari Kontak dengan Darah

Hindari kontak dengan darah orang lain. Jika memungkinkan, kenakan pakaian pelindung, masker, dan kacamata saat merawat orang yang terluka.

Baca juga: Begini Penjelasan Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

 4.Jangan Menjadi Donor Bila Positif

Jika seseorang dites positif HIV, maka dirinya tidak diperbolehkan mendonorkan darah, plasma, organ tubuh, atau sperma.

5.Ibu Hamil Diskusikan dengan Dokter

Ibu hamil yang mengidap HIV harus berbicara dengan dokter mengenai risiko terhadap janin mereka. Mereka harus mendiskusikan metode untuk mencegah bayi mereka terinfeksi, seperti minum obat antiretroviral selama kehamilan. Selain itu, menyusui harus dihindari untuk mencegah penularan HIV ke bayi melalui ASI.

6.Praktik Seks yang Aman

Terapkan praktik seks yang aman, seperti menggunakan kondom lateks, untuk mencegah penyebaran HIV, dan tidak bergonta-ganti pasangan seks. 

Mau tahu lebih jauh mengenai HIV dan AIDS? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Penderita hiv dapat bertahan hidup berapa lama

Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. HIV/AIDS - Key Facts
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. HIV/AIDS.
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. HIV/AIDS

Merdeka.com - Nasib seseorang tidak ada yang bisa menentukan. Begitu pun hidup dan mati bagi manusia adalah rencana Tuhan Yang Maha Esa. Welhelmus Eduardus Nahak alias Emu (48) merupakan salah satu Orang Dengan HIV/Aids (ODHA), yang masih bertahan hidup.

Awalnya pada tahun 2010 lalu, saat menderita HIV dan dirawat dua pekan di rumah sakit, Emu divonis dokter hanya bisa bertahan hidup tiga hari.

Dua pekan dia berjuang melawan virus tersebut. Dukungan dari istri dan anak sulungnya menjadikan ayah tiga anak ini bisa melewati masa kritis, dan bisa bertahan hidup hingga saat ini, walaupun harus mengkonsumsi obat seumur hidup.

Pengalaman menjadi ODHA menjadikannya motivasi untuk menjadi konselor dan motivator bagi orang lain yang bernasib sama dengannya.

Ditemui di kediamannya di Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Emu yang saat ini aktif sebagai relawan penanggulangan bencana alam (Tagana) NTT ini mengaku, kehidupan bebas yang dijalani menjadikannya menderita HIV/Aids.

Saat menikah pada tahun 1996 lalu, ia masih sehat walafiat hingga memiliki tiga anak. Namun karena kehidupan yang kurang terkontrol maka ia pun terkena virus HIV.

Saat masuk rumah sakit, bukan saja menderita HIV, namun ada pula penyakit lain yakni TB Paru. Ia pun nyaris lumpuh dan tak berdaya dengan sakit yang diderita saat itu. Hal ini menjadikannya putus harapan dan drop.

Dua minggu menjalani perawatan dan adanya vonis dokter menyatakan kalau ia hanya bisa bertahan hidup tiga hari lagi, sempat membuatnya cemas dan tak berdaya.

Namun ia bersyukur mendapat dukungan penuh dari istri serta anaknya, yang dengan setia merawat dan memperhatikannya. Hingga dua pekan terlewati dan ia mulai sembuh.

Dia bisa kembali ke rumah dengan sejumlah resep dokter. Ia juga harus mengkonsumsi obat sepanjang hidupnya. "Harus telaten dan tertib konsumsi obatnya," kata Emu, Rabu (13/10).

Ia pun berkeyakinan bahwa ODHA bisa hidup asalkan ada kemauan dan motivasi untuk sehat dan hidup.

"Banyak yang tidak percaya bawa ODHA bisa hidup sehat kembali. Saya sudah 11 tahun hidup pasca terinfeksi HIV dan tetap bisa beraktivitas," ujarnya.

Berbekal penderitaan dan pengalaman menjadi ODHA, Ia pun mendirikan LSM Perjuangan sebagai rumah singgah bagi ODHA. Sebelumnya selama tiga tahun ia menjadi relawan pada LSM Flobamor Jaya Peduli, LSM yang juga peduli pada ODHA.

Namun sejak 14 Februari 2014 lalu, ia menggagas pendirian LSM Perjuangan setelah ia kembali mengikuti pelatihan konselor di Yogyakarta, dan sempat memeriksakan kesehatannya di rumah sakit serta dinyatakan sehat, walaupun tetap mengkonsumsi obat-obatan karena secara medis belum ada obat yang menyembuhkan HIV/Aids.

LSM Perjuangan yang dirintisnya mendampingi dan merawat sejumlah warga yang terkena HIV, serta merupakan penderita AIDS.

Ia menyadari banyak ODHA yang cenderung tertutup dan tidak terbuka akan keadaannya kepada keluarga dan lingkungan. Padahal, keterbukaan sangat penting sehingga ada dukungan keluarga dan lingkungan.

Menurut Emu, tingginya penderita AIDS yang meninggal beberapa waktu lalu karena para penderita cenderung menutup diri dan tidak terbuka sehingga sulit dirawat.

Emu juga menepis anggapan kalau orang terinfeksi HIV/Aids karena pergaulan bebas dan menikmati dunia malam. Namun anggapan tersebut dianggap keliru, karena kebanyakan ODHA adalah ibu rumah tangga, ada tokoh agama, ada perawat dan bukan saja dari anak muda.

"LSM yang saya dirikan adalah karena pengalaman pribadi dan LSM ini dari orang sakit untuk orang sakit sehingga saya memberikan pendampingan," jelasnya.

Bahkan beberapa ODHA yang pernah dirawat di LSM Perjuangan saat ini sudah dinyatakan sehat dan menjadi relawan bagi penderita lain.

Dampingan yang dilakukan yakni layanan kesehatan dan terapi HIV dengan mengingatkan penderita agar mengkonsumsi obat tepat waktu. LSM-nya juga mendampingi keluarga ODHA agar menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) bagi ODHA itu sendiri.

Disadari pula kalau para ODHA kesulitan mendapatkan pekerjaan karena adanya stigma negatif dari masyarakat terkait keberadaan ODHA.

Untuk itu LSM Perjuangan melakukan pemberdayaan ekonomi dan memberikan modal usaha, sehingga saat ini banyak ODHA yang memiliki usaha mandiri seperti warung makan, mebel dan kios.

"Pendampingan oleh LSM Perjuangan pun dilakukan sepanjang masa tanpa batas waktu," tambah Emus.

Dia juga bersyukur dengan dukungan dari pemerintah, yang hadirkan setiap kelurahan di Kota Kupang sudah ada wadah Warga Peduli Aids (WPA) yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Ia sendiri mengaku kalau LSM-nya sempat mendapatkan bantuan pemerintah provinsi NTT dan Kota Kupang, namun saat ini dia ingin LSM yang ia bentuk tidak dimanja sehingga masih menutup diri dengan donatur dari lembaga lain.

Saat ini ia masih menampung dua orang warga yang menderita HIV/Aids di rumahnya, sejak tahun 2019 lalu. Ia bersyukur kalau para penderita ini sudah mulai pulih dan sudah bisa berjalan walau belum sepenuhnya normal, karena sebelumnya mengalami kelumpuhan.

Untuk saat ini LSM Perjuangan juga mendampingi 214 ODHA di Kota Kupang, 350 ODHA di Kabupaten TTS dan sejumlah ODHA lain di Kabupaten Malaka, Belu, Rote Ndao, Sabu Raijua, Kabupaten Kupang dan Alor.

Ia berharap ODHA tidak dikucilkan dan didiskriminasi di dunia kerja tetapi diberikan peluang yang sama karena ODHA bisa sembuh asalkan ada keterbukaan dan niat yang tulus. (mdk/cob)

Baca juga:
KPA Sebut Penderita HIV Aids di Bali Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Kemenkes: ODHA Dapat Jatah Obat 3 Bulan Selama pandemi Covid-19
CEK FAKTA: HIV Bisa Sembuh dengan Antibodi? Simak Faktanya
17 Warga Lamongan Derita HIV, Ini yang Harus Diperhatikan Agar Tak Berakibat Fatal
Mengenal Penyebab AIDS yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Gejala dan Cara Mencegahnya
CEK FAKTA: Hoaks Makanan Kaleng Produksi Thailand Menularkan Virus HIV/Aids
17 Ciri HIV AIDS yang Jarang Disadari, Salah Satunya Sering Sariawan