Mengapa pewawancara tidak boleh bernada tinggi dan emosional saat melakukan wawancara

tolong bantuannya kak 1.) Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempa … tan berharga​

tuliskan 4 macam makanan khas siak buat bahan bahan nya​

Buatlah kalimat efektif dengan kata pejuang​

Para hadirin semua yang sangat terhormat kami ucapkan banyak terima kasih atas partisipasi yang telah diberikan. Semoga amal Budi para ibu/bapak menda … pat imbalan dari Tuhan. Ubahlah kalimat tersebut agar menjadi kalimat efektif.​

teks eksplanasi senantiasa memberikan informasi penting bagi pembacanya Bagaimana cara menemukan informasi tersebut​

tentukan jarak interval nada nada di bawah ini a. do - sol b. do - mi c. fa - sol​

Sebutkan 3 topik teks eksplanasi mengenai fenomena alam​

0. Panjang meja makan 5 meter. Sesuai pernyataan tersebut, yang merupakan satuan adalah .... a. panjang b.meja makan c.5 d.meter​

4. Lingkungan kotor di permukiman kumuh akan mempengaruhi kwalitas kesehatan manusia. Kata tidak baku pada kalimat di atas adalah .... 5. Bentuk baku … dari kata tidak baku yang terdapat pada soal no. 4 adalah ....tolong bantu dijawab dengan cepat ya soal nya besok mau dikumpul​

apa makna persatuna dan ke satuan menurut muplisss jawabbb di kumpulin besok​

Mengapa pewawancara tidak boleh bernada tinggi dan emosional saat melakukan wawancara

Foto oleh: Rawpixel.com

Wawancara narasumber bertujuan mencari dan mengumpulkan informasi, reporter melakukan wawancara untuk bahan tulisan. Tahap mewawancarai narasumber bukan hal mudah, mulai dari menyiapkan materi pertanyaan hingga mencari narasumbernya. Penting bagi reporter pemula melakukan persiapan. Bahkan reporter senior pun tetap butuh persiapan untuk mencegah kesalahan. Berikut adalah tujuh kesalahan dalam wawancara yang sering dilakukan oleh reporter.

7 kesalahan dalam wawancara yang sering dilakukan oleh reporter!

Jangan menemui narasumber tanpa bekal riset sedikit pun! Jika begitu, proses wawancara tidak akan berlangsung efektif. Pertanyaannya pun sulit untuk berkembang karena keterbatasan informasi dan pengetahuan.

Di Tempo, setiap reporter diwajibkan untuk memperkaya background information sebelum melakukan wawancara. Hermien Y Kleden, wartawan senior Tempo mengatakan informasi awal yang Anda dapatkan bisa digunakan untuk men-skak narasumber. Informasi tersebut juga bisa menjaga wibawa Anda di hadapan narasumber.

Secara tidak sadar, terkadang reporter memberikan pertanyaan yang berputar-putar, tidak langsung ke intinya. Bisa jadi hal tersebut dilakukan agar pertanyaan terkesan penting. Kemungkinan alasannya agar narasumber lebih mengerti maksud pertanyaannya. Tetapi, hal tersebut membuat narasumber kesulitan dalam memahami pertanyaan. Berbeda jika pertanyaan diberikan langsung ke intinya. Selain mempermudah narasumber memahami pertanyaan, durasi wawancara pun bisa lebih cepat dan efektif.

Ekspresi wajah Anda saat mewawancara narasumber dapat berpengaruh. Wajah “tembok” atau wajah tanpa ekspresi kadang muncul tidak disadari. Tetapi, jangan biarkan hal tersebut terjadi. Wajah “tembok” bisa menyebabkan narasumber menjadi tidak nyaman atau tersinggung. Oleh karena itu bersikap lah dengan ramah, baik secara sikap maupun ekspresi.

Terkadang reporter memaksa dan memojokkan narasumber, baik secara tidak sengaja maupun sengaja. Pemaksaan yang dilakukan bisa berbentuk desakan menjawab beberapa pertanyaan. Bentuk lainnya berupa menuntut kesediaan seseorang untuk menjadi narasumbernya. Memojokkan narasumber bisa dilihat dari pertanyaan dan perkataan yang dikeluarkan oleh si reporter.

Jadi jika Anda sedang mewawancarai narasumber, berilah mereka hak untuk tidak menjawab pertanyaan yang tidak bisa mereka jawab. Perhatikan juga perkataan atau pun pertanyaan yang diberikan kepada mereka. Bisa jadi beberapa hal bersifat sensitif bagi mereka.

Narasumber memiliki hak untuk menjawab pertanyaan dengan nyaman dan seperlunya. Jika narasumber disela tanpa alasan pada saat menjawab pertanyaan, tandanya reporter sudah melakukan sebuah kesalahan. Jika sudah disela, narasumber tidak bisa memberi informasi yang lengkap. Narasumber juga bisa merasa tersinggung karena tidak diberikan kesempatan untuk menjawab secara lengkap. Menyela tidak apa-apa untuk dilakukan, tetapi harus memiliki alasan yang jelas dan memang diperlukan.

Merekam atau memotret tanpa izin adalah hal yang tidak sesuai dengan etika wawancara. Narasumber memiliki hak untuk membolehkan atau melarang reporter untuk merekam atau memotret dirinya pada saat wawancara berlangsung. Sebagai pewawancara, Anda harus mengetahui hak tersebut dan menjalankannya sesuai dengan etika wawancara.

Pakaian dan tampilan yang kotor atau berantakan bisa terkesan tidak sopan. Reporter seakan-akan tidak serius dalam melakukan wawancara tersebut. Anda perlu menyesuaikan tampilan Anda dengan narasumber dan tempat wawancara. Selain pakaian, penggunaan telepon genggam selama wawancara berlangsung juga perlu diperhatikan. Hindari penggunaan telepon genggam, kecuali jika digunakan untuk merekam. Tidak masalah jika Anda sekali-kali mengecek telepon untuk memastikan bahwa wawancara tersebut terekam dengan benar, tetapi bukan memainkannya.

Pernah melalukan satu atau lebih dari tujuh kesalahan di atas? Semoga di wawancara berikutnya Anda bisa lebih baik. Ingin menambah pengetahuan dan kemampuan sebagai reporter? Ikuti pelatihan-pelatihan dari Tempo Institute.

Penulis: Fatimah Mardiyah
Editor: Fadhli Sofyan

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Diperbarui 19 Agu 2022 - Dibaca 7 mnt

Tahap wawancara merupakan salah satu tahap penting untuk kamu lalui. Pasalnya, tahap satu ini akan menentukan diterima atau tidaknya kamu di sebuah perusahaan.

Dikutip dari Indeed, melakukan interview adalah salah satu kemampuan yang membutuhkan latihan agar lebih baik. Latihan ini termasuk menjawab pertanyaan dan mempelajari posisi yang kamu lamar.

Ada beberapa hal yang patut kamu persiapkan saat menghadapi tahap wawancara. Memakai pakaian rapi, mempersiapkan mental, dan membawa persyaratan dari perusahaan (misal: CV dan portofolio terbaru) adalah beberapa di antaranya.

Selain harus memperhatikan hal-hal yang harus kamu lakukan, kamu perlu memahami apa saja yang tidak boleh dilakukan saat melakukan interview. 

Pasalnya, melakukan sejumlah hal tersebut bisa membuat pewawancara (dalam hal ini HRD perusahaan) enggan melihat dirimu.

Hal itu tentu akan membuat peluangmu untuk diterima semakin kecil, dan bahkan kandas begitu saja.

Ada lima hal yang sebaiknya tidak boleh kamu lakukan saat tahap wawancara berlangsung. Adapun kelima hal tersebut adalah sebagai berikut ini!

Baca Juga: 10 Tips Menjawab Pertanyaan Interview Apa Keunikanmu

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Wawancara

Mengapa pewawancara tidak boleh bernada tinggi dan emosional saat melakukan wawancara

1. Datang terlambat dan tak memberi kabar

Datang terlambat saat tahap wawancara akan berlangsung sebetulnya tidak sepenuhnya salah. Apalagi, kalau lokasi perusahaan dan tempat tinggalmu berada di kota besar yang hampir selalu terjadi kemacetan.

Namun, akan menjadi suatu hal yang fatal, kalau kamu datang terlambat dan tidak mengabari hal tersebut ke pihak pewawancara.

Oleh karenanya, kabarilah pihak pewawancara (dalam hal ini HRD Perusahaan) kalau kamu terpaksa terlambat datang ke tahap wawancara nanti.

Contohnya: “Pak/ Bu, maaf saya nanti datang agak terlambat. Saya masih terjebak macet di (sebutkan daerah atau nama jalannya). Sekitar 15 menit lagi saya akan sampai di sana.”

Alangkah lebih baik lagi, kalau kamu bisa datang tepat waktu sesuai permintaan pewawancara. Caranya, kamu berangkat lebih pagi dari rumah atau indekosmu.

Untuk menghindari keterlambatan di hari interview, dilansir dari The Balance Career, kamu sebaiknya mempersiapkan pakaian lebih awal sehingga tidak perlu memikirkannya lagi saat bersiap-siap.

Dengan cara tersebut, kamu pun bisa datang tepat waktu, bahkan datang sebelum waktu wawancara dimulai.

2. Menceritakan tentang dirimu secara berlebihan

Dalam setiap tahap wawancara di perusahaan mana pun, kamu pasti akan diminta untuk menceritakan dirimu. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk memperkenalkan diri sekaligus memberi impresi positif ke pihak perusahaan.

Semakin baik kamu menceritakan segala tentang dirimu, maka semakin positif pula impresi perusahaan kepadamu. Dan tak menutup kemungkinan, peluangmu untuk diterima semakin besar.

Hal sebaliknya akan terjadi jika kamu terlalu berlebihan dalam menceritakan dirimu. Misal melebih-lebihkan prestasimu selama kuliah atau bekerja di perusahaan sebelumnya; menceritakan hal-hal tidak penting seperti makanan favoritmu; terlalu membanggakan apa yang menjadi kelebihanmu; dan hal-hal lain yang sejenis.

Menceritakan dirimu secara berlebihan akan membuat perusahaan ilfeel kepadamu, serta membuat tahap wawancara berjalan tidak efektif, kamu harus bersikap positif bukan arogan.

Alangkah lebih baiknya, saat tahap wawancara nanti, kamu ceritakan saja hal-hal penting tentang dirimu. Misalkan: kelebihan dan kekuranganmu, skill yang kamu kuasai, pengalaman kerja dan organisasi, dan beberapa hal penting lainnya.

Mengapa pewawancara tidak boleh bernada tinggi dan emosional saat melakukan wawancara

© Pexels.com

3. Menanyakan informasi yang terlalu umum

Pada tahap wawancara, biasanya kamu akan diberi kesempatan untuk bertanya ke pihak pewawancara atau perusahaan. Ini bisa menjadi kesempatan yang tepat untukmu untuk menanyakan hal-hal penting, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan atau perusahaanmu nanti.

Bila kamu mendapatkan kesempatan bertanya pada tahap wawancara nanti, kamu sebaiknya jangan menanyakan informasi umum tentang perusahaan.

Misalnya: kapan perusahaan itu berdiri, di bidang apa perusahaan itu bergerak, serta siapakah CEO perusahaan tersebut.

Kamu juga jangan sampai menanyakan informasi umum soal pekerjaanmu nanti. Misalnya: di posisi manakah kamu bekerja nanti, dan apa saja deskripsi pekerjaan dari posisi tersebut.

Menanyakan hal tersebut akan membuatmu dianggap sebagai orang yang tak tahu menahu soal perusahaan dan pekerjaanmu nanti. Ini bisa membuat peluangmu lolos dari tahap wawancara akan sangat kecil, dan bahkan tak ada sama sekali.

Lagipula, hal-hal tersebut sebetulnya bisa kamu ketahui sendiri tanpa perlu menanyai pewawancara atau pihak perusahaan. Kamu bisa mencari hal-hal tersebut di situs resmi dari pihak perusahaan, kok.

Adapun hal-hal yang sebaiknya kamu tanyakan saat tahap wawancara nanti bisa adalah hal-hal yang berkaitan dengan detail pekerjaanmu nanti.

Misalnya: fasilitas dan tunjangan apa saja yang akan kamu dapatkan bila nanti kamu bekerja di sana; pelatihan apa saja yang mungkin bisa kamu dapatkan; seperti apa budaya kerja di dalam tim; dan lain sebagainya.

Mengapa pewawancara tidak boleh bernada tinggi dan emosional saat melakukan wawancara

© Freepik.com

4. Menanyakan hal-hal personal kepada pihak pewawancara

Saat menjalani tahap wawancara nanti, kamu juga tidak boleh menanyakan hal-hal personal kepada pihak pewawancara.

Misalnya: Apakah Bapak/Ibu sudah menikah; di manakah alamat rumah Bapak/Ibu; sudah berapa lama Bapak/Ibu bekerja di perusahaan tersebut; dan lain sebagainya.

Menanyakan hal-hal tersebut membuat pihak pewawancara menganggapmu sebagai orang yang tidak sopan. Lagipula, hal-hal tersebut merupakan hal-hal tak penting yang memang sebaiknya jangan kamu tanyakan ke pewawancara.

Alangkah lebih baik, kamu tanyakan saja hal-hal penting yang berkaitan dengan perusahaan dan pekerjaanmu nanti. Persis seperti yang telah disebutkan di poin sebelumnya.

5. Bersikap seenaknya atau cuek

Hal terakhir yang tidak boleh kamu lakukan pada tahap wawancara adalah bersikap buruk atau terlalu cuek. Kamu harus meninggalkan kesan positif kepada recruiter. 

Ada beberapa sikap yang tergolong buruk dilakukan, terutama saat menghadapi tahap wawancara. Salah satunya adalah mengangkat telepon saat tengah menghadapi tahap wawancara.

Sikap seperti ini sangatlah buruk, karena akan menunjukkan attitude negatifmu di hadapan pewawancara. Alangkah baiknya jika kamu meminta izin ke pihak pewawancara untuk mengangkat telepon, dan mengangkatnya di luar ruangan tempat tahap wawancara berlangsung.

Menceritakan keburukan atasanmu sebelumnya adalah sikap buruk lainnya. Walaupun atasanmu sebelumnya memang memiliki sikap yang buruk (dan itu menjadi alasanmu resign), kamu sebaiknya tak menceritakannya ke pewawancara saat menjalani tahap wawancara nanti.

Baca Juga: Persiapan Interview Kerja Pertama? Ikuti 5 Tips Ini agar Sukses!

Hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Wawancara

Mengapa pewawancara tidak boleh bernada tinggi dan emosional saat melakukan wawancara

Selain menghindari lima hal di atas, kamu juga bisa melakukan sejumlah hal, terutama saat menghadapi tahap wawancara nanti. Adapun hal-hal tersebut adalah:

  • Datang tepat waktu dan menghubungi pewawancara kalau akan terlambat.
  • Mengetahui segala hal tentang perusahaan sebelum menjalani tahap wawancara nanti.
  • Menjawab pertanyaan dengan jujur dan efektif.
  • Memanfaatkan kesempatan bertanya, dengan menanyakan hal-hal penting soal pekerjaanmu di perusahaan tersebut.
  • Bersikap baik dan sopan kepada pihak pewawancara.

Itulah lima hal-hal yang harus kamu perhatikan saat mempersiapkan tahapan wawancara. 

Kalau sudah tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, tandanya kamu sudah siap untuk menghadiri wawancara kerja yang akan datang nantinya.

Nah, Glints punya ribuan lowongan yang sudah menunggu lamaranmu. Kamu bisa membuat akun untuk mulai melamar pekerjaan incaranmu.

Jangan tunggu lama-lama, langsung cek lowongan yang ada dan apply sekarang juga!