Apakah penyakit prostat itu berbahaya

GANGGUAN prostat adalah jenis penyakit yang hanya dialami kaum Adam. Kondisi ini bisa terjadi lantaran kelenjar prostat yang hanya ada di sistem reproduksi pria, mengalami pembesaran.

Akibatnya, saluran kemih yang diselubungi prostat, terganggu.

Gangguan bisa terjadi karena  penyempitan saluran kemih yang  terdesak prostat yang membesar tadi, atau bahkan tertutup sama sekali.

Prostat sendiri adalah suatu organ kelenjar yang membungkus saluran kemih (uretra) pria.

biologis, kelenjar prostat Secara untuk mengeluarkan cairan yang menyuburkan dan melindungi berfungsi sperma

Gangguan prostat ini lazimnya terjadi pada kelompok usia 50 tahun ke atas. Namun belakangan, gejala gangguan prostat juga dialami kelompok pria dengan usia lebih muda. 50 tahun ke bawah akibat pola konsumsi obat tertentu.

Dan jika tak segera ditangani/diobati, gangguan prostat secara biologis akan mempengaruhi kualitas hidup orang menderitanya.

“Gangguan prostat pada laki-laki usia lanjut adalah hal yang wajar. Namun jika permasalahan ini dikeluhkan oleh seseorang yang usianya lebih muda, maka bisa menjadi masalah yang harus segera mendapatkan penanganan medis,” kata Dokter Spesialis Urologi RSUD dr. Iskak, dr. Dimas Visa Aditya, Sp.U.

  • Apakah penyakit prostat itu berbahaya

Dijelaskannya, prostat bisa membesar yang kemudian menyumbat saluran kemih.

Hal ini bisa terjadi karena posisi kelenjar prostat yang melingkupi  hampir seluruh saluran kemih pria.

Nah apabila saluran kencing terhimpit, maka akan timbul permasalahan.

“Jadi kalau prostat membesar, dampaknya saluran kencing menjadi menyempit dan bisa tertutup,” terang Dokter Dimas.

Secara umum, gejala awal yang dapat dirasakan jika seseorang mengalami gangguan prostat adalah:

  1. Sering buang air kencing
  2. Kencing tidak tuntas (ada sisa),
  3. Tidur terbangun terasa ingin  kencing secara beruntun.

“Jangan sampai ketika kondisi sudah tersumbat baru beranjak untuk berobat,” tuturnya.

Gejala prostat pada laki-laki dengan rentang usia di bawah 50 tahun sebenarnya sangat jarang. Terkecuali pada kasus-kasus tertentu.

“Sebenarnya, prostat itu adalah jaringan normal pada laki-laki. Akan tetapi memang prostat akan mengalami pembesaran ketika pria berada di usia 50 tahun ke atas. (Ini murni) karena pengaruh dari faktor usia,” katanya.

Sedang kasus prostat pada pria usia di bawah 50 tahun biasanya dipengaruhi pola konsumsi obat jenis dekongestan.

“Selain faktor usia, yang bisa memicu prostat mengalami pembesaran lebih cepat adalah obat-obatan influenza,” tambahnya.

Karenanya, dr. Dimas menyarankan agar konsumsi obat influenza diminimalkan.

Jika tidak terlalu diperlukan, obat-obatan jenis itu sebaiknya dihindari saja, begitu nasehatnya.

Selain itu, cara lain guna mencegah terjadinya pembesaran prostat adalah dengan banyak mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung zat Likopen. Misalnya saja buah tomat.

Kemudian apabila merasakan ingin kencing, jangan pernah ditahan terlalu lama. “Kalau tidak diperlukan banget, sebaiknya dihindari obat-obatan yang menimbulkan efek samping. Dan seringlah mengonsumsi air putih yang cukup, buah dan sayuran bergizi,” tutupnya. (PKRS/MFW)

Gangguan prostat merupakan salah satu penyakit yang cukup umum dialami oleh pria, terutama yang telah berusia 50 tahun ke atas. Mari kenali lebih jauh seputar gangguan prostat dan penyebabnya agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan.

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih (uretra). Kelenjar prostat berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma.

Apakah penyakit prostat itu berbahaya

Ukuran prostat normalnya sebesar biji kenari dan akan semakin besar seiring bertambahnya usia. Jika prostat terlalu besar atau mengalami masalah, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Berbagai Macam Gangguan Prostat yang Umum Terjadi

Secara umum, terdapat tiga jenis gangguan prostat yang dapat menyerang pria, yaitu:

Benign prostatic hyperplasia (BPH)

BPH atau yang biasa dikenal dengan pembesaran prostat jinak terjadi ketika kelenjar prostat membesar, sehingga saluran kemih mengalami penyempitan. Kondisi ini dapat menyebabkan otot kandung kemih menebal.

Lambat laun, dinding kandung kemih akan melemah dan sulit untuk mengeluarkan urine. Ada beberapa gejala yang muncul akibat pembesaran prostat jinak (BPH), antara lain:

  • Susah buang air kecil
  • Aliran urine yang lemah dan tersendat-sendat
  • Rasa tidak tuntas usai buang air kecil
  • Sering ingin buang air kecil di malam hari

BPH umumnya terjadi seiring bertambahnya usia. Belum ada yang mengetahui secara pasti penyebab pembesaran prostat jinak. Namun, kondisi ini diperkirakan terjadi karena adanya perubahan pada kadar hormon seksual akibat proses penuaan.

Kondisi pembesaran prostat jinak (BPH) umumnya ditangani dengan pemberian obat-obatan. Jenis obat yang biasanya diresepkan untuk mengatasi pembesaran prostat jinak adalah penghambat alfa dan 5-alpha reductase inhibitor.

Penghambat alfa (alpha-blocker) adalah jenis obat yang bekerja dengan cara merelaksasi otot-otot di leher kandung kemih dan kelenjar prostat, sehingga memudahkan buang air kecil. Jenis obat yang tergolong penghambat alfa adalah alfuzosin, doxazosin, silodosin, tamsulosin, dan terazosin.

Sementara itu, 5-alpha reductase inhibitor adalah jenis obat yang dapat mengurangi ukuran prostat dengan cara menghambat hormon pemicu pembesaran prostat. Obat finasteride dan dutasteride adalah dua jenis obat golongan 5-alpha reductase inhibitor.

Selain itu, prosedur pembedahan juga dapat dilakukan untuk memperbaiki gejala BPH dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Tindakan operasi umumnya disarankan untuk penderita BPH yang ukuran prostatnya sudah sangat besar atau memiliki keluhan yang berat.

Prostatitis

Prostatitis merupakan peradangan atau pembengkakan pada kelenjar prostat. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria yang berusia lebih muda, yaitu antara usia 30–50 tahun.

Prostatitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, yang bisa berasal dari infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual. Namun, pada beberapa kasus, penyebab prostatitis tidak dapat diketahui secara pasti.

Penyebab prostatitis dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:

  • Prostatitis bakteri akut, yang diakibatkan oleh infeksi bakteri coli atau Nisseria gonorrhoeae
  • Prostatitis bakteri kronis, yang disebabkan oleh penyebaran bakteri dari saluran kemih atau infeksi saluran kemih (ISK)
  • Chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS), yang belum diketahui secara pasti penyebabnya
  • Asymptomatic inflammatory prostatitis, yaitu kondisi ketika kelenjar prostat mengalami peradangan, namun tidak menimbulkan gejala apa pun

Gejala prostatitis bisa sangat bervariasi pada tiap orang. Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul:

  • Sulit serta muncul sensasi nyeri atau perih saat buang air kecil
  • Terdapat darah saat buang air kecil
  • Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
  • Aliran urine yang lemah
  • Rasa sakit ketika ejakulasi
  • Air mani berdarah
  • Disfungsi seksual atau kehilangan libido

Prostatitis dapat diobati dengan pemberian obat-obatan seperti antibiotik untuk membasmi kuman penyebab radang pada prostat, pemberian obat antinyeri, atau obat untuk melemaskan otot kandung kemih (alpha-blocker) yang juga digunakan untuk mengobati BPH.

Selain menggunakan obat, penderita prostatitis juga akan disarankan melakukan hal-hal yang membantu meredakan gejala prostatitis, seperti berendam air panas, menghindari minuman beralkohol dan rokok, serta membatasi konsumsi kafein.

Bersepeda, duduk terlalu lama, atau aktivitas apa pun yang dapat membuat prostat menjadi iritasi, juga perlu dihindari untuk sementara waktu hingga kondisi benar-benar pulih.

Kanker prostat

Kanker prostat adalah pertumbuhan sel secara abnormal pada kelenjar prostat. Hingga kini, penyebab munculnya kanker prostat masih belum diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker prostat, yaitu faktor usia, riwayat keluarga, dan obesitas.

Kanker prostat biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun saat stadium awal. Namun pada stadium lanjut, gejala yang muncul dapat berupa:

  • Sulit buang air kecil
  • Penurunan aliran urine
  • Nyeri tulang dan rasa tidak nyaman di area panggul
  • Darah pada urine dan air mani

Jenis pengobatan kanker yang akan dilakukan tergantung dari tingkat pertumbuhan kanker dan kondisi kesehatan penderitanya. Secara umum, kanker prostat bisa ditangani dengan terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi, dan pembedahan untuk mengangkat kelenjar prostat.

Apabila kanker prostat terdeteksi sedini mungkin pada stadium awal, peluang sembuh dari kanker pun akan semakin besar. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan sesuai anjuran dokter, terutama jika Anda memiliki faktor risiko atau mengalami gejala gangguan pada prostat.

Jaga kesehatan prostat Anda dengan banyak mengonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral, berolahraga secara rutin, dan mempertahankan berat badan ideal. Jika terdapat keluhan terkait gangguan prostat, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.

Terakhir diperbarui: 12 Agustus 2020

Penyakit prostat gara gara apa?

Penyebabnya adalah perubahan atau mutasi DNA pada kelenjar prostat yang memicu munculnya sel abnormal yang tidak terkendali. Ada beberapa faktor yang memicu perubahan DNA, seperti usia, jenis makanan yang dikonsumsi, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, hingga obesitas.”

Apakah Gangguan prostat Bisa Sembuh?

Kanker prostat bisa sembuh, asalkan penyakit ini terdeteksi dan segera diobati sejak stadium awal. Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, tingkat kesembuhan kanker prostat yang terdeteksi pada stadium I, II, dan III bisa mencapau 80 persen sampai 85persen.

Apa dampak penyakit prostat?

Bahaya penyakit prostat selanjutnya adalah infeksi saluran kemih (ISK). Ini merupakan dampak selanjutnya dari retensi urine. Gangguan pada prostat membuat Anda tidak bisa mengosongkan kandung kemih. Akibatnya, saluran kemih jadi mudah terkena infeksi bakteri.

Berapa lama sembuh dari prostat?

Biasanya, pasien bisa kembali beraktivitas normal 1 bulan setelah operasi. Selama masa pemulihan itu, pasien sebaiknya tidak melakukan aktivitas berat. Mintalah petunjuk dokter mengenai apa yang boleh dan tak boleh dilakukan agar pemulihan berjalan lebih cepat dan aman dari risiko komplikasi.