Senyawa dibawah ini yang mempunyai pH sekitar 7 netral adalah

Admin distan | 05 Mei 2021 | 101206 kali

Show
Senyawa dibawah ini yang mempunyai pH sekitar 7 netral adalah

Tanah adalah media alam yang menjadi salah satu aspek penunjang kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk pula tanaman. Subur atau tidaknya tanah dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang berbeda-beda pada setiap jenis tanah.

Unsur hara yang terkandung dalam tanah secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman disamping faktor kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara dari dalam tanah. Kemampuan tanaman untuk melakukan proses penyerapan unsur hara juga dipengaruhi oleh faktor utama, yakni tingkat keasaman tanah atau pH.

pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen, sedangkan pH tanah adalah suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu lahan. Dengan mengetahui kadar pH dalam tanah, maka para petani dapat menentukan tanaman apa yang cocok ditanam atau di budidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH yang berbeda-beda.

Ada tiga jenis pH yang mendasarai karakteristik tanah dan biasanya menjadi acuan utama dalam bidang pertanian antara lain :

pH Netral

Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingat keasam-basaan ini merupakan pH ideal kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan mineral-mineral dalam kondisi yang optimal.

Biasanya tanah ber- pH netral cocok digunakan untuk bercocok tanam. Beberapa tanaman seperti ubi kayu optimal ditanam pada tanah ber-pH 4,5 hingga 8 dan cabai memerlukan ph tanah antara 5,6 hingga 7,2.

pH Asam

Kadar pH dalam tanah asam  biasanya dimiliki  oleh tanah gambut yang cenderung mempunyai kandungan hydrogen, aluminium dan belerang tinggi. Pada kondisi asam biasanya tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal. Untuk mengurangi kadar keasaman tanah kita dapat melakukan dengan pemberian dolomit atau kapur pertanian.

pH Basa

Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya terdapat didaerah pesisir pantai. Selain itu tanah basa juga memliki kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan natrium lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik untuk tanaman. Pengolahan tanah basa agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.

Mengukur pH Tanah

Pengukuran kadar pH dalam tanah hendaknya dilakukan sebelum melakukan cocok tanam, baik tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan .

pH Meter

Cara paling mudah untuk mengukur kadar pH dalam tanah adalah menggunakan pH meter

tanah adalah media alam yang diperlukan untuk kegiatan bercocok tanam, pada setiap tanah memiliki kandungan unsur hara yang berbeda-beda . banyak sedikitnya kandungan unsur hara pada tanah merupakan indikator tingkat kesuburan tanah tersebut.

kandungan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

tingkat kesuburan tanaman tergantung pada kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah.

faktor penting yang mempengaruhi proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (ph tanah)

pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0 hingga 14 .

suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala ph lebih dari 7. jika skala ph adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral.

kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral, namun demikian ada beberapa jenis tanaman yang masih toleran terhadap tanah dengan ph yang sedikit asam yaitu tanah yang ber ph maksimal 5

           cara mengetahui ph tanah yang paling akurat adalah menggunakan alat pengukur ph yaitu pH meter.  pengetahuan tentang derajat keasaman tanah (pH tanah ) sangat berperan dalam keberhasilan suatu budidaya tanaman. dengan mengetahui pH tanah, maka petani bisa menentukan skala yang ideal untuk pertumbuhan dan berkembangnya tanaman sehingga kerugian dapat diminimalisir. Selain menggunakan ph meter, mengukur ph tanah bisa juga menggunakan kertas lakmus, namun pengukuran menggunakan kertas lakmus memiliki keterbatasan karena angka skala pH tidak dapat diketahui. pengukuran dengan kertas lakmus hanya bisa menentukan apakah tanah tersebut asam, netral atau basa. walaupun  demikian kertas lakmus cukup membantu dalam mengetahui kondisi dan sifat tanah.

           Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat keasaman tinggi, maka unsur magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat  secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. pada kondisi seperti itu unsur aluminiun dan mangan akan bersifat racun dan merugikan tanaman. pemberian pupuk tidak akan efektif dan tidak efisien karena unsur hara tidak diserap tanaman. akibatnya tanaman akan tumbuh tidak normal dan produktivitas rendah dengan kualitas yang buruk. Untuk mengurangi tingkat keasaman dapat dilakukan pemberian dolomit (kapur pertanian). pemberian dolomit dengan dosis sesuai kebutuhan dapat dilakukan untuk menyesuaikan nilai ph tanah. Untuk penambahan jumlah kapur pertanian (dolomit) dapat dilakukan dengan perhitungan sbb:

Bila diketahui pH tanah 4,5, sedangkan kita menginginkan ph 6 maka  6 – 4,5 = 1,5 dengan demikian  kebutuhan kapur pertanian (dolomit) yang diberikan adalah : 5,23 ton / ha.  penambahan selanjutnya dapat dilakukan lagi setelah 3 – 5 th.

          Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat alkalin tinggi (basa) unsur hara micro seperti tembaga, mangan, seng dan besi akan terikat secara kimiawi dan tidak dapat diserap oleh tanaman . seperti halnya tanaman pada tanah asam, pada tanah basa tanaman juga tidak akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal.     Pemberian kapur gypsum dapat dilakukan untuk menetralkan sifat basa tanah, ph tanah akan turun setelah kelebihan unsur sodium habis, walau hanya pada angka 7,5 saja. pemberian unsur asam atau belerang untuk menurunkan sifat basa tanah biasanya tidak efektif pada tanah yang mengandung mineral kalsium karbonat (unsur kapur).

pH (Power of Hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.[1]

Senyawa dibawah ini yang mempunyai pH sekitar 7 netral adalah

Jumlah pH beberapa benda

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power[2] (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat),[3] dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".[4]

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja, bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air.[5] pH merupakan kuantitas tak berdimensi.

p H = − log 10 ⁡ a H = log 10 ⁡ 1 a H {\displaystyle \mathrm {pH} =-\log _{10}a_{\mbox{H}}=\log _{10}{\frac {1}{a_{\mbox{H}}}}}  

dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah bahwa aH dapat diukur secara eksperimental menggunakan elektrode ion selektif yang merespon terhadap aktivitas ion hidrogen ion. pH umumnya diukur menggunakan elektrode gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektrode yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektrode referensi. Perbedaan potensial pada elektrode gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst:

E = E 0 + R T n F log e ⁡ ( a H ) ; p H = E 0 − E 2 , 303 R T / F {\displaystyle E=E^{0}+{\frac {RT}{nF}}\log _{e}(a_{\mbox{H}});\qquad \mathrm {pH} ={\frac {E^{0}-E}{2,303RT/F}}}  

dengan E adalah potensial terukur, E0 potensial elektrode standar, R tetapan gas, T temperatur dalam kelvin, F tetapan Faraday, dan n adalah jumlah elektron yang ditransfer. Potensial elektrode E berbanding lurus dengan logartima aktivitas ion hidrogen.

Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas ion hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk mengatasinya, elektrode dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui.

Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut:[6] Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel galvani

elektrode referensi | konsentrasi larutan KCl || larutan X | H2 | Pt

dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya (standar) diketahui pH(S). pH larutan X oleh karenanya

pH(X) − pH(S) = E S − E X 2 , 303 R T / F {\displaystyle {\text{pH(X)}}-{\text{pH(S)}}={\frac {E_{\text{S}}-E_{\text{X}}}{2,303RT/F}}}  

Perbedaan antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan elektrode yang dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH(S). Nilai pH(S) untuk berbagai larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC.[7] Larutan standar yang digunakan sering kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam praktiknya, adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk mengizinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada elektrode sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur muncul pada persamaan di atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya.

Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang sangat asam,[8] memerlukan prosedur khusus. Kalibrasi elektrode pada kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas.[9]

pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion hidrogen dapat diukur dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0.

Umumnya indikator asam-basa sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah

Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.

p[H]

Menurut definisi asli Sørensen,[2] p[H] didefinisikan sebagai minus logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektrode yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan plot Gran.[10] Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektrode standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk

E = E 0 + f R T n F log e ⁡ [ H + ] {\displaystyle E=E^{0}+f{\frac {RT}{nF}}\log _{e}[{\mbox{H}}^{+}]}  

Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion hidrogen dari pengukuran eksperimental E. Faktor gradien biasanya lebih kecil sedikit dari satu. Untuk faktor gradien kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa elektrode tidak berfungsi dengan baik. Keberadaan elektrolit latar menjamin bahwa koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif konstan selama titrasi. Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai satu dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung elektrolit latar. Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ion akan sama dengan nilai konsentrasi.

Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan bahwa[11] pH = p[H] + 0,04. Pada praktiknya terminologi p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan.

pOH

pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran konsentrasi ion hidroksida OH−. pOH tidaklah diukur secara independen, namun diturunkan dari pH. Konsentrasi ion hidroksida dalam air berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen berdasarkan persamaan

  • [OH−] = KW / [H+]

dengan KW adalah tetapan swaionisasi air. Dengan menerapkan kologaritma:

  • pOH = pKW − pH.

Sehingga, pada suhu kamar pOH ≈ 14 − pH. Namun hubungan ini tidaklah selalu berlaku pada keadaan khusus lainnya.

  • Teori reaksi asam-basa
  • Asam
  • Basa
  • Alkali
  • pH tanah
  • Titrasi
  • D. K. Nordstrom, C. N. Alpers, C. J. Ptacek, D. W. Blowes (2000). Negative pH and Extremely Acidic Mine Waters from Iron Mountain, California. Environmental Science & Technology 34 (2), 254-258. (Available online: DOI | Abstrak | Teks penuh (HTML) | Teks penuh (PDF) Diarsipkan 2007-02-27 di Wayback Machine.)

  1. ^ "The Measurement of pH - Definition, Standards and Procedures] – Report of the Working Party on pH, IUPAC Provisional Recommendation" (PDF). 2001.  A proposal to revise the current IUPAC 1985 and ISO 31-8 definition of pH.
  2. ^ a b Carlsberg Group Company History Page, http://www.carlsberggroup.com/Company/Research/Pages/pHValue.aspx
  3. ^ University of Waterloo - The pH Scale, http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/c123/ph.html Diarsipkan 2018-09-29 di Wayback Machine.
  4. ^ Nørby, Jens. 2000. The origin and the meaning of the little p in pH Diarsipkan 2009-03-27 di Wayback Machine.. Trends in The Biochemical Sciences 25:36-37
  5. ^ "pH". IUPAC Goldbook. 
  6. ^ Quantities and units – Part 8: Physical chemistry and molecular physics, Annex C (normative): pH. International Organization for Standardization, 1992.
  7. ^ Definitions of pH scales, standard reference values, measurement of pH, and related terminology. Pure Appl. Chem. (1985), 57, pp 531–542.
  8. ^ Nordstrom, DK et al. (2000) Negative pH and extremely acidic mine waters from Iron Mountain California. Environ Sci Technol,34, 254-258.
  9. ^ Zemaitis, J.F. (1986). Handbook of Aqueous Electrolyte Thermodynamics: Theory & Application. Wiley. ISBN 978-0-8169-0350-4.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan) Chapter 4
  10. ^ Rossotti, F.J.C. (1965). "Potentiometric titrations using Gran plots: A textbook omission". J. Chem. Ed. 42: 375–378.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
  11. ^ Mendham, J.; Denney, R. C.; Barnes, J. D.; Thomas, M.J.K.; Denney, R. C.; Thomas, M. J. K. (2000), Vogel's Quantitative Chemical Analysis (edisi ke-6th), New York: Prentice Hall, ISBN 0-582-22628-7 Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Section 13.23, "Determination of pH"

  • (Inggris) Online pH calculator

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PH&oldid=20594074"