Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran

Walau seringkali terlupakan di jurnal arkeologi, anggota tim penggalian asal Indonesia yang tak kenal lelah membantu para peneliti asing telah memainkan peran sangat penting dalam menemukan fosil-fosil yang kemudian menjadi penemuan sangat penting buat ilmu biologi dan sejarah.

Hingga sebelum kemerdekaan Indonesia, para peneliti asing tidak dapat mengawasi penelitian yang dilakukan di Sangiran. Mereka membutuhkan sosok-sosok pribumi yang menguasai lapangan, yang pada awalnya untuk menunjukkan lokasi-lokasi potensial temuan fosil. Adalah Andoyo (Perning), Atmowidjojo, dan Toto Marsono (Sangiran) yang bekerja keras membantu mereka, mengangkat tulang-tulang langsung dari lapisan tanah, yang mana kelak menjadi sumber pengetahuan mengenai manusia purba dan lingkungannya.

Selama menetap 22 tahun di Eropa, Raden Saleh, sang pelukis tersohor yang dijuluki “Sang Pelukis Raja”, tidak hanya melukis, tetapi juga mempelajari berbagai bildang ilmu yang lain seperti matematika, ukur tanah, paleontologi, dan lain-lain. Sekembalinya ke Jawa, ide-ide ilmiahnya disalurkan melalui berbagai laporan ilmiah eksplorasi di Pulau Jawa. Dia menemukan tulang tua dan menerapkan metode ilmiah untuk mengabadikannya: mencatat lokasi penggalian, deskripsi, hingga analisa temuan fosil. Di mata peneliti asing seperti Eugene Dubois, LJC van Es, dan GHR von Koenigswald, andilnya dalam bidang paleontologi sudah diakui.

Andoyo adalah pegawai yang membantu pejabat Hindia Belanda untuk urusan survey wilayah (leering opnemer), memiliki pengetahuan paleontology dan stratigrafi.

Atmowidjojo, yang tidak terlatih menulis catatan temuan di lapangan dan menandai lokasi penemuan di peta geologi, merupakan sosok pribumi penting yang mendampingi von Koenigswald di Sangiran selama hampir sepuluh tahun. Pada tahun 1937 dia menemukan fosil Sangiran 2, berupa atap tengkorak yang tersusun dari 40 pecahan.

Toto Marsono adalah tokoh dengan peran beragam dan memiliki catatan panjang dalam keterlibatannya mencari fosil prasejarah di Sangiran. Sebagai Kepala Desa Krikilan saat itu, Toto merupakan penghubung antara masyarakat dengan peneliti. Dia menyediakan rumahnya sebagai tempat von Koenigswald menginap selama penelitian, dan sekaligus sebagai tempat penyimpanan hasil temuan fosil di lapangan.

Kredit: Cerita

The exhibition was curated by Iwan Setiawan Bimas.Text and photos : Iwan Setiawan BimasTranslate : Ike Wahyuningsih and Wuri Hatmani

Edit Video : Puja Aprianto

Kredit: Semua media

Cerita yang ditampilkan mungkin dalam beberapa kasus telah dibuat oleh pihak ketiga yang independen dan mungkin tidak selalu mewakili pandangan lembaga penyedia konten, yang tercantum di bawah ini.

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Manusia purba yang ditemukan di Indonesia, ciri-ciri dan penemunya Foto: Thinkstock

Jakarta -

Fosil manusia purba beberapa diantaranya ditemukan di Indonesia. Sebaran manusia purba di Indonesia juga dilengkapi dengan penemuan hasil kebudayaan dan alat-alat, seperti kapak perimbas, beliung persegi, hingga menhir di tempat yang sama.


Dikutip dari buku 'Sejarah' terbitan Grasindo, manusia purba diketahui ada di bumi sejak zaman Pleistosen. Kemudian, mengalami evolusi sesuai dengan keadaan alam dan kebutuhan manusia.

Nah, berikut jenis manusia purba di Indonesia dan penemunya:

1. Meganthropus Paleojavanicus

Manusia purba ini ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936-1941 di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Dalam fosil bertubuh besar ini, ditemukan gigi, rahang, dan tengkorak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ciri-ciri manusia purba Meganthropus Paleojavanicus:

-Rahang yang tegap dengan geraham yang besar-Tulang pipi tebal-Kening yang menjorok ke depan dengan tonjolan belakang kepala yang tajam-Kelummemiliki tulang dagu

-Otot otot tengkuk kuat

2. Pithecanthropus Mojokertensis

Fosil manusia selanjutnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus Mojokertensis. Dari semua fosil yang ditemukan, para ahli beranggapan jenis Pithecanthropus Mojokertensis merupakan yang paling tua.

Fosil ini di Indonesia, tepatnya di Perning, Mojokerto, Jawa Timur oleh Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936. Diketahui, Pithecanthropus hidup di masa Pleistosen awal, tengah, dan akhir. Fosil mereka banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Berikut ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:

-Berbadan tegap, tinggi badan 165-180 cm-Alat pengunyah yang kuat-Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis-Isi tengkorak diperkirakan antara 750-1300 cc-Belum memiliki tulang dagu

-Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala

3. Pithecanthropus Erectus

Jenis Pithecanthropus Erectus ditemukan di lembah Bengawan Solo, Desa Trinil, Jawa Tengah oleh Eugene Dubois tahun 1891. Nama Pithecanthropus Erectus memiliki arti manusia kera yang berjalan tegak lurus dan dipandang sebagai spesies awal manusia yang hidup sekarang.

Adapun ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Erectus:

-Bentuk tubuh lebih kecil dari Pithecanthropus Mojokertensis-Tinggi badan sekitar 160-180 cm-Volume otak berkisar 750-900 cc-Rahangnya menonjol ke depan-Terdapat tonjolan kening di dahi-Tidak memiliki dagu

-Hidung lebar dan leher tegap

4. Pithecanthropus Soloensis

Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Nama yang dipilih memiliki arti 'Manusia kera dari Solo'.

Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Soloensis

-Tengkorak lonjong, tebal, dan padat
-Memiliki rongga mata yang sangat panjang

5. Homo Wajakensis

Jenis ini ditemukan di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur oleh Van Rietschoten pada tahun 1889. Penemuan jenis ini menjadi yang pertama di Asia.

Ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis

-Memiliki volume otak sekitar 1630 cc-Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kening-Mukanya datar dan lebar-Rahangnya tergolong padat dan memiliki gigi yang besar

-Tinggi tubuhnya sekitar 173 cm

6. Homo Floresiensis

Fosil ini ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara. Penemuan fosil ini sempat menjadi perbincangan karena para ahli menilai bahwa Homo Floresiensis merupakan nenek moyang bangsa Indonesia.

Adapun, ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis:

-Tinggi badan bisa mencapai satu meter-Bentuk dahi sempit dan tidak menonjol-Tengkorak kepala kecil

-Tulang rahang yang menonjol.

7. Homo Soloensis

Homo Soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1931-1933 di Sangiran, Jawa Tengah. Manusia ini diketahui hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu.

Adapun, ciri-ciri manusia purba Homo Soloensis:

-Volume otak mulai 1.000 cc hingga 1.300 cc-Tinggi badan bisa mencapai 210 cm

-Struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera

8. Homo Sapiens

Jenis ini memiliki nama Homo Sapiens yang berarti manusia cerdas. Manusia purba ini diduga hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu. Adapun, ciri manusia Homo Sapiens adalah:

-Memiliki volume otak yang lebih besar daripada Meganthropus dan Pithecanthropus, yakni sekitar 1350-1450 cc-Tinggi badan antara 130-210 cm

-Berat badan antara 30-150 kg

Nah itu dia 8 jenis manusia purba!

Simak Video "Studi: Hanya 7% Populasi Dunia yang Punya DNA Unik 'Manusia Modern'"


[Gambas:Video 20detik]
(ddn/ddn)

BERITA TERKAIT

BACA JUGA

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia

Tokoh tokoh yang yang menemukan manusia purba di Indonesia