Zat yang tidak berperan dalam proses pembekuan darah adalah

Halodoc, Jakarta – Kelainan darah tak hanya menyerang sel darah merah atau sel darah putih, tetapi juga bisa terjadi pada plasma darah. Dalam tubuh manusia, plasma darah merupakan bagian dari darah yang bertugas membawa sel darah. Bagian darah yang satu ini sering terlupakan, padahal memiliki fungsi yang tidak kalah penting dari sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit. Waspadai jika plasma darah terserang penyakit atau kelainan.

Plasma darah mengandung protein fibrinogen, yaitu protein yang berfungsi mengatur pembekuan darah. Bagian darah yang memiliki warna kuning ini juga berperan dalam mengangkut zat-zat penting melalui darah ke seluruh tubuh. Selain itu, plasma darah juga bertugas untuk membantu tubuh membuang limbah-limbah yang tidak dibutuhkan. Gangguan darah yang menyerang bagian ini bisa mengacaukan kinerja plasma darah. Cari tahu apa saja jenis gangguan darah yang bisa memengaruhi fungsi plasma darah. 

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Kelainan Darah

Kelainan Darah yang Pengaruhi Pembekuan Darah 

Gangguan pada pembekuan darah bisa memengaruhi proses pembuangan limbah tubuh. Gangguan bisa terjadi karena beberapa penyakit atau kelainan darah, di antaranya: 

1. Hemofilia 

Salah satu kelainan darah yang bisa memengaruhi pembekuan darah adalah hemofilia. Penyakit genetik yang satu ini menyebabkan darah menjadi sulit membeku. Hemofilia umumnya disebabkan oleh kekurangan protein pembekuan darah alias faktor pembekuan. Hal itu menyebabkan pengidap penyakit ini akan mengalami kesulitan saat perdarahan, karena sulit untuk dihentikan dan darah terus mengalir. Hemofilia adalah jenis penyakit yang harus segera ditangani karena bisa menyebabkan komplikasi serius. 

Baca juga: Bisa Fatal, Kenali Komplikasi Akibat Hemofilia

2. Trombofilia

Berbeda dengan hemofilia yang menyebabkan darah sulit beku, trombofilia adalah kelainan darah yang menyebabkan darah mudah menggumpal. Kondisi ini juga sering disebut dengan istilah pengentalan darah, dan merupakan penyakit yang berhubungan dengan pembekuan darah. Pada beberapa kondisi, pengidap penyakit ini mungkin akan diwajibkan untuk mengonsumsi obat pengencer darah setiap hari. Hal itu bertujuan untuk menghindari terjadinya penggumpalan darah yang terjadi didalam pembuluh darah yang sehat, sehingga dapat berisiko menyumbat aliran darah dan berujung pada kondisi berbahaya.

3. Trombosis Vena Dalam

Trombosis vena dalam merupakan kelainan di mana terjadi penggumpalan darah di dalam pembuluh darah vena dalam yang besar dan dapat menyebabkan kondisi berbahaya. Deep vein thrombosis (DVT) alias trombosis vena dalam merupakan penyakit yang terjadi karena adanya penggumpalan darah di pembuluh darah vena, dan paling sering menyerang pembuluh darah vena di bagian kaki. Penyakit ini menyebabkan aliran darah melambat bahkan tersumbat. Darah yang tersumbat kemudian menyebabkan bagian tubuh bengkak, terasa nyeri, dan kemerahan.

Dalam kondisi yang parah, gumpalan darah bisa menyerang atau bergerak ke bagian tubuh lain, yaitu paru-paru. Gumpalan darah yang bergerak ke paru-paru harus diwaspadai, sebab bisa menyebabkan emboli paru dan berujung pada masalah pernapasan serius. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami keluhan menyerupai penyakit ini. 

Atau kamu bisa membicarakan seputar kelainan darah atau penyakit lain kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Baca juga: Perlu Tahu Perbedaan Donor Darah dan Donor Apheresis

Kelainan darah yang mengganggu kinerja plasma darah sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Peran plasma darah untuk kesehatan tubuh pun tidak main-main. Nyatanya, bagian darah ini bisa digunakan untuk membantu pengobatan mulai dari perdarahan akibat luka gores sampai penyakit yang lebih serius. Plasma darah juga bisa didonorkan melalui proses donor darah.

Zat yang tidak berperan dalam proses pembekuan darah adalah

Proses pembekuan darah berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah yang rusak, sehingga pendarahan bisa berhenti. Prosesnya sendiri melibatkan penyempitan pembuluh darah untuk membatasi aliran darah. Kemudian, trombosit akan membentuk sumbatan pada pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Selanjutnya, fibrin akan menempel dan membentuk gumpalan yang akan menutup luka, kemudian larut ketika luka sudah sembuh.

Halodoc, Jakarta – Mengalami luka berdarah adalah hal yang umum yang bisa terjadi baik karena cedera ataupun kecelakaan. Kondisi tersebut biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak mengingat tingkat aktivitas mereka yang tinggi, tetapi orang dewasa pun juga bisa mengalaminya.

Meskipun darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka tampak mengerikan, tetapi kamu tidak perlu khawatir. Bila luka berukuran kecil, perdarahan yang terjadi biasanya ringan dan bisa berhenti dengan sendirinya. Hal itu karena tubuh memiliki kemampuan untuk menghentikan darah secara alami dengan cara membekukannya. Proses pembekuan darah dikenal juga sebagai koagulasi. Agar lebih jelas, yuk ketahui proses pembekuan darah yang terjadi saat luka di sini.

Baca juga: Luka Susah Sembuh, Ini Penyebab Darah Sulit Membeku

Apa Itu Pembekuan Darah?

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan bantuan arteri, dan pada gilirannya, darah kembali ke jantung melalui vena. Darah mengalir melalui pembuluh darah untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan ke berbagai sel dalam tubuh. Namun, bila pembuluh darah rusak atau robek, maka proses pembekuan darah akan terjadi.

Pembekuan darah atau koagulasi berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah. Dengan cara tersebut, tubuh bisa memperbaiki kerusakan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Misalnya, ketika kamu terluka dan terjadi kerusakan pada lapisan pembuluh darah, trombosit akan membentuk sumbatan awal di area yang terkena. Sel darah tersebut kemudian akan memulai proses pembekuan darah dengan bantuan faktor pembekuan tertentu yang diproduksi di dalam tubuh.

Baca juga: Sumber Makanan yang Dapat Menambah Jumlah Trombosit

Apa Saja Faktor Pembekuan Darah?

Faktor pembekuan adalah komponen yang ditemukan dalam plasma yang terkait dengan proses pembekuan darah. Faktor-faktor ini diberi nama dan nomor berdasarkan penemuannya.

Faktor pembekuan adalah Faktor I (fibrinogen), Faktor II (protrombin), Faktor III (tromboplastin jaringan atau faktor jaringan), Faktor IV (kalsium terionisasi), Faktor V (faktor labil atau proakselerin), Faktor VII (faktor stabil atau prokonvertin), dan Faktor VIII (faktor antihemofilik). Selain itu, faktor koagulasi juga meliputi Faktor IX (komponen tromboplastin plasma atau faktor Natal), Faktor X (faktor Stuart-Prower), Faktor XI (anteseden tromboplastin plasma), Faktor XII (faktor Hageman), dan Faktor XIII (faktor penstabil fibrin).

Vitamin K diperlukan organ hati untuk menghasilkan beberapa faktor, seperti Faktor II, VII, IX, dan X. Kamu bisa mendapatkan asupan vitamin K dari makanan sumber nabati dan hewani. Flora normal usus juga memproduksi vitamin K.

Bagaimana Prosesnya?

Perlu diketahui, pembekuan darah adalah bagian dari hemostasis sebagai cara tubuh untuk menghentikan pendarahan dari pembuluh darah yang terluka. Setelah proses pembekuan darah selesai, tubuh memiliki mekanisme kendali untuk mengontrol dan membatasi pembekuan. Hal itu termasuk melarutkan kelebihan gumpalan darah yang tidak diperlukan lagi. Bila ada kelainan di bagian mana pun dari sistem yang mengontrol pendarahan, maka pendarahan atau pembekuan yang berlebihan bisa terjadi. Kondisi tersebut berpotensi mengancam jiwa.

Misalnya, bila pembekuan darah terjadi secara berlebihan, hal itu bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung, karena gumpalan darah bisa berjalan dan menyumbat pembuluh darah di organ tersebut. Sedangkan bila pembekuan darah tidak berjalan dengan baik, bahkan hanya sedikit cedera pada pembuluh darah saja bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah.

Hemostasis memiliki tiga proses utama, yaitu penyempitan pembuluh darah, aktivitas trombosit, dan aktivitas protein yang terdapat dalam darah (faktor pembekuan).

Berikut ini proses pembekuan darah:

1.       Cedera

Fase pertama dari proses pembekuan darah adalah ketika cedera terjadi atau ketika pembuluh darah rusak. Cedera ini bisa berupa robekan kecil pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan.

2.       Penyempitan Pembuluh Darah

Tubuh kemudian akan mempersempit pembuluh darah untuk mengontrol kehilangan darah. Hal ini akan membatasi aliran darah ke daerah yang terkena.

3.       Sumbatan Trombosit

Sebagai respons terhadap cedera yang terjadi, tubuh mengaktifkan trombosit. Pada saat yang sama, sinyal kimia dilepaskan dari kantong kecil di trombosit untuk memanggil sel lain ke area yang terluka tersebut. Kemudian, mereka akan membuat sumbatan trombosit dengan membentuk gumpalan bersama-sama. Protein yang disebut faktor von Willebrand (VWF) membantu trombosit untuk saling menempel.

4.       Gumpalan Fibrin

Selanjutnya, faktor pembekuan darah memicu produksi fibrin, yaitu zat kuat seperti untai yang mengelilingi sumbat trombosit dan membentuk gumpalan fibrin. Selama berhari-hari atau berminggu-minggu, gumpalan fibrin menguat dan kemudian larut saat dinding pembuluh darah yang terluka menutup dan sembuh.

Baca juga: Hilangkan Bekas Luka dengan 7 Cara Alami Ini

Itulah proses pembekuan darah yang terjadi ketika kamu terluka. Bila luka berdarah kamu tidak kunjung sembuh, segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, dokter yang ahli dan terpercaya bisa memberi kamu saran kesehatan untuk mengatasinya sebelum kondisi bertambah parah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatan kamu sehari-hari.

Zat yang tidak berperan dalam proses pembekuan darah adalah
Referensi:
News Medical Life Sciences. Diakses pada 2021. Blood Clotting Process.