Siapakah tokoh yang bersikap adil dalam cerita gajah dan Beruang

Selalulah ingat akan dua kebenaran yang abadi! Bagian pertama adalah “Tuhan adalah Esa”, dan yang kedua adalah, “kematian adalah sebuah takdir”. Perjalanan terakhir, perjalanan pada kematianmu, tidak bisa dibatalkan dan ditunda. Apa persiapan yang kita sedang lakukan untuk perjalanan terakhir ini?

Ch 15, Summer Showers 1972

Kamu ingin membacakan cerita dongeng yang mengandung pesan moral positif? Yuk, baca cerita dongeng Gajah dan Beruang yang ada di artikel ini! Kisahnya mengajarkan tentang jiwa kepemimpinan, lho.

Ada banyak cara untuk mengajarkan jiwa kepemimpinan yang baik untuk anak-anak, salah satunya membacakan dongeng tentang seorang pemimpin. Tentu saja ada beragam yang cerita dongeng tersebut. Dongeng Gajah dan Beruang adalah salah satunya.

Dongeng singkat ini menceritakan tentang seorang pemimpin hutan, Beruang, yang teramat bijaksana dan adil. Lalu, ia harus berurusan dengan seekor Gajah licik yang ingin merebut kekuasannya.

Akankah Beruang menyerahkan posisinya sebagai pemimpin pada binatang berbelalai panjang itu? Yuk, temukan jawabannya di artikel yang mengulik dongeng Gajah dan Beruang ini! Selain kisahnya, kami juga telah memaparkan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!

Siapakah tokoh yang bersikap adil dalam cerita gajah dan Beruang

Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah seekor beruang bernama Berry. Ia merupakan pemimpin di hutan itu. Para hewan penghuni hutan mengenal Berry sebagai sosok pemimpin yang bijaksana dan adil, sehingga semua binatang sangat menghormatinya.

Sementara itu, di hutan lain, ada seekor gajah bernama Gaga yang bertubuh sangat besar. Ia juga merupakan pemimpin. Namun, berbeda dari Berry, sifat Gaga sangat serakah dan angkuh.

Ia bahkan kerap meminta binatang lain untuk menyiapkan makanan untuknya Tak hanya itu saja, ia juga kerap menyiksa binatang-binatang yang lemah. Gaga menjadi pemimpin hutan itu bukan karena kemauan para binatang, melainkan karena ia paling kuat.

Siapa pun yang menentang keputusannya, Gaga siap untuk menghajar hewan itu. Tak ada yang berani melawan karena tubuhnya besar dan kuat.

Gaga Ingin Menguasai Hutan yang Dipimpin Berry

Pada suatu pagi, Gaga memberi tugas pada seekor kelinci kecil. “Heh, Kelinci kecil! Aku dengar di hutan sebelah dipimpin seekor beruang?” tanyanya.

“I…iya, Tuan. Namanya Berry. Kabarnya, ia adalah pemimpin yang baik dan bijak,” ucap kelinci itu terbata-bata.

“Tidak seperti aku yang jahat? Hahaha,” ucap Gaga. “Sekarang juga, katakan pada beruang itu untuk menyerahkan daerah kekuasannya kepadaku. Kalau tak mau, aku akan memaksanya,” ucap Gaga.

“Ba..baik, Tuan. Aku segera ke sana,” ucap si kelinci ketakutan.

Si kelinci bergegas ke hutan sebelah untuk menemui Berry. Dalam hati, ia merasa takut bila ada pertarungan antara Gaga dan Berry. Ia tak masalah bila si gajah yang kalah. Tapi, ia takut bila beruanglah yang kalah.

Sesampainya di hutan, Kelinci langsung menemui Berry. “Emm, Tuan. Perkenalkan saya Kelinci dari hutan sebelah. Saya kemari atas utusan pemimpin hutan. Emmm,” ucap Kelinci itu ketakutan.

“Apa tujuanmu kemari? Katakanlah, tak usah takut,” kata Berry.

“Sebenarnya, pemimpinku, si gajah bernama Gaga, ingin agar engkau menyerahkan kekuasaan padanya. Ia juga ingin binatang lain di hutan ini tunduk padanya. Maaf bila aku harus mengatakannya,” ucap Kelinci.

“Oh, jadi begitu ceritanya. Aku tak mungkin menyerahkan kekuasaanku. Bagaimana nasib binatang-binatang bila mereka harus tunduk pada gajah yang serakah,” ucap Berry.

Sebenarnya, Berry merasa khawatir karena jelas-jelas Gaga lebih besar dan kuat dari dirinya. Namun, ia tak ingin membuat para warga ketakutan.

“Kalau begitu, katakan pada Gaga untuk menemuiku berdua saja. Kami akan membahasnya berdua,” ucap Berry pada kelinci. Dengan perasan cemas, Kelinci kembali ke hutan asalnya.

Baca juga: Dongeng Misteri Sebuah Dasi Beserta Ulasan Lengkap Menariknya, Cerita tentang Ketelitian yang Menyelamatkan Nyawa

Berry Memikirkan Rencana

Berry tampak diam dan serius memikirkan apa yang kan diperbuatnya untuk mempertahankan hutan. Para rakyat pun turut bingung dan gelisah.

“Apa yang harus kita perbuat teman-teman? Kita tak mungkin menyerah. Tapi, Gaga besar dan sangat kuat. Mana mungkin kita bisa melawannya,” ucap seekor sapi.

Saat pusing memikirkan rencana, tiba-tiba ada seekor landak kecil menemui Berry.  “Tuan Berry, izinkan saya mengutarakan pendapat,” ucapnya.

“Ya, silakan, Landak,” jawab Berry.

“Bagaimana kalau kita memerintahkan burung untuk menemui Gaga dan menyampaikan padannya kalau tuan dan para binatang tak akan tunduk kepadanya?” ujar si Landak.

“Tapi, bagaimana bila ia mengamuk dan menyerang hutan ini?” ucap Berry.

“Tenang saja. Aku akan meminta para burung untuk membawa bulu-bulu tajamku. Lalu, biarkan burung-burung itu mengatakan bahwa bulu-bulu tajamku ini adalah miliki para penghuni hutan. Aku rasa ia Gaga akan merasa takut dan tak jadi menguasai hutan ini,” ujar Landak.

“Haruskah kita mencoba cara itu?” tanya Berry.

“Tidak ada salahnya mencoba, kan, Tuan?” ucap binatang kecil itu.

“Baiklah. Aku akan mengumpulkan para burung agar mereka membawa bulumu ke Gaga,” ucap Berry.

Ia lalu meminta beberapa burung untuk berkumpul dan berunding. Landak dan Berry menjelaskan rencana dan tujuan mereka pada burung-burung itu. Para burung mengerti dan mulai membawa bulu-bulu landak ke hutan sebelah.

Lalu, Berry menjelaskan kepada para binatang tentang rencana landak yang cerdas itu. Para hewan lalu berdoa agar hutan ini bisa diselamatkan dari Gaga, si jahat.

Mengelabuhi Gaga

Beberapa burung pun tiba di hutan sebelah. Mereka langsung menemui si Gaga. “Tuan, kedatangan kami kemari adalah untuk menyampaikan pesan dari tuan Berry,” ucap salah satu burung.

“Apa maksudmu? Aku akan segera ke sana. Akan kurebut kekuasaannya,” ucap Gaga.

“Begini, Tuan. Hewan yang tuan Berry pimpin bukanlah binatang biasa. Lihatlah bulu-bulu tajam yang kami bawa. Bulu ini adalah milik binatang-binatang penghuni hutan itu. Tuan Berry tak ingin kau terluka bila memimpin hutan itu,” ucap burung berbohong.

Gaga merinding melihat bulu tajam bak duri itu. “Mana ada seekor hewan yang berbulu tajam,” ucapnya dengan raut wajah ketakutan.

“Tak hanya tajam saja. Sebenarnya, bulu ini juga beracun. Jika kau tertancap bulu ini, kau bisa mati,” imbuh salah satu burung.

“Mereka hanya ingin dipimpin oleh Tuan Berry. Maka dari itu, tuan kami meminta kami agar menyampaikan pesan tadi. Ia tak ingin hewan yang ia pimpin mengamuk dan membantaimu,” ucap burung itu.

Gajah merasa takut. Ia lalu membatalkan niatnya untuk menguasai daerah kekuasaan Berry. “Sampaikan pada Tuanmu, aku tak ingin meninggalkan hutan ini. Katakan padanya kalau aku hanya akan di sini saja,” ucap Gaga.

Lalu, para burung pun kembali ke hutan pimpinan Berry. Mendengar kabar baik itu, Berry dan hewan yang lain merasa sangat senang dan lega. Mereka juga berterimakasih pada landak yang amat cerdas.

Ingin Menyelamatkan Hewan

Di sisi lain, Berry merasa kasihan dengan hewan-hewan yang hidup di bawah kepemimpinan Gaga. Lalu, ia pun mengatakan keresahannya pada Landak.

“Apakah menakuti Gaga dengan bulumu bisa kita terapkan juga untuk mengusirnya dari hutan itu? Aku merasa kasihan pada para hewan yang tinggal di sana. Bagaimana menurutmu?” tanya Berry pada Landak.

“Kalau menurutku, buluku saja belum cukup untuk mengusirnya,” jawab Landak.

“Aku dengar, Gajah dan Semut hutan bermusuhan. Tampaknya, aku bisa mengusir Gaga dengan semut-semut hutan. Bagaimana menurutmu?” tanya Berry.

“Boleh juga. Mari kita bicara dengan Raja Semut hutan. Aku dengar, ia cukup baik hati,” jawab Landak.

Lalu, Landak dan Berry pergi menemui Raja Semut hutan. Mereka mengungkapkan keresahan pada si semut.

Raja Semut mengangguk dan mau membantu para hewan. Dengan ribuan pasukannya, semut hutan datang untuk menyerbu si Gaga.

Meski badannya besar dan kuat, rupanya, Gaga sangat takut pada semut-semut hutan. “Hai, kau Gajah! Pergilah dari hutan ini. Aku dan pasukanku akan tinggal di hutan ini,” ucap Raja Semut.

“Ka…kau pikir aku takut padamu?” ucap Gaga terbata-bata.

“Jadi, kau berani melawanku?” bentak si Semut. “Kalau begitu, Pasukanku, serbu dia!” perintah sang Raja.

Rupanya Gaga merasa ketakutan dan ia pun lari terbirit-birit. Sejat saat itu, Gaga tak kembali lagi ke hutan. Lalu, hutan itu pun dipimpin oleh Berry, beruang baik hati.

Baca juga: Cerita Rakyat Urashima Taro dari Jepang dan Ulasan Menariknya, Kisah Seorang Nelayan Baik Hati yang Tak Bisa Menjaga Janji

Unsur Intrinsik

Nah, usai membaca cerita dongeng Gajah dan Beruang, kurang lengkap rasanya kalau belum mengulik unsur intrinsiknya. Berikut ulasan singkatnya;

1. Tema

Tema atau inti cerita dari dongeng singkat Gajah dan Beruang ini adalah tentang kepemimpinan. Ada dua tipe pemimpin dalam dongeng ini, yaitu yang bijak dan serakah. Dongeng ini juga mengisahkan tentang perebutan kekuasaan.

2. Tokoh dan Perwatakan

Siapakah tokoh yang bersikap adil dalam cerita gajah dan Beruang

Sesuai judulnya, tokoh dalam dongeng hewan ini adalah Beruang dan Gajah. Beruang alias Berry adalah tokoh protagonis yang bijaksana dan baik hati.

Sebaliknya, Gajah alias Gaga adalah tokoh antagonis yang bersifat serakah dan angkuh. Ia juga kerap menganiaya hewan lemah.

Selain dua tokoh utama tersebut, ada pula tokoh pendukung yang turut mewarnai kisahnya. Mereka dalah si Landak, Kelinci, Burung, dan Semut.

3. Latar

Ada dua latar tempat dari cerita fabel ini. Pada awal cerita, latar yang digunakan adalah di hutan yang Berry pimpin. Lalu, cerita terjadi di hutan yang Gaga pimpin.

4. Alur Cerita Dongeng Gajah dan Beruang

Alur cerita dongeng Gajah dan Beruang adalah maju alias progresif. Cerita berawal dari seekor gajah bernama Gaga yang ingin menguasai daerah yang dipimpin beruang bernama Berry.

Gaga adalah gajah yang serakah dan angkuh, sehingga Berry tak ingin memberikan kekuasan padanya. Untuk mengakalinya, ia dan Landak mengatur rencana.

Berry meminta burung-burung untuk menyampaikan pesan pada Gaga dan membawa bulu landak. Pesan tersebut berisi bahwa Berry tak ingin Gaga memimpin hutannya karena para penghuni tak setuju.

Ditambah lagi, para penghuni hutan yang dipimpin memiliki bulu tajam dan beracun. Tentu saja semua itu hanyalah cerita karangan untuk mengelabuhi Gaga.

Binatang bertubuh besar itu pun percaya dan mengurungkan niatnya untuk menguasai hutan yang dipimpin si Beruang. Namun, Berry merasa kasihan pada hewa-hewan yang Gaga pimpin.

Pada akhirnya, ia meminta tolong pada sekawanan semut untuk mengusir Gaga. Mereka pun berhasil mengusir binatang besar yang rupanya penakut itu. Kini, mereka semua hidup tenang dan bahagia.

5. Pesan Moral

Setiap dongeng biasanya memiliki pesan moral. Begitu pun dengan dongeng Beruang dan Gajah ini.

Amanat utama adalah jadilah seorang pemimpin yang bijaksana, jujur, adil, dan bertanggung jawab. Jangan menjadi pemimpin yang angkuh dan serakah.

Berikutnya, hidup dengan damai, nyaman, dan saling mengasihi sangatlah menyenangkan. Untuk itu, beradalah di lingkungan yang senantiasa membuatmu nyaman dan tenang.

Selain unsur intrinsik, cerita dongeng ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.

Baca juga: Kisah Tukang Sepatu dan Liliput Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng yang Mengajarkan Tentang Kebaikan dan Ketulusan Hati dalam Menolong Orang Lain

Fakta Menarik

Tak banyak fakta menarik yang bisa kami paparkan dari dongeng singkat ini. Namun, ada satu yang bisa kamu simak. Berikut ulasannya;

1. Ada Versi Lain

Siapakah tokoh yang bersikap adil dalam cerita gajah dan Beruang

Dongeng Gajah dan Beruang memiliki beberapa versi cerita. Namun, ada versi yang kisahnya jauh berbeda.

Alkisah, ada seekor beruang yang amat sombong dan serakah di sebuah hutan. Banyak hewan yang tak menyukainya.

Di sisi lain, ada seekor gajah rendah hati dan baik hati yang mempunya banyak teman. Suatu hari, beruang sedang tidur siang dalam gua. Ia merasa terganggu dengan suara berisik Gajah dan Jerapah yang tengah bermain.

Lalu, Beruang marah-marah dan memaki Gajah serta Jerapah. Lalu datanglah seekor kancil yang mencoba menengahi perseteruan mereka. Pada akhirnya, mereka mengadakan perlombaan lari.

Namun, Beruang hanya mau lomba lari dengan Gajah. Mungkin ia menyadari bila tubuh gajah yang besar mudah tuk ia kalahkan. Setelah itu, kelinci memberi waktu 3 hari untuk mereka mempersiapkan diri.

Selama 3 hari, Gajah terus berlatih dan berolahraga agar memenangkan pertandingan. Di sisi lain, Beruang hanya tidur dan tidak berlatih otot sama sekali.

Pada saat pertandingan dimulai, Gajah yang berhasil memenangkannya. Si Beruang yang kalah pun harus mengakui kekalahannya dan tak lagi bersikap angkuh dan serakah.

Baca juga: Cerita Dongeng Nutcracker dan Raja Tikus Beserta Ulasan Menariknya, Petualangan Boneka Pemecah Kacang Melawan Tikus Berkepala Tujuh

Bacakan Dongeng Gajah dan Beruang Kepada Anak-Anak

Demikianlah cerita dongeng Gajah dan Beruang beserta ulasan lengkapnya. Karena ceritanya yang menarik dan mengandung pesan moral, kamu bisa membacakannya untuk anak-anak atau mungkin adikmu.

Kalau kamu masih butuh contoh cerita dongeng lainnya, langsung saja kunjungi Posakta.com kanal Ruang Pena. Ada beragam contoh cerita yang bisa kamu baca, seperti dongeng Gajah dan Semut, Gajah dan Monyet, Gajah dan Tikus, serta masih banyak lagi. Selamat membaca!