Shalat berasal dari bahasa Arab yang berarti

Adi Syaiful Mukhtar

[Staf Kantor Bahasa Maluku]

Umat Islam dalam kesehariannya pasti melakukan ibadah wajib lima waktu. Ibadah tersebut wajib dijalani karena sudah termaktub dalam salah satu Rukun Islam. Rukun dalam KBBI bermakna sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Tentu hal tersebut menjadi agenda wajib bagi umat Islam mana pun untuk melakukannya agar identitas Islamnya menjadi sah.

Rukun Islam yang dimaksud adalah Rukun Islam yang kedua. Kewajiban umat Islam yang satu ini sering kita sebut dengan sholat, solat, shalat, atau salat. Selanjutnya, pertanyaan dari sisi tata bahasa bahasa Indonesianya adalah mana yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari keempat istilah tersebut? Jika dalam bahasa lisan, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Beberapa di antara kita tentunya sudah sepakat atas objek yang disebut dengan keempat istilah tersebut. Namun, masalah akan muncul jika istilah tersebut dituangkan dalam sebuah tulisan. Banyak versi buku, majalah, atau tulisan lainnya yang berbeda dalam hal penulisan kata ini.

Sholat, solat, shalat, atau salat merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab. Dalam KBBI, terdapat kata Salat yang bermakna rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah SWT., yang wajib dilakukan oleh setiap muslim dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu. Rukun Islam ini dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Jika merujuk pengertian tersebut, ibadah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah salat. Salat dalam KBBI sudah sesuai penulisannya. Selanjutnya, bagaimana dengan penjelasannya?

Salat dalam bahasa asalnya mengandung bunyi Şad [ص]. Huruf Şad menjadi s dalam bahasa Indonesia, bukan sh. Dalam bahasa Arab mengandung bunyi Şad [ص] karena Salat dalam penulisan bahas Arab, ialah [صلاة]. Selain itu, gabungan huruf konsonan sh tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Gabungan huruf konsonan yang terdapat dalam bahasa Indonesia hanya empat gabungan huruf konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy [Permendikbud No. 50 Tahun 2015]. Gabungan huruf konsonan dengan konsonan rangkap merupakan dua istilah yang berbeda. Gabungan huruf konsonan adalah dua huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi, sedangkan konsonan rangkap masing-masing melambangkan dua bunyi. Jika disandingkan dengan kata lain yang berasal dari bahasa Arab seperti, sahabat, sabar, sedekah, dan saleh akan terlihat jelas alasannya.

Sabar dalam KBBI mempunyai makna adalah tahan menghadapi cobaan [tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati], tabah. Kata sabar juga berasal dari bahasa Arab yang mengandung bunyi Şad [ص]. Selain itu, sahabat, sedekah, dan saleh juga diserap dari bahasa Arab yang mengandung bunyi Şad [ص]. Dalam penulisan bahasa asalnya, keempat contoh tersebut dapat dilihat sebagai berikut. Kata sabar berasal dari bahasa Arab,  صبور. Kata sahabat berasal dari bahasa Arab,  صحابة. Kata sedekah juga berasal dari bahasa Arab,  صدقة. Selanjutnya kata saleh berasal dari kata salih dalam bahasa Arab yang dituliskan dalam huruf hijaiyahnya seperti صالح. Dalam KBBI, kata salih adalah bentuk tidak baku dari kata saleh. Empat contoh istilah tersebut, dalam bahasa asalnya sama-sama mengandung bunyi Şad [ص].  Selanjutnya, jika ditulis dalam bahasa Indonesia ragam baku adalah sabar, sahabat, sedekah, dan saleh.                                                                                                                                                             

Selain kata-kata di atas, yang sering menimbulkan masalah dalam penulisannya adalah kata wudhu. Seringkali kita temui kata tersebut di musala atau masjid. Masalahnya pun sama dengan kata salat. Jika kita melihat lagi kaidah yang ada, bahasa Indonesia tidak mengenal gabungan huruf konsonan dh. Lalu, bagaimana dengan kl pada klasifikasi?. Kl pada Klasifikasi adalah konsonan rangkap. Sebab, kl jika dilihat lebih teliti lagi mempunyai lambang dua bunyi.

Kata wudhu berasal dari bahasa Arab yang mengandung bunyi dad [ض]. Pengindonesiaan kata serapan bahasa Arab yang mengandung bunyi dad harus menjadi d, bukan dh. Kata wudhu seharusnya ditulis menjadi wudu. Selain itu, kata serapan lain yang mengandung bunyi dad [ض] pada bahasa aslinya adalah kata ramadhan. Oleh karena itu, ramadhan harus ditulis dengan ramadan.

Masih banyak kata serapan lain, baik dari bahasa Arab maupun bahasa lain yang berpotensi memiliki masalah dalam penulisan. Kata-kata yang diambil dari bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia harus melalui proses pengindonesiaan. Setelah melalui proses pengindonesiaan tentunya kata tersebut akan terdengar tidak biasa. Agar terdengar biasa, maka kita perlu membiasakan untuk menyampaikan kata-kata yang baku.

Banyak kata dalam bahasa Indonesia yang diperkaya oleh bahasa lain seperti bahasa Arab, bahasa Melayu, bahasa Belanda, bahasa Inggris, dan sebagainya. Hal tersebut dinilai wajar karena hampir semua bahasa dipengaruhi oleh bahasa lain selama bahasa tersebut masih digunakan sebagai alat komunikasi. Agar bahasa Indonesia dapat diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah di nusantara, maka perlu peran serta masyarakat untuk mengusulkan kata-kata dalam bahasa daerah yang mempunyai makna baru ke KBBI daring.

Terkait

DEFINISI SHOLAT Sholat berasal dari bahasa Arab

As-Sholah [ ] Definisi [ta'rif/pengertian]: Sholat secara Bahasa [Etimologi] berarti Do'a. Sedangkan secara Istilah/Syari'ah [Terminologi], sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir [takbiratul ihram] diakhiri/ditutup dengan salam. Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala [masjid]. HUKUM SHOLAT Melaksanakan sholat adalah wajib 'aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf [terbebani kewajiban syari'ah], baligh [telah dewasa/dengan ciri telah bermimpi], dan 'aqil [berakal]. Allah berfirman:

"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah sahaja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam [menjalankan] agama dengan hanif [lurus], agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". [Surat Al-Bayyinah:5].

HIKMAH SHOLAT Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan. Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

"Alif Laaam Miiim. Kitab [Al Qur-an] tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." [QS. Al Baqarah : 1-2].

Di samping itu Allah telah mengecualikan orang-orang yang senantiasa memelihara sholatnya dari kebiasaan manusia pada umumnya: berkeluh kesah dan kurang bersyukur, disebutkan dalam fiman-Nya:

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap mengerjakan sholat." [QS Al Ma'arij: 19-22].

RUKUN-RUKUN SHOLAT

Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal [tidak sah]. 1. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk

maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.

2. Takbiratul Ihram [ ] ketika memulai sholat 3. Membaca Al Fatihah 4. Rukuk 5. I'tidal 6. Sujud 7. Bangun dari sujud 8. Duduk diantara dua sujud 9. Tuma'ninah dalam setiap rukun 10. Tasyahud Akhir 11. Duduk Tasyahud Akhir 12. Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir 13. Tertib pada setiap rukun 14. Salam HAL YANG WAJIB DALAM SHOLAT Hal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal [tidak sah], tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat diharuskan melakukan sujud sahwi. 1. Semua takbir selain takbiratul ihram 2. Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'DZIIM pada saat ruku' 3. Melafadzkan : SAMI'ALLAHULIMAN HAMIDAH bagi Imam dan pada saat sholat sendiri 4. Melafadzkan : RABBANA WALAKAL HAMDU bagi Imam, makmum dan pada saat sholat sendiri 5. Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'LA pada saat sujud 6. Melafadzkan : RABIGHFIRLII pada saat duduk diantara dua sujud 7. Tasyahud awal 8. Duduk Tasyahud awal

HAL YANG SUNNAH DALAM SHOLAT Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun maupun wajib, tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa. 1. Mengangkat kedua tangan ketika takbir. 2. Membaca do'a istiftah/iftitah 3. Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah [bacaan] 4. Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal 5. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk 6. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri 7. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat [kecuali waktu tasyahud- pent] HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT 1. Berbicara ketika sholat 2. Tertawa 3. Makan dan minum 4. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan 5. Tersingkapnya aurat 6. Memalingkan badan dari kiblat 7. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja 8. Mendahului imam dengan sengaja HAL YANG MAKRUH DALAM SHOLAT 1. Memejamkan dua mata 2. Menoleh tanpa keperluan 3. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud 4. Bermain-main [sendau gurau]

PERSIAPAN HENDAK SHOLAT

Persiapan awal yang dilakukan ketika kita hendak sholat :

1. Menghadap Kiblat ke arah Kabah

2. Berdiri dengan tenang.

3. Wajib memasang Sutrah [pembatas yang berada di depan orang sholat] dan jangan biarkan orang lain lewat di depan kita.

4. Niat sholat di dalam hati [tidak melafadzkan dengan ucapan seperti "Nawaitu usholli

Jika berjamaah :

5. Wajib meluruskan, merapatkan, dan menyambung shaf

6. Mengutamakan shaf pertama untuk laki-laki dan shaf paling belakang untuk wanita.

7. Dilarang keras mendahului gerakan maupun bacaan imam. SIFAT SHOLAT NABIY

Sholatlah sebagaimana aku sholat :

1. Takbiratul Ihrom, memulai sholat dengan ucapan lafadz Takbir Allahu Akbar [ ].

Disunnahkan mengangkat kedua tangannya setentang bahu ketika bertakbir dengan merapatkan jari-jemari tangannya [lihat gambar 1] atau mengangkat kedua tangannya setentang telinga [lihat gambar 2].

Gambar 1 Gambar 2

2. Bersedekap : meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya atau menyedekapkan tangan di

atas dada.

Menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya [lihat gambar 3]

Meletakkan lengan kanan pada punggung telapak kirinya, pergelangan dan lengan kirinya [lihat gambar 4]

Gambar 3 Gambar 4

3. Memandang tempat sujud : menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud.

Dilarang untuk menengadah pandangan ke arah langit.

Dilarang untuk menoleh ke kanan atau ke kiri.

Makruh sholat yang dihadapannya atau diatas sajadahnya ada gambar, likisan, ukiran, dan sebagainya.

4. Membaca Doa Istiftah : yang diajarkan oleh Nabi berisi pujian, sanjungan dan kalimat

keagungan untuk Allah . Adapun bacaan Doa Istiftah yang diajarkan oleh Nabi diantaranya adalah:

"ALLAHUUMMA BA'ID BAINII WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA'ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIBI, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLAAHUMMAGHSILNII BIL MAA'I WATS TSALJI WAL BARADI" Artinya: "Ya, Allah , jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya, Allah , bersihkanlah kau dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya, Allah cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun." Atau kadang-kadang Rasulullah juga membaca dalam :

"WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAN [MUSLIMAN] WA MAA ANA MINAL MUSYRIKIIN. INNA SHOLATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAHI RABBIL 'ALAMIIN. LAA SYARIIKALAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA AWWALUL MUSLIMIIN. ALLAHUMMA ANTAL MALIKU, LAA ILAAHA ILLA ANTA [SUBHAANAKA WA BIHAMDIKA] ANTA RABBII WA ANA 'ABDUKA, DHALAMTU NAFSII, WA'TARAFTU BIDZAMBI, FAGHFIRLII DZAMBI JAMII'AN, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA. WAHDINII LI AHSANIL AKHLAAQI LAA YAHDII LI AHSANIHAA ILLA ANTA, WASHRIF 'ANNII SAYYI-AHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYI-AHAA ILLA ANTA LABBAIKA WA SA'DAIKA, WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIKA. WASY SYARRULAISA ILAIKA. [WAL MAHDIYYU MAN HADAITA]. ANA BIKA WA ILAIKA [LAA MANJAA WALAA MALJA-A MINKA ILLA ILAIKA. TABAARAKTA WA TA'AALAITA ASTAGHFIRUKA WAATUUBU ILAIKA" Artinya: "Aku hadapkan wajahku kepada Pencipta seluruh langit dan bumu dengan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata untuk Allah , Rabb semesta alam, tiada sesuatu pun yang menyekutui-Nya. Demikianlah aku diperintah dan aku termasuk orang yang pertama-tama menjadi muslim. Ya Allah , Engkaulah Penguasa, tiada Ilah selain Engkau semata-mata. [Engkau Mahasuci dan Mahaterpuji], Engkaulah Rabbku dan aku hamba-Mu, aku telah menganiaya diriku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah semua dosaku.

Sesungguhnya hanya Engkaulah yang berhak mengampuni semua dosa. Berilah aku petunjuk kepada akhlaq yang paling baik, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi petunjuk kepada akhlaq yang terbaik dan jauhkanlah diriku dari akhlaq buruk. Aku jawab seruan-Mu, sedang segala keburukan tidak datang dari-Mu. [Orang yang terpimpin adalah orang yang Engkau beri petunjuk]. Aku berada dalam kekuasaan-Mu dan akan kembali kepada-Mu, [tiada tempat memohon keselamatan dan perlindungan dari siksa-Mu kecuali hanya Engkau semata]. Engkau Mahamulia dan Mahatinggi, aku mohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu."

5. Membaca Doa Ta'awwudz : sebelum membaca Al-Fatihah, dan disunnahkan dalam setiap raka'at. Nabi biasa membaca ta'awwudz yang berbunyi :

"A'UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI WANAFTSIHI" Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang t

Video yang berhubungan