Pada tahun berapakah kewirausahaan mulai banyak diajarkan di Universitas

Abstrak: Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi: Pentingkah untuk Semua Profesi? Pendidikan kewirausahaan sudah dikembangkan hampir di semua perguruan tinggi di Indonesia dengan proses yang sangat bervariasi yang bertujuan untuk menciptakan wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang dengan kreativitasnya menciptakan sesuatu yang memiliki values, baik dalam bentuk tangible maupun intangible. Proses tersebut dapat dilakukan di dalam perusahaan yang diciptakan sendiri maupun di dalam organisasi di mana seseorang bekerja. Tujuan artikel ini adalah mengembangkan pemahaman tentang pentingnya pendidikan kewirausahaan bagi semua profesi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Artikel ini ditulis berdasarkan pada hasil-hasil penelitian tentang pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi dan kajian literatur yang relevan. Artikel ini menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi diperlukan dalam bidang apapun tanpa memperhatikan bidang yang ditekuni atau profesi seseorang. Kata kunci: wirausaha, kreativitas, values. Abstract: Entrepreneurship Education in Higher Education: Is that Important for All Profession? Entrepreneurship education has been developed in almost all universities in Indonesia. An entrepreneur is someone who exploits his/her creativity to create something valuable either in the form of tangible or intangible. That process can be carried out in his/her own company or in the organization where someone attached. The purpose of this article is to develop an understanding of the importance of entrepreneurship education for all professions. This study found that that entrepreneurship education in higher education is required in any field of study.Keywords: entrepreneurship, creativity, values

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the author.

May 2018

Entrepreneurship Education in college is important for all profession. Entrepreneurship education has been developed in almost all universities in Indonesia. College as one of the means and facitating role in shaping the young generation has an obligation to train and motivate the studens to give to become savvy genaration, independent, creative, innovative and able to create business ... [Show full abstract] oportunities. Thus, every college immediately toward sole discreation to balance between higher education reasearch institusion with entrepneurs forming institutions. Alumni are required to be innovative and creative in terms of their personal development through the creation of level playing field, so that future expected withextensive job creation, economic growth in the region will increase. An entrepreneur is students who exploits his/her creativity to create something valuable either in the form of tangible or intangible.

Read more

Pada tahun berapakah kewirausahaan mulai banyak diajarkan di Universitas

Pada tahun berapakah kewirausahaan mulai banyak diajarkan di Universitas

Pada tahun berapakah kewirausahaan mulai banyak diajarkan di Universitas
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Ilustrasi


Oleh: Muhammad Assad*

@MuhammadAssad

KOMPAS.com - Apakah seorang pengusaha itu dilahirkan (born) atau diciptakan (made)?

Menurut saya, keduanya merupakan jawaban yang tepat karena seorang pengusaha sejati tidak mungkin berasal hanya dari salah satunya saja.

Born berhubungan dengan bakat dan potensi sang anak yang melekat pada dirinya pada saat lahir ke dunia. Namun bakat dan potensi saja tidaklah cukup. Made menjadi faktor penting lainnya dalam membentuk karakter dan kepribadian dengan cara membekali sang anak dengan ilmu, ketrampilan serta lingkungan yang baik.

Entrepreneur is not only born but also made. Dahulu, kewirausahaan dianggap sebagai bakat yang dibawa sejak lahir sehingga tidak dapat dipelajari. Sekarang, kewirausahaan ternyata bisa dipelajari dan tidak cukup hanya mengandalkan bakat saja. Oleh karena itu, kombinasi antara born dan made menjadi sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang pengusaha yang tangguh.

Saya percaya bahwa setiap anak yang dilahirkan ke muka bumi ini memiliki bakat dan potensi yang spesial. Namun itu saja tidak cukup. Anak juga harus diberikan berbagai macam ketrampilan yang dapat digunakan saat nanti mulai menjalankan usahanya. Ketrampilan bukanlah ilmu pasti yang bisa dipelajari di bangku sekolah, namun didapat dengan langsung mempraktekkannya, atau istilahnya learning by doing. Selain ketrampilan, mengasah mental pun sangat penting agar nantinya dia bisa bangkit saat menghadapi kegagalan.

Hal-hal seperti ini sangat penting diajarkan sejak kecil agar anak tidak manja dan bermalas-malasan. Orangtua juga harus menanamkan sikap mandiri kepada anak, sehingga nanti saat dewasa dia akan tumbuh menjadi seorang pengusaha yang tidak cengeng dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pekerjaannya.

Banyak negara maju yang telah mengajarkan kewirausahaan sejak dini. Sejak tahun 1970 di berbagai universitas terkemuka di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya sudah diajarkan tentang konsep kewirausahaan. Pada tahun 1980-an, konsep tersebut mulai diperkenalkan sejak bangku sekolah, dan bukan lagi hanya di bangku kuliah. Sehingga wajar saja, negara-negara tersebut memiliki pengusaha yang berkualitas karena sudah dipersiapkan dengan baik dan terencana.

David C Mclelland dalam bukunya The Achieving Society, mengatakan bahwa paling tidak dibutuhkan 2 persen pengusaha dari total jumlah penduduk agar sebuah negara menjadi makmur dan sejahtera. Jika mengacu perhitungan tersebut, berarti dari total 250 juta penduduk Indonesia, minimal harus ada 5 juta pengusaha untuk membangun negara ini dalam bidang ekonomi.

Namun menurut saya, 2 persen bukanlah angka ideal. Sebagai negara yang besar, paling tidak Indonesia membutuhkan minimal 5 persen dari total populasinya, atau sekitar 12,5 juta orang. Sebagai perbandingan, jumlah pengusaha di Singapura 10 persen, Jepang 15 persen, China 16 persen dan Amerika Serikat 18 persen dari total penduduknya.