Apakah langkah-langkah perlu dilakukan oleh pemain peran agar dapat memainkan peran dengan baik

Salam sahabat seni dan pekerja serta penikmat seni dimanapun berada, berdasakan tema atau judul diatas maka tentu teman-teman bertanya -tanya tentang bagaimana cara bermain drama yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah atau kebiasaan yang ada didalam dunia peran. untuk menjawabnya maka saya mengajak teman-teman sekalian untuk mengulas penjelasan berikut ini.

Tentu kita semua memahami bahwa suatu drama itu dimainkan bersama-sama dalam satu kelompok atau suatu perkumpulan dimana yang berperan atau yang bermain didalam suatu drama disebut juga dengan aktor (laki-laki) dan aktris (perempuan) dengan tugas memerankan tokoh cerita yang terdapat didalam naskah sesuai dengan petunjuk atau arahan dari sutradaranya.

Apakah langkah-langkah perlu dilakukan oleh pemain peran agar dapat memainkan peran dengan baik
Cara Bermain Drama yang Baik dan Benar

Seorang pemain drama yang baik, tentu harus mampu membawa peran dengan sebaik mungkin sehingga ia terlihat atau nampak seperti tidak sedang bermain drama. Suatu permainan akan disebut baik jika dalam memerankan adegan suatu tokoh maka ia tampail persis seperti tokoh yang diperankannya. Contohnya, seorang sedang mendapat tugas berperan sebagai seorang anak kecil dengan usianya yang sudah dewasa dan sudah lupa dengan karakter anak kecilnya dulu, namun pada saat tampil dengan latihan yang rutin maka ia dapat tampil sebagai seorang anak kecil sesuai dengan karakternya yagn berada didalam naskah.

Terdapat beberapa hal yang menjadi persyararan utama yang wajib bagi seorang pemain drama untuk dipelajari yang jika ingin menjadi seorang penampil yang baik yaitu sebagai berikut:

Pemain drama tentunya harus memiliki karakter vocal yang kuat sehingga pembicaraan di atas pentas dapat didengar dengan jelas oleh penonton yang duduk pada posisi paling belakang, terkecuali jika sudah menggunakan alat pembesar suara seperti pada masa sekarang ini, tapi.. meskipun demikian, tetap saja teknik vocal tetap menjadi hal yagn penting sebab teknik vocal tidak hanya berbeicara tentang besar kecilnya suara saja di atas pementasan tapi juga mengenai banyak hal misalnya,

Artikulasi yang baik tentu juga sangat penting agar apa yang disampaikan pada saat dialog di dalam pentas bisa dimengerti oleh penonton, Meskipun suaranya lantang namun jika artikulasinya tidak jelas maka akan sia-sia adanya.

Intonasi disebut juga dengan lagu bicara, seorang pemain drama haruslah mampu menempatkan lagu bicara dengan baik dalam dialognya yang diucapkan, tujuannya hampir sama dengan artikulasi yaitu agar supaya dialog yang disampikan tidak datar dan membosankan dan lebih berkesan serta mudah difahami.

Akting adalah gerak dan gerik di atas pentas. Sebisa mungkin, seorang aktor dan aktris harus tampil dengan akting yang sempurna sesuai dengan karakternya didalam naskah. Akting yang ditampilkan merupakan karakter dari ekspresi kejiwaan tokoh cerita yang diperankannya dan bukan ekspresi pribadinya. Akting yang baik hendaknya  dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan alias Over Akting. Pemain yang baik, tampil dengan gerak dan gerik tokoh cerita yang berpola.

Gerakan pemain dari satu tempat ke tempat yang lain dengan bentuk posisi yang baik disebut dengan bloking. Gerakan yang baik dalam drama haruslah dilakukan dengan tepat sehingga posisi yang di ambil juga tepat dan tidak asal bergerak sebab seorang pemain yang baik selalu menyadari posisinya di atas pentas, apakah sudah tepat sesuai dengan petunjuk sutradaranya pad awaktu latihan atau tidak. Bloking seorang pemain harus tetap dan tepat sehingga bagus dipandang mata dari posisi manapun.

Seorang pemain drama yang baik tentunya harus senantiasa menjaga kekompakannya dalam bermain dengan kawan-kawannya saat diatas pentas. Setiap pemain harus memiliki sikap dan sifat kebersamaan serta saling mendukung berdasarkan kepentingan bersama sebab seorang pemain juga harus memahami bahwa jika seseoran bermain jelek tentu akan merusak seluruh permainan.

Improvisasi dalam drama yaitu ide-ide spontan yang timbul pada saat permainan sedang berlangsung. Improvisasi bukanlah buatan sebab ia bersifat spontan yang timbul melalui penghayatan seorang pemain terhadap situasi yang terjadi pada saat permainan sedang berlangsung. Improvisasi tentu akan menghidupkan permainan dan tidak nampak kaku.

Untuk mampu berimprovisasi, tentunya seorang pemeran harus melakukan latihan dengan rutin atau terus menerus seperti latihan olah vocal, olah tubuh, olah gerak serta latihan adaptasi dengan alam. 

Latihan ini dapat sobat lakukan kapan saja dan dimana saja kecuali di toiled, hehehe..., dengan melepaskan suara dan tidak menekan suaranya. Latihan utama dalam membaca ini diletakkan pada unsur-unsur vocal, artikulasi, serta intonasinya.

Olah vocal adalah teknik latihan untuk memperkuat karakter vocal. latihan ini dapat dilakukan di alam bebas, seperti di gunung, di pantai, dan tempat bereksplorasi terbuka lainnya. Latihan ini menganjurkan kita untuk bersuara sekeras mungkin dengan tujuan agar pada saat pementasan semua penonton dapat mendengar dengan baik apa yang kita ucapkan tanpa melupakan artikulasi dan intonasinya.

Olah tubuh sering juga disebut dengan olah raga yang sifatnya sederhana namun sangat bermanfaat bagi seorang pemain drama. oleh tubuh juga memiliki beberapa teknik dasar yang dimulai dari kepala hingga pada kaki, tujuannya tidak lain untuk melenturkan tubuh agar diatas panggung dapat lebih lugas dan gerak tubuhnya tidak kaku dalam memainkan perannya.

Latihan oleh gerak hampir sama dengan olah tubuh, hanya saja yang membedakan yaitu, jika oleh tubuh dilakukan ditempat saja seperti orang senam biasa, dan Olah Gerak, yaitu melakukan gerakan yagn paling kecil hingga yang paling besar, paling kecil seperti gerakan mata, bibir, jari-jari dan lainnya, dan gerakan besar seperti melangkah, melompat, gerak pinggul dan lainnya) tujuannya agar pemeran dapat mendapatkan teknik berakting yang benar saat memerankan perannya.

Beradaptasi artinya menyesuaikan diri dengan keadaan atau dengan alam sekitar. manusia termasuk bagian dari alam dan kita perlu menyesuaikan diri. Tujuannya yaitu untuk  mendapatkan kesadaran bahwa kita adalah mahluk yang kecil dan ada yang lebih berkuasa yaitu Tuhan. Selain dari itu, melalui adaptasi ini kita dapat memperoleh sesuatu tentang apa yang akan diperankan.

Kita melihat sudah senangnya kehidupan, orang kaya, orang miskin, bayi, anak-anak, dewasa, orang tua yang dengan penglihatan itu, kita dapat meniru tingkah laku atau gerak gerik mereka dengan tujuan memunculkannya didalam peran yang akan kita lakoni sesuai dengan karakter yang yang akan kita pentaskan. 

Jika karakter kita kita dituntut menjadi seorang pemulung maka referensi dari apa yang kita adaptasikan di alam sekitar kita dapat kita jadikan ilmu untuk mengubah karakter kita seperti tuntutan naskah yang ada.

Mungkin sampai disitu penjelasan singkat yang bisa saya sampaiakan, dan salam jabat hati selalu untuk kawan sekalian, baik itu pekerja seni maupun penikmat seni lainnya. Terimakasih.

Sumber : Pengetahuan Dasar Seni Teater_2009

Merdeka.com - Pernah nggak sih kamu il-feel sama sebuah pentas drama gara-gara akting para pemainnya nggak banget? Itu bisa saja terjadi kalau para pemeran drama itu memang nggak punya keterampilan baik.

Seorang pemeran drama sebaiknya benar-benar menguasai teknik bermain peran, agar aktingnya nggak terkesan asal-asalan. Dalam ilmu Bahasa Indonesia, teknik peran (akting) adalah cara mendayagunakan peralatan ekspresi (baik jasmani maupun rohani) serta keterampilan dalam menggunakan unsur penunjang. Saat bermain drama, seorang aktor dan aktris harus bisa memerankan tokoh sesuai dengan penokohannya. Dengan akting pemain yang kuat, kualitas suatu drama akan semakin meningkat.

Ada beberapa hal yang termasuk alat ekspresi jasmani, di antaranya:

  • keterampilan menggunakan tubuh
  • kelenturan tubuh
  • kewajaran bertingkah laku
  • kemahiran dalam vocal
  • kekayaan imajinasi yang diwujudkan dalam tingkah laku


Sementara itu peralatan ekspresi yang bersifat kejiwaan misalnya:

  1. Imajinasi
  2. Emosi
  3. Kemauan
  4. Daya ingat
  5. Inteligensi
  6. Perasaan
  7. Pikiran

Nah, kalau kamu sudah bisa memainkan berbagai peralatan ekspresi di atas, aktingmu akan terlihat semakin natural dan sesuai dengan tokoh yang kamu mainkan. Selain ekspresi, kamu juga perlu jago dalam membawakan dialog. Hal-hal yang perlu banget diperhatikan saat membacakan dialog drama adalah:

  1. Lafal adalah cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa
  2. Intonasi adalah lagu kalimat/ketepatan tinggi rendahnya nada (pembaca dialog, pembaca berita)
  3. Nada adalah tinggi rendah ucapan/ungkapan keadaan jiwa atau suasana hati
  4. Tempo adalah waktu atau kecepatan gerak atau kecepatan artikulasi suara.

Well, itulah beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan kalau kamu ingin jadi seorang pemeran drama. Tentu saja semua keterampilan nggak bisa dimiliki secara instan. Kamu butuh sering latihan untuk jadi pemeran drama yang baik. Tertarik untuk melakukannya, kan?

2. Tahap pelatihan Tahap pelatihan meliputi: 1 latihan vokal, ekspresi, dan gesture ketika mendapat materi dari guru, 2 latihan dialog dan gerak laku ketika pemberian tantangan dengan metode firing line, 3 latihan terakhir yaitu latihan memerankan naskah secara utuh yang dilakukan siswa di luar jam sekolah bersama kelompoknya. 3. Tahap penampilan Pada tahap penampilan, siswa memerankan naskah secara utuh di depan kelas. 4. Tahap penilaianevaluasi Tahap penilaian dilakukan oleh guru dan siswa. Penilaian oleh guru ketika siswa tampil di depan kelas didasarkan pada kriteria penilaian. Penilaian dari siswa dilakukan dengan memberikan komentar atau penilaian ketika kelompok lain tampil di depan kelas.

2.2.4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain Peran

Untuk menjadi seorang pemeran, diperlukan keterampilan dasar-dasar peran seperti kesadaran indra, ekspresi, improvisasi, pernapasan laku, vokal, dan karakterisasi Massofa 2009. 1. Kesadaran indra Kesadaran indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Kesadaran ini diperlukan untuk menciptakan alasan bagi laku yang dilakukan pemeran di atas pentas. Proses itu terjadi karena indra menangkap objek rangsangan dan melahirkan tanggapan. Tanggapan yang muncul dari dalam diri itu menjadi alasan suatu perbuatan. Sebelum tanggapan dalam perbuatan nyata terwujud, reaksi batin terhadap rangsangan itu menjadi pengalaman batinnya. 2. Ekspresi Ekspresi berkaitan dengan keterampilan pemeran mengekspresikan perasaan dan emosi manusia, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain. Seorang pemeran diharapkan mempunyai “koleksi” emosi agar dengan mudah berimprovisasi ketika memerankan seorang tokoh. Ekspresi ini diwujudkan dalam bentuk laku gerak dan vokal suara. Gerak gesture adalah gerak-gerak besar yang pemeran lakukan. Gerak ini adalah gerak yang pemeran lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah mendapat perintah dari otak untuk melakukan sesuatu, misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb. Hal yang perlu dicatat untuk olah vokal adalah bukan “berbicara keras”, tetapi “berbicara jelas”. Hadi 1988:119 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan ekspesi adalah hasil pengungkapan rasa hati melalui berbagai media manusia, baik mata, wajah, tubuh, anggota-anggota tubuh maupun suara. Dalam Achmad 1990:65 disebutkan bahwa teori lama tentang berperan adalah bertolak dari latihan mimik ekspresi wajah. Dewasa ini teori tersebut sudah tidak digunakan lagi. Pada umumnya sekarang kita menggunakan apa yang disebut “bermain dari dalam”, yang berprinsip apabila seorang pemeran dapat menghayati dan merasakan gejolak batin yang sedang dialami oleh tokoh yang dimainkan, dengan sendirinya akan lahir ekspresi wajah sesuai dengan peranannya pada saat itu. Oleh karenanya, seorang pemeran dituntut untuk benar- benar menghayati, mendalami, dan merasakan apa yang diinginkan oleh tokoh yang akan dimainkan. 3. Improvisasi Improvisasi mencakup tiga pengertian, yaitu 1 menciptakan, merangkai, memainkan, menyajikan, sesuatu tanpa persiapan; 2 menampilkan sesuatu dengan mendadak; 3 melakukan sesuatu begitu saja secara spontan dan apa adanya. Tujuan berlatih improvisasi adalah agar pemeran memiliki rangsangan spontanitas. Selain itu, latihan ini dapat menciptakan akting yang wajar, tidak dibuat-buat, dan tampak natural. Dalam Waluyo 2003:56 disebutkan bahwa “improvisasi” sebenarnya berarti spontanitas. Drama-drama tradisional dan drama klasik kebanyakan bersifat improvisasi. Dalam teater mutakhir kata “improvisasi” digunakan untuk memberi nama jenis drama mutakhir yang mementingkan gerakan-gerakan acting yang bersifat tiba-tiba dan penuh kejutan. Wiyanto 2005:15 menyebutkan bahwa improvisasi adalah gerakan- gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan peran. Improvisasi biasanya digunakan untuk melatih kepekaan pemeran sehingga pemeran dapat memerankan tokoh yang dibawakan lebih hidup dan realistis. 4. Pernapasan Pernapasan berkaitan erat dengan sikap rileks. Ketegangan urat leher dan bahu harus dihindari. Penguasaan pernapasan akan menghasilkan dua hal: 1 menjaga stabilnya suara, sekaligus memberikan kemungkinan kepada pemeran untuk membuat vokal menjadi lentur sesuai dengan tuntutan peran; 2 menciptakan akting yang wajar dan memikat. 5. Vokal Untuk menjadi seorang pemeran yang baik, maka pemeran mernpunyai dasar vokal yang baik pula. Baik” di sini diartikan sebagai : 1 Dapat terdengar dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang 2 Jelas artikulasipengucapan yang tepat Achmad 1990:83 mengungkapkan bahwa artikulasi yang baik adalah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Artikulasi erat hubungannya dengan gerak bibir dan lidah. Jika waktu berbicara bibir dan lidah ikut bergerak, maka akan menghasilkan artikulasi yang baik. Dalam Depdiknas 2003:66 disebutkan bahwa artikulasi adalah lafal atau pengucapan kata. Artikulasi adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengarpenonton dapat mengerti pada kata kata yang diucapkan http:jendelasastra.com. Disebutkan pula beberapa sebab yang mengakibatkan terjadinya artikulasi yang kurangtidak benar, yaitu: 1 Cacat artikulasi alam Cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya r, dan sebagainya. 2 Artikulasi jelek Artikulasi jelek bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu waktu disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup, dan sebagainya. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskahdialog. Misalnya: Kehormatan menjadi kormatan, menyambung menjadi mengambung, dan sebagainya. 3 Artikulasi menjadi tidak tentu Hal ini terjadi karena pengucapan katadialog terlalu cepat, seolah olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali. 3 Tidak monoton. Agar vokal tidak terasa monoton, datar, dan membosankan, maka harus ada intonasi. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Intonasi berkaitan dengan dialog terhadap kata-kata yang diangap penting dan pembedaan nada untuk bentuk dialog tanya, seruan, perintah, permohonan, dan sebagainya http:jendelasastra.com. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam tekanan, yaitu : 1 Tekanan Dinamik keras-lemah Seorang pemeran harus mengucapkan dialog pada naskah dengan melakukan penekanan-penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. Misalnya saya pada kalimat Saya membeli pensil ini, setiap tekanan pada kata yang berbeda akan memiliki arti yang berbeda. - SAYA membeli pensil ini. Saya, bukan orang lain - Saya MEMBELI pensil ini. Membeli, bukan, menjual - Saya membeli PENSIL ini. Pensil, bukan buku tulis 2 Tekanan Nada tinggi-rendah Pemeran harus mengucapkan kalimatdialog dengan memakai nadaaksen, artinya tidak mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membacamengucapkan dialog dengan suara yang naik turun dan berubah-ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi rendahnya suatu kata. 3 Tekanan Tempo Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya adalah dengan cara membaca naskah dengan tempo yang berbeda-beda, lambat atau cepat silih berganti. Menurut Achmad 1990:62, apa yang diucapkan pemeran di atas pentas selalu memberikan informasi tentang pikiran, sikap, watak, penjelasan tentang cerita, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan cerita yang diperankan. Penampilan vokal atau suara dari pemeran akan menggambarkan juga watak dari tokoh yang diperankan. 6. Karakterisasi Karakterisasi berkaitan dengan bagaimana seorang pemeran memposisikan dirinya pada seorang tokoh. Untuk itu, seorang pemeran harus mengetahui keseluruhan diri tokoh yang akan diperankan, meliputi ciri fisik, ciri sosial, ciri psikologis, dan ciri moral. Karakterisasi adalah suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam naskah adalah orang-orang yang berkarakter. Jadi seorang pemeran yang baik harus bisa menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat. Dengan demikian penampilannya akan menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak dari tokoh tersebut. Agar pemeran dapat memainkan tokoh yang berkarakter seperti yang dituntut naskah, maka pemeran harus terlebih dahulu mengenal watak dari tokoh tersebut. Suatu misal, pemeran mendapat peran menjadi seorang pengemis. Pemeran harus mengenal secara lengkap bagaimana sifat-sifatnya, tingkah lakunya, dsb. Apakah tokoh seorang yang licik, pemberani, atau pengecut, alim, ataukah hanya sekadar kelakuan yang dibuat-buat http:jendelasastra.com.

2.2.5 Metode Firing Line