Di sebut apa 4 oranh sahabat nabi itu

Di sebut apa 4 oranh sahabat nabi itu

KHAZANAH ISLAM - Sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (صحابي, ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya dan wafat dalam keadaan Islam. Mereka adalah generasi awal yang ikut membantu Rasulullah memperjuangkan risalah Islam. Kedudukan sahabat radliyallahu 'anhum ini sangat dekat di sisi Nabi.

Muncul pertanyaan, berapakah jumlah sahabat Nabi? Menurut Al-Hakim an-Naisaburi dalam karyanya Al-Mustadrak, tingkatan Sahabat terbagi dalam 12 tingkatan, yaitu:

  1.  Para Khulafa'ur Rasyidin dan selebihnya dari sepuluh yang dijanjikan surga ketika masih hidup
  2. Para sahabat yang masuk Islam di Makkah sebelum Umar dan mengikuti majelis Daarul Arqam.
  3. Para sahabat yang ikut serta berhijrah ke negeri Habasyah.
  4. Para sahabat Kaum Anshar yang ikut serta dalam Bai'at Aqabah Pertama.
  5. Para sahabat Kaum Anshar yang ikut serta dalam Bai'at Aqabah Kedua.
  6. Para sahabat Kaum Muhajirin yang berhijrah sebelum sampainya Nabi Muhammad di Madinah dari Quba
  7. Para sahabat yang ikut serta dalam Perang Badar.
  8. Para sahabat yang berhijrah antara Perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah.
  9. Para sahabat yang ikut serta dalam Bai'at Ridhwan pada saat ekspedisi Hudaibiyyah
  10. Para sahabat yang masuk Islam dan berhijrah ke Madinah setelah Perjanjian Hudaibiyyah
  11. Para sahabat yang masuk Islam setelah Fathu Makkah.
  12. Para sahabat anak-anak yang melihat Nabi Muhammad di waktu atau tempat apapun setelah Fathu Makkah.

Mengenai jumlah sahabat Nabi, Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid (ulama Saudi Arabia) mengatakan bahwa sahabat tersebar di seluruh penjuru negara, desa-desa dan pelosok (gurun-gurun). Sebagaimana perkataan Ka'ab bin Malik RA yang disampaikan saat kejadian pembangkangannya dalam perang Tabuk: "Dan kaum Muslimin yang saat itu beserta Rasulullah amatlah banyak, yang tidak mungkin menghimpun mereka buku besar atau dokumen". Hadits Riwayat Al-Bukhari (4418) dan Imam Muslim (2769), dan Al-Hafidh Abu Zar’ah (beliau adalah Guru dari Imam Muslim) menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi adalah 114.000 orang. Diriwayatkan oleh Al Khuthaib Al Baghdadi dalam Kitabnya Al-Jami (2/293).

As-Safaarini rahimahullah dalam Kitabnya Ghidzaul Albab berkata: Abu Zar’ah Ar Raazi menyebutkan bahwa Sahabat Nabi berjumlah lebih dari 100.000. Diriwayatkan pula bahwa jumlah mereka mencapai seratus dua puluh empat ribu (124.000) dan yang menyatakan jumlah ini adalah Jalaluddin As-Suyuthi rahimahullah dalam Kitab Al Khoshois Al Kubra.

Syeikh Muhammad bin Shalih, jumlah ini (114.000 atau 124.000 sahabat) tidaklah jauh dari akurasi, karena sesungguhnya fenomena sunnah menunjukkan bahwa para sahabat radliyallahu 'anhum jumlah mereka mendekati angka ini.

Dan pada peristiwa perang Tabuk yang terjadi pada bulan Rajab tahun 9 Hijriyah atau dua tahun sebelum wafatnya Nabi bahwa beliau keluar dalam perang itu bersama rombongan para Sahabat yang jumlahnya 30.000 pasukan tempur dan 10.000 pasukan berkuda. Tidak ada seorang pun yang membangkang dan menyalahi perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk ini melainkan Ka'ab bin Malik dan dua orang sahabatnya.

Apabila digabung jumlah mereka yang ikut perang Tabuk dengan jumlah para wanita, anak-anak, orang-orang tua, penduduk badui dan mereka yang tinggal jauh dari Madinah seperti Makkah dan Thoif, maka jumlah sahabat tidak selisih jauh dari 100.000. Jabir bin Abdillah RA mendiskripsikan banyaknya jumlah sahabat dari Madinah yang menunaikan ibadah Haji bersama Rasulullah pada Haji Wada'.

Dan As-Sahowi menukil dari ungkapan Abu Zar'ah bahwa para sahabat Nabi berjumlah 114.000 orang dan dipilihlah pendapat ini setelah ulama menyebutkan pendapat lain dari jumlah sahabat. Semoga Allah memberikan keridhoan-Nya kepada semua sahabat dan menjadikan kita termasuk dari pengikut-pengikut mereka yang baik.

Hadits of The Day

Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa:

"ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang)."

Maka seseorang bertanya kepada beliau, "Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang."

Beliau bersabda: "Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari."

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)

Terdapat banyak sahabat yang dikenal sebagai ulama dan berfatwa

republika

Terdapat banyak sahabat yang dikenal sebagai ulama dan berfatwa.(ilustrasi)

Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, – Para sahabat merupakan pengikut Nabi Muhammad SAW yang terbaik. Mereka berlomba-lomba untuk memahami firman Allah SWT dan sabda Rasul-Nya. 

Baca Juga

Ketika wahyu diturunkan, mereka berlomba untuk menghafal hadits-hadits Rasulullah SAW.

Akhirnya, para sahabat menjadi perawi hadits, ahli fikih, dan penghafal Alquran. Tak diragukan lagi, diantara para sahabat tersebut ada yang menjadi imam hadits. Mereka  kemudian mensyiarkan ajaran Islam kepada umat Islam dari generasi ke generasi.

Ibn Qayyim Al Jauziyyah menyatakan bahwa ulama yang menyerukan kepada Allah dan mengabarkan tentang Rasul-Nya terbagi menjadi dua kategori, yaitu para penghafal hadits dan para ahli fikih atau hukum Islam.

Kemudian Ibnu Qayyim menjelaskan syarat-syarat yang harus dikenakan kepada orang yang mengabarkan tentang Allah dan Rasul-Nya. 

Di antaranya, menurut dia, orang tersebut harus mengetahui apa yang dia informasikan, jujur, serta harus memiliki cara yang baik, menyenangkan dalam perilaku, dan selalu tepat dalam berkata-kata dan bertindak.

Namun, menurut Ibnu Qayyim, orang pertama yang mengabarkan Allah SWT adalah Rasulullah, dan kemudian beliau mengeluarkan fatwa. Setelah Rasulullah, para sahabatnya kemudian mengabarkan tentang Allah dan Rasul-Nya.

Meskipun jumlah sahabat nabi sangat banyak, Ibnu Qayyim menggolongkan mereka dalam tiga kategori berdasarkan fatwa mereka. Di dalamnya juga banyak sahabat laki-laki maupun perempuan.

Kategori pertama, menurut dia, para sahabat yang banyak berfatwa ada sekitar tujuh orang, yaitu Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Aisyah Ummul Mukminin, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, dan Abdullah bin Abbas

Kategori kedua, para sahabat yang pertengahan dalam berfatwa, yang jumlahnya 20 orang. Di antaranya, Abu Bakar, Ummu Salamah, Anas bin Malik, Abu Sa'id al-Khudri, Abu Hurairah, Utsman bin Affan, Abdullah bin Amr bin al-Ash, Abdullah bin Zubair, dan lain-lain.

Kategori ketiga, para sahabat yang sedikit berfatwa, hanya satu-dua masalah. Mereka adalah Abu Darda, Abu al-Yasar, Abu Salamah al-Makhzumi, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Nu'man bin Basyir, Ubay bin Ka'ab, Abu Ayyub, Abu Thalhah, Abu Dzar, Ummu Athiyyah, Shafiyah Ummul Mukminin, Hafshah, dan Ummu Habibah.

Adapun para penulis wahyu dari para sahabat di antaranya adalah empat khalifah, yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Selain itu, ada juga para sahabat di antara mereka, seperti Aban bin Said bin Al-Aas dari Bani Umayyah. Wahyu itu ditulis di hadapan Rasulullah.     

Adapun perawi hadits dari kalangan para sahabat adalah imam yang akan diteladani, dan mereka dimintai fatwa, dan mereka mendengar hadits dan kemudian membacanya. Hadits para sahabat yang paling banyak adalah Abu Hurairah, yang meriwayatkan sebanyak 5374 hadits.

Terbanyak kedua adalah Abdullah bin Umar. Dia meriwayatkan 2.630 hadits.  Kemudian, Anas bin Malik meriwayatkan 2.286 hadits. Sedangkan Ibnu Abbas meriwayatkan 1.600 hadits. Adapun Aisyah, dia meriwayatkan 2210 hadits. 

Sumber: alukah

Di sebut apa 4 oranh sahabat nabi itu

Di sebut apa 4 oranh sahabat nabi itu

Hadits dan sejarah terkait Nabi Muhammad, tentu tak lepas dari keterangan para sahabat beliau. Kebanyakan kita kenal sahabat Nabi yang populer, seperti Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Aisyah atau setidaknya yang kerap disebut dalam pelbagai kisah seperti Abu Hurairah dan Bilal bin Rabah. Namun ketika diminta menyebutkan lebih banyak nama, tentu pengetahuan kita terbatas.

Nabi Muhammad dalam sebuah riwayat hadits menyatakan bahwa kaum terbaik adalah kaum yang berada semasa dengan beliau, kemudian berturut-turut kaum setelahnya. Secara sederhana, sahabat kita pahami sebagai orang-orang yang pernah berjumpa dengan Nabi. Karena kedekatan dan pengetahuan mereka terhadap Nabi, peran sahabat begitu istimewa, khususnya dalam kajian hadits. 

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam al-Ishâbah fi Tamyîzis Shahâbah menyebutkan bahwa sahabat Nabi adalah “orang-orang yang berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beragama Islam, dan meninggal juga dalam keadaan Islam.”

Dalam rangkaian sanad hadits, penyebutan sahabat berada di urutan setelah Nabi. Peran mereka baik sebagai orang yang melaksanakan suatu hal di depan Nabi, atau menjadi orang yang menyampaikan apa yang didengar dan dilihat dari pribadi Rasulullah SAW.

Sebagaimana disebutkan di awal, umumnya sahabat Nabi adalah yang populer dikisahkan, semisal sepuluh orang yang dikabarkan Nabi masuk surga (al-mubasysyarun bil jannah). Selain itu, sosok sahabat juga diketahui dari penyebutan dalam hadits, seperti kaum yang bersama Nabi saat perang Badar, lalu tokoh seperti Abdullah bin Ummi Maktum, Ukasyah, Dhimam bin Tsa’labah, Kaab bin Malik dan banyak lainnya.

Sebagian ulama menambahkan kriteria lebih detail untuk menggolongkan peran dan posisi sahabat. Ada yang menyebutkan bahwa sahabat Nabi yang lebih utama adalah orang yang dalam waktu lama bergaul bersama Rasulullah (thûlul mujâlasah atau thûlus shuhbah), atau pernah berperang bersama beliau. Dalam hal ini, keterangan sahabat tentang sejawatnya, atau pengakuan pernah berjumpa Nabi semasa beliau hidup menjadi cara kita mengetahui sosok sahabat, yang bisa ditelaah dalam kitab biografi perawi hadits.

Mengetahui bahwa pengertian sahabat adalah “orang-orang yang pernah berjumpa dengan Nabi”, tentu jumlahnya sangat banyak sekali, tidak terbatas pada sosok yang populer dikisahkan saja. Beberapa ulama hadits, seperti Abu Zur’ah Ar Razi, mengemukakan bahwa jumlah sahabat tak kurang dari 100.000 orang. Jumlah ini tentu dengan mempertimbangkan luasnya perjalanan Nabi dan interaksi beliau dengan masyarakat di berbagai daerah.

Demikian pengertian sahabat menurut kalangan ahli hadits, dan tentu berkat peran dan keteguhan hati dalam mendakwahkan dan memperjuangkan ajaran Islam, mereka menjadi wasilah kita di masa sekarang kepada teladan Rasulullah Muhammad SAW. Wallahu a’lam. (Muhammad Iqbal Syauqi)

Kisah-Kisah Nabi Isa