Utility adalah salah satu kata yang cukup akrab ditemui saat Anda mengembangkan suatu bisnis. Istilah satu ini juga memiliki peranan penting dalam dunia bisnis, tak jarang pula berkaitan dengan lingkup ekonomi atau keuangan. Kata utility sendiri berasal dari Bahasa Inggris, yang mana jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi utilitas. Secara garis besar, utility adalah kata yang mengacu pada kebermanfaatan produk bagi penggunanya. Utility juga berkaitan dengan proses pelayanan bagi konsumen secara bisnis. Kata utility memiliki kaitan dengan suatu manfaat produk sebuah usaha. Dengan kata lain, utility adalah kemampuan produk dalam sebuah usaha, baik barang maupun jasa dalam memberi manfaat, kegunaan ataupun kepuasan bagi konsumennya. Oleh karenanya, semakin tinggi utility, akan semakin baik pula minat masyarakat. Itu sekaligus menunjukkan bahwa barang atau jasa tersebut semakin diinginkan. Selain itu, hal yang perlu diketahui mengenai utility adalah korelasinya dengan sifat relatif. Dari sifat relatif tersebut, dapat diartikan bahwa utility adalah suatu hal yang berguna, bermanfaat atau dibutuhkan seseorang dan belum tentu demikian pada orang maupun pihak lainnya. Total kepuasan ataupun manfaat yang diperoleh dan dirasakan konsumen dari barang atau jasa tersebut, akan menciptakan nilai kepuasan bagi pengguna. Konsumen akan memberikan nilai moneter suatu produk, misal produk A senilai Rp 500. Utility juga berusaha memberikan kepuasan maksimal bagi konsumen yang akan membandingkannya dengan harga barang maupun jasa. Di mana hasilnya, konsumen yang rasional akan menggunakan barang atau jasa, jika kepuasan yang dirasakan lebih besar dari atau sama dengan harga yang sudah mereka rasakan tersebut. Sejarah UtilitySeorang ahli matematika asal Swiss abad ke-18 Nicholas Bernoulli mengusulkan utility pada 1713. Kemudian, John von Neumann dan Oskar Morgenstern menggunakannya dalam perumusan teori permainan mereka. Sejumlah eksperimen juga dilakukan oleh keduanya untuk memaksimalkan kepuasan, Konsumen akan membandingkan kepuasan yang dirasakan dengan harga barang atau jasa. Hasilnya, konsumen yang rasional akan mengonsumsi barang atau jasa hanya jika kepuasan yang dirasakan lebih besar dari, atau sama dengan harga. Manfaat yang diterima dari konsumsi tersebut merupakan manfaat objektif dalam arti kegunaan, atau kepuasan subyektif. Barang dapat memiliki nilai intrinsik selama barang itu digunakan. Sifat-sifat benda itu sendiri memunculkan kegunaannya. Kegunaaan sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang objektif. Aneka Ragam UtilityBerikut aneka ragam utility, beserta contohnya dalam kehidupan keseharian: 1. Time UtilityTime utility adalah suatu nilai yang diciptakan oleh suatu usaha dengan menyediakan atau menciptakan produk pada waktu tertentu. Dengan begitu, waktu menjadi acuannya. Beberapa contoh untuk time utility, yakni produksi kembang api ketika menjelang pergantian kembang api untuk meramaikan suasana dan semarak tahun baru. Produk kembang api akan sangat dicari karena banyak dibutuhkan ketika pergantian tahun tersebut. 2. Place UtilityUtility adalah suatu nilai yang tercipta dalam kegiatan bisnis. Pelaku utility akan menyediakan produk di tempat yang diinginkan customer. Contohnya: membuka resto khas Sunda di ibukota, di mana banyak masyarakat yang berasal dari tanah Sunda yang merindukan makanan khas tempat asal mereka, namun kondisi masyarakat tersebut sedang ada di perantauan. 3. Possession utility - ownership utilityDalam prinsip ini, utility berkaitan dengan kepemilikan. Possession utility adalah nilai yang tercipta dengan kepemilikan produk tersebut. Artinya, ketika seseorang telah membeli atau memiliki sebuah produk, dia bisa menggunakannya secara bebas atau memiliki kontrol penuh atas barang tersebut atau dikenal dengan ownership utility. Contoh dari possession utility adalah penggunaan dan kepemilikan transportasi truk yang lebih relevan jika digunakan untuk perusahaan logistik dibanding orang biasa. Perusahaan logistik tentu butuh transportasi besar dalam pengantaran jasanya, sementara orang biasa tidak membutuhkan truk jika hanya digunakan sebagai sarana transportasi biasa. 4. Form UtilityForm utility adalah nilai yang diciptakan suatu bisnis dengan menggabungkan komponen atau pun bahan-bahan tertentu, untuk menciptakan sebuah produk. Adapun contohnya, seperti penggunaan bahan kayu, lem, dan peralatan lainnya, juga tenaga tukang untuk menghasilkan sebuah produk furniture. Prinsip form utility dapat dipraktikkan dalam bidang pemasaran, tujuannya untuk meningkatkan daya jual produk dengan mengubah karakteristiknya. Beberapa caranya dengan mengubah bentuk, ukuran, style, warna dan lainnya. Contohnya dengan mengubah sebatang kayu besar menjadi furniture, atau bisa juga penggunaan bauksit yang dirangkai menjadi bagian kerangka kendaraan bermotor. Nilai benda berdasarkan nilai guna waktu: adalah nilai benda yang ada pada saat waktu yang tepat. Contoh :
Nilai benda berdasarkan nilai guna kepemilikan: adalah nilai benda yang ada pada saat benda tersebut berada di tangan yang tepat. Contoh:
Nilai benda berdasarkan nilai guna tempat: adalah nilai benda yang ada di tempat yang seharusnya.
Nilai beda berdasarkan nilai guna bentuk adalah: didalam melakukan proses produksi, kegiatannya ialah merubah bentuk suatu barang sehingga barang tersebut mempunyai nilai ekonomis. Contohnya: Pengertian Nilai Guna Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal. Nilai guna (atau utility) atau manfaat barang atau jasa adalah kemampuan barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai guna merujuk pada kepuasan seseorang dari mengkonsumsi barang – barang atau menikmati jasa. Kalau kepuasan konsumen semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai guna atau manfaat dari barang tersebut. Suatu barang dapat dikatakan berguna apabila dapat memberikan kepuasan atau dapat memenuhi kebutuhan. faktor-nilai-guna-barang-dan-jasa-contohPerilaku Konsumen Pendekatan Kardinal, Pendekatan Utilitas Pendekatan kardinal berasumsi bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari kegiatan konsumsi barang dan atau jasa dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Hal ini Artinya kepuasan konsumen dapat diukur dan dinyatakan dengan angka sebagaimana mengukur berat benda, tinggi benda dan seterusnya. Kepuasan konsumen yang didapat dari hasil kegiatan konsumsi barang dan jasa disebut dengan istilah utilitas (atau utility). Pendekatan kardinal dikenal juga dengan istilah lain yaitu pendekatan utilitas (atau utility approach). Adapun asumsi dari Pendekatan ini adalah:
Ada dua pengertian terkait dengan nilai guna dari suatu barang atau jasa yaitu nilai guna total dan nilia guna marginal. Nilai Guna Total, Total Utility TU Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Hukum Increasing Total Utility Pada Periliku Konsumen Pendekatan Kardinal Semakin banyak barang yang dikonsumsi persatuan waktu, semakin tinggi nilai guna total atau total utility TU yang dapat dinikmati, sampai pada satu titik tertentu yaitu titik kepuasan maksimum. Setelah titik maksimum tercapai, maka penambahan barang yang dikonsumsi tidak lagi meningkatkan nilai guna total, namun akan menyebabkan nilai guna total TU berkurang. Nilai Guna Marginal, Marginal Utility Nilai guna marginal adalah pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu. Hukum Law of Diminishing Marginal Utility Pada Perilaku Konsumen Pedekatan Kardinal Semakin banyak barang yang dikonsumsi, maka pertambahan nilai guna atau kepuasan yang diperoleh dari setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan bekurang. Contoh Nilai Guna Total dan Marginal Barang. Nilai guna total dari lima buah jeruk meliputi seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan semua (lima) jeruk tersebut. Sedangkan nilai guna marginal dari jeruk yang kelima adalah pertambahan kepuasan yang diperoleh dari memakan buah jeruk yang kelima. Nilai Marginal Utility dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut MU = ΔTU/ΔQ MU = (TUn – TUn-1)/(Qn – Qn-1) MU = Marginal utility, nilai guna marginal ΔTU = perubahan total utility, nilai guna total ΔQ = perubahan jumlah unit barang yang dikonsumsi Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Guna Barang Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal Adapun Factor – factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa di antaranya adalah:
Jenis – Jenis Nilai Guna Barang dan Jasa Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal. Adapun Jenis Nilai Guna barang dan Jasa diantaranya adalah 1). Kegunaan Wakru (Time Utility) Suatu barang akan berguna apabila telah datang waktu yang tepat untuk menggunakannya. Konsumen tidak menggunakan barang yang dimilikinya setiap saat. Artinya Barang hanya berguna pada saat saat tertentu atau pada waktu tertentu. Contoh Time Utility Contoh Time Utility adalah payung dan jas hujan akan berguna ketika waktu musim hujan. Contoh lainnya adalah piring dan sendok akan berguna ketika digunakan saat makan. 2). Kegunaan Tempat (Place Utility) Suatu barang akan berguna apabila telah dipindahkan tempatnya, atau berguna pada tempat tertentu. Contoh Place Utility Contoh Place Utility adalah pasir dan batu akan berguna ketika dipindahkan dari sungai ke darat untuk dijadikan landasan jalan atau bagunan dan gedung lainnya. 3). Kegunaan Bentuk (Form Utility) Suatu barang akan berguna apabila telah diubah menjadi bentuk lain atau bentuk tertentu. Contoh Form Utility Contoh Form Utilityadalah tanah liat akan berguna ketika sudah menjadi bata merah untuk bangunan. Kayu baru berguna setelah dibentuk menjadi lemari atau meja. 4). Kegunaan Hak Milik (Ownership Utility) Suatu barang akan menjadi berguna apabila telah dipindah tangankan hak kepemilikannya. Atau menjadi berguna ketika menjadi hak milik. Contoh Ownership Utility Contoh Ownership Utility adalah telephon genggam baru dapat berguna ketika sudah menjadi milik sendiri. 5). Kegunaan Pelayanan (Service Utility) Suatu barang akan menjadi berguna apabila ada jasa yang melayaninya. Contoh Service Utility Contoh Service Utility adalah telivisi baru akan berguna apabila ada program yang ditayangkan oleh stasiun televise. Ketika tidak ada tayangan apapun, maka televise menjadi tidak berguna. Contoh Soal Perhitungan Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal, Pada table di bawah ditunjukkan nilai guna total TU (total utility) dari barang yang dikonsumsi pada jumlah barang Q unit tertentu. Lengkapilah nilai guna marginal MU (marginal utility) dari jumlah barang yang dikonsumsi tersebut. Berapa jumlah barang yang dikonsumsi agar dicapai kepuasan maksimum dan buatkan Kurva TU dan MU nya. Contoh Soal Perhitungan Perilaku Konsumen Pendekatan Nilai Guna Kardinal,Contoh Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal Dari table diketahui, ketika jumlah barang yang dikonsumsi Q adalah satu unit, maka nilai guna total TU yang diperoleh adalah 10. Dan ketika konsumen menambah jumlah barang yang dikonsumsi sebanyak satu unit, maka nilai marginal utility MU dapat dicari dengan cara berikut Diketahui Q1 = 1 TU1 = 10 Q2 = 2 Dari table diketahui, bahwa nilai guna total TU yang diperoleh ketika mengkonsumsi dua unit barang adalah TU2 = 18 Sehingga, Nilai Marginal Utility MU dapat dihitung dengan rumus berikut MU = ΔTU/ΔQ MU2 = (TU2 – TU1)/(Q2 – Q1) MU2 = (18 – 10)/(2 – 1) MU2 = 8/1 MU2 = 8 Jadi nilai guna marginal MU akibat penambahan barang yang dikonsumsi dari satu unit menjadi dua unit adalah MU = 8. Nilai guna marginal MU akibat penambahan barang konsumsi satu unit berikutnya dapat dihitung dengan cara yang sama, seperti berikut Q2= 2 Q3 = 3 TU2 = 18 TU3 = 24 Nilai Marginal Utility dapat dihitung dengan rumus berikut MU3 = (TU3 – TU2)/(Q3 – Q2) MU3 = (24 – 18)/(3 – 2) MU3 = 6/1 MU3 = 6 Jadi nilai guna marginal MU yang diperoleh dengan mengkonsumsi tiga unit barang adalah MU = 6. Untuk penambahan satu barang konsumsi sehingga barang yang dikonsumsi menjad1 empat unit barang, maka nilai guna marginalnya adalah Q3= 3 Q4 = 4 TU3 = 24 TU4 = 88 Nilai Marginal Utility pada Q4 = 4 dihitung dengan rumus berikut MU4 = (TU4 – TU2)/(Q4 – Q3) MU4 = (28 – 24)/(4 – 3) MU4 = 4/1 MU4 = 4 Jadi nilai guna marginal MU yang diperoleh dengan mengkonsumsi empat unit barang adalah MU = 4. Tabel Hasil Perhitungan Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal Hasil perhitung nilai guna marginal MU pendekatan kardinal secara keseluruhan ditunjukkan pada table berikut Tabel Hasil Perhitungan Nilai Guna Marginal, Marginal Utility MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan KardinalDari table dapat dikatakan, bahwa penambahan jumlah barang yang dikonsumsi menyebabkan peningkatan kepuasan yang ditunjukkan dengan nilai guna total naik. Pada saat belum mengkonsumsi apapun yaitu pada Q = 0, tentunya belum mendapatkan kepuasan dengan nilai guna total TU sama dengan nol. Kepuasan pertama diperoleh ketika mengkonsumsi barang Q satu unit yang direpresentasikan dengan total utility TU sebesar 10. Hal ini berarti dengan mengkonsumsi satu barang mendapat kepuasan dengan nilai guna marginal MU sebesar 10. Penambahan satu barang yang dikonsumsi dapat meningkatkan nilai guna total yang semula 10 menjadi 18. Peningkatan kepuasan ini terus naik seiring dengan penambahan barang yang dikonsumsi. Namun demikian Nilai guna marginal MU akibat penambahan satu unit barang ini turun yang semula 10 menjadi 8. Setiap peningkatan barang yang dikonsumsi akan meningkatkan nilai guna total yang diikuti dengan menurunnya nilai guna marginalnya, sampai akhirnya nilai guna total tidak dapat naik lagi dan setelah itu nilai guna total akan turun akibat penambahan barang yang dikonsumsinya. Pengertian Niai Guna Total Maksimum Ketika barang yang dikonsumsi sudah mencapai enam barang, maka penambahan barang berikutnya tidak lagi meningkatkan kepuasan yang ditunjukkan dengan nilai guna TU yang turun. Nilai guna total TU mencapai maksimum pada jumlah barang Q sama dengan 6 unit. Pada table terlihat, Ketika Q = 6, nilai guna marginal MU adalah nol, MU = 0. Ini artinya syarat kepuasan maksimum atau nilai guna total TU maksimum tercapai ketika nilai guna marginal MU sama dengan nol. Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Pendekatan Kardinal Grafik total utility TU dan marginal utility MU dibangun oleh sumbu horisontal yang menunjukkan jumlah barang Q yang dikonsumsi, dan sumbu vertikal yang menujukkan nilai guna total TU dan nilai guna marginal MU. Dengan memplot data data dari table di atas, akan diperoleh grafik yang menunjukkan kurva TU dan MU seperti gambar berikut Membuat Grafik Kurva Nilai Guna Total TU dan Nilai Guna Marginal MU Pada Perilaku Konsumen Pendekatan KardinalDari gambar di atas dapat diketahui bahwa, kurva nilai guna total TU meningkat dengan meningkatnya barang yang dikonsumsi sampai pada jumlah barang Q = 6. dan setelah itu kurva TU turun. Sedangkan kurva nilai guna marginal MU menurun dengan penambahan barang yang dikonsumsi, dan nilai guna marginal menjadi nol saat nilai guna total TU mencapai maksimumnya. Nilai TU maksimum merupakan kepuasan maksimum yang diperoleh dari mengkonsumsi barang Q. Nilai guna marginal MU menjadi negative jika barang yang dikonsumsi lebih dari enam unit yang diiringi dengan penurunan nilai guna totalnya.
Daftar Pustaka:
|