Langkah pertama yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah adalah?

Hai, Quipperian!

Ilmu pengetahuan memiliki beberapa ciri. Ilmu pengetahuan harus merupakan seperangkat pengetahuan yang sistematis, memiliki metode yang efektif, memiliki objek, memiliki rumusan kebenaran-kebenaran umum, bersifat objektif, dan dapat memberikan perkiraan.

Lalu, bagaimana cara menyusun sebuah pengetahuan secara sistematis? Dengan metode di dalamnya! Metode sendiri adalah langkah-langkah yang wajib ditempuh agar dapat menjelaskan objek yang dikajinya.

Bicara tentang sejarah, objek yang diteliti adalah manusia. Hmm, bagaimana ya metode penelitian sejarah yang digunakan dalam ranah ilmu pengetahuan? Quipper Blog punya ulasannya di bawah ini.

1. Pemilihan Topik

Topik tentu saja adalah hal paling penting yang harus ditentukan sebelum melakukan penelitian itu sendiri. Eits, tapi topik tidak bisa ditentukan dengan asal, lho

Topik yang diteliti harus layak untuk dijadikan penelitian, bukan pengulangan atau duplikasi dari penelitian yang sudah ada. Untuk mengukur kelayakan topik yang dipilih, kamu dapat melihat ketersediaan sumber penelitian.

Menurut Gray dalam buku Metodologi Sejarah karya Helius Sjamsudin, ada empat kriteria yang harus kamu perhatikan saat memilih topik penelitian, yaitu:

Apakah kajian yang akan diangkat memiliki nilai yang berarti bagi masyarakat pada umumnya?

Apakah topik, kajian, atau subjek penelitian belum diteliti sebelumnya? Jika sudah pernah diteliti sebelumnya, apakah ada fakta-fakta baru yang substansial dan signifikan? Apakah ada interpretasi baru dari fakta-fakta yang akurat dan dapat dibuktikan?

  • Kepraktisan (Practicality)

Apakah penelitian menunjang sumber-sumber yang diperoleh tanpa adanya kesulitan yang tidak rasional? Latar belakang pendidikan peneliti dan ruang lingkup penelitian juga jadi poin penting.

Apakah subjek penelitian memiliki elemen-elemen dengan kesatuan ide?

2. Heuristik atau Pengumpulan Sumber

Jika kamu sudah menetapkan topik dalam penelitianmu, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sumber. Dalam tahapan langkah penelitian sejarah, heuristik berperan penting karena merupakan tahap pengumpulan fakta-fakta baru. Ada dua jenis sumber, yaitu:

Sumber yang dapat diperoleh di perpustakaan, kantor arsip, kantor pemerintah, dan tempat lainnya. Misalnya, gedung Arsip Nasional di Jakarta yang menyimpan begitu banyak arsip yang dikumpulkan sejak zaman kolonial! Sumber seperti ini dapat kita sebut sebagai sumber primer. Sementara itu, data yang bersumber dari perpustakaan biasa disebut sebagai sumber sekunder.

Sumber yang dapat diperoleh dengan cara wawancara.

3. Verifikasi atau Kritik Sumber

Metode penelitian sejarah selanjutnya ialah verifikasi atau kritik sumber. Verifikasi adalah tahap yang memiliki tujuan untuk menyeleksi sumber-sumber yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini, kamu harus memastikan bahwa setiap sumber yang telah terkumpul sifatnya valid dan sesuai dengan subjek yang dikaji. Ada dua kritik sumber, yaitu:

Kritik yang menguji keaslian sumber dengan merujuk pada bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber. Ada tiga pertanyaan yang harus diungkap dalam kritik eksternal:

      • Autentitas: apakah sumber tersebut sesuai?
      • Orisinalitas: apakah sumber tersebut asli atau turunan?
      • Integritas: apakah sumber tersebut masih utuh atau sudah berubah?
  • Kritik internal

Kritik yang menguji keaslian sumber dengan merujuk pada isinya. Ada tiga pertanyaan yang harus diungkap dalam kritik internal:

    • Sifat sumber: apakah sumber tersebut resmi atau tidak resmi?
    • Latar belakang penulis/pengarang sumber: apakah penulis berperan dalam peristiwa yang diteliti?
    • Membandingkan: apakah isi sumber tersebut memiliki fakta yang sejajar dan objektif bila dibandingkan dengan sumber lainnya?

4. Interpretasi atau Penafsiran Fakta Sejarah

Penafsiran fakta sejarah dalam tahap ini diperoleh dari analisis terhadap data-data, fakta-fakta, serta sumber-sumber yang telah dihimpun. Proses melakukan interpretasi harus bersifat objektif, deskriptif, dan selektif. Ada dua jenis interpretasi sejarah, yaitu:

Berkaitan dengan upaya menjelaskan sumber-sumber yang dihimpun untuk menyusun fakta sejarah.

Menyatukan analisis-analisis terhadap sumber yang dihimpun untuk memperoleh penulisan karya sejarah.

5. Historiografi atau Penulisan Sejarah

Tahap terakhir dalam metode penelitian sejarah ialah historiografi atau penulisan sejarah. Paul Veyne dalam buku Metodologi Sejarah menjelaskan bahwa menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual. Historiografi adalah cara utama untuk memahami sejarah.

Peneliti tidak hanya menuliskan laporan semata, melainkan bekerja keras dengan hasil pemikirannya. Sehingga, hasil akhir yang diperoleh adalah buah pemikiran kritis peneliti yang didapatkannya dari analisis sumber.

Ada cukup banyak hal yang harus diperhatikan untuk melakukan sebuah penelitian, ya, Quipperian! Semoga artikel ini dapat membantumu dalam memahami metode penelitian sejarah!

Penulis: Evita

Langkah pertama yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah adalah?
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah adalah?
Gambar. Ilustrasi wawancara kepada pelaku atau saksi sejarah untuk diabil keterangannya (Sumber: pa-negara.pta-banjarmasin.go.id)

Langkah-Langkah Penelitian Sejarah – Mungkin diantara kita ada yang bertanya, mengapa penelitian sejarah harus dilakukan dan apa tujuannya?, apa sajakah langkah-langkah penelitian sejarah itu?. Ini adalah pertanyaan yang sangat bagus. Kita perlu mengingat bahwa sejarah merupakan salah satu ilmu pengetahuan sehingga dalam perkembangannya sejarah harus dilakukan melalui penelitian.

Secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab yakni ‘alama yang memiliki arti pengetahuan. Kata pengetahuan disejajarkan dengan kata science dalam bahasa Inggris. Kata science sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno dari kata scio atau scire yang memiliki arti pengetahuan. Berbicara terkait ilmu, pada hakekatnya suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila tersusun secara sistematis dari suatu subjek yang pasti. Oleh karena itulah suatu pengetahuan belum tentu bisa dikatakan sebagai ilmu namun suatu ilmu sudah barang tentu mengandung suatu pengetahuan.

Ada enam ciri-ciri ilmu pengetahuan antara lain memiliki seperangkat pengetahuan yang sistematis, memiliki metode penelitian yang efektif, memiliki objek kajian, memiliki rumusan kebenaran secara umum, bersifat objektif serta dapat memberikan sebuah perkiraan.

Ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis pasti memiliki metode yang efektif. Metode ini secara umum dapat dianggap sebagai sebuah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menerangkan objek-objek yang menjadi bahan kajiannya. Begitu pun dalam sejarah.

Di dalam ilmu pengetahuan sejarah, sebuah langkah-langkah penelitian sejarah harus dilakukan untuk menerangkan sebuah fakta penting yang menyangkut kehidupan manusia di masa lampau. Dari fakta-fakta masa lampau ini jika saling dihubungkan akan menghasilkan rumusan kebenaran secara umum atau yang kita sebut sebagai teori. Kebenaran ini adalah kebenaran menurut ilmu pengetahuan yakni kebenaran yang bersifat rasional, empiris dan sementara. Rasional itu berarti harus sesuai dengan logika ilmu pengetahuan. Empiris itu berarti bahwa kebenaran harus bersifat fakta, bukan opini. Sedangkan sementara berarti bahwa kebenaran ilmu pengetahuan ini tidaklah bersifat mutlak. Jika suatu saat suatu teori dapat dibantah dengan bukti dan teori yang lebih kuat, maka perubahan teori yang selama ini digunakan bisa saja terjadi. Inilah yang menyebabkan ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.

Langkah-langkah penelitian sejarah antara lain sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata heurishein yang artinya memperoleh atau menemukan. G.J. Reiner (1997) berpendapat bahwa heuristik merupakan suatu teknik untuk mencari dan mengumpulkan sumber. Nah, dalam hal ini seorang sejarawan yang sedang melakukan penelitian akan berusaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berupa jejak-jejak peristiwa sejarah.

Sebelum mengumpulkan jejak-jejak sejarah seorang peneliti diharuskan telah menentukan dan memahami atau menguasai topik penelitiannya. Dengan kata lain, seorang peneliti harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang informasi peristiwa yang tengah diselidiki. Hal ini dikarenakan jejak-jejak sejarah sangatlah beragam. Kita ingat bahwa sejarah terdiri dari begitu banyak periode yang terbagi-bagi atas begitu banyak bidang seperti politik, sosial, ekonomi, militer, budaya dan sebagainya. Nah, untuk mempermudah dalam penelitian, maka dilakukan upaya penggolongan atau klasifikasi terhadap sumber sejarah yang dikumpulkan.

Sumber sejarah secara umum dapat dibedakan menjadi sumber sejarah primer (dibuat oleh tangan pertama) dan sekunder (dibuat berdasarkan sumber tangan pertama). Sumber primer harus ditentukan lebih dahulu (diutamakan). Kita bisa mencari sumber ini dengan mengumpulkan keterangan para saksi mata sejarah yang ada dalam dokumen, catatan rapat, arsip organisasi dan sebagainya. Selain itu kita juga bisa mengambil sumber primer dengan cara meng-interview atau mewawancarai langsung si pelaku atau saksi sejarah yang masih hidup. Nah, jika hal ini dirasa cukup sulit, maka pengumpulan sumber sejarah sekunder bisa dilakukan. Sumber ini bisa di dapat dari majalah, buku-buku, koran dan sebagainya.

2. Verifikasi atau Kritik Sumber

Nah, setelah semua sumber sejarah terkumpul langkah penelitian sejarah selanjutnya yakni proses verifikasi atau kritik sumber. Pada proses ini semua sumber sejarah akan diuji tentang keasliannya dan kredibilitasnya.

a. Keaslian Sumber atau Otentisitas (kritik ekstern)

Seorang sejarawan atau peneliti dapat mengecek keaslian sumber sejarah dari segi fisiknya. Misalnya jika sumber sejarah tersebut berupa tulisan, maka bisa dilakukan pengecekan usia kertas atau tinta yang digunakan, bahan kertas, bahasa yang digunakan, gaya tulisan yang digunakan dll. Hasil pengecekan akan dicocokkan dengan keadaan sesuai masa tejadinya peristiwa sejarah yang sedang diteliti -apakah sama atau tidak?-.

b. Kesahihan Sumber atau Kredibilitas (kritik intern)

Kesaksian tokoh atau pelaku sejarah atau saksi sejarah merupakan hal pokok atau primer untuk sebuah sumber sejarah namun bisa saja sumber sejarah yang satu ini mengalami kesalahan atau kekeliruan. Gilbert J. Garraghan (Tahun 1957) berpendapat bahwa kekeliruan saksi ini dapat disebabkan oleh dua hal yakni:

1) Kekeliruan saksi dalam menjelaskan, menginterpretasikan serta menarik kesimpulan dari suatu sumber sejarah.

2) Kekeliruan dalam sumber formal yang digunakan.

Kekeliruan ini dapat disebabkan karena disengaja, keterangan saksi yang tidak bisa dipercaya atau para saksi yang secara terbukti tidak jujur, tidak cermat atau tidak mampu menjelaskan kesaksiannya dengan benar dan baik. Nah, untuk meminimalisir kekeliruan ini, maka seorang peneliti harus menelusuri kredibilitas sumber berdasarkan proses-proses dalam kesaksian.

Baca juga: Macam-macam sumber sejarah

3. Interpretasi atau penafsiran

Interpretasi dalam sejarah merupakan penafsiran kembali terhadap suatu peristiwa sejarah yang kemudian akan memberikan pandangan atau pendapat teoritis yang ilmiah. Interpretasi atau penafsiran dapat dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi sehingga nantinya akan diperoleh makna dan hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Hasil dari interperetasi adalah sejarah sebagai kisah yang isinya bisa saja bersifat subjektif antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya meskipun topik yang diteliti sama.

4. Historiografi

Sebuah peristiwa sejarah itu berjalan secara berkesinambungan yang berarti bahwa bisa jadi pada sebuah peristiwa akan bisa disusul dengan terjadinya peristiwa lainnya dan begitu seterusnya sehingga membentuk semacam cerita yang tak terputus. Nah, di historiografi ini, kisah yang panjang tersebut akan dipisahkan dalam beberapa periode dimana setiap periode akan mengisahkan suatu kejadian yang khas.

Historiografi merupakan puncak dari sebuah penelitian sejarah dimana pada bagian akhir dari ini, seorang peneliti atau sejahrawan akan menyusun suatu kisah sejarah sesuai kaedah keilmuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni kecermatan dalam penyusunan kronologis, penafsiran sejarah harus seobjektif mungkin (walaupun sulit untuk dihindari), penulisan sejarah harus mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah bahasa, peristiwa sejarah mana sajakah yang dianggap patut untuk dicatat, menghubungkan peristiwa- peristiwa tersebut satu sama lain dan penggunaan sumber-sumber.

Pemahaman tentang langkah-langkah penelitian sejarah ini sangat diperlukan oleh seseorang yang hendak melakukan penelitian terhadap penelitian sejarah.

[color-box]Hendrayana.2009.Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1. Solo: PT. Titian Ilmu. Listiyani,Dwi Ari.2009.Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X .Jakarta: Grahadi. Tarunasena.2009. Memahami Sejarah. Bandung:CV. Armico. Wardaya.2009.Cakrawala Sejarah. Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.[/color-box]