Isi kandungan al qur an surat ali imran 3 ayat 134 menjelaskan tentang perilaku

Surat Ali Imran ayat 134 adalah ayat yang menjelaskan empat karakter orang bertaqwa. Berikut ini terjemah per kata dan isi kandungan ayat tersebut.

Surat Ali Imran Ayat 134 dan Artinya

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 134)

Baca juga: Ayat Kursi

Terjemah Per Kata

Berikut ini terjemah per kata Surat Ali Imran ayat 134:

orang-orang yangالَّذِينَ
mereka berinfaqيُنْفِقُونَ
padaفِي
waktu senang (lapang)السَّرَّاءِ
dan waktu susah (sempit)وَالضَّرَّاءِ
dan orang-orang yang menahanوَالْكَاظِمِينَ
kemarahanالْغَيْظَ
dan orang-orang yang memaafkanوَالْعَافِينَ
dariعَنِ
manusiaالنَّاسِ
dan Allahوَاللَّهُ
Dia mencintaiيُحِبُّ
orang-orang yang berbuat baikالْمُحْسِنِينَ

Baca juga: Surat Ali Imran Ayat 77 Terjemah Per Kata

Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 134

Berikut ini isi kandungan Surat Ali Imran Ayat 134 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir, Fi Zilalil Quran, dan Tafsir Al Azhar. Isi kandungan ini juga telah dimuat di WebMuslimah dalam judul Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 134.

  1. Surat Ali Imran ayat 134 ini menunjukkan sebagian karakter orang bertaqwa.
  2. Empat di antara karakter orang bertaqwa adalah gemar berinfaq baik di kala lapang maupun sempit, mampu mengelola emosi dan menahan marah, suka memaafkan, dan suka berbuat kebajikan.
  3. Islam mengajarkan umatnya untuk gemar berinfaq. Infaq tidak akan mengurangi harta, justru mendatangkan keberkahan.
  4. Islam mengajarkan umatnya untuk mengelola emosi dan menahan amarah. Karakter ini merupakan salah satu kunci surga.
  5. Islam mengajarkan umatnya untuk memaafkan dan tidak menyimpan dendam.
  6. Islam mengajarkan umatnya untuk suka berbuat kebajikan. Bahkan membalas keburukan dengan kebaikan.

Demikian terjemah per kata dan isi kandungan Surat Ali Imran Ayat 134. Tafsir lebih lengkap bisa dibaca di artikel Surat Ali Imran Ayat 134. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]

            Surah Ali-Imran merupakan surah ke-3 setelah Al-Fatihah dan Al-Baqarah dalam Al-Quran. Surah ini memiliki arti keluarga Imran dan tergolong dalam surah Madaniyah. Berikut kakak ulas pertanyaan yang adik ajukan beserta pertanyaan terkait lainnya.

Tuliskan surah Ali-Imran ayat 134 beserta latin dan terjemahannya!

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Al-ladziina yunfiquuna fiissarraa-i wadh-dharraa-i wal kaazhimiinal ghaizha wal 'aafiina 'aninnaasi wallahu yuhibbul muhsiniin(a)

            Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Jelaskan isi kandungan surah Ali-Imran ayat 134!

            Isi kandungan dari surah Ali-Imran ayat 134, yaitu bahwa Allah SWT sangat meridhoi dan menyukai orang-orang yang memiliki 3 sifat takwa. 3 Sifat itu diantaranya orang yang selalu menafkahkan rezekinya di jalan Allah baik ketika memiliki banyak kelebihan maupun kekurangan, orang yang senantiasa mampu bersabar dalam menjaga amarahnya, serta orang yang dapat memaafkan kesalahan orang lain walaupun orang itu telah berbuat buruk kepadanya. Orang-orang yang seperti ini akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT atas perjuangannya yang berat di dunia.

Tuliskan arti perkata dari surat Ali-Imran ayat 134!

            Untuk arti perkata surat Ali-Imran ayat 134, dapat adik cocokan antara gambar yang kakak lampirkan dengan arti di bawah ini. Apabila gambar yang kakak lampirkan kurang jelas, silahkan adik tekan ikon kaca pembesar yang terletak di tengah gambar untuk memperjelas gambar.

1.    orang-orang yang,

2.    (mereka) menafkahkan,

3.    di,

4.    waktu senang,

5.    dan diwaktu susah,

6.    dan orang-orang yang menahan,

7.    kemarahan,

8.    dan orang-orang yang memaafkan,

9.    dari,

10. manusia/orang lain,

11. dan Allah,

12. DIA menyukai,

13.

orang-orang yang berbuat kebaikan.

Sebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan Qs. Ali-Imran ayat 134!

            Berbagai contoh perilaku yang sesuai dengan pengamalan Qs. Ali-Imran ayat 134 dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :

1.    Menabungkan harta kita dijalan Allah SWT dengan cara berinfaq, bersedekah, membagi sebagian rezeki kita kepada orang yang membutuhkan.

2.    Membantu orang lain yang kesusahan walaupun diri kita juga sedang kesusahan.

3.    Senantiasa bersabar dalam menjalani suka duka kehidupan.

4.    Tidak pernah marah dan emosi ketika mendapati suatu hal yang bertentangan dengan hati kita.

5.    Selalu memaafkan orang lain walaupun orang lain belum/tidak meminta maaf.

6.    Tidak menjadi orang yang pendendam.

7.    Membantu tanpa pamrih / ikhlas lillahi ta'ala.

8.    Berani meminta maaf kepada orang lain apabila melakukan kesalahan.

9.    Tidak menyinggung perasaan orang lain yang dapat menjadikannya emosi.

10.

Memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa.

Baca Juga :

-       Isi kandungan surah Ali-Imran ayat 190,             Asbabun Nuzul atau sebab turunya surah Ali-Imran ayat 190-191, perilaku terpuji berdasarkan surah Ali-Imran ayat 190-191, dan 3 makna pokok dari surat ali imran ayat 190-191 di brainly.co.id/tugas/14887751

            Semoga jawaban kakak dapat membantu, apabila masih terdapat pertanyaan yang lain, jangan ragu ajukan pertanyaanmu di Brainly ya.

Detail Tambahan

Kelas             : XI

Pelajaran       : B. Arab

Kategori         : Ulumul Quran, Aqidah

Kata Kunci     : Contoh Perilaku, Contoh Sikap, Terjemahan, Arti Perkata.

Kode              : -

tajwid nun sukun/tanwin surah al qaari'ah​

Sering mendengar istilah bulan baru dan bulan purnama, jelaskan dengan skema​.

cari 5 tajwid di surah al-qaari'ah​

Penutup kepala baglaktak dalam pakaian Melayu, adalaha. Kepah putihb. Kepiah wama wamic. Kepiah hitam yang bercorak. D. Keplah hitam yang polos​.

Menurut Sayyid qutub Mengapa orang-orang beriman diperintahkan untuk Bertasbih bertahmid dan beristighfar​.

Tuliskanlah 5 contoh cinta tanpa pengkotakan atau kasih yang tanpa membedakan yang dapat kita lakukan sebagai kaum remaja​.

Sebutkan sikap dan perilaku yang dapat dilakukan sebagai penghayatan dan pengalaman dari a. S at tahrim ayat 6.

Jika saat berangkat menuju tujuan ke-1 harus menempuh jarak 118 km. Hitunglah, seberapa jauh jarak yang sudah ditempuh oleh rombongan Husna berwisata, … mulai dari rumah menuju 3 tujuan wisata hingga kembali ke rumah?.

Adik kandung al-makmun yang menjadi khalifah setelah dirinya meninggal dunia, adalah.

Kalimat tarji berasal dari kata raja yang berarti A. Datang B. Pulang C. Kembali D. Senang SILAHKAN DIJAWAB AYO!!.

Surat Ali Imran ayat 134 adalah ayat yang menjelaskan empat karakter orang bertaqwa. Berikut ini terjemah per kata dan isi kandungan ayat tersebut.

Surat Ali Imran Ayat 134 dan Artinya

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

[yaitu] orang-orang yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan [kesalahan] orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [QS. Ali Imran: 134]

Baca juga: Ayat Kursi

Terjemah Per Kata

Berikut ini terjemah per kata Surat Ali Imran ayat 134:

orang-orang yangالَّذِينَ
mereka berinfaqيُنْفِقُونَ
padaفِي
waktu senang [lapang]السَّرَّاءِ
dan waktu susah [sempit]وَالضَّرَّاءِ
dan orang-orang yang menahanوَالْكَاظِمِينَ
kemarahanالْغَيْظَ
dan orang-orang yang memaafkanوَالْعَافِينَ
dariعَنِ
manusiaالنَّاسِ
dan Allahوَاللَّهُ
Dia mencintaiيُحِبُّ
orang-orang yang berbuat baikالْمُحْسِنِينَ

Baca juga: Surat Ali Imran Ayat 77 Terjemah Per Kata

Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 134

Berikut ini isi kandungan Surat Ali Imran Ayat 134 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir, Fi Zilalil Quran, dan Tafsir Al Azhar. Isi kandungan ini juga telah dimuat di WebMuslimah dalam judul Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 134.

  1. Surat Ali Imran ayat 134 ini menunjukkan sebagian karakter orang bertaqwa.
  2. Empat di antara karakter orang bertaqwa adalah gemar berinfaq baik di kala lapang maupun sempit, mampu mengelola emosi dan menahan marah, suka memaafkan, dan suka berbuat kebajikan.
  3. Islam mengajarkan umatnya untuk gemar berinfaq. Infaq tidak akan mengurangi harta, justru mendatangkan keberkahan.
  4. Islam mengajarkan umatnya untuk mengelola emosi dan menahan amarah. Karakter ini merupakan salah satu kunci surga.
  5. Islam mengajarkan umatnya untuk memaafkan dan tidak menyimpan dendam.
  6. Islam mengajarkan umatnya untuk suka berbuat kebajikan. Bahkan membalas keburukan dengan kebaikan.

Demikian terjemah per kata dan isi kandungan Surat Ali Imran Ayat 134. Tafsir lebih lengkap bisa dibaca di artikel Surat Ali Imran Ayat 134. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]

Banyak sekali hikmah yang terdapat dalam Alquran, misalnya seperti yang ada dalam surat Ali Imran ayat 159. Banyak yang menyorotinya sebagai ayat yang menganjurkan memiliki akhlak yang baik.

Hasil penelitian Profetika Jurnal Studi Islam menunjukkan, nilai-nilai akhlak yang tercermin di dalamnya adalah lemah lembut, pemaaf, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan manusia, beriman kepada Allah SWT dan pertolongan-Nya.

Baca Juga: Surat At Tahrim Ayat 6, Ini Bacaan Lengkap dan Maknanya, Yuk Amalkan!

Bacaan Surat Ali Imran Ayat 159

Foto: Orami Photo Stock

Surat Ali Imran [آل عمران] merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal. Penamaan surat ini didasarkan pada adanya kisah keluarga Imran, ayah Maryam yang merupakan ibu kandung Nabi Isa AS.

Surat ini disebut juga Az Zahraawan, karena kedua surat ini memberi petunjuk bagi pembacanya kepada kebenaran dengan cahaya agung. Selain surat ini, surat Al-Baqarah juga termasuk di dalamnya.

Berikut ini adalah bacaan Surat Ali Imran Ayat 159 beserta tulisan Arab, latin dan artinya:

ADVERTISEMENT

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

[Fabimaa rohmatim minalloohi linta lahum. Walau kunta fadhdhon gholiidhol qolbi lanfadldluu min haulik. Fa’fu ‘anhum wastaghfirlahum wasyaawirhum fil amr. Fa,idzaa azamta fatawakkal ‘alallooh. Innallooha yuhibbul mutawakkiliin]

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” [QS Ali Imran: 59].

Baca Juga: 17 Bacaan Surat Pendek dari Juz Amma, Yuk Ajak Si Kecil untuk Menghafal!

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 159

Foto: Orami Photo Stock

Dirangkum dari beberapa sumber dan juga tafsir, ada beberapa hal mengenai tafsir dari surat Ali Imran ayat 159, yakni:

1. Lemah Lembut Adalah Rahmat Allah SWT

Poin pertama dari Surat Ali Imran ayat 159 ini adalah karakter Rasulullah SAW yang lemah lembut adalah karena rahmat dari Allah SWT.

Sayyid Qutb menjelaskan, manusia selalu membutuhkan seseorang yang penuh kasih sayang, wajah yang teduh dan ramah, cinta dan kasih sayang, serta jiwa yang penuh kelembutan.

Sifat yang baik tersebut menurut Sayyid Qutb, mengisyaratkan bahwa sikap lemah lembut harus dimiliki oleh setiap mukmin, terlebih lagi jika dirinya adalah seorang pemimpin.

Dalam Tafsir Al Munir, Syaikh Wahbah Az Zuhaili mengutip hadits, namun yang benar adalah atsar dari Umar bin Khattab:

إنه لا حلم أحب إلى الله من حلم إمام ورفقه ولا جهل أبغض إلى الله من جهل إمام وخرقه

Artinya: “Tidak ada sikap lembut yang lebih dicintai Allah dari sikap lembut dan murah hati seorang pemimpin. Dan tidak ada sikap kasar lagi angkuh yang lebih dibenci Allah dari sikap kasar dan arogansi seorang pemimpin,”

ADVERTISEMENT

2. Menjauh dari Sifat Kasar

Poin selanjutnya dari Surat Ali Imran ayat 159 adalah menjelaskan akibat bersikap keras dan kasar. Dalam ayat tersebut, kata fadhdhan [فظا] berasal dari kata al fadhdh [الفظ] yang artinya keras.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maknanya adalah keras dan kasar dalam berbicara. Ini adalah sikap yang secara fitrah dibenci oleh manusia.

Jika pemimpin memiliki kata-kata kasar dan keras hati, manusia akan menjauhinya. Kalaupun ada yang mendekat, biasanya hanya karena takut dan terpaksa.

3. Seni Memaafkan dan Sikap Demokratis

Kandungan lain dari Surat Ali Imran adalah perintah untuk memaafkan dan memohon ampun, serta bermusyawarah.

Meski sebagian kaum muslimin berbuat salah, Allah SWT memerintah Rasulullah SAW untuk memaafkan mereka dan memohonkan ampunan kepada-Nya.

Allah juga memerintahkan untuk mengajak mereka bermusyawarah.”Islam menerapkan prinsip musyawarah dalam sistem pemerintahan. Sehingga Rasulullah sendiri melakukannya,” tegas Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran.

Begitu banyak contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dalam sejarah. Sehingga dalam istilah modern, Rasulullah sangat demokratis dan tidak otoriter.

Beliau mengajak para sahabat untuk bermusyawarah, kecuali dalam hal yang telah ditetapkan sebagai wahyu dari Allah SWT.

Melihat pentingnya musyawarah atau syuro, Buya Hamka ketika menafsirkan Surat Ali Imran ayat 159 ini, membuat sub judul ‘syuro sebagai sendi masyarakat Islam.’

4. Tawakkal Menyikapi Hasil Musyawarah

Surat Ali Imran ayat 159 juga memerintahkan umat Islam untuk bertawakkal, terutama setelah melaksanakan musyawarah.

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Yakni apabila engkau bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu dan kamu telah membulatkan tekadmu, hendaklah kamu bertawakkal kepada Allah.”

Jika musyawarah telah menghasilkan keputusan, pegang keputusan itu dan bertawakkallah kepada Allah SWT.

Jangan risau dengan hasilnya, jangan menyalahkan musyawarah jika ada hal yang tidak sesuai dengan harapan, sepanjang sudah menjalankan hasil musyawarah itu.

Tawakkal membuat seorang mukmin tidak menyalahkan hasil musyawarah, dan tidak mengungkit pendapatnya yang ditolak saat musyawarah. Orang yang tawakkal ini dicintai oleh Allah SWT.

Baca Juga: Surat Yusuf untuk Ibu Hamil, Benarkah Bisa Membuat Bayi Terlahir Rupawan?

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 159

Foto: Orami Photo Stock

Beberapa kandungan dari surat Ali Imran ayat 159 yakni:

  • Rasulullah memiliki sifat lemah lembut dan sifat itu disebabkan oleh rahmat Allah.
  • Manusia menyukai pribadi yang lemah lembut, sebaliknya membenci kata-kata kasar dan sikap keras hati. Manusia akan menjauh dari orang yang suka berkata kasar dan hatinya keras.
  • Rasulullah memiliki akhlak yang agung, di antaranya adalah pemaaf, suka bermusyawarah dan tawakkal.
  • Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar memaafkan orang lain dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.
  • Ketika musyawarah telah menghasilkan keputusan, maka harus dilaksanakan dengan dilandasi tawakkal kepada Allah SWT.
  • Allah SWT mencintai orang-orang yang bertawakkal.

Demikian bacaan, tafsir, dan juga kandungan dari Surat Ali Imran ayat 159. Semoga dapat bermanfaat dan memberi dorongan agar memiliki akhlak yang mulia.

  • //journals.ums.ac.id/index.php/profetika/article/view/1851
  • //umma.id/article/share/id/1002/296538
  • //bincangsyariah.com/khazanah/tafsir-surat-ali-imran-ayat-159-kasih-sayang-nabi-muhammad-saw/
  • //worldquran.com/

Surat Ali Imran ayat 134 adalah ayat tentang karakter orang bertaqwa. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.

Surat Ali Imran [آل عمران] merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal. Nama surat ini Ali Imran karena di dalamnya terdapat kisah keluarga Imran, ayah Maryam, ibu kandung Isa ‘alaihis salam. Di dalamnya banyak petunjuk dan tuntunan hidup, termasuk ayat 134 ini. Bersama ayat 133 dan 135, ia menunjukkan lima karakter orang bertaqwa.

Khusus ayat 134 ini, ada empat karakter orang bertaqwa yakni gemar berinfaq, menahan marah, memaafkan dan suka berbuat baik.

Surat Ali Imran Ayat 134 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Ali Imran Ayat 134 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

[alladziina yunfiquuna fis sarroo,i wadl dlorroo,i wal kaadhimiinal ghoidho wal ‘aafiina ‘anin naas, walloohu yuhibbul muhsiniin]

Artinya:
[yaitu] orang-orang yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan [kesalahan] orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Baca juga: Ayat Kursi

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 134

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 134 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

1. Gemar berinfaq

Poin pertama dari Surat Ali Imran ayat 134 adalah karakter pertama orang bertaqwa. Yakni gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

[yaitu] orang-orang yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun sempit

Inilah karakter orang bertaqwa; gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Saat banyak uang maupun di tengah keterbatasan.

Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhummenjadi generasi teladan dalam hal ini. Mereka suka berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan Perang Tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfaq.

Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni Perang Tabuk. Ketika Rasulullah bertanya, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku.”

Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih banyak daripada infaq Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku.” Ketika Rasulullah bertanya, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab mantap, “Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”

Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”

Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk berinfaq. Ada pula sahabat yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam kurma.

Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit seperti itu.” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam kurma karena kemampuannya memang hanya sebesar itu.

Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis seperti sabda Nabi:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Tidaklah sedekah mengurangi harta. [HR. Muslim]

2. Menahan marah

Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah menahan marah, mampu mengelola emosi.

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

dan orang-orang yang menahan amarahnya

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, “apabila mereka mengalami emosi, maka mereka menahannya. Yakni tidak memendam, tidak pula mengeluarkannya.”

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan, “Marah adalah perasaan manusiawi yang diiringi naiknya tekanan darah … Manusia tidak dapat menundukkan kemarahan ini kecuali dengan perasaan yang halus dan lembut yang bersumber dari pancaran taqwa…”

Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi tak terkendali. Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari darah tinggi, kolesterol, hingga diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.

Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan marah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Orang yang kuat bukanlah orang [menang dalam] gulat, tetapi orang kuat [yang sebenarnya] adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah. [HR. Bukhari dan Muslim]

Bahkan, siapa yang pandai mengelola emosi dan menahan kemarahan, hadiahnya adalah surga.

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ، قَالَ:”لا تَغْضَبْ، وَلَكَ الْجَنَّةُ

Dari Abu Darda’ ia mengatakan, aku bertanya: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku satu amal yang memasukkanku ke surga.” Beliau bersabda, “Jangan marah, bagimu surga.” [HR. Thabrani; shahih lighairihi]

3. Memafkan manusia

Karakter orang bertaqwa yang ketiga adalah adalah suka memaafkan.

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

Dan memaafkan manusia

Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesalahan orang lain.

“Menahan marah merupakan tahapan yang pertama,” tulis Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. “Namun, menahan marah ini saja belum memadai. Karena, adakalanya seseorang itu menahan marah tetapi masih dendam dan benci. Sehingga, berubahlah kemarahannya yang meledak-ledak dendam yang terpendam dan tersembunyi. Padahal, kemarahan dan kemurkaan itu lebih bersih dan suci daripada dendam dalam hati. Oleh karena itu, berlanjutlah nash ini untuk mengakhiri kemarahan dan kebencian dalam jiwa orang-orang yang bertaqwa, yaitu dengan memaafkan, berlapang dada, dan toleransi.”

Memaafkan merupakan sikap mulia. Ia tidak akan menurunkan harga diri seseorang, melainkan justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. [HR. Muslim]

Memaafkan juga membuat hati lapang, penuh kedamaian dan mudah bahagia. Sebaliknya, tidak memaafkan alias mendendam akan memicu hormon kortisol yang mengakibatkan berbagai penyakit termasuk jantung, kanker dan stroke.

4. Suka berbuat baik

Karakter keempat dari orang bertaqwa adalah suka berbuat baik; muhsinin.

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah orang yang membalas kejelekan dengan kebaikan.

Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung silaturahim dengannya, ini adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru memaafkan dan menolongya saat membutuhkan, juga contoh muhsinin.

Hasan Al Banna membuat sebuah perumpamaan yang sangat baik. “Jadilah seperti pohon mangga. Orang melemparinya dengan batu, ia membalas dengan memberikan buahnya.”

Baca juga: Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 134

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 134

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Ali Imran ayat 134:

  1. Surat Ali Imran ayat 134 ini menunjukkan sebagian karakter orang bertaqwa.
  2. Empat di antara karakter orang bertaqwa adalah gemar berinfaq baik di kala lapang maupun sempit, mampu mengelola emosi dan menahan marah, suka memaafkan, dan suka berbuat kebajikan.
  3. Islam mengajarkan umatnya untuk gemar berinfaq. Infaq tidak akan mengurangi harta, justru mendatangkan keberkahan.
  4. Islam mengajarkan umatnya untuk mengelola emosi dan menahan amarah. Karakter ini merupakan salah satu kunci surga.
  5. Islam mengajarkan umatnya untuk memaafkan dan tidak menyimpan dendam.
  6. Islam mengajarkan umatnya untuk suka berbuat kebajikan. Bahkan membalas keburukan dengan kebaikan.

Demikian Surat Ali Imran ayat 134 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semakin memotivasi kita untuk menjadi hamba-Nya yang bertaqwa. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]