Pemberontakan yang terjadi pada periode 1948 sampai 1965 sebagian besar digerakkan oleh perwira KNIL

Pemberontakan yang terjadi pada periode 1948 sampai 1965 sebagian besar digerakkan oleh perwira KNIL

Pada 5 April 1950, terjadi pemberontakan Andi Azis di Makassar. Pemberontakan ini di bawah pimpinan Kapten Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL yang baru saja diterima masuk ke dalam APRIS. Pasukan Andi Azis melakukan penyerangan serta menduduki tempat-tempat vital dan menangkap Panglima Teritorium Indonesia Timur Letnan Kolonel A.J. Mokoginta. Pemberontakan ini terjadi karena gerombolan Andi Azis menolak masuknya pasukan-pasukan APRIS dan TNI serta bertujuan untuk mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Timur. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan ultimatum pada 8 April 1950 yang memerintahkan kepada Andi Azis agar melaporkan diri serta mempertanggungjawabkan perbuatannya ke Jakarta dalam tempo 4 x 24 jam. Ia juga diperintahkan untuk menarik pasukan, menyerahkan semua senjata, dan membebaskan tawanan. Pada 15 April 1950, Andi Azis ditangkap. Pada 21 April 1950, Sukawati yang menjabat sebagai Wali Negara NIT mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI.

On April 5, 1950 there was an Andi Azis rebellion in Makassar. This rebellion was under the leadership of Captain Andi Azis, a former KNIL officer who had just been accepted into the APRIS (United Republic of Indonesia Armed Forces). Andi Azis’ troops carried out attacks and occupied vital places and captured the Eastern Indonesian Territorial Commander Lieutenant Colonel A.J. Mokoginta This rebellion occurred because they refused the entry of APRIS and TNI, and aimed to maintain the integrity of the State of East Indonesia (NIT). To counter the rebellion, the government issued an ultimatum on April 8, 1950, which ordered Andi Azis to report himself and take responsibility for his actions in Jakarta within 4 x 24 hours. He was also ordered to withdraw troops, surrender all weapons, and free prisoners. On April 15, 1950, Andi Azis was arrested. On April 21, 1950, Sukawati who served as the Mayor of the NIT announced that the NIT was willing to join the Republic of Indonesia.

Infografis oleh @masterchief.exe (PKL SMKN 40 Jakarta)

#hariinidalamsejarah #todayinhistory #sahabatmunasprok

Jakarta -

Pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Peristiwa ini berlangsung di bawah kepemimpinan Andi Azis, mantan perwira Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) pada 5-15 April 1950.

Kala itu, Andi Azis dan golongannya menentang rencana penyatuan Negara Indonesia Timur (NIT) ke bagian NKRI. Bersama gerombolannya, Andi Azis berupaya memperjuangkan kesatuan Negara Indonesia Timur.

Mereka juga menolak masuknya anggota TNI ke dalam bagian APRIS. Pemberontakan Andi Azis merupakan salah satu pemberontakan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.

Peristiwa itu terjadi setelah pemberontakan APRA yang terjadi di Bandung pada 23 Januari 1950. Nah, seperti apa latar belakang, penyebab tujuan hingga dampak dari pemberontakan Andi Azis? Simak penjelasan berikut ini, dikutip dari Modul Sejarah Indonesia yang disusun oleh Anik Sulistiyowati (2020).

Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan Andi Azis

Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945 saat itu masih berbentuk federasi atau negara bagian. Salah satunya yaitu NIT yang terbentuk pada Desember 1946 dimana wilayahnya terdiri dari kepulauan Sunda Kecil (Bali dan sekitarnya), Maluku, dan Sulawesi.

Namun setelah Konferensi Meja Bundar atau KMB pada 23 Agustus - 2 November 1949 di Den Haag, Indonesia menyatakan diri sebagai Negara RIS yang terbagi menjadi 16 federasi. Hal ini dilakukan supaya diakui kedaulatannya oleh Belanda.

Ternyata perjanjian dalam KMB merupakan akal-akalan Belanda untuk memecah belah Indonesia dan tetap mempertahankan jajahannya saat itu.

Keputusan KMB tidak bertahan lama dan golongan unitaris mengajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga wilayah-wilayah termasuk NIT melebur di dalamnya.

Intinya latar belakang pemberontakan Andi Azis itu adalah penolakan Andi Azis terhadap rencana penyatuan NIT ke dalam bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Andi Azis memang masuk dalam golongan federalis yang menolak penyatuan itu.

Faktor Penyebab dan Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Saat RIS meresmikan diri sebagai NKRI dan membawa sejumlah Negara Bagian di dalamnya (termasuk Negara Bagian Sumatera Selatan, Kalimantan TImur, dan NIT), sayangnya NIT baru mendapat kabar penyatuan pada 4 April 1950.

Hal ini menyebabkan Andi Azis dan mantan anggota KNIL menentang hal tersebut terutama rencana kedatangan APRIS pada 5 April ke wilayah Makassar. Pasalnya, mereka khawatir akan diperlakukan diskriminatif oleh pimpinan APRIS/TNI.

Pemberontakan Andi Azis saat itu berupa:

  • Menduduki sejumlah tempat dan sektor penting badan militer di wilayah Indonesia Timur
  • Menangkap Letnan Kolonel AJ. Mokognita, seorang Panglima Teritorium (wilayah) Indonesia Timur

Adapun tujuan pemberontakan Andi Azis adalah ia mengincar kedudukan atau posisi puncak pemerintahan negara federasi di sektor militer bersama Soumokil sebagai tokoh politik dan Sukowati selaku presidennya.

Dampak Pemberontakan Andi Azis

Pemerintah menindak tegas pemberontakan dengan mengirim pasukan di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Selain itu, Andi Azis diminta untuk melapor ke Jakarta terkait peristiwa tersebut dan menarik pasukan dari wilayah yang mereka duduki.

Pasukan Andi Azis juga diminta untuk menyerahkan senjata dan membebaskan tawanan yang mereka tangkap saat itu. Beberapa tuntutan tersebut harus dipenuhi sebelum 4 x 24 ham. Namun, Andi Azis terlambat melapor dan pasukannya sudah terlanjur berontak.

Dari Makassar, ia berangkat ke Jakarta dan langsung ditangkap. Andi Aziz pun mengakui terkait aksi yang dilakukan lahir dari rasa ketidakpuasan terhadap APRIS. Sementara pasukan pemberontakan Andi Azis akhirnya berhasil diatasi oleh tentara Indonesia yang dipimpin Kolonel Kawilarang.

Simak Video "Deretan Tahun Paling Mengerikan dalam Sejarah Manusia"



(pal/pal)

Hola, Quipperian! Tentu saja masih semangat belajar, dong, meskipun sudah memasuki akhir tahun? Apalagi buat kamu yang kelas 12, harus terus on fire, karena masih banyak ujian-ujian yang akan kamu hadapi, mulai dari SNMPTN, SBMTPN, UN, sampai ujian lainnya.

Nah, supaya kamu belajarnya tetap seru dan fun, kali ini Quipper Blog mau membahas materi Sejarah tentang Pemberontakan Andi Azis, nih. Ayo, siapa yang belum tahu tentang pemberontakan yang satu ini? Yuk, langsung saja simak pembahasan lengkapnya di bawah ini, ya!

Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis merupakan upaya perlawanan yang dilakukan oleh Andi Azis, yakni seorang mantan perwira KNIL. Kala itu, ia berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur (NIT) karena enggan bergabung dengan NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Andi Azis berpendapat bahwa para perwira APRIS harus bertanggung jawab atas gangguan keamanan yang terjadi di NIT, sebab menurut Azis, pemerintah adalah dalang dari gangguan tersebut.

Pemberontakan ini terjadi di Ujungpandang, Makassar pada 5 April 1950 diawali dengan konflik Sulawesi Selatan pada bulan yang sama. Konflik ini terjadi karena adanya ketegangan antara masyarakat yang pro federal dan yang anti federal.

Sehingga, pada 5 April 1950, Pemerintah Indonesia mengutus pasukan TNI dari Jawa untuk mengamankan daerah tersebut. Tetapi, kedatangan TNI ini dianggap mengancam kelompok masyarakat yang pro federal. Akhirnya, masyarakat yang pro federal ini bergabung di bawah komando Andi Azis dan membentuk pasukan bernama “Pasukan Bebas.”

Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Secara umum, tujuan ini bertujuan untuk mempertahankan NIT. Dalam aksinya, Andi Azis tidak bergerak sendiri, tetapi dibantu juga oleh Sultan Hamid II (dalang pemberontakan APRA) dan Belanda. 

Upaya Pemerintah Menumpas Pemberontakan Andi Azis

Dalam memberantas pemberontakan ini, Pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya, yakni:

  1. Pada 8 April 1950, Pemerintah Indonesia memberikan ultimatum yang isinya memerintahkan Andi Azis untuk segera melaporkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya ke Jakarta dalam waktu 4 x 24 jam.
  2. Andi Azis diperintahkan untuk menarik semua pasukannya dan menyerahkan semua senjata, serta membebaskan para tawanan.

Nyatanya, semua ultimatum di atas tidak dipenuhi oleh Andi Azis. Untuk itu, Pemerintah Indonesia pun mengirim pasukan TNI di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Pertempuran pun terjadi pada tanggal 26 April 1950. 

Dalam waktu singkat, pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh TNI di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Andi Azis pun ditangkap dan diadili di Yogyakarta. Nah, ternyata Quipperian, setelah diusut, pemberontakan ini didalangi oleh Dr. Soumokil, yakni dalang Pemberontakan RMS.

Nasib Negara Indonesia Timur 

Pada kala itu, ada beberapa dampak Pemberontakan Andi Azis yang juga akhirnya membentuk nasib Negara Indonesia Timur. Apa saja?

  1. Ir. P. D Diapri, Perdana Menteri NIT kala itu mengundurkan diri karena tidak setuju dengan pemberontakan Andi Azis.
  2. Ir. Putuhena diangkat menggantikan Ir. Diapri. Ia merupakan tokoh yang pro republik.
  3. Sukawati, Wali Negara NIT, pada 21 April 1950 mengumumkan jika NIT bersedia untuk gabung dengan NKRI.

Quipperian, itulah sekilas mengenai Pemberontakan Andi Azis. Semoga pembahasan Quipper Blog di atas cukup membantu kamu, ya. Nah, kalau kamu masih mau belajar materi ini lebih dalam atau materi lainnya, boleh banget lho, bergabung dengan Quipper Video.

Quipper Video menyediakan ragam materi dari berbagai mata pelajaran lewat para tutor kece yang akan mengajari kamu melalui video, rangkuman, dan latihan soal. Penasaran seperti apa? Buruan daftarkan diri, ya!

Penulis: Serenata