Contoh bentuk semangat dan komitmen kebangsaan di lingkungan keluarga

Keluarga adalah salah satu elemen penting dalam masyarakat untuk terus membina persatuan dan kesatuan bangsa. Dari keluargalah semua itu berasal. Sikap dan perilaku kita di luar rumah seperti halnya di sekolah, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat bisa jadi cerminan dari perilaku kita di dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, akan sangat baik apabila kita memulai sesuatu yang baik di dalam keluarga, agar bisa menerpkan kebaikan tersebut di lingkungan yang lain. Salah satu hal baik yang bisa kita pupuk dari lingkungan keluarga adalah mengupayakan sikap dan perilaku yang mencermikan komitmen persatuan di lingkungan keluarga.

Makna Persatuan Bagi Indonesia

Sebelum melihat lebih jauh lagi tentang Sikap dan perilaku yang mencermikan komitmen persatuan di lingkungan keluarga, ada baiknya kita menilik apa yang dimaksud dengan persatuan. Dilihat dari arti katanya, persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh. Disini dimaksudkan bahwa seberapapun perbedaan yang ada, harus tetap utuh menjadi satu tidak boleh terpecah belah. Definisi lain menerangkan bahwa persatuan adalah gabungan dari beberapa bagian berbeda yang sudah bersatu. Dari situ bisa disimpulkan bahwa persatuan adalah gabungan atau ikatan dari beberapa komponen yang berbeda, bergabung menjadi satu karena ada sebuah nilai yang menjadi pemersatu perbedaan tersebut.

Kondisi tersebut sama halnya seperti yang terjadi di Indonesia. Indonesia memiliki banyak komponen yang berbeda. Ada suku, agama, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda. Namun semua perbedaan tersebut menjadi satu kesatuan bangsa Indonesia. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, persatuan terjadi karena ada sebuah nilai yang mengikat dan melandasi perbedaan-perbedaan tersebut. Di Indonesia, kita punya Pancasila. Salah satu makna pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai nilai integratif atau nilai pemersatu perbedaan yang ada di Indonesia. atau dengan kata lain, persatuan di Indonesia bisa terbentuk karena adanya Pancasila.

Menjunjung tinggi nilai persatuan juga merupakan implementasi nilai-nilai pancasila. Dan sebagai warga negara yang patuh terhadap dasar negara, sudah sepantasnya kita berkomitmen pada persatuan sebagai salah satu wujud pengamalan Pancasila khususnya sila ketiga. Oleh karena itu, sudah seharusnya komitmen pada persatuan diwujudkan dalam tiap tindakan baik di lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, maupun masyarakat. Pada dasarnya,kita bisa menjalankan Sikap dan perilaku yang mencermikan komitmen persatuan di lingkungan keluarga apabila kita mampu menerapkan asas kekeluargaan. Sebagai contoh yang paling sederhana dari penerapan asas kekeluargaan adalah dengan bertegur sapa dengan anggota keluarga. Bayangkan bagaimana persatuan bisa terjalin apabila tidak ada tegur sapa diantara anggota keluarga. Apabila asas kekeluargaan tidak lagi diterapkan, akan ada akibat tidak menerapkan asas kekeluargaan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Sikap Dan Perilaku Yang Mencermikan Komitmen Persatuan Di Lingkungan Keluarga

Berikut adalah contoh Sikap dan perilaku yang mencermikan komitmen persatuan di lingkungan keluarga:

  1. Saling mencintai sesama anggota keluarga

Sudah sewajarnya ada rasa saling mencintai sesame anggota keluarga. Itu terjadi karena anggota keluarga mempunyai rasa persatuan sebagai sebuah kesatuan. Oleh karena itu, secara otomatis orang yang dicintai juga pasti akan membalas rasa cinta. Seperti halnya orang tua dan anak, tidak ada orang tua yang tidak mencintai anaknya. Dan sebaliknya, walaupun anak tidak akan bisa sepenuhnya membalas rasa cinta orang tua, akan tetapi anak akan selalu membalas rasa cinta orang tua.

  1. Saling menghormati sesama anggota keluarga

Walauoun dalam sebuah keluarga adaa urutan yang berdasarkan usia, namun semua anggota harus bisa menghormati satu sama lain. Bukan berarti anggota yang lebih tua boleh tidak menghormati anggota yang lebih muda. Semua anggota keluarga mempunyai hak yang sama, dan semuanya harus dihormati.

  1. Bekerjasama dalam menyelesaikan urusan rumah tangga

Karena pelaku rumah tangga bukan hanya orang tua, maka anak pun sudah seharusnya ikut bekerjasama dalam menyelesaikan urusan rumah tangga. Anggota keluarga bisa salking bahu menbahu membantu menyelesaikan urusan rumah tangga sebagai wujud dari sikap dan perilaku yang mencermikan komitmen persatuan di lingkungan keluarga.

  1. Menjalankan kewajiban sebagai anggota keluarga dengan tulus dan ikhlas

Sudah selayaknya apabila tiap anggota keluarga diberi kewajiban yang menjadi tanggung jawab individu masing-masing. Sebagai contoh, ayah wajib bekerja mencari nafkah, ibu wajib mengurus rumah tangga, dan anak mempunyai kewajiban untuk belajar atau bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas. Hal tersebut karena dengan adanya komitmen persatuan, makan tiap anggota keluarga akan mempunyai kesadaran untuk menjalankan kewajiban sesuai dengan fungsinya.

  1. Mengakui keberadaan fungsi setiap anggota keluarga

Selain tulus dan ikhlas menjalankan kewajiban sesuai dengan fungsinya, anggota keluarga juga harus menyadari dan mengakui fungsi – fungsi tersebut. Sebagai contoh, peran ayah dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga. Oleh karena itu, anggota keluarga lain sudah seharusnya menghargai keputusan – keputusan yang diambil oleh kepala keluarga untuk kepentingan bersama.

  1. Melangsungkan musyawarah untuk memutuskan sesuatu yang menyangkut kepentingan semua anggota keluarga

Musyawarah dalam keluarga sangat penting. Sudah seharusnya keputusan yang menyangkut kepentingan bersama menyertakan anggota keluarga dalam proses musyawarah. Dan selama proses musyawarah tersebut, harus ada sikap dan perilaku yang mencermikan komitmen persatuan di lingkungan keluarga. Karena jika tidak, maka mufakat tidak akan tercapai.

  1. Menyelesaikan masalah dalam keluarga dengan sistem musyawarah

Terkadang dalam keluarga terdapat masalah yang yang akibatnya berimbas pada seluruh anggota keluarga. Dalam hal itu, penyelesaiannya pun harus dilaksanakan dengan proses musyawarah. Musyawarah akan mempersatukan pendapat dan pandangan dari tiap anggota keluarga. Dari situlah keputusan akhir bisa diambil, dengan tidak mengkesampingkan kepentingan bersama.

  1. Adanya sikap saling terbuka antar anggota keluarga

Sikap saling terbuka sangat penting untuk memantau apakah semua berjalan lancar, apakah ada masalah yang terjadi pada tiap anggota keluarga. Dengan begitu, masalah akan bisa diselesaikan sedini mungkin, tentu saja dengan musyawarah dengan anggota keluarga. Dari situ juga keluarga dapat menjalankan Peran Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian.

  1. Mengembangkan sikap tenggang rasa dalam keluarga

Tenggang rasa tidak hanya bisa diterapkan antar umat beragama dalam masyarakat. Tenggang rasa dalam keluarga juga penting untuk memupuk komitmen terhadap nilai persatuan. Sebagai contoh, saat kakak sedang sibuk belajar, adik tidak boleh menganggu. Hal itu karena komitmen terhadap nilai persatuan akan memberikan kesadaran bahwa anggota keluarga akan ikut sennang apabila salah satu anggota keluarga bisa mencapai cita – citanya. Akan tetapi, kesuksesan di masa yang akan datang tidak boleh membuat anggota keluarga lupa dengan keluarganya.

  1. Beribadah bersama anggota keluarga

Beribadah adalah salah satu upaya manusia untuk selalu kembali ke jalan yang benar. Walaupun ibadah bisa dilakukan secara individual, akan tetapi beribadah bersama keluarga akan lebih baik. Anggota keluarga bisa saling mengingatkan dan bersama-sama menjalankan ibadah. Seperti yang kita tahu, apabila kehidupan agama kita berjalan baik, maka kita bisa mengimplementasikannya dalam semua tingkatan kehidupan. Walaupun pada kenyataannya ada satu keluarga dimana anggota keluarganya memeluk agama yang berbeda, tapi anggota keluarga bisa saling mengingatkan dalam hal ibadah, dan tentu saja mengembangkan sikap tenggang rasa.

  1. Melakukan kegiatan bersama tanpa adanya paksaan

Apabila kita berkomitmen pada rasa persatuan, maka sudah seharusnya apabila kita melaksanakan segala sesuatu dalam keluarga dengan ikhlas tanpa dipaksakan. Begitupun dalam melakukan kegiatan bersama dengan keluarga. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan bersama keluarga seperti berekreasi, belorahraga bersama, ataupun sekedar menonton televisi bersama akan jauh lebih menyenagkan apabila setiap anggota keluarganya menyadari bahwa keluarga adalah satu kesatuan.

  1. Tidak memaksakan kehendak pada anggota keluarga lain

Contoh lain dari sikap dan perilaku yang mencerminkan komitmen persatuan di lingkungan keluarga adalah tidak memaksakan kehendak. Sebagai contoh, tidak seharusnya orang tua memaksakan cita-cita yang belum bisa ia capai kepada anaknya. Bukan juga berarti bahwa orang tua yang seorang dokter harus mempunyai anka seorang doketer juga. Contoh lainnya, anak juga tidak boleh memaksakan keinginannya pada orang tua tanpa tau kondisi dan situasi rumah tangga. Disitulah komunikasi dan musyawarah antar anggota keluarga mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Manfaat Sikap Dan Perilaku Yang Mencermikan Komitmen Persatuan Di Lingkungan Keluarga

Dengan melaksanakan sikap dan perilaku yang mencerminkan komitmen persatuan, banyak sekali manfaat yang kita dapatkan. Manfaat tersebut tidak hanya hadir di lingkungan keluarga, akan tetapi juga di lingkungan yang lain. Hal itu karena segala sesuatu yang kita lakukan dalam lingkungan keluarga bisa menjadi landasan atau pedoman tentang apa yang akan kita dapatkan di lingkup yang lain. Berikut beberapa manfaat yang bisa kita dapat dari melaksanakan sikap dan perilaku yang mencerminkan komitmen persatuan di lingkungan keluarga:

  • Terjalin komunikasi yang baik
  • Hidup lebih harmonis
  • Rumah tangga aman dan tenteram
  • Tercipta kerukunan
  • memperkokoh persatuan dalam lingkup lebih luas
  • tercapainya tujuan-tujuan hidup
  • kebutuhan hidup terpenuhi

Akibat Tidak Melaksanakan Sikap Dan Perilaku Yang Mencermikan Komitmen Persatuan Di Lingkungan Keluarga

Begitu pentingnya sikap dan perilaku yang mencerminkan komitmen persatuan di lingkungan keluarga membuat kita tidak boleh lengah dalam melaksanakannya. Karena jika tidak, tentu saja ada beberapoa akibat yang kurang menyenangkan bagi kehidupan kita. Baik itu dalam lingkup keluarga, ataupun lingkup lainnya. Berikut beberapa Akibat dari Sikap Kurang Menerapkan Persatuan di Lingkungan Keluarga:

  • Merasa terpaksa dalam melakukan kegiatan
  • Sering terjadi perselisihan
  • Tidak ada kepedulian anggota keluarga pada kebutuhan rumah tangga
  • Bersikap acuh tak acuh dan tidak mengindahkan perkataan anggota keluarga lain
  • Tidak ada keterbukaan antara anggota keluarga
  • Sering terjadi masalah di lingkungan keluarga
  • Kegiatan diluar lingkungan keluarga tidak berjalan dengan baik
  • Tidak tercapai tujuan hidup

Demikian beberapa ulasan artikel tentang bagaimana sikap perilaku yang bisa mencerminkan komitmen dalam persatuan di dalam keluarga.