Berikut ini dampak negatif dari gaya hidup modern adalah

KOMPAS.com - Masyarakat tidak pernah jauh dari kebiasaan dalam berbelanja karena adanya kebutuhan hidup perlu dipenuhi atau sekadar memuaskan keinginan untuk mendapatkan suatu barang. Baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier.

Namun, kegiatan berbelanja bisa menjadi salah satu bagian gaya hidup. Kebiasaan gaya hidup ini bisa disebut sebagai konsumerisme.

Menurut Kamus Bahasa Besar Indonesia, konsumerisme adalah salah satu bagian gaya hidup yang menanggap bahwa barang-barang mewah atau tersier sebagai tolak ukur kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Ada juga pengertian lainnya, yaitu gaya hidup yang tidak hemat.

Baca juga: Pola Perilaku Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi

Faktor penyebab terjadinya konsumerisme

Dikutip dari buku Saya Berbelanja Maka Saya Ada: Ketika Konsumsi Dan Desain Menjadi Gaya Hidup Konsumeris (2007) oleh Haryanto Soedjatmiko, konsumerisme selalu dianggap sebagai salah satu gaya hidup yang memiliki konteks negatif.

Hal ini disebabkan karena konsumerisme memiliki gaya hidup tidak hebat dan ada hubungannya dengan hedonisme.

Padahal kemunculan konsumerisme karena kegiatan konsumtif yang berkembang seiring tumbuhnya perekonomian dan kebutuhan hidup terus meningkat serta zaman makin modern.

Oleh karena itu, konsumerisme memiliki faktor penyebab yang membuatnya disebut sebagai gaya hidup, seperti:

Globalisasi menjadi salah satu penyebab yang tidak bisa dihindarkan karena banyaknya produk-produk luar masuk ke dalam ranah pasar Indonesia. Banyak produk luar yang menarik sampai masyarakat ingin membelinya untuk kepuasan individu.

Perkembangan zaman memengaruhi pertumbuhan teknologi yang makin lama makin banyak inovasi yang tercipta dan menarik. Banyaknya produk inovasi menarik dan canggih, masyarakat tertarik untuk beli produk tersebut, walaupun belum tentu membutuhkan produk itu.

Budaya pop sudah melekat pada masyarakat zaman modern saat ini berkat media yang menyebarkan budaya pop ke mana-mana, misalkan musik, film, games, dan lain-lain.

Oleh karena itu, masyarakat mudah tertarik untuk mengikuti pasar budaya pop ini dan membeli produk-produknya yang berkaitan.

Trend menjadi hal yang tidak asing dan tidak bisa dihindari. Trens menyebar luas di setiap kalangan  masyarakat melalui media. 

Biasanya, trend disebarluaskan oleh publik figur, seperti selebritis, influencer, dan orang berpengaruh lainnya. Hal ini membuat masyarakat tertarik untuk mengikuti trend tersebut.

Baca juga: Manusia sebagai Makhluk Ekonomi dan Cirinya

Dampak konsumerisme

Konsumerisme memiliki dampak yang memengaruhi banyak hal, antara masyarakatnya maupun perekonomiannya. Ada dua dampak, yaitu dampak positifi maupun negatif.

Dampak positif konsumerisme

Berikut dampak positif dalam konsumerisme, yaitu:

  • Konsumerisme menjadi budaya ekonomi di kalangan masyarakat.
  • Banyaknya barang ekspor dari luar atau produk dari luar yang disukai oleh masyarakat dan tercipta pasar tersendiri.
  • Masuknya perusahaan asing dan menciptakan lapangan kerja.
  • Adanya kebebasan dalam berbelanja dalam masyarakat.

Dampak negatif konsumerisme

Berikut dampak negatif dalam konsumerisme, yaitu:

  • Gaya hidup yang boros karena selalu memprioritaskan kebutuhan tersier.
  • Adanya ketimpangan sosial di masyarakat karena suatu trend bisa memengaruhi status seseorang.
  • Banyak barang yang tidak terpakai dan jadi sia-sia karena membeli untuk mengikuti trend saja atau gengsi.
  • Masyarakat jauh lebih menyukai produk luar daripada produk lokal karena jauh lebih menarik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berikut ini dampak negatif dari gaya hidup modern adalah
Ilustrasi anak dan gadget. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Di era yang semakin modern ini, dengan gaya hidup modern pula, berbagai dampak positif bisa didapat anak. Misalnya, informasi bisa dengan mudah didapat melalui teknologi. Selain itu, anak juga dapat dengan mudah membeli atau bepergian dengan transportasi online. 

Sayangnya, tak sedikit pula dampak negatif yang bisa dialami dari perkembangan zaman ini. Psikolog tumbuh kembang anak, Chitra Annisya, pun menyebutkan tiga dampak buruknya.

Pertama, risiko obesitas semakin besar dialami oleh anak sebab dengan segala kemudahan yang ada, mereka tak lagi harus bergerak untuk mendapatkan keinginannya. Misalnya, anak ingin membeli sesuatu, cukup berdiam di rumah, mengetuk dengan jari dan barang yang diidamkan pun akan datang.

“Ketika anak bergantung pada teknologi, mereka akan jarang melakukan gerakan dan aktivitas fisik. Itu yang membuat risiko obesitas meningkat,” katanya.

Berikut ini dampak negatif dari gaya hidup modern adalah
Ilustrasi anak makan junk food. shutterstock.com

Dampak lain yang bisa dialami adalah penurunan fungsi hingga pengembangan sensor motorik dan kognitif anak. Menurut Chitra, teknologi telah membuat anak tak lagi melakukan aktivitasnya seperti biasa. Misalnya, mewarnai melalui kertas dan pewarna, multisensori anak akan dipacu. Sebaliknya, mewarnai di tablet hanya akan menggunakan sentuhan jari.

“Padahal, tumbuh kembang anak dipicu dari penggunaan multisensori. Jadi, kalau dia hanya pakai jari, tidak akan bisa memenuhi kebutuhan ini. Otomatis fungsi dan pengembangan multisensorinya dapat mengalami kemunduran,” ujarnya.

Terakhir, anak pun rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Berhubungan dengan hal ini, Chitra menjelaskan bahwa makanan cepat saji telah menjadi andalan di era modern, khususnya dengan orang tua yang sibuk bekerja sehingga tak sempat memasak untuk anak, makanan cepat saji pun sangat dipilih. Padahal, makanan cepat saji tinggi karbohidrat dan rendah serat, juga tinggi garam, gula dan kalori.

“Ini bisa menyebabkan diabetes tipe 2, sesak napas, asma, sampai tulang yang rapuh,” katanya. 

Jakarta | EGINDO.co – Saat ini kita hidup dimasa yang serba praktis dan canggih, dimana semuanya dapat dilakukan dengan cepat dan cenderung instan. Gaya hidup seperti ini biasa kita kenal dengan gaya hidup modern, dimana timbulnya pola terbaru dari tingkah laku manusia dalam kehidupannya yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dari sini kita dapat telusuri lagi kalau gaya hidup modern umumnya cenderung fokus pada pola hidup yang serba terbuka pada kemajuan bidang apapun, manusia terus mengeksplorasi kemampuan otaknya untuk berinovasi, dan waktu merupakan tolak ukur yang sangat dihargai. Namun, dalam perkembangannya gaya hidup yang sudah mengakar pada semua elemen ini menimbulkan pengaruh dan dampak penting yang tanpa disadari telah merubah mindset tiap individu. Nah, mau tahu apa saja pengaruh dan dampaknya? Simak penjelasannya dibawah ini ya.

Di zaman modern ini bisa dibilang semua bidang menggunakan teknologi tinggi. Ya, istilah high-end technology ini memang sudah “mendarah daging” di dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Mulai dari teknologi untuk publik maupun kepentingan individu. Penggunaan teknologi ini mendorong tingginya tingkat ketergantungan akan sumber daya, antara lain, bahan bakar minyak (BBM), BBG, listrik, hingga nuklir. Tapi disini kita ga akan membahas tentang itu hehe, melainkan pengaruh dan dampak gaya hidup modern di kehidupan masyarakat. 

Hasil karya dari teknologi ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya hidup manusia, kenapa? Karena prinsip dasar diciptakannya teknologi adalah untuk memudahkan kehidupan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Hal ini mendorong manusia untuk merubah gaya hidupnya dari yang sebelumnya serba manual dan sederhana ke gaya hidup yang instan dan praktis. Hingga ujungnya, semua ini akan mempengaruhi pola berpikir, dan gaya hidup kita dalam menjalani hidup. Lalu apa dampaknya? Apakah ini berarti suatu hal yang positif atau justru menjadi negatif? Yuk, kita telusuri satu-satu. Berdasarkan pengamatan, secara garis besar dampaknya dapat dibagi jadi tiga poin, yaitu:

Gaya Hidup Instan

Pola hidup instan sudah menjamur dimana-mana, banyak sekali hal-hal yang sekarang sudah bisa diminimalisir dan tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga untuk mendapatkannya. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari seperti profesi tukang cukur yang saat ini cenderung menggunakan alat cukur listrik ketimbang yang manual. Jika dilihat dari manfaatnya, tentu lebih banyak alat cukur listrik, karena kemampuannya untuk memotong rambut lebih cepat dan juga tidak memerlukan tenaga lebih banyak bagi tukang cukurnya, sehingga mereka dapat mencukur konsumennya lebih banyak dan tidak mudah capek. Jadi ada segi positif dalam hal ini dimana penyedia jasa mendapatkan keuntungan dari segi efektifitas kerja dan tenaga, sedangkan konsumen mendapatkan efek positif dari segi waktu.

Contoh kedua, kita ambil dari lingkup yang lebih besar, yaitu dari layanan online. Nah, layanan ini merupakan salah satu terobosan dalam dunia bisnis yang tujuannya untuk lebih memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Konsepnya yang serba instan dan praktis membuat konsep layanan online meningkat pesat dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat saat ini. Terlebih saat ini sudah muncul berbagai jenis layanan online yang bisa dibilang hampir sama dengan layanan offline yang umum kita gunakan. Mulai dari pembayaran telepon, listrik, sampai layanan online yang bersifat insidental, Konsep layanan ini memang sangat mengedepankan prosesnya, dimana konsumen tidak perlu pergi dari rumah (bisa melakukan dari manapun), tidak perlu mengantri, dan kemudahan prosedurnya membuat mereka jadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat.

Lunturnya Aspek Sosial

Selain efek positif yang ditimbulkan, gaya hidup modern ini juga memiliki dampak negatif, diantaranya adalah pada aspek sosial. Pernah ngga anda merasa kalau komunikasi dengan keluarga berkurang? Atau kurangnya melakukan aktifitas sosial dengan lingkungan sekitar akibat kesibukan diri? Nah, dua pertanyaan ini sangat umum terjadi pada individu-individu di zaman modern, terlebih dikota besar/metropolitan. Orientasi yang fokus ke pekerjaan, karir, ataupun karena tuntutan hidup membuat kita jadi melupakan hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Ya, ini adalah salah satu contoh permasalahan yang tanpa disadari sudah menjamur di berbagai belahan dunia.

Lalu bagaimana baiknya? Ya, kita kan dianugerahi akal oleh Sang Maha Pencipta, akal inilah yang bisa mengarahkan tiap individu untuk tetap fokus pada satu bidang, tetapi juga tidak melupakan bidang lainnya. Selama akal tidak dikalahkan oleh nafsu, tentunya aspek sosial akan tumbuh kembali dan tercipta keharmonisan satu sama lainnya. Amin

Efek Bagi Kesehatan

Dampak kedua yang sangat mungkin timbul adalah dari segi kesehatan. Kok bisa? Tentu saja, karena konteksnya yang serba instan dan praktis memungkinkan manusia untuk mendapatkan segalanya dengan lebih mudah. Hal ini membuat kita menjadi lebih sedikit bergerak dan pastinya sudah tahu kenapa kan hehe.

Selain itu dari segi penyajian makanan juga pastinya tidak mau kalah dengan bidang lainnya, dimana kita bisa menemukan penyedia makanan cepat saji yang konsepnya serba instan sehingga konsumen ga perlu nunggu lama. Apakah ada efek negatifnya? Ya tentu saja, dan saya yakin teman-teman semua pasti sudah mengetahuinya hehe. Wow, banyak juga ya ternyata, apakah ada lagi? Tentunya masih ada, diantaranya adalah semakin tingginya tingkat penyakit mental karena adanya dorongan dan tuntutan kuat dikehidupan saat ini.

Namun, banyaknya ancaman-ancaman ini juga diikuti oleh semakin mutakhirnya teknologi yang digunakan dalam dunia kesehatan. Hal ini ditujukan untuk menangani berbagai efek negatif yang ditimbulkan sehingga kita tetap sehat seperti sedia kala. Tapi sebaik-baiknya teknologi kesehatan, tentu akan jauh lebih baik lagi kalau kita sebagai manusia menjaga kesehatan, karena lebih baik mencegah daripada mengobati hehe.

Nah, itulah sedikit cerita saya mengenai Gaya Hidup Modern, Pengaruh dan Dampaknya Bagi Kehidupan Manusia. Kesimpulannya, kemajuan teknologi yang mendorong hadirnya gaya hidup modern ini tentu akan sangat bermanfaat bagi kita, jadi tinggal bagaimana kita menyikapinya saja. Yang baik tentu diambil, sedangkan yang buruknya jangan hehe. Semoga artikelnya bisa bermanfaat bagi saya pribadi dan teman-teman semua. Oh ya, bagaimana dengan tanggapannya? Silahkan didiskusikan ya. Terima kasih. 

Sumber: ririnx.blogspot

Baca Juga :  BPJS Kesehatan Tanggung Pengobatan Covid-19, Status Endemi