Apakah saat minum obat tidur bisa terbangun?

Ваш запрос не может быть обработан
С данным запросом возникла проблема. Мы работаем чтобы устранить ее как можно скорее.

Зарегистрируйтесь или войдите на Facebook, чтобы продолжить.

Присоединиться

или

Вход

Sebuah laporan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika) baru-baru ini menemukan hampir sembilan juta orang Amerika atau sekitar empat persen orang dewasa di atas 20 tahun sering minum obat tidur (dan jauh lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki).

Hal ini menunjukkan, ketika seseorang merasa insomnia (sulit tidur), ia akan segera minum obat tidur. Tapi meskipun Anda bisa tidur, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentan obat tidur, seperti dilansir Bustle, Sabtu (29/11/2013) berikut ini:

1. Obat tidur bukan pilihan pertama saat insomnia

Insomnia bisa menjadi tanda dari masalah psikologis. Jika Anda secara teratur mengalami insomnia, Mayo Clinic menyebutkan pasti ada pola perilaku yang salah dan perlu diubah. Karena terapi perilaku kognitif umumnya pengobatan yang terbaik.

2. Kenali jenis obat tidur

Beberapa pil tidur dirancang untuk membantu Anda tertidur lebih cepat seperti sonata atau ambien. Beberapa lainnya seperti Restoril bisa membuat Anda tidur lebih lama. Sementara jenis Lunesta, memiliki manfaat keduanya. Pastikan minum obat tidur sesuai kebutuhan Anda.

3. Memiliki efek samping

Obat tidur juga memiliki efek samping seperti menyebabkan kecemasan, mimpi yang aneh, mual bahkan muntah.

4. Kenali penyakit Anda sebelum minum obat tidur

Bila Anda memiliki riwayat penyakit seperti depresi, sleep apnea dan masalah pernapasan mungkin minum obat tidur akan lebih berisiko.

5. Terkait dengan kanker

Suatu studi pernah menghubungkan antara konsumsi obat tidur dengan kematian. Hasilnya menunjukkan, ornag yang sering minum obat tidur risiko terkena kankernya lebih tinggi.

(Fit/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Halodoc, Jakarta - Bagi orang yang memiliki gangguan tidur, seperti insomnia, mengonsumsi obat tidur bisa menjadi solusi agar dapat tidur nyenyak. Meskipun penggunaannya diperbolehkan, obat tidur sebenarnya memiliki efek samping dan risiko yang signifikan. Hal ini mungkin tidak disadari banyak orang.

Konsumsi obat tidur memang cukup aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Namun, apabila penggunaannya tidak benar, seseorang bisa menghadapi masalah. Perlu diwaspadai, konsumsi obat tidur bisa menjadi suatu ketergantungan. Untuk itu, penting untuk memahami cara kerja dan efek samping obat tidur yang mungkin terjadi. 

Baca Juga: Cegah Resistensi, Tidak Semua Infeksi Membutuhkan Antibiotik

Efek Samping Konsumsi Obat Tidur

Dampak langsung dan jangka panjang dari konsumsi obat tidur seringnya tidak disadari. Efek berbahaya dari obat tidur yaitu kejang hingga sesak napas. Beberapa orang juga mengalami reaksi alergi yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, nyeri dada, mual, dan bengkak. 

Beberapa dari efek samping ini bisa menyebabkan overdosis yang mematikan. Hanya saja, gejala umum dan efek samping yang sering terjadi, meliputi:

  • Pusing;
  • Mulut kering;
  • Kesulitan dalam koordinasi;
  • Mengantuk di siang hari;
  • Mimpi yang tidak biasa;
  • Gatal dan bengkak;
  • Sakit kepala ringan;
  • Pernapasan terasa tertekan;
  • Ketergantungan pada obat tidur;
  • Minum obat tidur hanya agar bisa merasakan efek euforia;
  • Mengidam obat tidur di siang hari.

Seseorang yang menggunakan obat tidur dalam jangka waktu lama, cenderung mengalami efek samping yang meningkat. Ketika ia terus mengonsumsi obat dari waktu ke waktu, substansi menumpuk di tubuh dan menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan. Efek sampingnya termasuk tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur dan depresi. 

Baca Juga: Ini Alasan Minum Obat Antibiotik Harus Dihabiskan

Parasomnia Efek Samping yang Lebih Berbahaya

Beberapa obat tidur memiliki efek samping yang lebih berpotensi berbahaya, termasuk parasomnia. Parasomnia adalah gerakan, perilaku, dan tindakan yang tidak dapat dikendalikan, seperti tidur berjalan. Selama parasomnia, kamu tertidur dan tidak menyadari apa yang terjadi. 

Parasomnia merupakan perilaku tidur yang kompleks, kamu mungkin bisa makan saat tidur, menelpon, atau berhubungan seks dalam keadaan tidur. Mengemudi dalam tidur adalah efek samping obat tidur yang lebih serius lainnya. Meskipun jarang terjadi, parasomnia sulit dideteksi begitu obat mulai bekerja. 

Perlu diketahui, kapan pun kamu mengalami perilaku tidur yang kompleks (meskipun sekali) harus segera berhenti menggunakan obat tidur resep. Hanya saja saat berusaha untuk berhenti menggunakan obat tidur, akan terjadi gejala ketergantungan. Untuk mengelola gejala putus obat ini yaitu dengan menjalani detoksifikasi medis. 

Insomnia rebound juga sangat sulit diatasi bagi banyak orang, tapi dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat. Untuk itu perlu berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk membantu mengatasi kecanduan obat tidur tanpa gejala ketergantungan. 

Baca Juga:Ini Jenis-Jenis Penyakit yang Memerlukan Antibiotik

Perawatan kecanduan obat tidur dapat dilakukan dengan rawat inap atau rawat jalan. Rehabilitasi rawat inap, yaitu di mana pasien tinggal di fasilitas rehabilitasi dan di bawah pengawasan medis, dan psikologis secara terus-menerus. Cara ini dianggap sebagai metode terbaik untuk mendapatkan ketenangan. 

Rehabilitasi rawat inap juga dianjurkan bagi orang-orang yang mengalami kecanduan obat tidur, mereka yang rehabilitasinya belum tuntas di masa lalu, dan orang yang tinggal di lingkungan di mana obat-obatan dan alkohol mudah dijangkau. 

Sementara itu, meskipun rehabilitasi rawat jalan tidak mendapatkan fasilitas medis, pasien tetap harus bertemu dengan psikolog dan dokter beberapa kali seminggu selama beberapa jam setiap kali pertemuan. 

Apakah saat minum obat tidur bisa terbangun?

Referensi:Addiction Center. Diakses pada 2021. Sleeping Pill Symptoms and Warning SignsWebMD. Diakses pada 2021. Understanding the Side Effects of Sleeping PillsEveryday Health. Diakses pada 2021. The Risks of Taking Sleeping PillsCleveland Clinic. Diakses pada 2021. What You Should Know About Sleeping Pill Side EffectsSleep Foundation. Diakses pada 2021. Side Effects of Sleep Medication

Apakah orang minum obat tidur bisa terbangun?

Pasalnya, ada obat tidur yang hanya memberikan efek jangka pendek. Ini artinya jika Anda merasa harus bisa tidur cukup (sekitar 7-8 jam), minum obat tidur jangka pendek akan rentan membuat Anda terbangun di tengah malam karena efek obatnya habis.

Berapa lama tidur jika meminum obat tidur?

Anda bisa tidur 4 hingga 6 jam lebih lama. Namun, akan ada efek samping seperti mengantuk, pusing, atau sakit kepala.

Apa yang dirasakan saat minum obat tidur?

Efek Samping Konsumsi Obat Tidur Efek berbahaya dari obat tidur yaitu kejang hingga sesak napas. Beberapa orang juga mengalami reaksi alergi yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, nyeri dada, mual, dan bengkak. Beberapa dari efek samping ini bisa menyebabkan overdosis yang mematikan.

Apakah setelah minum obat tidur langsung tidur?

Jadi tidur sehabis minum obat bukan tidak dianjurkan namun tidak ada anjurannya, mau tidur setelah minum obat boleh, namun jika tidak tidur ya tidak apa-apa juga. Namun, kalau sedang sakit memang dianjurkan banyak istirahat agar cepat pulih. Mengenai makan setelah minum obat juga sesuai anjuran obat tersebut.