Bagaimanakah tahapan yang perlu dikerjakan dalam pembuatan sebuah jembatan? Apa sajakah kriteria-kriteria perencanaan jembatan yang baik dan benar? Bersama Arafuru, kali ini kita akan mengupas seputar kedua topik di atas secara tuntas! Penghubung antara dua tempat atau lebih yang dipisahkan oleh rintangan-rintangan disebut jembatan. Dalam pembuatannya, jembatan harus dirancang dengan kriteria tertentu agar keamanan dan kenyamanannya terjamin. Adapun kriteria perencanaan jembatan tersebut meliputi kekuatan dan kekakuan struktur, stabilitas struktur, kelayakan struktur, keawetan, kemudahan pembuatan, ekonomis, serta bentuk dan estetika. Di Indonesia, standar perencanaan jembatan telah tercantum dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS tahun 1992 dengan revisi pada bagian 2 dengan Pembebanan untuk Jembatan (SK.SNI T-02-2005) sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005, bagian 6 dengan Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan (SK.SNI T-12-2004) sesuai Kepmen PU No. 260/KPTS/M/2004, dan bagian 7 dengan Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan (SK.SNI T-03-2005) sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005. Peraturan lain yang juga mengatur tentang standarisasi jembatan yaitu Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan (Revisi SNI 03-2883-1992) dan Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 1992. Selain itu, perencanaan jalan dan oprit untuk jembatan harus berlandaskan pada ketentuan Standar Perencanaan Jalan Pendekat Jembatan (Pd T-11-2003) serta standar-standar perencanaan jalan lain yang berlaku. Sedangkan analisa mengenai perhitungan harga satuan pekerjaan dalam pembuatan jembatan wajib mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan No. 028/T/Bm/1995 Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum. Tahapan Perencanaan Jembatan Di bawah ini tahap-tahap dalam perencanaan sebuah jembatan, antara lain : Tahap 1. Survei dan Investigasi Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan survei dan investigasi perencanaan jembatan yakni tata guna lahan, lalulintas, topografi, hidrologi, kriteria tanah, geologi, bahan, dan tenaga kerja. Hasil penyelidikan ini lantas dipakai sebagai acuan dalam merencanakan rancangan teknis jembatan. Di antaranya meliputi :
Tahap 2. Analisis Data Data yang sudah diperoleh dari survei dan investigasi selanjutnya dianalisa sedemikian rupa sebelum proses pembuatan rancangan teknis jembatan dilaksanakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ini di antaranya :
Tahap 3 : Pemilihan Lokasi Pada dasarnya, lokasi yang paling tepat untuk dibangun jembatan adalah tempat yang memungkinkan jembatan tersebut dibuat tegak lurus terhadap sumbu rintangan yang dilalui. Di samping itu, lokasi pembangunan juga sebaiknya dapat mendukung jembatan yang praktis, pendek, dan mudah diakses. Poin-poin yang juga wajib dicatat dalam memilih lokasi pembuatan jembatan yaitu :
Tahap 4. Bahan Material Pemilihan material bahan bangunan yang digunakan untuk membangun jembatan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
Sebelum merencanakan sebuah struktur jembatan, kita harus mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan struktur jembatan itu. Apa saja yang harus diperhatikan? Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan: 1. Syarat-syarat perencanaan struktur jembatan
2. Peraturan-peraturan legal dalam perencanaan struktur jembatan
3. Bagian-bagian dari konstruksi jembatan Gambar 1 Bagian-bagian Jembatan Bangunan Atas (super struktur), yang terdiri atas:
Bangunan bawah (sub structure), yang terdiri dari
4. Bentuk-bentuk jembatan, sebagai berikut:
5. Perencanaan konstruksi jembatan terdapat beban-beban yang bekerja, sebagai berikut: pengaruh yang timbul akibat temperatur, angin, aliran air, gempa, dan penyebab-penyebab alamiah lainnya balok yang berada di lokasi paling tepi pada jembatan balok yang berada di bagian dalam terhadap balok eksterior pada jembatan semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan beban yang merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan seluruh beban hidup, arah vertikal dan horizontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan termasuk hubungannya dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya berat sendiri pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh tiap-tiap gelagar jembatan beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan beban dengan besaran yang diasumsikan konstan selama konstruksi atau bervariasi dalam jangka waktu yang panjang gaya gravitasi yang bekerja pada massa benda tersebut fenomena penurunan tanah relatif terhadap tiang pancang sehingga menyebabkan tanah yang terdeformasi di sekitar tiang pancang cenderung menarik tiang pancang ke bawah sehingga mengurangi daya dukung tiang pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi rencana faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan mengurangi keamanan faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan menambah keamanan perkiraan lamanya aksi bekerja terhadap umur rencana jembatan lebar keseluruhan dari jembatan yang dapat digunakan oleh kendaraan, termasuk lajur lalu lintas, bahu yang diperkeras, marka median dan marka yang berupa strip metode analisis yang menggunakan distribusi statika beban dengan asumsi tiap panel lantai merupakan perletakan sederhana sepanjang gelagar kecuali pada gelagar eksterior
konstruksi tanah yang dibuat dengan perkuatan artifisial
ukuran ruang dengan syarat tertentu yang meliputi tinggi bebas minimum jembatan tertutup, lebar bebas jembatan, dan tinggi bebas minimum terhadap banjir
Hyperlink 1 : https://ftsp.gunadarma.ac.id/sipil/ Hyperlink 2 : https://www.gunadarma.ac.id |