Apa perbedaan not angka dan not balok

Pada awalnya sekitar tahun 590 not balok ini disebut notasi gregorian yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori. Not balok merupakan sebuah "istilah" yang dipakai utuk menandakan nama sebuah atau lebih nada. Not balok sendiri sudah sangat lama dipakai oleh para "musisi" dan juga "komposer" pada jaman dahulu kala (kayak dongeng aja ya..wkwkwk). Para musisi dan komposer sebut saja pada zaman atau era barok sudah mulai memakai not balok untuk mendokumentasikan karya musik mereka, contohnya saja komposer terkenal seperti JS BACH.


Tujuan dan Manfaat Not Balok

Pertanyaan mendasar adalah kenapa not balok yang dipakai untuk mendokumentasikannya?. Jawaban sederhananya adalah karena para zaman tersebut belum ada yang namanya alat perekam secara audio atau sekarang disebut "tape recorder" dan sejenisnya. Nah not balok tersebut dituliskan oleh para musisi dan komposer untuk "merekam" secara visual suara yang dihasilkan dan susunan nada yang dibuat oleh komposer. Tujuannya adalah agar karya musik mereka dapat dimainkan oleh orang lain (musisi yang memahami bagaimana caranya membaca not balok).

Notasi balok adalah penulisan lagu/musik dengan menggunakan lambang-lambang pada balok-balok berupa jajaran baris. 

Agar dapat memahami penulisan not balok, kita harus mempelajari terlebih dahulu bagian-bagian yang ada pada sistem penulisan notasi balok tersebut.


Bentuk, Nama dan Nilai Not

Apa perbedaan not angka dan not balok

Bentuk not berbeda-beda tergantung dari nilainya. Ada not yang memakai bendera dan ada juga not yang tidak memakai tangkai (perhatikan tabel di atas!).


Not Angka

Untuk mempermudah penulisan kata dari nama nada ini, maka seorang filosof bangsa Prancis bernama Jean Jacques Rousseau yang memiliki perhatian yang besar terhadap musik, menuliskannya dengan memberikan lambang untuk nada ini berupa tulisan angka. Maka seiring berkembangnya zaman (belum ada informasi kapan dimulainya, mungkin teman-teman ada yang mengetahuinya bolehlah kita berbagi...hehehhe) tulisan angka ini sering disebut dengan sebutan "Not Angka"

Not angka adalah sistem penulisan (lagu/music) dengan menggunakan lambang angka. 

Angka yang dipakai adalah sebagai berikut:

 1     2        3       4       5        6       7

do    re      mi      fa      sol      la       si      

Nol (0) dalam notasi angka digunakan sebagai tanda diam.


Notasi angka terdiri dari 3 oktaf, yaitu:

  • Oktaf tinggi : 1 2 3 4 5 6 7 1 (titik di atas)
  • Oktaf sedang : 1 2 3 4 5 6 7 1 (tanpa titik)
  • Oktaf rendah : 1 2 3 4 5 6 7 1 (titik di bawah)

Nah....bagaimana teman-teman sekalian, apakah sudah dapat terlihat dengan jelas kan perbedaan mendasar antara Not Balok dengan Not Angka?...

baiklah nanti akan kita bahas lagi lebih mendalam mengenai not balok dan not angka ini. Terimakasih sudah membaca dan sukses selalu...RAHAYU........


Sumber:

  • Boatwright, Howard. 1956. Introduction to the Theory Music. New York: W.W. Norton.
  • Feldstein, Sandy. Practical Theory Complete: A Self Instruction Music Theory Course. New York: Alfred Publishing Co., Inc.
  • Fillamenta, N. 2015. Dasar Teori Musik: untuk Pelajar, Mahasiswa dan Guru Pendidikan Seni. Palembang: Sapu Lidi
  • Jones, George Thaddeus. 1974. Music Theory. New York: Harper & Row, Publishers, inc.
  • Piston, Walter. 1962. Harmony. New York: W.W. Norton.

Apa perbedaan not angka dan not balok

FillArt

Saya adalah seorang penulis, komposer, arangger musik, violinist, saxophonist, flutist, clarinetist, bassis,

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini soal dan jawaban Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 Kelas IV SD/MI Tema 8 Subtema 1 Pembelajaran 2.

Buku Tematik Kelas 4 Tema 8 berjudul Daerah Tempat Tinggalku.

Sementara Subtema 1 mempelajari materi berkaitan Lingkungan Tempat Tinggalku.

Dalam artikel, terdapat kunci jawaban halaman 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan 21 untuk Pembelajaran 2.

Pembahasan Buku Tematik Tema 8 Kelas 4 ini hanya sebagai panduan bagi orang tua dalam membimbing anak belajar.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 SD Halaman 96 97 98 99 100 Pembelajaran 1 Subtema 3

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 SD Halaman 29, 31, 32, 33, 35, 36, 39 Subtema 1 Pembelajaran 4

Berikut ini kunci jawaban Buku Tematik Tema 8 Kelas 4 Subtema 1 pembelajaran 2 halaman 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan 21:

Hari itu Edo mendapat tugas untuk menyiapkan sebuah lagu daerah. Lagu itu akan dinyanyikan di depan teman-teman sekelasnya.

Edo dan keluarganya berasal dari Papua.

Edo teringat lagu daerah di lingkungan tempat tinggalnya di Papua.

Edo akan menyanyikan lagu dari Papua yang berjudul ”Yamko Rambe Yamko”.

Sarah Nafisah Kamis, 6 Agustus 2020 | 06:45 WIB

Apa perbedaan not angka dan not balok

Mengenal Tangga Nada dan Teknik Bernyanyi (Photo by Nikita Khandelwal from Pexels)

Bobo.id - Siapa yang suka mendengarkan musik? Atau bahkan ada yang mahir bernyanyi dan menggunakan alat musik?

Kalau sudah mahir bernyanyi dan main alat musik, pasti tidak asing dengan not balok, kan? Not balok adalah simbol untuk membaca notasi atau nada yang akan digunakan.

Baca Juga: Bermain Alat Musik Dapat Meningkatkan Daya Ingat! Simak 5 Manfaat Bermain Musik Lainnya

Nah, di program Belajar dari Rumah TVRI hari ini ada tayangan tentang Mengenal Tangga Nada dan Teknik Bernyanyi.

Seperti biasa di akhir tayangan akan ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Salah satunya adalah pertanyaan berikut:

"Coba jelaskan apa perbedaan tanda birama 2/4 dengan tanda birama 3/2!"

Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasannya terlebih dahulu, yuk!

Baca Juga: Cara Tumbuhan Berkembang Biak dengan Umbi Batang, Contoh Vegetatif Alami


Page 2


Page 3

Photo by Nikita Khandelwal from Pexels

Mengenal Tangga Nada dan Teknik Bernyanyi

Bobo.id - Siapa yang suka mendengarkan musik? Atau bahkan ada yang mahir bernyanyi dan menggunakan alat musik?

Kalau sudah mahir bernyanyi dan main alat musik, pasti tidak asing dengan not balok, kan? Not balok adalah simbol untuk membaca notasi atau nada yang akan digunakan.

Baca Juga: Bermain Alat Musik Dapat Meningkatkan Daya Ingat! Simak 5 Manfaat Bermain Musik Lainnya

Nah, di program Belajar dari Rumah TVRI hari ini ada tayangan tentang Mengenal Tangga Nada dan Teknik Bernyanyi.

Seperti biasa di akhir tayangan akan ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Salah satunya adalah pertanyaan berikut:

"Coba jelaskan apa perbedaan tanda birama 2/4 dengan tanda birama 3/2!"

Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasannya terlebih dahulu, yuk!

Baca Juga: Cara Tumbuhan Berkembang Biak dengan Umbi Batang, Contoh Vegetatif Alami

Pengertian Notasi Angka dan Notasi Balok dalam Seni Musik - Notasi merupakan salah satu unsur musik yang membentuk sebuah lagu. Jenis notasi dalam seni musik terdapat dua macam, lebih jelasnya akan kita bahas pengertian jenis notasi berikut ini.

Notasi angka adalah sistem penulisan lagu yang menggunakan simbol-simbol angka. Angka-angka yang dipakai adalah sebagai berikut;

(0) Angka nol sebagai tanda diam atau istirahat.

Notasi angka pertama kali ditemukan oleh Guido D'Arezzo (990-1050) seorang ahli teori musik dari Perancis yang lama menetap di Arrezo, Italia. Guido D'Arezzo adalah orang yang menciptakan suatu metode membaca notasi musik dengan menggunakan suara manusia.

Dalam perkembangannya, notasi angka kurang efektif karena tidak memiliki patokan tinggi nada yang tetap. Notasi angka lebih tepat digunakan dalam pembelajaran vokal (menyanyi).

Baca juga:

Pengertian Tangga Nada dan Macam-Macam Tangga Nada


Pengertian Musik Ansambel dan Jenis Alat Musiknya

Pengertian Vokal, Teknik Vokal, dan Unsur-Unsurnya


Notasi balok adalah simbol atau tanda untuk menyatakan tinggi rendahnya suara yang diwujudkan dengan gambar. Notasi balok disebut juga notasi mutlak, karena mempunyai patokan tinggi nada yang tetap (a = 440 Hz), sehingga sangat tepat digunakan dalam bermain musik.

Bagian-bagian notasi balok dibagi menjadi 3, yaitu bendera, tangkai, dan kepala. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.


Selain ketiga bagian di atas notasi balok juga dirincikan bentuk, nama, nilai dan harga notasi balok, lebih jelasnya lihat bagan berikut ini;


Selain pembagian bentuk, nama, nilai, dan harga not balok di atas masih ada lagi tanda diam pada notasi balok yang akan kami bahas pada artikel ini.

Tanda diam adalah lambang yang menyatakan berapa lama harus berhenti atau beristirahat. Di bawah ini akan kami sajikan bentuk nilai dan letak tanda diam dalam garis paranada.


Demikianlah pembahasan kami tentang "Pengertian Notasi Angka dan Notasi Balok dalam Seni Musik" yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan manfaat bagi pembaca situs SeniBudayaku. Baca juga artikel seni menarik lainnya di situs SeniBudayaku.com.

Penemu Not Balok – Musik, siapa yang tidak tahu dengan istilah itu, hampir semua orang akan mengenal istilah itu, bahkan anak-anak pun sudah mengenalnya. Sebagian anak-anak sudah diajarkan lebih dalam tentang musik, tetapi sebagian lainnya hanya mengetahui sedikit tentang musik. Memang sudah tak asing lagi, apabila musik digemari banyak orang karena terkadang ketika bermain musik atau mendengarkan musik akan muncul rasa bahagia, sedih, dan lain-lain. Perasaan-perasaan itulah yang membuat musik menjadi lebih berwarna dan terasa lebih “hidup”.

Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwa ada orang yang lebih suka untuk memainkan musik dan ada juga yang lebih suka untuk mendengarkan musik, bahkan tak sedikit juga yang suka bermain musik sekaligus suka mendengarkan musik, kalau kamu termasuk lebih mendengarkan atau bermain musik? Apapun pilihannya, intinya musik memang selalu menghibur diri kita.

Pada umumnya, seseorang yang mendengarkan musik atau bermain musik akan mengikuti perkembangan usia dan zama. Misalnya, ketika berusia anak-anak akan menyukai musik anak, ketika remaja akan menyukai musik remaja, dan seterusnya. Selain itu, perkembangan musik pasti mengikuti zaman dan selera musik para pendengar. Jadi, sudah menjadi hal yang wajar apabila ada seseorang yang menyukai jenis musik lebih dari satu.

Bagi setiap orang yang memainkan musik pasti mengenal istilah nada, tetapi bagi seseorang yang hanya mendengarkan musik biasanya kurang begitu kenal dengan nada. Hal seperti itu merupakan hal yang wajar karena seseorang yang bermain musik perlu mengetahui nada agar musik yang dimainkan enak didengar. Terlebih lagi, bagi para pemusik yang sudah pasti bisa mengolah nada-nada menjadi suatu hal yang istimewa.

Berbicara tentang nada tak bisa dilepaskan dari yang namanya notasi, ada berbagai jenis notasi, salah satunya adalah notasi balok. Biasanya, notasi balok ini sudah ada di mata pelajaran kesenian Sekolah Dasar (SD), tetapi tidak semua mendalaminya. Selain itu, notasi balok omo sebenarnya sudah ada sejak lama atau sekitar 500 tahun Masehi. Siapa penemu dari notasi balok? Untuk mengetahui siapa penemu not balok, kamu bisa simak ulasan berikut.

Pengertian Not Balok

Sudah menjadi hal umum atau wajib bahwa notasi musik itu harus ada di dalam sebuah karya musik. Oleh sebab itu, notasi musik adalah suatu sistem yang digunakan untuk penulisan karya musik. Pada umumnya, standar dari notasi musik yang ada saat ini adalah notasi balok atau yang lebih dikenal dengan nama not balok. Setiap not balok yang ditulis selalu melambangkan durasi dan tinggi nada saat dimainkan. Tinggi nada yang ada pada not digambarkan dengan cara vertikal dan durasi atau ritme digambarkan dengan cara horizontal. Selain itu, durasi pada nada biasanya diperlihatkan dalam bentuk ketukan.

Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa kata “not balok” berasal dari bahasa Belanda, yaitu noten balk yang berarti notasi yang ada di dalam musik yang menggunakan lima garis horizontal untuk memposisikan titik nada. Oleh karena itu, di dalam notasi balok atau not balok yang menjadi dasarnya adalah sistem paranada bergaris lima. Ketika membaca not balok, kita perlu mengenal apa itu tempo, ketukan, dinamika, dan instrumentasi yang akan digunakan. Selain itu, not balok akan ditempatkan pada paranada serta not balok dibaca dari kiri ke kanan.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), not balok adalah not yang tidak dilambangkan dengan angka, melainkan dengan garis, bulatan, dan tanda lain.

Ketika membaca not balok, kita pasti akan melihat not-not yang berbeda-beda. Posisi not yang berbeda-beda inilah yang akan menentukan durasi atau ritme nada serta tinggi nada ketika dimainkan nanti. Oleh karena itu, ketika awal pertama kali belajar not balok kita tak perlu kaget mengapa banyak sekali not yang berbeda-beda.

Di dalam not balok, ketika membacanya biasanya terdapat interval not antarspasi atau antar garis. Pertama, interval terts adalah dua not yang dipisahkan dengan satu garis paranada atau not tersebut berada di dua spasi yang berdekatan (atas dan bawah). Kedua, interval sekunde adalah dua not yang saling berdekatan, satu not berada di spasi dan satu not lagi berada di garis paranada.

Pada dasarnya, setiap nada yang ada pada not balok memiliki frekuensi yang tidak sama atau berbeda-beda. Dengan frekuensi yang berbeda itu, maka setiap penempatan not yang ada di garis paranada dibuat sesuai tinggi dan rendahnya dari nada itu sendiri. Tidak hanya itu, notasi balok sering disebut sebagai notasi mutlak, mengapa begitu? Karena notasi balok memiliki patokan yang cukup tinggi terhadap nada yang tetap, yaitu sekitar (a=440 Hz). Oleh sebab itu, notasi balok sangat efektif, jika digunakan ketika bermain musik.

Berbicara tentang not balok rasanya kurang lengkap jika tidak membahas tentang ketukan dari setiap not balok. Pada umumnya, ketukan yang ada di not balok ada 6, yaitu: 4 ketukan, 2 ketukan, 1 ketukan, 1/2 ketukan, 1/4 ketukan, 1/8 ketukan. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat tabel di bawah ini.

Dari gambar di atas dapat dikatakan bahwa apabila nilai suatu not semakin kecil, maka bendera pada suatu not akan semakin banyak. Selain itu, not yang sudah mempunyai rongga tidak boleh diberikan tambahan bendera.

Sejarah Not Balok

Berbicara tentang not balok memang tak bisa dilepaskan dari yang namanya musik. Musik itu sendiri sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, sehingga musik bisa dikatakan sebagai bagian dari budaya dan seni manusia. Sudah ada banyak peninggalan seni yang berkaitan dengan musik, seperti peninggalan alat musik, lagu-lagu, dan masih banyak lagi. Setiap peninggalan yang terjadi pada bidang seni musik dan pengetahuan musik, umumnya berasal dari kerajaan atau negara, seperti Romawi, Yunani, Mesir, China, dan lain-lain.

Permainan musik dengan komposisi lengkap (lagu dan lirik) mulai terjadi dan dan mulai dikembangkan oleh bangsa Yunani kuno. Pada masa itu, komposisi musik yang lengkap dikenal dengan nama Seikilos Epitaph. Bahkan, peninggalan komposisi musik lengkap sudah terukir di batu nisan yang ada di Turki yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-1.

Setelah kemunculan komposisi musik lengkap, muncullah notasi yang hampir sama dengan “sol-fa” atau solmisasi barat yang di mana memakai huruf A hingga huruf G. Notasi yang hampir sama dengan”sol-fa” tumbuh di zaman kekaisaran Bizantium (Byzantine). Kekaisaran tersebut tumbuh dan berkembang pada zaman kekaisaran Romawi. Beberapa orang mengatakan bahwa penggunaan notasi “sol-fa” hampir sama dengan “notasi Boethian”. “Notasi Boethian” adalah notasi yang ditemukan dan dikembangkan oleh seorang filsuf Romawi yang bernama Boethius, ia mengembakan notasinya sekitar abad ke-6. Selain itu Boethius merupakan orang pertama yang menggunakan 14 huruf abjad dalam membuat notasi.

Perlahan tapi pasti notasi musik terus mengalami perkembangan dari gereja-gereja yang ada di negara bagian eropa. Awal-awal kemunculan notasi musik di Eropa digunakan untuk melakukan paduan suara di gereja. Pada masa itu, notasi diposisikan pada bagian atas kata atau suku kata dari teks sebuah lagu yang akan dinyanyikan. Perkembangan notasi musik yang terjadi pada masa itu dikenal dengan sebutan Plainchant atau Gregorian Chant. Pada masa itu juga untuk menentukan tinggi dan rendah dari suatu nada hanya berasal dari nada sebelumnya saja.

Ternyata, permasalahan notasi tersebut terus dilakukan perbaikan atau penyempurnaan dengan cara memakai garis 1 nada di bagian awal hingga menggunakan garis paranada sebanyak 4 buah. Berbicara tentang garis paranada yang terdiri dari 4 buah, maka selalu terhubung dengan Guido dari Arezzo. Beliau merupakan seseorang yang sudah ahli dalam bidang teori musik pada masa itu. Bahkan, Guido juga diyakini sebagai penemu dari not balok yang di mana pada masa itu menggantikan notasi neumatik.

Dalam sebuah catatan yang cukup terkenal dan berjudul Micrologus. Catatan itu berisi tentang menyanyi dan suatu cara untuk mengajarkan Gregorian Chant, serta membahas tentang komposisi musik polifonik. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa Micrologus ini sudah ada sekitar tahun 1025 atau 1026 Masehi.

Berlangganan Gramedia Digital

Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda.

Rp. 89.000 / Bulan

Selain itu, Guido juga cukup dikenal dengan solfege-nya. Pada awal kemunculan solfege buatan Guido hanya terdiri dari 6 not saja dan sering dikenal dengan nama hexachord. Adapun 6 not yang dimaksud, yaitu ut, re, mi, fa, sol, la. Kemudian, seiring dengan perkembangan zaman, not ut, di beberapa negara diubah menjadi do. Selain itu, jumlah not juga ditambahkan menjadi tujuh dengan ditambah not ti (si) oleh banyak orang. Hingga pada akhirnya, not yang kita kenal menjadi “solmisasi” tujuh nada. Bahkan “solmisasi” tujuh nada sudah digunakan di banyak negara dan menjadi standar dalam memainkan sebuah musik.

Tidak hanya pengubahan pada not dan penambahan pada not Guido saja, tetapi musik yang terus berkembang membuat notasi balok atau not balok yang sudah lama juga ikut berkembang. Perkembangan lainnya terjadi pada garis paranada yang di mana sebelumnya hanya 4 garis saja, kini sudah menjadi 5 garis paranada. 5 garis paranada ini merupakan garis paranada yang kita kenal dan kita gunakan hingga saat ini.

Meskipun, Guido diyakini menjadi penemu dari not balok, tetapi sangat disayangkan nama beliau tidak terlalu dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dapat terjadi karena pada masa itu, penemuan terhadap not Guido ini sangat kurang dipublikasi.

Penemu Not Balok

Setelah membahas sejarah not balok secara singkat, maka dapat dikatakan bahwa penemu dari notasi balok atau not balok adalah Guido dari Arezzo dan ia juga dikenal dengan nama Guido Aretinus. Beliau diperkirakan lahir pada tahun 991 atau 992 Masehi dan dikenal juga sebagai seseorang yang ahli dalam teori musik. Namun, beberapa catatan sejarah, ada yang mengatakan bahwa Guido berasal dari Italia dan ada juga yang bilang berasal dari Perancis. Jika dilihat berdasarkan karya-karya yang telah diciptakan atau dibuatnya penggunaan bahasanya cenderung mengarah ke bahasa Italia.

Bukan hanya sebagai ahli teori musik saja, tetapi Guido adalah seorang biarawan Benediktin yang berasal dari Arezzo. Beliau belajar di Biara Benediktin atau pada masa itu dikenal dengan nama Pomposa Abbey. Kecintaannya pada musik, juga ia tuangkan dengan cara mengajar menyanyi. Hingga pada tahun 1025, ia merasa mengalami ketidakcocokkan dengan beberapa “orang” yang ada di gereja, sehingga ia memilih keluar dari gereja. Meskipun, sudah keluar dari gereja, tetapi Guido masih mengajar menyanyi di sekolah katedral milik seorang Uskup dari Arezzo.

Ketika di Pompisa, Guido mulai melakukan pengembangan terhadap cara baru dalam menulis Gregorian Chant. Ia menggunakan garis paranada sebanyak 4 garis serta menggunakan clef. Setiap Gregorian Chant ditulis ulang kembali oleh Guido dan dipersembahkan kepada Paus Yohanes XIX.

Guido yang sangat tertarik terhadap dunia musik terus mengembangkan notasi yang ditemukannya, dengan cara latihan mendengar dari setiap nada dan membaca partitur yang sudah ada sebelumnya. Hingga pada suatu waktu, pada suatu himne untuk Santo Yohanes Pembaptis yang cukup terkenal dengan judul Ut queant laxis, Guido membuat sebuah melodi dengan menciptakan 6 not, yaitu ut, re, mi, fa, sol, la. Keenam not itu diberi nama oleh Guido dengan nama hexachord. Dari keenam milik Guido itulah, “solmisasi” modern mulai muncul.

Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan nama pada not ut yang telah dibuat oleh Guido, not tersebut diganti menjadi kata do. Adapun kata do terjadi pada sekitar tahun 1600-an dan diambil dari suku kata kesatu dari nama keluarga “doni”. Pengubah nama not ut ke do ini bernama Giovanni Battista Doni. Selain itu, ada juga penambahan pada hexachord buatan Guido, yaitu ti Akan tetapi, di beberapa negara ada yang mengganti kata ti dengan kata si. Hal ini dilakukan supaya huruf awalnya tidak mengalami kesamaan. Adapun seseorang yang mengganti kata ti menjadi kata si adalah Sarah Ann Glover.

Bagian Not Balok

Ketika kita mempelajari not balok pasti akan melihat bentuk dari not balok yang terdiri dari bendera not balok, tangkai not balok, dan kepala not balok. Supaya lebih jelasnya, bisa melihat gambar di bawah ini.

Kelebihan dan Kekurangan Not Balok

Kelebihan Not Balok

Dikutip dari berbagai macam sumber bahwa kelebihan dari not balok ada tiga, yaitu:

1. Not balok sudah menjadi standar dalam bermusik yang diterapkan oleh banyak negara termasuk Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan sebagai bahasa musik dunia.

2. Setiap not memiliki simbol yang berbeda-beda, sehingga pembaca dan pengguna akan mudah memahaminya.

3. Nilai-nilai yang ada di dalam not sangat jelas, seperti tanda dinamika atau tinggi dan rendah suatu nada mudah dimengerti.

Kekurangan Not Balok

Dikutip dari berbagai macam sumber, kekurangan dari not balok ada tiga, yaitu:

1. Penulisan not balok sangat sulit, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang benar-benar bisa menulisnya.

2. Tidak fleksibel terutama saat ada pergantian nada dasar.

3. Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis not balok karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi.

Kesimpulan

Not balok menjadi salah satu dasar yang perlu dipelajari sekaligus dipahami dalam bermain musik. Hal ini perlu dilakukan karena dengan penggunaan not balok yang pas dan tepat akan menghasilkan nada-nada yang istimewa, sehingga akan menghasilkan komposisi musik lengkap (lagu dan lirik) yang enak untuk didengar. Dalam mempelajari not balok bisa dilakukan sendiri, tetapi alangkah baiknya diajarkan oleh yang sudah ahli agar ilmu yang diterima bisa maksimal. Lebih pentingnya lagi bahwa belajar not balok tidak mudah, sehingga dibutuhkan semangat dan kesabaran yang cukup tinggi.

Sumber: Dari berbagai macam sumber

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

Apa beda not angka dan not balok?

Notasi angka adalah Sistem penulisan lagu menggunakan simbol berupa angka(do,re,mi,fa,sol,la,si). Notasi balok adalah Sistem penulisan dengan simbol/data lainnya yang dituangkan dalam gambar.

Apa yang dimaksud dengan not balok?

Notasi balok adalah sistem penulisan lagu atau karya musik lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar. Gambar-gambar yang melambangkan bunyi tersebut dituliskan dalam not balok sesuai dengan tinggi rendah dan sifat bunyi yang dilambangkan.

Apa yang dimaksud dengan not angka?

Menurut Thusan(a) Hakim dalam buku Lagu-lagu Daerah dalam Permainan Gitar Pop Klasik (2006), notasi angka merupakan simbol nada yang terdiri atas angka 1 hingga 7. Notasi angka digunakan untuk menulis nada yang sudah dikenal dengan bunyi do (1), re (2), mi (3), fa (4), sol (5), la (6) si (7) do (i).

Apa fungsi not angka atau not balok?

Menurut buku Seni Budaya dan Keterampilan Kelas 3 SD, fungsi notasi balok adalah untuk mempelajari cara bermain musik. Tempat notasi balok disebut sangkar nada atau paranada, yang terdiri dari lima garis sejajar dan empat spasi dengan jarak yang sama.