Anak tidur terus setelah minum obat

Orang tua sering merasa khawatir karena bayi atau balita mengalami sakit yang membuat mereka harus begadang semalaman. Bayi akan menangis karena batuk atau mengalami gejala-gejala seperti flu, pilek, bahkan diiringi dengan demam.

Baca Juga:

Anak tidur terus setelah minum obat

Jika kamu termasuk orang tua yang sering panik dengan hal ini, kamu mungkin segera membawa si Kecil ke dokter atau puskesmas untuk mengetahui apa yang bisa diberikan agar segera sembuh.

Namun, kenyataannya tak banyak orang tua yang tahu bahwa sebenarnya tidak ada obat batuk untuk bayi. Kebanyakan dokter anak tidak meresepkan obat untuk anak di bawah 6 tahun apalagi bayi. 

Mengapa Bayi Tidak Perlu Minum Obat? 

Menurut seorang dokter anak sekaligus profesor di Penn State College of Medicine, Dr. Ian Paul, tidak ada obat yang bisa membantu meringankan batuk-batuk, bersin, maupun pilek pada bayi atau anak-anak. Obat-obatan tersebut tidak cocok untuk anak kecil. Bahkan bisa memberi dampak negatif yang lebih besar yang berbahaya.

Umumnya orang tua terlalu khawatir ketika melihat si Kecil rewel dan menangis berjam-jam karena batuk. Mereka merasa harus memberikan pengobatan tertentu untuk anak atau bayi yang sedang sakit meski dengan obat-obatan yang ada di supermarket, warung atau apotek.

Padahal penggunaan obat untuk anak baru diberikan ketika anak berusia 6 tahun ke atas. Sehingga dokter biasanya tidak akan meresepkan apapun untuk anak di bawah 6 tahun. Umumnya dokter anak akan memilih alternatif lain yang lebih aman dan tanpa obat. 

Penyebab Batuk pada Anak

Umumnya batuk pada anak disebabkan oleh beragam faktor. Beberapa masalah yang berhubungan dengan batuk anak di antaranya adalah:

  • ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) 
  • Alergi hidung
  • GERD
  • Tersedak benda asing

Risiko Obat Batuk untuk Bayi

Orang tua sebaiknya memahami bahwa ada risiko yang harus diwaspadai terkait penggunaan obat untuk bayi. Menurut The Food and Drug Administration, obat-obatan yang dijual bebas di supermarket atau apotek tidak direkomendasikan untuk menangani batuk dan demam di usia 2 tahun ke bawah. Sementara menurut the American Academy of Pediatrics disarankan penggunaan obat untuk anak minimalnya di atas 6 tahun.

Sementara itu menurut  Dr. Shonna Yin, dari N.Y.U. School of Medicine, orang tua bisa memilih mengurangi ketidaknyamanan anak yang mengalami batuk atau demam tanpa obat. Misalnya dengan memberikan banyak cairan agar anak tidak dehidrasi.

Selain itu cara lain yang juga efektif adalah memberikan madu sebagai obat batuk alami (madu tidak boleh untuk bayi di bawah 1 tahun karena bisa menyebabkan botulism), termasuk pemberian ibuprofen atau acetaminophen untuk demam, dan obat tetes hidung khusus bayi untuk mengatasi hidung tersumbat.

Obat Batuk yang Tidak Boleh Diberikan pada Bayi

Ada beberapa jenis obat yang dilarang untuk diberikan pada bayi dan anak di bawah usia 4 tahun:

  • Obat batuk jenis suppressant, misalnya dextromethorphan, DM
  • Obat batuk jenis decongestant, misalnya pseudoephedrine dan phenylephrine
  • Obat batuk ekspektoran, misalnya guaifenesin
  • Beberapa jenis antihistamine, misalnya maleate brompheniramine, diphenhydramine (Benadryl) dan chlorpheniramine

Madu ternyata Efektif sebagai Obat Batuk untuk Bayi, Menurut Studi

Menurut Dr. Paul, hasil riset ilmiah di tahun 2007 menunjukkan bahwa madu lebih efektif dibandingkan dextromethorphan. Ini merupakan obat jenis suppressant yang umumnya dipakai untuk menangani batuk. 

Selain bisa mengobati batuk, madu secara alami juga bisa membantu tidur lebih nyenyak. Jadi, orang tua yang bijak perlu memilih dua cara ini: pertama, menggunakan madu atau pilihan kedua, tidak perlu memakai obat apa pun.

Penanganan lain yang penting dalam mengatasi batuk pada bayi adalah memeriksanya apakah bayi tersebut sekedar sakit batuk biasa? Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kondisi paru-paru, tenggorokan, dan telinga.

Jika memang sakit batuk pada bayi merupakan respon tubuh secara alami saat terkena penyakit, maka sistem imunitas bayi juga akan bekerja untuk menyingkirkan virus atau penyakit tersebut dari tubuh. Sehingga untuk sementara anak akan mengalami batuk, pilek, atau demam sebagai proses alami tubuh dalam penyembuhan diri. Tunggu sampai 7 hari agar anak kembali normal.

Batuk biasa umumnya tetap membuat si Kecil masih bisa beraktivitas normal. Bisa bermain, makan, atau minum. Sehingga terkadang menangani batuk bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti membuat sup ayam hangat, membuatkan minuman kesukaan anak agar tidak dehidrasi, menemani mereka bermain, dan membiarkan mereka beristirahat lebih lama untuk memulihkan diri. 

Meski begitu, sebagai orang tua kamu juga perlu mengetahui kapan batuk bisa menjadi sinyal bahaya. Batuk yang disertai sesak nafas atau bayi tampak kesulitan bernafas, nafas terlalu cepat, merupakan gejala yang serius sehingga kamu sebaiknya segera membawa si Kecil ke dokter untuk ditangani. 

Gejala-gejala Batuk pada Bayi yang Harus Diwaspadai

Batuk memang kadang menjadi masalah kesehatan yang biasa pada anak. Namun kamu juga perlu memperhatikan beberapa gejala yang harus diwaspadai dan membutuhkan pemeriksaan medis. Jika kamu melihat beberapa tanda berikut ini, itu berarti kamu perlu segera membawa si Kecil ke dokter.

  • Demam pada bayi di bawah usia 2 bulan atau kurang dari itu
  • Demam di atas 39 ° Celsius
  • Bibir membiru
  • Pernafasan yang berat. Ditandai dengan nafas cepat, nafas pendek-pendek, atau tampak jelas tulang rusuk bayi ketika menarik nafas. 
  • Tidak mau makan dan minum, muncul tanda-tanda dehidrasi misalnya berkurangnya urine.
  • Bayi rewel terus-menerus. 
  • Bayi mengantuk atau tidur terus-menerus. 
  • Sakit di bagian telinga. 
  • Jika batuk melebihi 3 minggu.
  • Jika kondisi anak semakin buruk.

Apa Solusi Obat Batuk untuk Bayi yang Aman dan Minim Efek Samping?

Masalah kesehatan pada bayi membutuhkan penanganan serius dan umumnya tanpa menggunakan obat luar. Terkadang rasa sakit yang dialami anak berlangsung selama beberapa hari, menimbulkan rasa kurang nyaman, demam, hidung berair, dan batuk.

Namun demikian kamu tak perlu khawatir karena beberapa cara ini terbukti efektif membantu meringankan gejala yang dialami si Kecil dengan metode yang relatif aman. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati batuk pada bayi maupun anak-anak adalah:

  • Jaga tubuh si Kecil untuk tetap terpenuhi kebutuhan cairan tubuhnya setiap hari. Beri minum dengan ASI eksklusif untuk bayi 6 bulan ke bawah, serta beri tambahan cairan seperti sari kacang hijau, jus buah, kaldu ayam atau daging untuk bayi yang sudah mengkonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Terjaganya tubuh bayi dari dehidrasi membantu imun tubuh tetap kuat sehingga mucus di hidung atau tenggorokan bisa segera pulih.
  • Beri obat tetes hidung khusus bayi atau sebaskom air hangat dengan tetesan minyak kayu putih sebagai aromaterapi tradisional yang cukup efektif membuat suasana sekitar menjadi hangat dan melegakan hidung tersumbat. Aroma kayu putih yang tajam dan udara hangat dari air baskom membuat saluran hidung yang mampet terbuka kembali. Sehingga membantu menyembuhkan pilek pada bayi.
  • Pada bayi, pembersihan ingus dilakukan dengan membersihkan hidung dengan alat penyedot khusus bayi berbentuk pipet untuk membantu jalan pernafasan lancar. Jangan mencoba menyedot ingus dengan mulut karena kuman dari mulut bisa berpindah pada bayi.
  •  Bayi dengan hidung buntu atau tersumbat umumnya akan rewel dan terganggu dengan ingus di hidungnya. Cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan melarutkan air garam dan menjadikannya spray.
  • Angkat kepala si Kecil sedikit lebih tinggi dari tubuhnya dengan bantal yang ergonomis. Hal ini bisa mencegah akumulasi sekresi di bagian pangkal hidung dan tenggorokan. Sehingga bisa mencegah mekanisme untuk batuk
  • Gunakan alat filter udara seperti humidifier di dekat tempat tidur si Kecil. Alat ini bisa membantu melembabkan udara di ruangan, mengurangi sumbatan di hidung dan melegakan tenggorokan.
  • Obat batuk pada anak di atas 1 tahun adalah madu alami. Sementara di atas 6 tahun bisa menggunakan jenis obat-obatan farmasi seperti acetaminophen atau ibuprofen. Kedua obat ini efektif untuk meredakan demam, menghilangkan nyeri, dan sakit asalkan digunakan dengan dosis yang direkomendasikan dokter.

Mengobati atau mengatasi batuk biasa pada anak maupun dewasa sebenarnya sama saja. Batuk atau demam bisa sembuh dengan sendirinya asalkan tubuh memiliki sistem imunitas yang baik.

Jika si kecil batuk-batuk terus dalam waktu yang lama, jangan ragu untuk mengonsultasikannya ke dokter menggunakan aplikasi Okadoc ya!

Kamu bisa tanya jawab dokter dan konsultasi lewat video call untuk berbagai masalah kesehatan lho! Yuk download aplikasi Okadoc sekarang juga di Play Store dan App Store.

Anak tidur terus setelah minum obat

Kenapa anak habis minum obat tidur terus?

Anak Anda lebih sering tidur pasca mengkonsumsi obat kemungkinan terjadi karena efek samping salah satu obat yang diberikan. Yang tersering adalah jenis CTM (chlorpheniramine maleate). Obat ini kerap digunakan untuk membantu mengatasi keluhan pilek pada bayi dan anak.

Apa penyebab anak tidur terus saat sakit?

Anak yang menjadi lemas atau letargi (ingin tidur terus) dapat disebabkan oleh rasa lemas akibat sakit, mengalami dehidrasi, mengalami infeksi berat, dsb. Sebaiknya anak tetap diberikan asupan cairan yang cukup untuk menurunkan suhu tubuh dan menghindari dehidrasi pada anak.

Apakah wajar anak sakit tidur terus?

Saat seorang anak mengalami sakit, seringkali memang anak menjadi lebih cepat lelah dan sering mengantuk. Sering mengantuk pada anak bisa jadi merupakan hal yang normal karena anak berada dalam masa penyembuhan dari sakit, namun bisa juga merupakan hal yang tidak normal.

Apakah baik tidur setelah minum obat?

Jakarta - Begitu selesai minum obat, ada beberapa orang yang langsung tidur atau berbaring. Hal ini sebaiknya jangan dilakukan karena bisa menyebabkan obat berbalik dan luka di kerongkongan.