Dari berbagai teori motivasi yang ada manakah yang paling tepat untuk memotivasi karyawan?

Motivasi memiliki peranan penting dalam kinerja karyawan. Tanpa adanya motivasi, karyawan akan cenderung memiliki kinerja yang kurang memuaskan. Untuk itu, Anda harus terus mengusahakan agar karyawan tetap memiliki motivasi kerja. Memang tidak mudah, namun bukan berarti Anda tidak dapat mengusahakannya. Berikut ini beberapa cara memotivasi karyawan yang efektif.

Menjadi pendengar yang baik

Dalam hubungan antara atasan dan karyawan tentu diperlukan komunikasi. Komunikasi yang baik antara Anda dengan karyawan akan membuat mereka lebih termotivasi saat bekerja. Namun, bagaimana cara menjalin komunikasi yang baik dengan karyawan? Anda bisa mulai dengan menjadi pendengar yang baik.

Karyawan Anda sama dengan manusia lainnya, ingin didengarkan dan dihargai pendapatnya. Mereka tentu memiliki ide atau pendapat tersendiri terhadap perusahaan. Dengarkan ide-ide tersebut dan berikan apresiasi. Apabila memang dapat diterapkan di perusahaan, tidak ada salahnya ide tersebut dipakai. Hal ini akan membuat karyawan merasa dihargai pemikirannya. Mereka pun lebih termotivasi untuk bekerja atau bahkan memberikan kontribusi yang maksimal kepada perusahaan.

Dari berbagai teori motivasi yang ada manakah yang paling tepat untuk memotivasi karyawan?

Mengarahkan karier karyawan

Setiap karyawan Anda tentu memiliki potensi yang berbeda-beda. Ternyata hal tersebut juga dapat dijadikan motivasi bagi karyawan Anda. Misalnya, karyawan A memiliki potensi sebagai public relations (PR) perusahaan jika dilihat dari kemampuannya berbicara. Anda bisa mendiskusikan kemungkinan tersebut dengan karyawan A. Lebih lanjut, Anda dapat mengirim karyawan A untuk mengikuti pelatihan agar kemampuannya meningkat.

Mengarahkan karier karyawan sesuai dengan potensi asli mereka membuat mereka lebih terarah. Saat seseorang merasa lebih terarah, ia tidak akan ragu dalam melakukan pekerjaannya. Dalam kasus ini, karyawan yang diberi arahan tentang kariernya di masa mendatang tentu akan lebih termotivasi untuk bekerja dan meraih jenjang karier tersebut.

Menciptakan atmosfer kerja yang menyenangkan

Ada kalanya penyebab motivasi karyawan turun adalah justru karena atmosfer kerja yang tidak nyaman. Misalnya ruang kerja yang membatasi ruang gerak mereka atau bahkan rekan kerja yang kurang kooperatif sehingga menciptakan atmosfer yang kurang menyenangkan. Jika ini yang terjadi, maka Anda harus segera melakukan perubahan.

Jika memang ada keterbatasan ruang gerak di tempat kerja, Anda tidak harus langsung pindah ke kantor yang lebih luas. Sebagai alternatif, Anda dapat mengubah tata letak perabot di kantor. Mengganti perabot atau cat dinding juga bisa menciptakan nuansa baru yang memotivasi.

Untuk hubungan yang kurang baik di antara karyawan, Anda bisa mengajak berdiskusi tertutup. Dengarkan keluh kesah mereka dengan baik. Coba tawarkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan begitu, masalah di antara karyawan bisa terpecahkan dan atmosfer kerja pun kembali menyenangkan.

Menerapkan program reward

Tidak ada orang yang tidak suka diberi apresiasi, termasuk karyawan Anda. Apresiasi yang tepat juga bisa meningkatkan motivasi kerja mereka. Apa bentuk apresiasi yang tepat bagi karyawan Anda? Apresiasi sangat beragam bentuknya, mulai dari yang sederhana seperti pujian, hingga hadiah.

Terapkanlah program reward semacam ini di perusahaan Anda. Bagi karyawan terbaik setiap bulan, Anda bisa memberikan voucher atau gift card yang ditawarkan oleh Sodexo. Bentuk apresiasi seperti ini bukan hanya dapat memotivasi karyawan tetapi juga terasa istimewa. Ini karena voucher dari Sodexo dapat dipersonalisasi dengan logo perusahaan ataupun nominal khusus sesuai dengan kebutuhan karyawan Anda.

Cara memotivasi karyawan memang sangat beragam. Keempat cara yang disebutkan di atas hanyalah sedikit contoh. Walau begitu, Anda bisa langsung menerapkannya atau memodifikasinya terlebih dulu agar sesuai dengan kultur kerja perusahaan. Selamat bekerja!

Terdapat 5 teori motivasi kerja yang paling popular dan berpengaruh besar dalam praktek pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi/perusahaan : 1. Teori Efek Hawthorn Penelitian oleh Elton Mayo pada perusahaan General Electric kawasan Hawthorn di Chicago, memilki dampak pada motivasi kelompok kerja dan sikap karyawan dalam bekerja. Kontribusi hasil penelitian tersebut bagi perkembangan teori motivasi adalah: • Kebutuhan dihargai sebagai manusia ternyata lebih penting dalam meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja karyawan dibandingkan dengan kondisi fiisik lingkungan kerja. • Sikap karyawan dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi baik di dalam maupun di luar lingkungan tempat kerja. • Kelompok informal di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk kebiasaan dan sikap para karyawan. • Kerjasama kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan dan dikembangkan. 2. Teori Kebutuhan Menurut Abraham Maslow, pada dasarnya karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut: • Kebutuhan fisiologis. • Kebutuhan rasa aman. • Kebutuhan social. • Kebutuhan harga diri.

• Kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat hierarkis, yaitu suatu kebutuhan akan timbul apabila kebutuhan dasar sebelumnya telah dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis seperti pakaian, makanan dan perumahan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan digantikan dengan kebutuhan rasa aman dan seterusnya. Sehingga tingkat kebutuhan seseorang akan berbeda-beda dalam bekerja. Seseorang yang kebutuhan hanya sekedar makan, maka pekerjaan apapun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Teori X dan Y McGregor mengemukakan dua model yang menjelaskan motivasi karyawan yang bekerja yaitu teori X dan teori Y. Teori X menganggap bahwa:

• Karyawan tidak suka bekerja dan cenderung untuk menghindari kerja.

• Karyawan harus diawasi dengan ketat dan diancam agar mau bekerja dengan baik. • Prosedur dan disiplin yang keras lebih diutamakan dalam bekerja. • Uang bukan satu-satunya faktor yang memotivasi kerja. • Karyawan tidak perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Teori Y menganggap bahwa: • Karyawan senang bekerja, sehingga pengawasan dan hukuman tidak diperlukan oleh karyawan. • Karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi jika merasa memuaskan. • Manusia cenderung ingin belajar.

• Kreatifitas dan Imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah.

4. Teori Hygine dan Motivator Menurut Herzberg, faktor yang menimbulkan kepuasan kerja karyawan berbeda dengan faktor yang menimbulkan ketidak-puasan kerja sebagai berikut. Faktor Hygine meliputi : • Kebijakan perusahaan dan sistem administrasinya. • Sistem pengawasan. • Gaya kepemimpinan. • Kondisi lingkungan kerja. • Hubungan antar pribadi. • Gaji / upah. • Status. • Kesehatan dan keselamatan kerja. Faktor Motivator meliputi : • Pengakuan. • Penghargaan atas prestasi. • Tanggungjawab yang lebih besar. • Pengembangan karir. • Pengembangan diri.

• Minat terhadap pekerjaan.

5. Teori Motivasi Berprestasi David McClelland menjelaskan tentang keinginan seseorang untuk mencapai kinerja yang tinggi. Hasil penelitian tentang motivasi berprestasi menunjukkan pentingnya menetapkan target atau standar keberhasilan. Karyawan dengan ciri-ciri motivasi berprestasi yang tinggi akan memiliki keinginan bekerja yang tinggi. Karyawan lebih mementingkan kepuasan pada saat target telah tercapai dibandingkan imbalan atas kinerja tersebut. Hal ini bukan berarti mereka tidak mengharapkan imbalan, melainkan mereka menyukai tantangan. Ada tiga macam kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu yaitu: • Kebutuhan berprestasi (Achievement motivation) yang meliputi tanggung jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, umpan balik dan mengambil risiko sedang. • Kebutuhan berkuasa (Power motivation) yang meliputi persaingan, mempengaruhi orang lain.

• Kebutuhan berafiliasi (Affiliation motivation) yang meliputi persahabatan, kerjasama dan perasaan diterima.

Dalam lingkungan pekerjaan, ketiga macam kebutuhan tersebut saling berhubungan, karena setiap karyawan memiliki semua kebutuhan tersebut dengan kadar yang berbeda-beda. Seseorang dapat dilatihkan untuk meningkatkan salah satu dari tiga faktor kebutuhan ini. Misalnya untuk meningkatkan kebutuhan berprestasi kerja, maka karyawan dapat dipertajam tingkat kebutuhan berprestasi dengan menurunkan kebutuhan yang lain.

Dari berbagai teori motivasi yang ada manakah yang paling tepat untuk memotivasi karyawan?
Training-Motivasi-Kerja-0823-3236-0252

Salah satu aktivitas yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam perusahaan adalah membuat secara khusus event Training Motivasi Kerja itu sendiri. Dan disini PT INSPIERA SINERGI INDONESIA selaku salah satu provider training terkemuka di Indonesia telah banyak dan berpengalaman dalam membantu perusahaan / instansi dalam membantu mengadakan event Training Motivasi Kerja bagi perusahaan / instansi / organisasi. Hubungi 0823-3236-0252 Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai layananan dari PT. Inspiera Sinergi Indonesia.