Tongue tie pada anak 2 tahun

Tongue tie pada anak 2 tahun

Bisa dibayangkan betapa cemasnya Anda yang punya anak picky eater. Anda pasti khawatir tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi si kecil serta pertumbuhan dan perkembangannya. Ditambah ketika melihat anak lain makan dengan lahapnya dan tanpa pilih-pilih, makin besarlah kecemasan Anda.

Padahal, Anda sudah berusaha mencoba berbagai resep baru. Anda dan pasangan pun juga sudah bekerja sama memberi contoh si kecil untuk makan makanan sehat. Tapi tak juga membuatnya mau mengambil dan menyendok.

Ternyata, picky eater bukan hanya masalah kebiasaan saja, Ma. Ada faktor fisik si kecil yang membuatnya jadi pilih-pilih makanan, yakni tongue tie atau tali lidah dan lip tie atau tali bibir. Tali lidah atau bibir yang terlalu pendek dapat menyebabkan si kecil kesulitan makan, sehingga tampak sebagai picky eater.
 

Melanie Potock, MA, CCC-SLP, feeding specialist dan penulis buku Raising a Healthy Happy Eater,menjelaskan mengapa tongue tie dan lip tie dapat berkontribusi pada masalah makan anak berikut ini:
 

Dampak Tongue Tie

Tali lidah yang terlalu pendek menyebabkan anak-anak kesulitan menggerakkan lidahnya saat makan. Padahal gerakan lidah yang tepat sangat membantu anak mengunyah, memindah-mindahkan makanan, dan kemudian menelan.
 

Tongue tie menyebabkan lidah anak kesulitan bergerak maju mundur. Mereka lebih mampu menggerakkannya ke kanan dan kiri seperti wiper jendela mobil. Mereka kesulitan mengatasi makanan baru dengan aman dan menggunakan bagian samping lidahnya.
 

Tak hanya itu, anak-anak yang memiliki tongue tie juga berisiko sering gagging atau kelolodan, yakni reaksi tubuh untuk mengeluarkan makanan yang sulit ditangani. Inilah yang membuat anak-anak ini terlihat sering melepehkan makanannya kembali.
 

Mereka juga kesulitan mengulum makanan yang berada di tepi gigi, bagian langit-langit mulut, serta bagian bawah bibir karena tali lidahnya terlalu pendek. Sehingga, mereka akan kesulitan untuk menerima makanan yang teskturnya terlalu lengket.
 

Tidak dapat menggunakan ujung lidah untuk membersihkan tepi luar gigi, atap mulut di bawah bibir, menyebabkan anak-anak merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri. Hal-hal itulah yang membuat mereka jadi lebih selektif makan karena makanan tertentu yang baru, bisa sangat menantang untuk dimakan.
 

Dampak Lip Tie

Tali bibir yang terlalu pendek membuat mereka kesulitan mencecap atau menghisap makanan dari sendok, kecuali dalam posisi agak mendongak. Mereka akan banyak menggunakan gusi atau gigi mereka untuk melakukan tugas itu.
 

Gerakan salah satu bibir yang terbatas akan membuat bibir lainnya harus bekerja lebih keras. Sehingga, ini juga berpengaruh terhadap pola mengunyah mereka. Sehingga, mereka akan memilih makanan yang memberi mereka “zona nyaman”.
 

Bila, si kecil menunjukkan tanda memiliki tongue tie atau lip tie, segera konsultasikan ke dokter untuk nantinya dirujukkan ke ahlinya.
 

Baca juga:

3 Kategori Balita Ini Berisiko Jadi Picky Eater

3 Kesalahan Orang Tua Yang Membuat Anak Jadi Picky Eater

Cari Penyebab Anak Picky Eater

Anak Picky Eater? Ini Solusinya!

Menggugah Selera Makan Si Picky Eater

(LELA LATIFA)

FOTO: FREEPIK




Apa itu tongue tie (ankyloglossia)?

Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi cacat lahir yang membuat gerakan lidah anak menjadi terbatas.

Dikutip dari Stanford Children’s Health, dikatakan bahwa semua orang lahir dengan lipatan kecil jaringan atau selaput pendek dari dasar mulut hingga bagian bawah lidah.

Akan tetapi, beberapa bayi baru lahir memiliki selaput pendek (frenulum) yang tidak biasa, ketat, dan menempel sehingga ia tidak dapat menggerakkan lidah dengan benar.

Dengan kondisi ini, pita jaringan yang pendek, tebal, atau kencang bisa mengganggu proses menyusui.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius karena dapat memengaruhi cara makan, menelan, hingga cara berbicara anak nantinya.

Bayi juga bisa mengalami lip tie

Tidak hanya pada bagian lidah, jaringan atau selaput (frenulum) tersebut juga berada di dalam bibir bagian atas.

Apabila selaput terlalu tebal dan kaku, maka akan menjadi penyebab terjadinya lip tie.

Kondisi lip tie pada bayi tergolong jarang terjadi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa terjadi bersamaan dengan tongue tie.

Kedua hal ini juga bisa membuat bayi semakin sulit menyusu yang mengakibatkan berat badan tidak bertambah.

Seberapa umumkah tongue tie (ankyloglossia)?

Ankyloglossia adalah cacat lahir yang memengaruhi 4-11% dari bayi yang baru lahir. Tongue tie lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Kadang-kadang kondisi ini dapat memengaruhi pola makan bayi, sehingga sulit untuk menyusu dengan benar.

Kondisi ini juga terjadi pada balita dan anak-anak yang lebih tua. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Jenis-jenis tongue tie

Apa saja jenis-jenis tongue tie (ankyloglossia)?

Dikutip dari Breastfeeding USA, ada beberapa jenis tongue tie pada bayi.

Berikut beberapa jenis dari kelainan dasar lidah yang disesuaikan dengan kondisi, seperti:

  • Kelas 1, yaitu ketika ikatan berada di ujung lidah. Kondisi ini merupakan yang paling umum terjadi.
  • Kelas 2, yaitu ikatan sedikit lebih jauh di belakang ujung lidah.
  • Kelas 3, yaitu ikatan berada lebih dekat ke pangkal lidah.
  • Kelas 4, saat lidah hampir tidak bisa bergerak sama sekali.

Jenis ankyloglossia kelas 1, 2, dan 3 juga dikenal sebagai ikatan anterior.

Sementara itu, pada kelas 4 juga dikenal sebagai ikatan posterior (PTT) karena berada di bawah penutup selaput lendir.

Perlu diketahui bahwa dalam ikatan kelas 4, bayi sering salah didiagnosis yaitu memiliki lidah pendek.

Apa saja tanda atau gejala tongue tie (ankyloglossia)?

Supaya bisa menyusu dengan benar, mulut bayi perlu menempel pada jaringan payudara dan puting.

Lidah bayi yang normal juga perlu menutupi gusi yang lebih rendah agar puting terlindung dari kerusakan.

Perlu diketahui bahwa beberapa bayi dengan tongue tie tidak mampu membuka mulut cukup besar untuk menempel pada payudara dengan benar.

Berikut beberapa ciri atau tanda dari bayi yang mengalami tongue tie, yaitu:

  • Bentuk V atau bentuk hati di ujung lidah.
  • Tidak mampu untuk menjulurkan lidahnya melewati gusi atas.
  • Tidak mampu untuk menyentuh langit-langit mulut.
  • Kesulitan menggerakkan lidah dari sisi ke sisi atau mengangkat lidah ke gigi atas.

Dari gejala di atas, biasanya bayi mengalami gejala seperti:

  • Kesulitan menempel pada payudara atau tetap menempelkan mulutnya pada payudara selama menyusu.
  • Menyusu dalam waktu yang lama, istirahat sebentar, kemudian menyusu lagi.
  • Gelisah dan tampak lapar sepanjang waktu.
  • Berat badan naik lebih lambat dari seharusnya.
  • Membuat suara tertentu saat sedang menyusu.

Gejala pada ibu

Tongue tie dan lip tie juga dapat menyebabkan masalah pada ibu menyusui. Masalah tersebut mungkin termasuk:

  • Puting sakit atau retak.
  • Pasokan susu menjadi lebih sedikit
  • Mastitis (radang payudara), yang mungkin terus berulang.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui buah hati, segera hubungi dokter.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

Apa penyebab tongue tie (ankyloglossia)?

Frenulum lingual adalah sebuah jaringan ikat yang menghubungkan lidah dan bagian bawah mulut. Pada anak dengan ankyloglossia, ikatan ini terlalu pendek dan tebal yang membatasi gerak lidah.

Sampai saat ini, para peneliti masih belum menemukan penyebab pasti tongue tie dan lip tie. Namun, beberapa kasus ankyloglossia telah dikaitkan dengan faktor genetik tertentu.

Apa yang meningkatkan risiko kondisi tongue tie (ankyloglossia)?

Meskipun tidak ada banyak faktor risiko yang diketahui, kelainan bagian atas bibir atau dasar lidah ini dapat terjadi pada siapa saja.

Dibandingkan bayi perempuan, kondisi tongue tie lebih sering dialami pada anak laki-laki. Kondisi ini pun terkadang diturunkan dalam keluarga.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter jika bayi mengalami satu atau lebih kondisi berikut:

1. Kesulitan menyusu

Bayi Anda memiliki tanda-tanda tongue tie yang menyebabkan masalah, seperti mengalami kesulitan menyusu.

Saat mengalami kondisi ini, ia tidak dapat membuka mulut cukup lebar pada payudara untuk menyusu dengan benar.

2. Kesulitan berbicara

Kemampuan berbicara atau mengucapkan kata tertentu pada anak ada kemungkinan akan berpengaruh saat mengalami tongue tie.

Anak dengan dengan kondisi ini mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengucapkan beberapa huruf konsonan seperti t, d, z, s, r dan lain-lain

3. Mengalami kesulitan makan

Saat anak Anda mengeluh masalah lidah yang mengganggu ketika makan, berbicara, atau menggerakkan lidah, sudah saatnya untuk bertemu dengan dokter.

Jika anak Anda memiliki tanda atau gejdi atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter. Apalagi, mengingat kondisi tubuh setiap anak pun berbeda.

Bagaimana tongue tie didiagnosis?

Pada bayi, ankyloglossia serta lip tie hanya didiagnosis jika:

  • Bayi mengalami kesulitan menyusu atau makan.
  • Mengalami kesulitan dalam mengucapkan konsonan seperti “t”, “d”, “z”, “s”, “th” dan “l”. Akan lebih sulit saat mengucapkan huruf “r”.
  • Ibu sudah mengunjungi konsultan laktasi sebanyak 2 hingga 3 kali karena masalah menyusui.

Kondisi ini baru bisa didiagnosis setelah melakukan pemeriksaan fisik.

Selama pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan bertanya soal proses menyusui. Dokter juga akan memeriksa lidah, mulut, dan gigi anak Anda.

Ketika dokter mendiagnosis ankyloglossia pada bayi, mereka mungkin melihat:

  • Ujung lidah ketika bayi menangis.
  • Jika ada masalah makan, dokter mungkin memantau pada saat sesi makan.

Pada anak yang lebih tua, profesional medis akan memeriksa lidah saat anak mengangkatnya ke atas untuk mencari panjang frenulum.

Bagaimana mengatasi tongue tie (ankyloglossia)?

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Jika anak Anda mengalami ankyloglossia ringan, mereka mungkin tidak perlu menerima perawatan. Hal ini karena dapat diatasi secara alami seiring dengan perkembangan usia bayi.

Dikutip dari Mayo Clinic, perawatan untuk mengatasi ankyloglossia tergolong kontroversial.

Beberapa dokter dan konsultan laktasi merekomendasikan untuk memperbaikinya segera, bahkan sebelum bayi diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Sementara itu, sebagian dokter dan konsultan laktasi memilih untuk melakukan pendekatan lainnya.

Hal ini karena lingual frenulum dapat menjadi longgar di kemudian hari. Dalam kasus lainnya, tongue tie atau lip tie akan tetap ada tanpa menyebabkan masalah apapun.

Sementara pada beberapa kasus, konsultan laktasi dapat membantu Anda mengenai bagaimana cara pemberian ASI yang tepat untuk anak.

Prosedur bedah untuk tongue tie serta lip tie seperti frenotomy atau frenuloplasty diperlukan jika mengakibatkan masalah. Berikut ulasan lengkapnya:

1. Frenotomy (frenulectomy)

Dalam pilihan pengobatan ini, porsi tertipis dari frenulum dipotong untuk memungkinkan lidah atau mulut bergerak bebas.

Jika operasi dilakukan pada anak-anak yang lebih tua (berusia lebih dari enam minggu), operasi dapat dilakukan tanpa perlu rawat inap dan menggunakan bius lokal.

Dalam proses ini, dokter memeriksa frenulum lingual dan menggunakan gunting steril untuk memotong frenulum. Prosedur ini cepat dan hanya sedikit menimbulkan ketidaknyamanan.

Perdarahan yang terjadi pada proses ini mungkin hanya setetes atau dua tetes darah. Setelah prosedur berlangsung, bayi bisa langsung menyusu secepatnya.

Komplikasi dari prosedur ini sangat langka, seperti perdarahan, infeksi, hingga kerusakan pada lidah atau kelenjar ludah.

2. Frenuloplasty (atau frenectomy)

Prosedur yang lebih luas yang dikenal sebagai frenuloplasty mungkin direkomendasikan jika kondisi memerlukan perbaikan atau frenulum lingual terlalu tebal.

Perlu diketahui bahwa prosedur ini dapat dilakukan jika frenulum tebal dan memiliki banyak pembuluh darah.

Operasi ini akan memotong dan membuang frenulum pasien. Luka kemudian ditutup dengan jahitan.

Pada bayi yang berumur beberapa bulan, prosedur biasanya dilakukan tanpa anestesi, atau dengan bius lokal yang mematikan lidah.

Komplikasi dari prosedur ini sangat langka, sama dengan prosedur frenotomy. Komplikasi yang jarang muncul ini misalnya perdarahan, infeksi, hingga kerusakan pada lidah atau kelenjar air liur.

Lalu, adanya jaringan parut mungkin muncul karena reaksi terhadap obat bius.

Perawatan setelah operasi

Anda bisa langsung menyusui bayi Anda setelah prosedur dilakukan. Kebanyakan ibu langsung merasakan perbedaan dalam cara bayi menyusui.

Setelah beberapa jam, mulut bayi akan mulai terasa sakit. Kalau sudah begini, dokter biasanya merekomendasikan analgesik yang dijual bebas.

Bayi Anda pun mungkin akan rewel, tapi kondisi ini biasanya akan berlalu dengan cepat. Jangan kaget jika bayi menolak menyusu sementara waktu.

Selama waktu tersebut, Anda dapat mempompa ASI serta mengompres payudara secara untuk meredakan pembengkakan.

Anda pun dapat memberi susu pada bayi dengan menggunakan sendok, gelas, atau botol.

Bayi dengan tongue tie tidak bisa menyusu dengan benar. Maka, setelah ikatan lidah dilepaskan, bayi perlu belajar menyusu dengan otot yang berbeda.

Ketika cengkraman mulut bayi ke puting payudara sudah baik, ibu akan merasa lebih nyaman saat menyusu.

Apa saja pengobatan rumahan yang bisa dilakukan setelah prosedur?

Apabila anak menjalani salah satu dari prosedur di atas, Anda juga bisa melakukan peregangan lidah untuk mempercepat penyembuhan.

Salah satunya adalah dengan melakukan pemijatan pelan di bagian sayatan sebagai cara untuk meregangkan lidah. Ini dilakukan sebanyak 2 hingga 3 kali sehari selama dua minggu.

Latihan otot lidah seperti menjilati bibir atas, menyentuh langit-langit dengan ujung lidah, dan gerakan sisi ke sisi harus dilakukan untuk meningkatkan gerakan lidah.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah buah hati Anda.

Apakah tongue tie bisa sembuh sendiri?

Pada beberapa kasus, tongue tie akan hilang dengan sendirinya dalam satu tahun dan tidak akan menyebabkan masalah pada cara menyusui bayi atau perkembangan bicara anak. Tongue tie yang parah bisa menyebabkan masalah bicara.

Bagaimana bentuk tongue tie?

Gejala Tongue-Tie Bentuk lidah tampak seperti hati atau huruf V. Cenderung mengunyah daripada mengisap saat menyusu. Berulang kali memasukkan dan mengeluarkan puting payudara sehingga proses menyusu menjadi lebih lama. Berat badan sulit naik akibat tidak mendapat asupan ASI yang cukup.

Apa dampak dari tongue tie?

Selain gangguan makan dan bicara, tongue-tie juga akan menyebabkan kebersihan rongga mulut terganggu, karena lidah sulit membersihkan sisa-sisa makanan pada gigi. Kondisi ini membuat penderita tongue-tie berisiko mengalami gigi berlubang dan peradangan gusi.

Perlukah operasi tongue tie?

Dikutip dari Mayo Clinic, si kecil perlu melakukan operasi tongue tie apabila ia mengalami berbagai kondisi berikut. Sulit mengangkat lidah ke gigi bagian atas. Sulit menggerakkan lidah dari sisi ke sisi lainnya. Mengakibatkan anak sulit untuk menyusu serta berbicara.