Penyusunan teks proklamasi tersebut dilakukan di kediaman Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Dalam penyusunan teks proklamasi, Sukarno memiliki peran memberikan nama "Proklamasi" itu sendiri. Ahmad Subardjo memberikan sumbangsih kalimat "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Moh. Hatta menambahkan kalimat "Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya". Kemudian, Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Show
Dengan demikian, tokoh yang terlibat dalam penyusunan teks proklamasi adalah Sukarno, Moh. Hatta, Ahmad Subardjo, dan Sukarni.
PROSES deklarasi proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 sejatinya sudah dimulai dua hari sebelumnya. Pada tanggal 15 Agustus, para pemuda membawa Ir Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan bisa segera mendeklarasikan kemerdekaan. Tapi saat itu hingga 16 Agustus tidak ada kesepakatan apa pun yang tercapai. Akhirnya Ahmad Soebardjo tiba di Rengasdengklok dan membujuk kaum pemuda untuk melepaskan Soekarno-Hatta. Permintaan ini pun dituruti oleh kaum pemuda dengan persyaratan proklamasi kemerdekaan dilakukan keesokan harinya. Baca juga: Gaya Hijab Kemerdekaan ala Ria Ricis hingga Aurel Hermansyah, Cantik Banget Hari itu juga Soekarno-Hatta bersama Ahmad Soebardjo menuju kediaman Laksamana Maeda. Awalnya atas usul Laksamana Maeda, Soekarno-Hatta dan Ahmad Soebardjo menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk berdiskusi. Tapi, diskusi tersebut diketahui tidak menghasilkan apa pun, dan membuat Soekarno-Hatta serta Ahmad Soebardjo sadar kalau mereka harus bergerak cepat untuk mengumumkan kemerdekaan. Di bawah pimpinan Sukarni dari kaum pemuda, Soekarno-Hatta serta Ahmad Soebardjo dan anggota PPKI yang menginap di Hotel Des Indes segera dikawal menuju rumah Laksamana Maeda. Baca juga: Deretan Ucapan HUT Ke-76 RI, Korbarkan Semangat Persatuan Seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Selasa (17/8/2021), pada pukul 03.00 WIB dini hari ketiga tokoh yakni Ir Soekarno, Mohammad Hatta, serta Ahmad Soebardjo berkumpul di ruang makan kediaman Laksamana Maeda dan langsung menyusun naskah proklamasi. Selama dua jam, ketiganya menyusun naskah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dan akhirnya setelah dua jam naskah proklamasi pun selesai. Rumusan naskah proklamasi tersebut lalu diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Tanpa waktu lama, Sayuti Melik didampingi BM Diah langsung mengetik naskah proklamasi. Setelah itu, naskah diserahkan kembali kepada Ir Soekarno untuk ditandatangani. Baca juga: Pakai Baju Adat Lampung, Netizen Puji Presiden Jokowi Keren Esok harinya, 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 WIB, bertempat di halaman rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, naskah proklamasi dibacakan. Ir Soekarno membaca naskah proklamasi dalam suasana penuh khidmat dan momen prosesi sederhana serta tanpa protokol. Momen peristiwa penting pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ini disebutkan lebih lanjut diabadikan oleh dua pewarta, Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS. Sementara penyebaran berita kemerdekaan Indonesia lewat mulut ke mulut, radio, surat kabar, dan telegram dilakukan oleh BM Diah dan Jusuf Ronodipuro. Lewat proklamasi, kemerdekaan Indonesia dinyatakan. Teksnya dengan ringkas dan lugas menyampaikan gagasan tentang kemerdekaan ini. Selain Soekarno dan Hatta, ada beberapa tokoh lain yang terlibat dalam perumusan teks proklamasi. Teks proklamasi dirumuskan secara intens sejak 16 Agustus, sampai baru selesai pada 17 Agustus pukul 06.00. Teks itu dibacakan Soekarno dengan khidmat dan tegas di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Pada perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda, seperti dituliskan Hatta dalam catatan otobiografinya Untuk Negeriku, yang hadir dalam adalah ia sendiri, Soekarno, Subardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik. Inilah kisah singkat tentang tokoh perumusan teks proklamasi. 1. SoekarnoPresiden pertama Republik Indonesia ini adalah salah satu perumus naskah proklamasi. Sekembalinya ke Jakarta dari Rengasdengklok, Soekarno dan sejumlah pemuda lain berkumpul di rumah Laksamana Maeda. Gagasan tentang kemerdekaan sudah meletup-letup di kepala mereka. Semalam suntuk Soekarno dan yang lain menuangkan gagasan pikiran itu dalam beberapa baris kalimat. Sukarno yang mencatat naskah asli itu dengan didiktekan Hatta. Setelah naskah proklamasi selesai, Soekarno dan Hatta menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia. Soekarno pulalah yang, di tengah demam tinggi yang sedang menyerangnya lantaran gejala malaria dan kelelahan, membacakan teks proklamasi itu di depan sekitar seribu orang yang hadir di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. 2. Mohammad HattaKelima orang yang berkumpul di rumah Laksamana Maeda waktu itu berpikir keras bagaimana gagasan tentang kemerdekaan disampaikan dengan singkat dan bernas. Setelah tim itu jelas tentang apa yang mau diungkapkan, Hatta dipersilakan Soekarno untuk merumuskannya. Menurut Soekarno, Hatta paling mumpuni kemampuan berbahasanya untuk menyusun teks ringkas itu. Hatta berpikir sejenak, lalu meminta Soekarno mencatat apa yang diucapkannya. Di atas buku catatan sederhana dengan pena yang ia lupa dari mana, Soekarno menuliskannya. Hatta mengatakan, kalimat pertama tentang pernyataan kemerdekaan Indonesia belum cukup maka ia menambahkan keterangan soal penyerahan kekuasaan Jepang ke tangan Indonesia. 3. Sayuti MelikNaskah proklamasi yang telah disepakati lantas diserahkan ke Sayuti Melik untuk diketik. Namun, di rumah Laksamana Maeda itu, ternyata hanya ada mesin tik berhuruf kanji, tidak ada yang berhuruf latin. Satzuki Mishima, asisten Laksamana Maeda, bergegas naik jipnya menuju kantor perwakilan militer Angkatan Laut Jerman untuk meminjam mesin tik. Dengan mesin itulah akhirnya naskah proklamasi diketik. Ketika mengetiknya, Sayuti, yang pernah sekolah guru dan paham soal ejaan, mengubah sejumlah kata-kata dari naskah asli yang ditulis Soekarno di kertas. Perubahan tersebut yaitu “tempoh” menjadi “tempo, “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia” dengan menambahkan “Soekarno-Hatta” di belakangnya, juga “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05”. Angka 05 itu adalah singkatan dari 2605, tahun showa dalam kalender Jepang yang sama dengan 1945 dalam kalender Masehi. 4. SukarniSejak awal Sukarni terlibat dalam tim inti yang merumuskan naskah proklamasi. Setelah naskah selesai, Hatta mengusulkan semua orang yang hadir di rumah Laksamana Maeda itu menandatangai teks tersebut, seperti halnya pada Deklarasi Kemerdekaan AS. Hal ini menimbulkan pertentangan. Sukarni berteriak, mereka yang tidak menyumbang sedikit pun terhadap persiapan naskah proklamasi tidak berhak menandatangani. Lantas ia mengusulkan, Soekarno dan Hatta sajalah yang menandatangani atas nama bangsa Indonesia. Tidak ada yang keberatan dengan usulan itu. Di atas piano di samping tangga rumah Maeda, naskah itu ditandatangani. 5. Ahmad SubardjoKita ingat, Soekarno dan Hatta sempat diculik ke Rengasdengklok oleh para pemuda pada 16 Agustus. Mereka ini ingin meyakinkan Soekarno dan Hatta agar kemerdekaan Indonesia dinyatakan sendiri, tidak menunggu diberi oleh Jepang. Setelah Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok, Ahmad Subardjo-lah yang meyakinkan para pemuda bahwa aman bagi Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta. Setibanya di Jakarta, Subardjo ikut merumuskan naskah proklamasi. Meski begitu, Subardjo sendiri tidak hadir pada pembacaan naskah proklamasi itu. Sepulang dari rumah Laksamana Maeda, para perumus kembali ke rumahnya masing-masing. Pembacaan teks proklamasi dijadwalkan pukul 10 di rumah Soekarno. Sampai hampir tiba waktunya pembacaan, Subardjo belum tampak juga. Beberapa orang diutus untuk menjemputnya di rumah. Kala itu ternyata Soebardjo masih tidur. Tidak tampak dari gerak-geriknya, ia hendak bergegas. Ia meminta utusan itu untuk menunggu sebentar sementara Subardjo masuk ke rumah. Ia keluar dengan membawa surat untuk Soekarno dan Hatta, menyatakan pembacaan naskah proklamasi dilangsungkan saja tanpa kehadirannya. Ia masih kelelahan dan berencana melanjutkan tidurnya lagi. Ia kelak menjadi Menteri Luar Negeri RI yang pertama. Baca juga: Mengenal Mendur Bersaudara, Fotografer yang Mengabadikan Proklamasi Kemerdekaan RI Mengenal 5 Pahlawan Wanita Indonesia Kisah Bung Tomo, Sang Pengobar Semangat Pertempuran Surabaya Tags : featuredHattakemerdekaan RISoekarnoSukarnoteks proklamasi
Lihat Foto KOMPAS.com - Teks proklamasi adalah buah pikiran tiga tokoh nasional yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo. Teks proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno dan diketik Sayuti Melik. Di mana pembahasan perumusan teks proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari. Naskah ditulis dalam selembar kertas blocknote berwarna putih berukuran panjang 25,8 sentimeter dan lebar 21,3 sentimeter dan tebal 0,5 milimeter. Berikut lima tokoh perumusan Teks Proklamasi: Lihat Foto Frans Mendur Foto karya Frans Mendur yang mengabadikan Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, Cikini, Jakarta. (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});SoekarnoSoekarno lahir di pada 6 Juni 1901 di Surabaya dan akrab disapa Bung Karno. Soekarno pernah didesak oleh golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia saat Hirosima dan Nagasaki dibom oleh Sekutu. Para golongan muda kemudian memindahkan sementara Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Walau masih dalam keadaan sajit, Soekarno kemudian membacakan teks proklamasi ada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB dengan gagah dan lantang. Hal tersebut kemudian menandakan bahwa Indonesia telah merdeka. Baca juga: Makna Proklamasi bagi Kehidupan Bangsa Indonesia Saat Ini Lihat Foto Wikipedia Wakil Presiden RI Pertama Mohammad HattaMohammad HattaMohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittingi, Sumatera Barat. Sama seperti Soekarno, Mohammad Hatta juga diamankan oleh golongan muda ke Rengasdengklok untuk merumuskan proklamasi. Tepat sebelum membacakan teks proklamasi, Mohammad Hatta datang menghampiri Soekarno untuk memberikan dukungan kepadanya agar bersama-sama memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hatta merupakan sosok yang memberi ide kalimatpad ateks proklamasi, yaitu: |