Jakarta - Show Bani Umayyah adalah dinasti lain yang menandai besarnya peradaban Islam. Dalam sejarahnya, kesultanan ini berdiri selepas kejadian tahkim dalam Perang Siffin yang melibatkan Ali bin Abi Thalib. Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebagai pendiri sekaligus khalifah pertama Bani Umayyah menjalin kesepakatan damai dengan sang khulafaur rasyidin. Selepas Ali, pemerintahan yang dilanjutkan Hasan bin Ali cenderung lemah hingga menyerahkannya pada Mu'awiyah. Sejak saat itu dimulailah sejarah salah satu bukti kejayaan sejarah peradaban Islam di dunia. Berikut penjelasan lengkapnya A. Periode pemerintahanPeriode pemerintahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua yaitu Damaskus [Syiria] dan Andalusia/Cordoba [Spanyol]. Dikutip dari JUSPI: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, periode pemerintahan yang berpusat di Damaskus berlangsung 90 tahun pada 660-750 M. "Dinasti Umayah di Andalusia [Spanyol] awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang dipimpin seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al Malik," tulis artikel berjudul Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase [Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran] karya Taufik Rachman. Andalusia kemudian diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah, setelah berhasil menaklukan Bani Umayah di Damaskus. Kekuasaan Umayyah di Spanyol berlangsung 275 tahun pada 756-1031 M. B. Kemajuan yang dicapaiBerbagai kemajuan dalam sistem pemerintahan dan ilmu pengetahuan berhasil dicapai Bani Umayyah. Berikut penjelasannya: 1. Kemajuan dalam sistem pemerintahan
2. Kemajuan dalam agama dan ilmu pengetahuan
C. Keruntuhan Bani UmayyahAda beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan dinasti berusia 365 tahun tersebut. Faktor ini adalah:
Simak Video "Melihat Kemegahan Rancangan Museum Rasulullah SAW" [row/erd] Jakarta - Zaman khalifah atau Bani Umayyah mencatat sejarah besar dalam peradaban Islam. Catatan tak hanya berasal dari luasnya daerah penaklukan, tapi juga kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat. Kemajuan ilmu pengetahuan di zaman Bani Umayyah telah terlihat sejak khalifah pertama Muawiyah bin Abu Sufyan atau sering disebut Muawiyah I. Dikutip dari Buletin Al Turas yang diterbitkan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berikut pencapaian Bani Umayyah Dalam tulisan karya dosen jurusan sejarah dan peradaban Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta berjudul Perkembangan Ilmu Pengetahuan di masa Dinasti Umayyah [41-132 h/661-750 M], pencapaian dijelaskan berdasarkan jenis ilmu A. Ilmu agamaPusat kajian Islam di masa ini terdapat di Makkah, Madinah, Kufah, Bashrah, Fustat, dan Damaskus. Salah satu ulama yang terkenal adalah Abdullah bin Amr bin Ash [wafat 65 H] dan Yazid bin Abu Habib [wafat 128 H] di Fustat, Mesir. Terkait perkembangan ilmu hadits, khalifah Umar bin Abdul Aziz dianggap memiliki jasa paling besar. Dia mengerahkan usaha pembukuan [tadwin] hadits dengan memerintahkan seluruh gubernur, agar segera mengumpulkan lembaran atau catatan yang tersebar. B. Ilmu bahasaTokoh pertama yang menggeluti ilmu bahasa adalah Abu Al Aswad Al Du'ali. Dia adalah ahli ilmu tata bahasa Arab [nahwu] yang berasal dari Bashrah, Irak. Para muridnya kemudian menjadi ahli bahasa yang juga menggeluti bidang sharaf dan balaghah. Mereka adalah Yahya bin Ya'mar, Anbasah bin Ma'dan, Maimun Al-Aqran, dan Isa bin Umar Al-Tsaqafi. Termasuk maula Bani Laits bin Bakr yang paling memahami perubahan yang terjadi pada ilmu nahwu. Generasi berikutnya adalah ahli bahasa Al Khalil bin Ahmad Al Farahidi yang menyusun berbagai kamus. C. Ilmu sejarahIlmu ini muncul karena adanya kajian tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW atau sirah nabawiyah. Kitab sejarah yang disusun pertama kali adalah Al-Maghazi dan Al-Sirah, yang mendorong muslim mengikuti perilaku nabinya. Penulis kitab terdiri atas tiga tingkatan bergantung dari sumber pembelajaran. Tingkat pertama adalah yang punya kontak langsung dengan orang-orang terdekat Rasulullah SAW misal Aban bin Utsman bin Affan, yang merupakan putra khalifah ketiga. D. Ilmu kalamPada masa Bani Umayyah muncul bidang ilmu filsafat misal Jabariyah, Qadariyah, Mu'tazilah. Ja'bariyah dipelopori Jahm bin Shafwan, yang mendapat pertentangan dari Qadariyah. Aliran Qadariyah berlawanan [oposisi] dengan Bani Umayyah. Sikap aliran Qadariyah sama dengan Mu'tazilah, sehingga para tokohnya kerap mendapat tekanan dari pemerintah. Hal ini tetap berlaku meski banyak khalifah dinasti ini yang menjadi anggota Mu'tazilah misal khalifah Yazid II bin Al Walid dan Marwan bin Hakam. E. Sastra [syair]Di masa Bani Umayyah muncul syair ghazal berisi nuansa cita dan erotisme yang dikembangkan Umar bin Abu Rabi'ah di Hijza. Ada juga syair politik sebagai bentuk dukungan atau oposisi pada pemerintah yang disebut Al-Syi'r Al-Hizbi. Para penyair yang menyatakan dukungan mendapat fasilitas dari pemerintah setempat. Sebaliknya yang berlawanan ada yang mendapat sanksi dari penguasa. Selain itu muncul juga jenis syair yang membanggakan primordialisme kesukuannya [ashabiyyah]. F. Kimia dan kedokteranPara khalifah Bani Umayyah menaruh perhatian khusus pada bidang ilmu ini. Mereka menyewa jasa penerjemahan berbagai karya kedokteran, kimia, farmasi, dan matematika ke dalam bahasa Arab. Dua khalifah yang diketahui punya andil besar dalam ilmu kimia dan kedokteran adalah Khalid bin Yazid bin Mu'awiyah dan Umar bin Abdul Aziz. Selain itu muncul juga para tokoh dari golongan non Islam yang menjadi dokter pribadi para khalifah. Misal Ibnu Atsal dan Abu Al-Hakam Al-Nashrani yang merupakan dokter pribadi Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Ada juga Masarjawaih, seorang Yahudi Persia yang menjadi dokter pribani khalifah Marwan bin Al-Hakam dari Bani Umayyah. Simak Video "Terobosan Riset yang Dilakukan Astronaut China di Luar Angkasa" [row/erd] tirto.id - Kekhalifahan Umayyah yang dalam sejarah Islam disebut Dinasti Bani Umayyah berkuasa dalam kurun tahun 661 sampai 1031 M, dengan 2 bagian periode. Periode pertama kekuasaan Bani Umayyah pada 661-750 M, saat pusat pemerintahan berada di Damaskus, kota yang saat ini menjadi ibu kota Suriah. Kekhalifahan Umayyah di Damaskus berakhir setelah digulingkan oleh Bani Abbasiyah. Setelah itu, periode kedua kekuasaan Bani Umayyah dimulai dan berlangsung selama 756-1031 M, dengan lokasi pusat pemerintahan di Andalusia [Spanyol], tepatnya di kota Cordoba Pada periode kedua kehalifahan Bani Umayyah di Andalusia itulah perkembangan ilmu pengetahuan tumbuh pesat dan melahirkan sejumlah ilmuwan muslim dengan pengaruh penting. Merujuk catatan Muhammad Ahsan dan Sumiyati di buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti [2017:103-104] dan sejumlah sumber lain, beberapa bidang ilmu berkembang maju di masa Kekhalifahan Umayyah periode 2 di Andalusia. Berikut ini daftar bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Kekhalifahan Umayyah periode kedua di Andalusia, beserta tokoh-tokoh ilmuwan muslim penting yang menyokongnya. 1. Ilmu Kimia Pada masa Bani Umayyah berkuasa di Andalusia, ada seorang ilmuwan yang memprakarsai pengembangan ilmu kimia murni dan kimia terapan, namanya adalah Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas. Pemikiran tokoh ini diakui telah menyediakan fondasi bagi perkembangan ilmu farmasi dan kedokteran. 2. Ilmu Kedokteran Seorang tokoh bernama Abu al-Qasim al-Zahrawi terkenal kala itu sebagai ahli bedah, pemrakarsa ilmu penyakit kulit, dan perintis ilmu tentang penyakit telinga. Di daratan Eropa, ia lebih dikenal dengan nama Abulcasis dan buku ciptaannya [berjudul al-Ta’rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’lif] kini dijadikan rujukan di perguruan tinggi Eropa. Bernama lengkap Abu Al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi, ia dilahirkan tahun 936 Masehi di Zahra, sebelah barat daya Cordoba, Andalusia, Spanyol, yang menjadi salah satu pusat peradaban dan ilmu pengetahuan maju kala itu. Baca juga: Biografi Singkat Abu Al-Qasim Al-Zahrawi, Penemuan, & Karyanya Abu Al-Qasim Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah yang belum pernah ada pada masa sebelumnya. Salah satunya adalah catgut atau benang bedah yang mulai dikenal pada pertengahan abad ke-10 atas peran besar Al-Zahrawi. 3. Ilmu Sejarah Di bidang sejarah, setidaknya ada 3 nama penting pada masa Bani Umayyah menguasai Andalusia. Mereka adalah Abu Marwan Abdul Malik bin Habib [penulis buku al-Tarikh], Abu Bakar Muhammad bin Umar [penulis buku Tarikh Iftitah al-Andalus], dan Hayyan bin Khallaf bin Hayyan [penulis buku al-Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus dan al-Matin]. 4. Bahasa dan Sastra Dalam bidang ini, ada empat orang yang dikenal sebagai pengembangnya. Pertama, Ali al-Qali yang menciptakan karya al-Amali dan al-Nawadir. Kedua, Abu Bakar Muhammad Ibn Umar yang merupakan sejarawan, ahli bahasa Arab, penyair, dan sastrawan. Ketiga, ada Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih. Ia merupakan pencipta sastra berupa prosa yang berjudul al-Aqad al-Farid. Keempat, terdapat Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid yang juga menciptakan prosa, judulnya Risalah al-awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa Alar al-Syakk, dan Hanur ‘Athar. 5. Bidang Lainnya Selain nama-nama tokoh di atas, masih banyak lagi tokoh ilmuwan muslim dengan karya berpengaruh besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah periode 2 di Andalusia. Sejumlah nama yang pengaruh besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa diabaikan itu, mengutip catatan Ana Ruiz dalam buku Vibrant Andalusia: The Spice of Life in Southern Spain [2007] ialah Ibnu Hazm, Ibnu Rusyd, Ibnu Arabi, Abu Ishaq Al-Zarqali, Abu Hakam Al-Kirmani, dan lain sebagainya. Baca juga artikel terkait BANI UMAYYAH atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada Penulis: Yuda Prinada Editor: Addi M Idhom Kontributor: Yuda Prinada Subscribe for updates Unsubscribe from updates Video yang berhubungan |