Perlengkapan dalam pantun Sunda yang tepat diantaranya

Ada Nama Kota di Pantun Ely Puspitaningrum

Esai Kusfandiari Abu Nidhat[1]

A. Pendahuluan

Sebanyak 1351 guru telah mengikuti Pantun Nasihat Seribu Guru Asean yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur. Hal ini menggambarkan bahwa sebagai pelestari budaya di kawasan Asean, guru-guru antusias untuk melestarikan genre puisi lama yang satu ini. Tentu dalam format kemasan yang modern yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini.

Selain berhasil membukukan 1351 pantun nasihat, Bang Asrizal Nur menyelenggarakan Lomba Video Pantun Nasihat 1000 Guru Asean yang didasarkan pada pantun-pantun nasihat yang telah ditulis oleh masing-masing guru. Pantun-pantun nasihat tersebut disampaikan tanpa membaca teks direkam secara audiovisual kemudian diunggah pada akun YouTube. Sudah barang tentu dengan segala variasi kreatifnya. Hasilnya sebagai kutipan berikut ini.

B. Pengumuman Lomba Video Pantun Nasihat 1000 Guru Asean

Pengumuman Lomba Video Pantun Nasihat 1000 Guru Asean

Anugerah Pantun 1000 Guru Asean Perkumpulan Rumah Seni Asnur

Sepuluh Besar Favorit Youtube Lomba Video Pantun Nasihat 1000 Guru Asean

Berdasarkan Peringkat

Peringkat

Nama

Asal

Upload tanggal

Views

Like

Total

1

Asrofiyana Alsof

Sumatera Selatan – Indonesia

06 Februari 2021

7540

3700

11240

2

Tri Patmi

Sumatera Selatan – Indonesia

08 Februari 2021

5643

2500

8143

3

Liana

Sumatera Selatan – Indonesia

30 Januari 2021

5023

2400

7423

4

Ely Puspitaningrum

Jawa Timur – Indonesia

01 Februari 2021

5067

648

5755

5

Rubiatun

Riau – Indonesia

18 Januari 2021

4513

725

5238

6

Qaimah Umar Baedowi

Jawa Barat – Indonesia

02 Februari 2021

3428

1000

4438

7

Aisah Seydalavi

Johor – Malaysia

22 Januari 2021

2918

1000

3938

8

Wira Sukma

Riau – Indonesia

28 Januari 2021

3278

614

3892

9

Hasrida Nengleli

Riau – Indonesia

04 Februari 2021

2404

404

2808

10

Rohaidah Binti Yon

Johor – Malaysia

03 Februari 2021

1955

827

2782

Berdasarkan Asal Daerah

Peringkat

Nama

Asal

Upload tanggal

Views

Like

Total

6

Qaimah Umar Baedowi

Jawa Barat – Indonesia

02 Februari 2021

3428

1000

4438

4

Ely Puspitaningrum

Jawa Timur – Indonesia

01 Februari 2021

5067

648

5755

7

Aisah Seydalavi

Johor – Malaysia

22 Januari 2021

2918

1000

3938

10

Rohaidah Binti Yon

Johor – Malaysia

03 Februari 2021

1955

827

2782

5

Rubiatun

Riau – Indonesia

18 Januari 2021

4513

725

5238

8

Wira Sukma

Riau – Indonesia

28 Januari 2021

3278

614

3892

9

Hasrida Nengleli

Riau – Indonesia

04 Februari 2021

2404

404

2808

1

Asrofiyana Alsoe

Sumatera Selatan – Indonesia

06 Februari 2021

7540

3700

11240

2

Tri Patmi

Sumatera Selatan – Indonesia

08 Februari 2021

5643

2500

8143

3

Liana

Sumatera Selatan – Indonesia

30 Januari 2021

5023

2400

7423

Berdasarkan asal terurai sebagai berikut:

Jawa Barat – Indonesia : 1 orang

Jawa Timur – Indonesia : 1 orang

Johor – Malaysia : 2 orang

Riau – Indonesia : 3 orang

Sumatera Selatan – Indonesia : 3 orang

Berdasarkan Tanggal Pengunggahan Video

Peringkat

Nama

Asal

Upload tanggal

Views

Like

Total

4

Ely Puspitaningrum

Jawa Timur – Indonesia

01 Februari 2021

5067

648

5755

6

Qaimah Umar Baedowi

Jawa Barat – Indonesia

02 Februari 2021

3428

1000

4438

10

Rohaidah Binti Yon

Johor – Malaysia

03 Februari 2021

1955

827

2782

9

Hasrida Nengleli

Riau – Indonesia

04 Februari 2021

2404

404

2808

1

Asrofiyana Alsoe

Sumatera Selatan – Indonesia

06 Februari 2021

7540

3700

11240

2

Tri Patmi

Sumatera Selatan – Indonesia

08 Februari 2021

5643

2500

8143

5

Rubiatun

Riau – Indonesia

18 Januari 2021

4513

725

5238

7

Aisah Seydalavi

Johor – Malaysia

22 Januari 2021

2918

1000

3938

8

Wira Sukma

Riau – Indonesia

28 Januari 2021

3278

614

3892

3

Liana

Sumatera Selatan – Indonesia

30 Januari 2021

5023

2400

7423

Durasi upload : 18 Januari 2021 – 08 Februari 2021 (22 hari)

Dengan memperhatikan tanggal pengunggahan terlacak tanggapan peserta lomba bahwa peserta lomba baru bersemangat (baca: merasa percaya diri) mana kala yang bersangkutan sudah menerima buku antologi yang dimaksud. Terlihat bahwa video-video yang diunggah peserta membawa (baca: memamerkan) sekaligus mengapresiasi hasil karya bersama yang luar biasa di tingkat regional Asean. Ini merupakan kesempatan emas yang pernah dan telah diraih secara kolaborasi.

Beberapa peserta mengulangi pengunggahan karena video sebelumnya menayangkan pembacaan pantun tanpa “memegang” buku kompilasi yang dimaksud.

Berikut rekapitulasi Sepuluh Besar Favorit Youtube Lomba Video Pantun Nasihat 1000 Guru Asean Berdasarkan Peringkat yang berhasil saya kutip dari tayangan video di YouTube, berdasarkan tautan : https://www.youtube.com/watch?v=CcucUHz03J4&feature=youtu.be :

Peringkat 1 Asrofiyana Alsoe – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 06 Februari 2021 viewss 7540 like 3700 Total 11240

Peringkat 2 Tri Patmi – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 8 Februari 2021 viewss 5643 like 2500 total 8143

Peringkat 3 Liana – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 30 Januari 2021viewss 5023 like 2400 total 7423

Peringkat 4 Ely Puspitaningrum – Jawa Timur – Indonesia upload tanggal 01 Februari 2021 viewss 5067 like 648 total 5755

Peringkat 5 Rubiatun – Riau – Indonesia upload tanggal 18 Januari 2021 views 4513 like 725 total 5238

Peringkat 6 Qaimah Umar Baedowi – Jawa Barat – Indonesia up load tanggal 02 Februari 2021 viewss 3428 like 1000 total 4438

Peringkat 7 Aisah Seydalavi – Johor – Malaysia upload tanggal 22 Januari 2021 views 2918 like 1000 total 3938

Peringkat 8 Wira Sukma – Riau – Indonesia upload tanggal 28 Januari 2021 views 3378 like 614 total 3392

Peringkat 9 Hasrida Nengleli – Riau – Indonesia upload tanggal 04 Februari 2021 views 2404 like 404 total 2808

Peringkat 10 Rohaidah Binti Yon – Johor – Malaysia upload tanggal 03 Februari 2021 views 1955 like 827 total 2782

C. Nama Kota di Pantun Nasihat

Kecenderungan mencantumkan nama kota (nama geografi) pada puisi lama maupun lirik lagu sebenarnya sudah ada sejak dulu. Nama-nama kota: Kaimana, Teluk Bayur, Surabaya, Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan sebagainya ada dalam lirik lagu. Demikian pula nama-nama destinasi wisata dicantumkan dalam lirik lagu dan juga pantun, seperti : Teluk Bayur, Tanjung Perak, Kintamani, Pantai Kuta. Juga nama-nama kuliner : lontong balap, jenang gula, Beberapa nama aranser lagu dan penyanyi yang terkait dengan lagu-lagu dimaksud, seperti : Alfian, Waldjinah, Ebiet G. Ade, Katon Bagaskara. Mengapa hal ini dilakukan oleh penulis (penyair, penggubah)? Hal ini untuk menarik para penyimak. Bisa dirasakan di saat ada satu teks yang menyebutkan satu nama kota, maka secara psikologis, orang-orang yang lahir atau menetap atau pernah singgah di kota yang bersangkutan jadi tergugah, tertarik, atau terkesan. Di pikiran akan terbayang hasil pengamatan atau pengalaman yang berada di kota tersebut. Inilah siasat yang tepat untuk mengabadikan nama kota dalam hasil karya. Contoh dalam Sepuluh Video Karya Terbaik.

Sudah barang tentu membutuhkan waktu untuk melakukan penelitian terhadap 13510 (tiga belas ribu lima ratus sepuluh) pantun nasihat. Adakah masing-masing di dalamnya terdapat nama kota atau nama geografis? Sebenarnya hal-hal yang menjadi ciri khas juga bisa dimasukkan dalam penelitian semacam ini. Oleh karena keterbatasan waktu, saya hanya mengutip pantun-pantun nasihat yang ada dalam sepuluh video karya terbaik.

Peringkat 1 : Asrofiyana Alsof – Ogan Komering Ulu – Sumatera Selatan

Pantun 6 :

Jenguk nenek di Baturaja

Tidak lupa membawa baju

Janganlah kamu malas membaca

Dengan membaca menambah ilmu

Pada baris pertama kita temukan nama kota Baturaja.

Baturaja adalah ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu, yang terbagi menjadi 2 kecamatan, yaitu kecamatan Baturaja Timur dan kecamatan Baturaja Barat. Kota Baturaja merupakan tempat yang asri dan nyaman. Kota yang dibelah oleh Sungai Ogan ini memiliki destinasi wisata seperti Gua Putri, Bukit Plawi, Air terjun Kambas, dan Bukit balau. Pada tahun 2019, desa ini memiliki penduduk berjumlah 147.831 jiwa menurut data sensus penduduk BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu. [Wikipedia]

Peringkat 2 : Tri Patmi – OKU Timur – Sumatera Selatan

Dalam hal ini tidak ditemukan nama kota dalam sepuluh pantun nasihat yang dibuat.

Peringkat 3 : Liana – Palembang – Sumatera Selatan

Dalam hal ini tidak ditemukan nama kota dalam sepuluh pantun nasihat yang dibuat.

Peringkat 4 : Ely Puspitaningrum – Sidoarjo – Jawa Timur

Pantun 1

Beli tebu Tanjung Batu

Tebu Manis dari Sultra

Jangan ragu saling membantu

Agar kita damai sejahtera

Pada Pantun 1 ini kita temukan kota Tanjung Batu dan provinsi Sultra (Sulawesi Utara). Hal yang luar biasa yang dilakukan oleh Ely Puspitaningrum bahwa ia bisa mencapai wawasan luas (berorientasi sampai di luar kota sekaligus provinsi tempat tinggalnya)!

Tanjung Batu. Tanjung Batu Kota merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Tanjung batu merupakan ibu kota pulau Kundur, walaupun hanya sebuah pulau tetapi didalamnya banyak meninggalkan sejarah masa lampau. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Batu_Kota,_Kundur,_Karimun

Oleh Ely Sulawesi Tenggara ditulis Sultra karena tuntutan jumlah suku kata.

Sulawesi Tenggara (disingkat Sultra) merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi dengan ibu kota Kendari.

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' – 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).

Pantun 5

Setiap pagi belanja sayur

Sayur manisa dari Kota Kediri

Jadi orang janganlah takabur

Lebih baik berbenah diri

Sedangkan pada pantun 5 ditemukan Kota Kediri, di mana Ely menunjukkan kepeduliannya terhadap nama kota di luar kota domisilinya sendiri.

Pantun 5 : Kota Kediri. Kota Kediri (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏꦝꦶꦫꦶ Pegon: كاڎيري, translit. Kadhiri) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 130 km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut jumlah penduduk. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri terbelah oleh sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer. Penduduk kota ini berjumlah 294.950 jiwa, berdasarkan data registrasi Badan Pusat Statistik kota Kediri 2020.[1]

Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia.[4] Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Pada tahun 2010, Kediri dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia yaitu Most Recommended City for Investment[5] berdasarkan survei oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit bisnis riset grup SWA. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kediri

Peringkat 5 : Rubiatun – Rokan Hulu – Riau

Pantun 4 :

Buah Kundur dari Langkat

Durian dari Kampung Baserah

Umur itu sangatlah singkat

Gunakan masa untuk ibadah

Langkat. Kabupaten Langkat (Jawi: كابوڤاتين لڠكت) adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Utara, Indonesia. Ibu kotanya berada di Stabat.[3][4] Kabupaten Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dengan luas 6.273,29 km² dan berpenduduk sejumlah 1.041.775 jiwa (2020).[1] Nama Langkat diambil dari nama Kesultanan Langkat yang dulu pernah ada di tempat yang kini merupakan kota kecil bernama Tanjung Pura, sekitar 20 km dari Stabat. Mantan wakil presiden Adam Malik pernah menuntut ilmu di sini. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Langkat

Kampung Baserah. Kampung Baserah. Pasar Baru Baserah adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Kuantan Hilir, Kuantan Singingi, Riau, Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Baru_Baserah,_Kuantan_Hilir,_Kuantan_Singingi

Pantun 5 : Sidempuan

Bila makan salak Sidempuan

Hati-hati terkena duri

Supaya hidup selalu nyaman

Kepada Allah berserah diri

Sidempuan. Kota Padangsidimpuan adalah sebuah kota di Provinsi Sumatra Utara, Indonesia.

Kota Padangsidimpuan merupakan kota terbesar di wilayah Tapanuli. Kota ini terkenal dengan sebutan Kota Salak karena di kota inilah para petani salak yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (yang mengelilingi wilayah kota ini), terutama pada kawasan di kaki Gunung Lubukraya, menjual hasil panen mereka. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang_Sidempuan

Pantun 9 : Pekanbaru

Pekanbaru itu kota bertuah

Bersanding dengan putra Jawa

Mari kita perbanyak sedekah

Supaya hidup peroleh berkat

Pekanbaru. Kota Pekanbaru (Jawi: كوتا ڤكنبارو) adalah ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di Pulau Sumatra,[4] dan termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi.[5] Kota ini berawal dari sebuah pasar (pekan) yang didirikan oleh para pedagang Minangkabau di tepi Sungai Siak pada abad ke-18. Hari jadi kota ini ditetapkan pada tanggal 23 Juni 1784. Kota Pekanbaru tumbuh pesat dengan berkembangnya industri terutama yang berkaitan dengan minyak bumi, serta pelaksanaan otonomi daerah.

Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional, yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan terminal bus antar kota dan antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku. Saat ini Kota Pekanbaru sedang berkembang pesat menjadi kota dagang yang multi-etnik, keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya.[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekanbaru

Peringkat 6 : Qaimah – Bekasi Timur – Jawa Barat

Dalam hal ini tidak ditemukan nama kota dalam sepuluh pantun nasihat yang dibuat.

Peringkat 7 : Aisah binti Seydalavi – Kualaselangor – Malaysia

Pantun 8 :

Sayang Sarawak sungainya sempit

Jauh berlabuh kapal di jeti

Usahlah megah jaguh merempit

Kalau akhirnya padah menanti

Sarawak. Sarawak (/səˈrɑːwɒk/; Melayu: [saˈrawaʔ]) adalah salah satu negara bagian Malaysia. Negara bagian tersebut memiliki otonomi dalam pemerintahan, imigrasi, dan yudisier yang berbeda dari negara-negara bagian di Semenanjung Malaysia. Sarawak terletak di barat laut Borneo dan berbatasan dengan Sabah di timur laut, Kalimantan, bagian Indonesia dari Borneo di bagian selatan, dan berpapasan dengan Brunei. Ibu kotanya, Kuching, adalah pusat ekonomi negara bagian tersebut dan kursi dari pemerintahan negara bagian Sarawak. Kota lainnya di Sarawak meliputi Miri, Sibu, dan Bintulu. Menurut sensus 2015 di Malaysia, populasi di negara bagian tersebut sejumlah 2.636.000 orang. Sarawak memiliki iklim khatulistiwa dengan hutan hujan tropis dan spesies hewan dan tumbuhan yang beragam. Negara bagian tersebut memiliki beberapa sistem gua penting di Taman Nasional Gunung Mulu. Sungai Rajang adalah sungai terpanjang di Malaysia; Bendungan Bakun, salah satu bendungan terbesar di Asia Tenggara, terletak di salah satu anak sungainya. Gunung Murud adalah titik tertinggi di Sarawak.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sarawak

Jeti. Jeti ialah pangkalan kecil untuk bot nelayan, bot penumpang dan feri. Istilah ini merupakan kata pinjaman dari Bahasa Inggeris - jetty. Biasanya dibuat daripada kayu , batu konkrit dan besi. https://ms.wikipedia.org/wiki/Jeti

Pantun 10 :

Tempoyak dijual di pusat bandar

Sedap dimakan penambah selera

Pengguna jalan haruslah sedar

Elakkan diri dirundung sengsara

Tempoyak. Tempoyak atau tempuyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk saat menyantap nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung, tetapi hal ini jarang sekali dilakukan karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Selain itu, tempoyak dijadikan bumbu masakan.

Citarasa dari Tempoyak adalah asam, karena terjadinya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi bahan bakunya. Tempoyak dikenal di Indonesia, terutama di Bengkulu, Palembang, Lampung, Sumatra Barat, Jambi, dan Kalimantan. Selain itu, makanan ini juga terkenal di Malaysia. Di Palembang, tempoyak dimasak dengan campuran daging ayam. Di Lampung, tempoyak menjadi bahan dalam hidangan seruit atau campuran untuk sambal. https://id.wikipedia.org/wiki/Tempoyak

Bandar (kata serapan dari bahasa Persia (بندر )) yang dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dapat berarti sebuah kota atau kota pelabuhan.

Indonesia

Nama tempat

Bandar, sebuah kecamatan di Kabupaten Bener Meriah, Aceh

Bandar, sebuah kecamatan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah

Bandar, nama desa di Kecamatan Bandar, Batang

Bandar, sebuah kecamatan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur

Bandar, nama desa di Kecamatan Bandar, Pacitan

Bandar Khalipah, sebuah kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara

Bandar, sebuah kecamatan di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara

Bandar Aceh, sebutan lain Kota Banda Aceh

Bandar Lampung, ibu kota Provinsi Lampung

Bandar Seri Bintan, bakal ibu kota Kabupaten Bintan

Bandar Masih, nama lama Kota Banjarmasin

Bandar Muara Bahan, nama lama Kota Marabahan

Kegunaan lain

Syahbandar

Bandar udara atau Pelabuhan udara

Bandar judi

Bandar, seorang pengusaha yang meminjamkan uang ke pemulung dan membeli barang mereka.

Malaysia

Bandaraya, istilah untuk "kota besar" di Malaysia

Bandaraya Kuala Lumpur

Bandaraya Kuala Terengganu

Bandaraya Shah Alam

Bandar (Malaysia), istilah untuk "kota kecil" di Malaysia, setingkat dengan mukim ("kecamatan" di Malaysia).

Bandar Sri Aman, kota di Sarawak

Brunei

Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei

Peringkat 8 : Wira Sukma – Rokan Hulu – Riau

Tidak ada nama kota dan sebagainya dalam pantun nasihat yang dibuat

Peringkat 9 : Hasrida Nengleli – Pekanbaru - Riau

Pantun 6 : Tanggerang

Dari desa hendak ke kota

Mampir dulu di Tanggerang

Jaga rasa dalam berkata

Jangan sampai sakitkan orang

Tanggerang. Kota Tangerang (Aksara Sunda : ᮊᮧᮒ ᮒᮍᮨᮛᮀ) adalah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten. Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Kota Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di provinsi Jawa Barat dan dilalui oleh Jalan Nasional Rute 1. Selain itu Kepolisian di kota ini juga setara dengan Jakarta, Bekasi, Depok dan Tangerang Selatan. Yang dimana kepolisiannya berkedudukan di Kepolisian DKI Jakarta Polda Metro Jaya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang

Peringkat 10 : Rohaidah binti Yon – Johor – Malaysia

Pantun 10

Orang Sunda hebat bersilat

Ke Pulau Jawa bawa dagangan

Wahai anak muda patuhlah nasihat

Iman dan takwa jadikan pegangan

Sunda. Kata Sunda bisa mengandung berbagai arti yang secara umum berkaitan dengan suku Sunda di bagian barat Nusantara. Catatan sejarah tertua yang sudah ditemukan mengandung kata "Sunda" adalah prasasti Prasasti Kebonkopi II. Pakar F.D.K. Bosch, yang sempat mempelajarinya, menulis bahwa prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno, dan menyatakan seorang "Raja Sunda menduduki kembali tahtanya" dan menafsirkan angka tahun peristiwa ini bertarikh 932 Masehi.[1] Namun prasasti ini sudah hilang dicuri sekitar tahun 1940-an.

Etimologi

Kata ini kemungkinan berasal dari bahasa Sanskerta yang bisa berarti 'cahaya' atau 'air'.[butuh rujukan] Dalam naskah historis lainnya menyebutkan Sunda merujuk pada ibu kota Kerajaan Tarumanegara yang bernama Sundapura. Sehingga masyarakat yang menghuni wilayah tersebut dikenal sebagai orang Sunda yang disebut hingga kini. Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang terbukti dengan bukti prasasti dan berita naskah kuno di negeri Tiongkok. Letak tepat kota Sundapura masih menjadi penelitian para ahli, apakah di Jakarta, Bekasi atau Karawang sekarang. Hanya di Karawang terdapat situs percandian Batujaya seluas 5 km persegi yang menunjukkan tumbuh kembangnya kebudayaan sejak abad 2 Masehi hingga abad 12 Masehi.

Jawa. Jawa (bahasa Jawa: ꦗꦮ, translit. Jåwå, bahasa Sunda: ᮏᮝ) adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan pulau terluas ke-13 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar hampir 160 juta, pulau ini pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Angka ini turun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi) dari pulau Jawa ke seluruh Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian Barat Laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur Pantura).

Jawa adalah pulau yang relatif muda dan sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dengan beberapa pulau utama, yakni pulau Sumatra di barat laut, pulau Kalimantan di utara, pulau Madura di timur laut, dan pulau Bali di sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa terbentang Samudra Hindia.

Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.

Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa utama. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 100 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah orang-orang dwibahasa, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah bahasa Sunda dan bahasa Betawi. Sebagian besar penduduk Pulau Jawa beragama Islam namun tetap terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini.

Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa

D. Contoh Nama Kota dan Istilah Khas yang terdapat dalam Pantun

1. Pantun Adat

Menanam kelapa di pulau Bukum

Tinggi sedepa sudah berbuah

Adat bermula dengan hukum

Hukum bersandar di Kitabullah

Pulau Bukom, yang juga dikenal sebagai Pulau Bukum, adalah sebuah pulau kecil yang masuk wilayah Singapura yang berjarak sekitar lima kilometer dari selatan pulau utama Singapura, di lepas pantai Selat Singapura. Ukuran Pulau Bukom sebesar 1,45 km2 (0,56 sq mi).

Pulau Bukom muncul dalam peta 1828 buatan Franklin dan Jackson dengan nama Po. Bukum. https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bukom

2. Pantun Kias

Kayu tempinis dari kuala

Dibawa orang pergi Melaka

Berapa manis bernama nira

Simpan lama menjadi cuka

Kuala adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bireuen, Aceh, Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Kuala,_Bireuen

Melaka (Jawi: ملاك) merupakan salah satu negara bagian di Malaysia. Pada tahun 2008, Melaka dinyatakan oleh UNESCO sebagai Bandar Warisan Dunia (World Heritage).[15] Negeri Melaka dinyatakan sebagai 'Melaka Maju' pada 20.10.2010 pada jam 20:10 di Stadion Hang Jebat yang disempurnakan oleh Perdana Menteri Malaysia langsung dari Putra World Trade Centre (PWTC), Kuala Lumpur. Melaka juga dinyatakan sebagai Negeri Bandar (Kota) Teknologi Hijau.[16][17] Negeri ini memiliki penduduk yang cukup berpendidikan tinggi, dengan tingkat literasi remaja 99,5% seperti yang dilaporkan oleh Laporan Tujuan Pembangunan Millennium 2015.[18] Pada 2016, Melaka menjadi tempat teraman untuk tinggal di Malaysia.[19] Tingkat jenayah indeks negeri turun 15,5 persen pada tahun 2017 dengan 3.096 kasus tercatat dibandingkan dengan 3.663 pada tahun 2016.[20] Laporan Sosioekonomi Negeri 2017 yang diterbitkan pada 26 Juli 2018 melaporkan bahwa Melaka adalah negara yang mencatat tingkat pengangguran terendah pada tahun 2017 dengan hanya 1,0 persen.[21] https://id.wikipedia.org/wiki/Melaka

3. Pantun Betawi

Ke Setu ngorak kecapi

Kedebong ditebang sepuun

Baru satu dia punya tipi

Eh, sombongnya minta ampun

Setu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Setu berbatasan dengan kecamatan Cikarang Barat di utara, Kota Bekasi di barat, kecamatan Serang Baru di timur, dan Kabupaten Bogor di selatan. https://id.wikipedia.org/wiki/Setu,_Bekasi

Cimuning jalannya redug

Abis ujan disamber kilat

Baju kuning nyeng nabuh bedug

Abis ajan malah gak solat

Cimuning adalah kelurahan yang berada di kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Di kelurahan ini terdapat banyak perumahan, di antaranya Bekasi Timur Regency, Permata Wisata, Cimuning Royal Residence dll https://id.wikipedia.org/wiki/Cimuning,_Mustikajaya,_Bekasi

4. Pantun nasihat

Pantun nasihat memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan didikan. Pantun nasihat biasanya memiliki pesan-pesan bijak yang mengajak untuk berbuat baik.

Contoh:

Jalan-jalan ke Kota Blitar

jangan lupa beli sukun

Jika kamu ingin pintar

belajarlah dengan tekun

Kota Blitar (Hanacaraka:ꦧ꧀ꦭꦶꦠꦂ, Pegon: كَوتَ بلِتَرْ) merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah barat daya Surabaya dan 80 km sebelah barat Malang. Kota Blitar terkenal sebagai tempat dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.[4]

Selain disebut sebagai Kota Proklamator dan Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepemimpinan Soeprijadi, Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang mengilhami timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.

Ikan koi yang populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukan tambahan sebagai Kota Koi.[5]

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Blitar

5. Pantun Jenaka

Contoh 1

Jalan-jalan ke Balikpapan Pulang-pulang bawa sepeda mini Adik kakak merinding penasaran Menengok kura-kura pakai bikini

Balikpapan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Sebagai pusat bisnis dan industri, kota ini memiliki perekonomian terbesar di seluruh Kalimantan, dengan total PDRB mencapai Rp79,65 triliun pada tahun 2016.[8] Dari sisi kependudukan, Balikpapan adalah kota terbesar kedua di Kalimantan Timur (setelah Kota Samarinda) dengan total penduduk sebanyak 645.727 pada tahun 2018[9] dan pada tahun 2019 berjumlah 655.178 jiwa.[2] Balikpapan merupakan gerbang utama menuju ibu kota Indonesia yang baru, dengan keberadaan Pelabuhan Semayang dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman; keduanya merupakan yang tersibuk di Kalimatan.

Balikpapan berawal dari sebuah perkampungan nelayan di tepi Selat Makassar pada abad ke-19. Pengeboran pertama sumur minyak di kota ini dimulai pada 10 Februari 1897, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Balikpapan. Pada tahun 1907, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) mendirikan kantor di kota ini, yang kemudian diikuti oleh masuknya investasi dari berbagai perusahaan multinasional. Perekonomian kota yang tumbuh sangat pesat memancing banyak pendatang dan ekspatriat ke Balikpapan. Saat ini, Balikpapan telah menjadi kota besar yang multi-etnis dan sering dinobatkan sebagai salah satu kota paling layak huni di Indonesia.[10][11]

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Balikpapan

Contoh 2

Jalan-jalan ke Sumbawa Duduk-duduk makan buah palem Geli hati menahan tawa Melihat tupai memakai helm

Pulau Sumbawa adalah sebuah pulau yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Pulau ini dibatasi oleh Selat Alas di sebelah barat (memisahkan dengan Pulau Lombok), Selat Sape di sebelah timur (memisahkan dengan Pulau Komodo), Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Laut Flores di sebelah utara. Kota terbesarnya adalah Bima, yang berada di bagian timur pulau ini.

Pulau ini memiliki luas 14.386 km2, dan merupakan pulau terbesar di provinsi Nusa Tenggara Barat, serta salah satu dari dua pulau utama di provinsi tersebut. Titik tertingginya adalah Gunung Tambora (2.824 m), yang juga merupakan gunung api aktif. Keunikan yang dimiliki Sumbawa yaitu pulau Bungin yang termasuk dalam wilayah kecamatan alas, kabupaten sumbawa. Pulau Bungin merupakan pulau terpadat di dunia yang memiliki kepadatan 15000 jiwa/km persegi.Hal ini terjadi karena luas Pulau Bungin tidak sampai 8 hektare dan ditempati sekitar 3000 jiwa.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Sumbawa

Contoh 3

Panas-panas kota Madina Akibat pemanasan dunia Bila mendambakan lulus sarjana Tidur malam tanpa celana

Madinah (/məˈdiːnə/; bahasa Arab: المدينة المنورة‎, al-Madīnah al-Munawwarah, "kota yang bercahaya"; atau المدينة, al-Madīnah (pengucapan Hejazi: [almaˈdiːna]), "kota"), juga ditransliterasikan sebagai Madīnah, adalah sebuah kota di Hejaz, sekaligus ibu kota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi. Dalam kota ini terdapat Masjid Nabawi ("Masjid Nabi"), tempat dimakamkannya Nabi Islam Muhammad, dan kota ini juga merupakan kota paling suci kedua kedalam agama Islam setelah Mekkah.

Madinah adalah tujuan Nabi Muhammad untuk melakukan Hijrah dari Mekkah, dan secara berangsur-angsur berubah menjadi ibu kota Kekaisaran Muslim, dengan pemimpin pertama langusung oleh Nabi Muhammad, kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali. Kota ini menjadi pusat kekuatan Islam dalam abad-abad komunitas Muslim mulai berkembang. Madinah adalah tempat bagi tiga masjid tertua yang pernah dibangun, yaitu Masjid Quba, Masjid Nabawi,[1] dan Masjid Qiblatain ("masjid dua kiblat"). Umat Muslim percaya bahwa penyelesaian dari serangkaian penurunan surah alquran diterima Nabi Muhammad di Madinah, yang dikenal sebagai surah Madaniyah yang tampak perbedaannya dengan surah Makkiyyah .[2][3]

Seperti kota Mekkah, non-Muslim tidak diperkenankan memasuki wilayah suci Madinah (tetapi tidak masuk ke bagian pusat kota) berdasarkan aturan Pemerintah Arab Saudi.[4][5][6]

https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah

Contoh 4

Jalan-jalan ke Ciamis Ada gedung parkirnya gratis Aku cinta sama si kumis Orangnya ganteng penuh romantis

Ciamis. Kabupaten Ciamis (aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮎᮤᮃᮙᮤᮞ᮪, Latin: Kabupatén Ciamis) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berada di bagian tenggara Jawa Barat, berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan di utara, Kabupaten Cilacap dan Kota Banjar di timur, Kabupaten Pangandaran di selatan, serta Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya di barat.

Kecamatan Banjar, yang dulunya bagian dari Kabupaten Ciamis, ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan sejak tanggal 11 Desember 2002 ditetapkan menjadi kota, yang terpisah dari Kabupaten Ciamis. Selain itu, bagian selatan Kabupaten Ciamis mengalami pemekaran pada tanggal 25 Oktober 2012 menjadi Kabupaten Pangandaran yang memiliki 10 Kecamatan.

6. Pantun Pendidikan

Contoh Kain tenun dari Sumbawa Kain batik dari Pekalongan Kalau ingin jadi mahasiswa Sekolah Dasar jangan diabaikan

Pekalongan (bahasa Jawa: ꦏꦸꦛ​ꦦꦼꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀, translit. Kutha Pekalongan) adalah salah satu kota pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat.

Kota ini terletak di Jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 km sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal dengan julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekalongan

7. Pantun Perpisahan Jalan-jalan ke Padang Pergi bersama dengan Yugi Doakan saya berumur panjang Supaya kita berjumpa lagi

Kota Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatra dan ibu kota provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kota ini merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia.[5] Secara geografi, Padang dikelilingi perbukitan yang mencapai ketinggian 1.853 mdpl dengan luas wilayah 694,96 km², yang mana lebih dari separuhnya berupa hutan lindung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2017, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 927.168 jiwa. Padang merupakan kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan Palapa.

Sejarah Kota Padang tidak terlepas dari peranannya sebagai kawasan rantau Minangkabau, yang berawal dari perkampungan nelayan di muara Batang Arau lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya Belanda di bawah bendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Hari jadi kota ditetapkan pada 7 Agustus 1669, yang merupakan hari penyerangan loji Belanda di Muara Padang oleh masyarakat Pauh dan Koto Tangah. Semasa penjajahan Belanda, kota ini menjadi pusat perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah. Memasuki abad ke-20, ekspor batu bara dan semen mulai dilakukan melalui Pelabuhan Teluk Bayur. Saat ini, infrastruktur Kota Padang telah dilengkapi oleh Bandar Udara Internasional Minangkabau serta jalur kereta api yang terhubung dengan kota-kota lain di Sumatra Barat.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang

8. Pantun Anak

Contoh 1 Jalan-jalan ke kota Padang Bersama adik dan juga abang Angin bertiup dengan sedang Layang-layang pastilah terbang

Padang sudah dijelaskan di atas.

Contoh 2

Langit yang biru di atas sana

Awan yang panas pu juga ada

Di hari Minggu kami tamasya

Ke Tugu Monas itu tempatnya

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional

9. Pantun Dagang

Contoh 1 Laris manis Tanjung kimpul Dagangan laris Duit terkumpul

Nama tanjung kimpul tidak ada, namun istilah kimpul ada.

kimpul1/kim·pul/ n 1 tumbuhan talas yang umbinya kecil-kecil, kulitnya berwarna hitam; birah hitam; keladi hitam; Xanthosoma violaceum; 2 umbi kimpul

Contoh 2

Orang Padang mandi ke gurun Mandi bergusuk daun lada Hari petang matahari turun Dagang berurai air mata

Padang sudah dijelaskan di atas.

Contoh 3

Dari Gresik ke Surabaya

Pagar siapa saya sesarkan

Wahai nasib apakah daya

Pada siapa saya sesalkan

Kabupaten Gresik (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦁꦉꦱꦶꦏ꧀, Pegon: كَبُڤَتَينْ ڬرٚسِكْ, translit. Kabupatèn Gresik) adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Gresik memiliki luas sekitar 1.191,25 km². Wilayah Kabupaten Gresik juga mencakup Pulau Bawean, yang berada 150 km lepas Laut Jawa.

Kabupaten Gresik berbatasan dengan Kota Surabaya dan Selat Madura di sebelah timur, Kabupaten Lamongan di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, serta Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto di sebelah selatan. Gresik dikenal sebagai Kota tempat berdirinya Pabrik Semen pertama dan perusahaan semen terbesar di Indonesia, yaitu Semen Gresik.

Pabrik Peleburan dan Pemurnian Tambang (smelter) terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia juga akan berdiri di Gresik. Bersama dengan Sidoarjo, Gresik merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresik

10. Pantun Adat Liburan ke kota Surabaya Berangkat menaikki pesawat Negara mempunyai beribu budaya Tanda adat budaya berdiri dengan kuat

Kota Surabaya (Hanacaraka: ꦯꦸꦫꦧꦪ; Pegon Jawa: سورابايا, tr. Suråbåyå. Pegon Madura: سَوربٓجٓه, tr. Sorbhâjâh. Hanzi: 泗水. Hijaiyah: سورابايا) adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota ini terletak 800 km sebelah timur Jakarta, atau 435 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.

Surabaya memiliki luas sekitar ±326,81 km², dan 3.158.943 jiwa penduduk pada tahun 2019.[2] Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Surabaya dan wilayah Gerbangkertosusila dilayani oleh sebuah bandar udara, yakni Bandar Udara Internasional Juanda yang berada 20 km di sebelah selatan kota, serta dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ujung.

Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo (Pemuda-pemuda Surabaya) dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari serangan penjajah. Surabaya juga sempat menjadi kota terbesar di Hindia Belanda dan menjadi pusat niaga di Nusantara yang sejajar dengan Hong Kong dan Shanghai pada masanya.[5] Menurut Bappenas, Surabaya adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Makassar.[6][7] https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya

11. Pantun Ulang Tahun Pergi ke Glodok beli hape cina Harga miring, banyak diskonnya Bertambah usia mamaku tercinta Semoga sehat dan senantiasa bahagia

Glodok adalah kelurahan yang terletak di kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia.[2] Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, daerah ini juga dikenal sebagai Pecinan terbesar di Batavia. Mayoritas warga Glodok merupakan keturunan Tionghoa. Pada masa kini Glodok dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta, Indonesia. Secara administratif, daerah ini merupakan Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. https://id.wikipedia.org/wiki/Glodok,_Taman_Sari,_Jakarta_Barat

12. Pantun Pujian

Pergi jauh ke kota Batu

Ke kota membeli kayu

Lihatlah gadis yang berbaju biru

Wajahnya cantik nan ayu

Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 700-2.000 meter dan ketinggian rata-rata yaitu 871 meter[4] di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 11-19 derajat Celsius.

Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa[5] Bersama dengan Kota Malang dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batu

E. Orientasi Nama Kota dan Ciri Khas Setempat yang Dicantumkan dalam Pantun

Penulis atau penyair mencantumkan nama kota dan ciri khas setempat dalam larik-larik pantun, selain untuk memenuhi rima biasanya dalam sampiran, ialah memperkenalkan keunikan dari tempat geografis yang bersangkutan. Hal ini marak (baca : euforia) dilakukan untuk mendukung keberhasilan promosi destinasi wisata yang dimaksud.

Dengan demikian, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, sekali menulis pantun: pertama bisa melestarikan genre puisi lama yang berupa pantun di era modern, kedua turut melakukan promosi destinasi wisata setempat sebagai wujud kearifan lokal.

F. Dukungan Lomba Penulisan Pantun

Dengan mencantumkan nama kota dan ciri khas setempat yang dicantumkan dalam pantun, esai ini bermaksud mendukung deskripsi (flyer, banner, syarat dan ketentuan yang berlaku) dalam Lomba Penulisan Pantun berikutnya (di masa mendatang)

Bumi Orek-orek, 26 Februari 2021 M / 14 Rajab 1442 H Pukul 05.51 AM

Penulis Esai

Kusfandiari Abu Nidhat

Nomor 819 dalam buku Pantun Nasihat 1000 Guru Asean

Lampiran 1

Anugerah Pantun 1000 Guru Asean Perkumpulan Rumah Seni Asnur

Peringkat 1 Asrofiyana Alsoe – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 06 Februari 2021 viewss 7540 like 3700 Total 11240

Peringkat 2 Tri Patmi – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 8 Februari 2021 viewss 5643 like 2500 total 8.143

Peringkat 3 Liana – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 30 Januari 2021viewss 5023 like 2400 total 7423

Peringkat 4 Ely Puspitaningrum – Jawa Timur – Indonesia upload tanggal 01 Februari 2021 viewss 5067 like 648 total 5755

Peringkat 5 Rubiatun – Riau – Indonesia upload tanggal 18 Januari 2021 views 4513 like 725 total 5238

Peringkat 6 Qaimah Umar Baedowi – Jawa Barat – Indonesia up load tanggal 02 Februari 2021 viewss 3428 like 1000 total 4438

Peringkat 7 Aisah Seydalavi – Johor – Malaysia upload tanggal 22 Januari 2021 views 2918 like 1000 total 3938

Peringkat 8 Wira Sukma – Riau – Indonesia upload tanggal 28 Januari 2021 views 3378 like 614 total 3392

Peringkat 9 Hasrida Nengleli – Riau – Indonesia upload tanggal 04 Februari 2021 views 2404 like 404 total 2808

Peringkat 10 Rohaidah Binti Yon – Johor – Malaysia upload tanggal 03 Februari 2021 views 1955 like 827 total 2782

Peringkat 1 Asrofiyana Alsoe – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 06 Februari 2021 viewss 7540 like 3700 Total 11240

Peringkat 2 Tri Patmi – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 8 Februari 2021 viewss 5643 like 2500 total 8.143

Peringkat 3 Liana – Sumatera Selatan – Indonesia upload tanggal 30 Januari 2021viewss 5023 like 2400 total 7423

Peringkat 4 Ely Puspitaningrum – Jawa Timur – Indonesia upload tanggal 01 Februari 2021 viewss 5067 like 648 total 5755

Peringkat 5 Rubiatun – Riau – Indonesia upload tanggal 18 Januari 2021 views 4513 like 725 total 5238

Peringkat 6 Qaimah Umar Baedowi – Jawa Barat – Indonesia up load tanggal 02 Februari 2021 viewss 3428 like 1000 total 4438

Peringkat 7 Aisah Seydalavi – Johor – Malaysia upload tanggal 22 Januari 2021 views 2918 like 1000 total 3938

Peringkat 8 Wira Sukma – Riau – Indonesia upload tanggal 28 Januari 2021 views 3378 like 614 total 3392

Peringkat 9 Hasrida Nengleli – Riau – Indonesia upload tanggal 04 Februari 2021 views 2404 like 404 total 2808

Peringkat 10 Rohaidah Binti Yon – Johor – Malaysia upload tanggal 03 Februari 2021 views 1955 like 827 total 2782

Lampiran 2

KEANEKARAGAMAN PANTUN DI INDONESIA

Oleh : Dinni Eka Maulina

Dosen STKIP Siliwangi Bandung

Abstraksi

Dari perbandingan sejumlah pantun Melayu, Sunda, Banjar, dan Betawi, jelaslah bahwa pantun di satu daerah dengan daerah selalu memperlihatkan adanya persamaan dan sekaligus juga perbedaan. Kesamaan umum terletak pada fungsi pantun yang secara sadar digunakan untuk kepentingan menyampaikan pesan- pesan moral dan etika tentang tata kehidupan. Kesamaan lain terletak pada ciri-ciri pantun yang ditandai dengan adanya sampiran dan isi. Hanya, jika sampiran pada pantun Melayu lebih ditujukan untuk mengantarkan isi, tanpa ada kaitan logis antara sampiran dan isi, dalam beberapa kasus, justru berfungsi untuk menegaskan isi. Oleh karena itu, sampiran kadangkala juga bermakna simbolik. Jadi, dengan demikian, kehadiran sampiran tidak sekadar sebagai pengantar memasuki kesamaan bunyi isi, tetapi sekaligus pengantar pada tema atau persoalan yang hendak disampaikan.

Dari sejumlah perbandingan itu, makin jelas bagi kita, bahwa pantun selain sebagai sarana menyampaikan pesan moral dan pesan etika, juga di dalamnya merepresentasikan kultur tempatnya. Oleh karena itu, mempelajari pantun sesungguhnya dapat juga dijadikan sebagai pintu masuk untuk memahami kehidupan sosial budaya masyarakatnya.

Begitulah, masyarakat di wilayah Nusantara ini mengenal pantun tanpa meninggalkan ciri budaya tempatannya. Perkara lokalitas, terutama yang menyangkut nama tempat, istilah, dan ungkapan tempatan itulah yang sesungguhnya membedakan pantun dari satu daerah dengan pantun dari daerah yang lain. Meskipun di dalamnya tetap terungkapkan bahwa pantun yang dihasilkan masyarakat di berbagai daerah itu sebagai produk khas budaya mereka, mereka juga umumnya memahami konsepsi pantun dengan tetap mempertahankan adanya sampiran dan isi dengan pola persajakan a-b-a-b.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pantun bagi masyarakat di kawasan Nusantara ibarat sesuatu yang begitu dekat, tetapi kini terasa jauh ketika budaya populer (low culture) makin menjadi primadona dalam industri hiburan. Dalam kondisi itu, pantun kini laksana pepatah, tak kenal maka tak sayang. Itulah yang terjadi pada pantun. Seolah- olah, ia hanya produk masa lalu yang sudah usang dan tiada berguna. Bahkan, bagi anak-anak muda di Jakarta dan beberapa kota besar di Jawa, pantun

seperti tidak lebih dari sekadar produk budaya Melayu, dan oleh karena itu, dianggap hanya milik orang Melayu.

Tentu saja pemahaman itu tidaklah benar. Betul, pantun sepertinya berasal dari tradisi Melayu yang sudah begitu kuat mengakar dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Pantun boleh jadi penyebarannya sejalan dengan perkembangan bahasa Melayu yang menjadi lingua franca di kawasan Nusantara. Boleh jadi karena itu pula, dibandingkan dengan masyarakat di daerah lain, pantun bagi masyarakat Melayu sudah begitu kukuh menyatu dan sebagai media penting dalam menyampaikan nasihat berkenaan dengan tata pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat.

Di berbagai daerah lain di Nusantara ini, pantunpun sudah dikenal masyarakat dengan sangat baik. Boleh jadi karena pantun mengandungi sampiran dan isi, serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai kesempatan dan disampaikan dalam berbagai masa, dalam kegiatan apa pun, dan dilakukan oleh siapapun juga, pantun pada gilirannya paling banyak diminati oleh masyarakat tanpa terikat oleh status sosial, agama, dan usia. Pantun menjadi sarana yang efektif yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Itulah salah satu kelebihan pantun dibandingkan gurindam atau syair. Pantun mudah saja diciptakan oleh setiap anggota masyarakat dengan latar belakang budayanya sendiri. Maka, siapapun dari etnis dan latar belakang budaya mana pun, boleh saja membuat pantun.

2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian pantun?

b. Bagaimana sejarah pantun masuk ke Indonesia?

c. Bagaimana perkembangan Pantun Sunda?

d. Nasib buruk pantun Banjar masa kini.

e. Apa ciri-ciri yang menonjol dari pantun Betawi?

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Pantun

Zaidan dkk (1994:143) mendefinisikan pantun sebagai jenis puisi lama yang terdiri atas 4 larik dengan rima akhir a/b/a/b. Setiap larik biasanya terdiri atas 4 kata, larik 1-2 merupakan sampiran, larik 3-4 merupakan isi. Berdasarkan ada tidaknya hubungan antara sampiran dan isi ini, pantun dapat dipilah-pilah menjadi 2 genre/jenis, yakni pantun mulia dan pantun tak mulia.

Disebut pantun mulia jika sampiran pada larik 1-2 berfungsi sebagai persiapan isi secara fonetis dan sekaligus juga berfungsi sebagai isyarat isi. Sementara, pantun tak mulia adalah pantun yang sampirannya (larik 1-2) berfungsi sebagai persiapan isi secara fonetis saja, tidak ada hubungan semantik apa-apa dengan isi pantun di larik 3-4.

Sementara Rani (1996:58) mendefinsikan pantun sebagai jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris dalam satu baitnya. Baris 1-2 adalah sampiran, sedang baris 3-4 adalah isi. Baris 1-3 dan 2-4 saling bersajak akhir vertikal dengan pola a/b/a/b.

Hampir semua suku bangsa di tanah air kita memiliki khasan pantunnya masing- masing. Menurut Sunarti (1994:2), orang Jawa menyebutnya parikan, orang Sunda menyebutnya sisindiran atau susualan, orang Mandailing menyebutnya ende-ende, orang Aceh menyebutnya rejong atau boligoni, sementara orang Melayu, Minang, dan Banjar menyebutnya pantun. Dibandingkan dengan genre/jenis puisi rakyat lainnya, pantun merupakan puisi rakyat yang murni berasal dari kecerdasan linguistik lokal genius bangsa Indonesia sendiri.

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai sisindiran, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).

a. Peran Pantun

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.

Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Pantun dapat digunakan sebagai alat komunikasi, untuk menyelusupkan nasihat atau wejangan, atau bahkan untuk melakukan kritik sosial, tanpa mencederai perasaan siapa pun. Itulah kelebihan pantun. “Pantun bukan saja digunakan sebagai alat hiburan, kelakar, sindiran, melampiaskan rasa rindu dendam, tetapi yang lebih menarik ialah peranannya sebagai media dalam menyampaikan tunjuk ajar.”

b. Struktur Pantun

Setidak-tidaknya ada 6 kriteria konvensional yang harus dirujuk dalam hal bentuk fisik dan bentuk mental pantun, yakni :

1) Setiap barisnya dibentuk dengan jumlah kata minimal 4 buah.

2) Jumlah baris dalam satu baitnya minimal 2 baris (pantun kilat) dan 4 baris (pantun biasa dan pantun berkait).

3) Pola formulaik persajakannya merujuk kepada sajak akhir vertikal dengan pola a/a (pantun kilat), a/a/a/a, a/a/b/b, dan a/b/a/b (pantun biasa dan pantun berkait).

4) Khusus untuk pantun kilat, baris 1 berstatus sampiran dan baris 2 berstatus isi.

5) Khusus untuk pantun biasa dan pantun berkait, baris 1-2 berstatus sampiran dan baris 3-4 berstatus isi.

6) Lebih khusus lagi, pantun berkait ada juga yang semua barisnya berstatus isi, tidak ada yang berstatus sampiran.

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.

Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang- kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:

Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belum lagi teduh Hati dendam bertambah dendam

Dendam dahulu belum lagi sembuh

Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.

c. Jenis Pantun

Ø Pantun Adat

Menanam kelapa di pulau Bukum Tinggi sedepa sudah berbuah Adat bermula dengan hukum Hukum bersandar di Kitabullah

Ø Pantun Agama

Banyak bulan perkara bulan Tidak semulia bulan puasa Banyak tuhan perkara tuhan Tidak semulia Tuhan Yang Esa

Ø Pantun Budi

Apa guna berkain batik Kalau tidak dengan sujinya Apa guna beristeri cantik Kalau tidak dengan budinya

Ø Pantun Jenaka

Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Contoh:

Jalan-jalan ke rawa-rawa

Jika capai duduk di pohon palm Geli hati menahan tawa Melihat katak memakai helm

Ø Pantun Kepahlawanan

Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan

Kalau orang menjaring ungka Rebung seiris akan pengukusnya Kalau arang tercorong kemuka Ujung keris akan penghapusnya

Ø Pantun Kias

Kayu tempinis dari kuala Dibawa orang pergi Melaka Berapa manis bernama nira Simpan lama menjadi cuka

Ø Pantun Nasihat

Kemuning di tengah balai Bertumbuh terus semakin tinggi Berunding dengan orang tak pandai Bagaikan alu pencungkil duri

Ø Pantun Percintaan

Coba-coba menanam mumbang Moga-moga tumbuh kelapa Coba-coba bertanam sayang Moga-moga menjadi cinta

Ø Pantun Peribahasa

Ke hulu memotong pagar Jangan terpotong batang durian Cari guru tempat belajar

Jangan jadi sesal kemudian

Ø Pantun Teka-teki

Kalau tuan bawa keladi Bawakan juga si pucuk rebung Kalau tuan bijak bestari Binatang apa tanduk dihidung ?

Ø Pantun Perpisahan

Pucuk pauh delima batu

Anak sembilang ditapak tangan Biar jauh dinegeri satu

Hilang dimata dihati jangan

2. Sejarah Pantun

Sejarah Pantun adalah genre kesusasteraan tradisional Melayu yang berkembang di seluruh dunia khususnya di Nusantara sejak ratusan tahun lampau. Pantun adalah simbol artistik masyarakat Nusantara dan ia adalah lambang kebijaksanaan berfikir. Pantun sering dijadikan sebagai alat komunikasi. Pantun bersifat ringkas, romantik dan mampu mengetengahkan aspirasi masyarakat dengan lebih jelas. Pantun begitu sinonim dengan pemikiran dan kebudayaan masyarakat nusantara dan Malaysia.

Di Nusantara, pantun terwujud dalam 39 dialek Melayu dan 25 bukan dialek. Pantun juga didapati turut berkembang di selatan Burma, Kepulauan Cocos, Sri Lanka, Kemboja, Vietnam serta Afrika Selatan (Karena pengaruh imigran dari Indonesia dan Malaysia).

Pantun di Malaysia dan Indonesia telah ditulis sekitar empat abad lalu. Malah, ia mungkin berusia lebih tua daripada itu seperti tertulis dalam Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu. Menyedari kepentingan pantun dalam memartabatkan budaya Melayu, kerjasama kebudayaan, kesenian dan warisan negara di Kementerian.

Ada pendapat mengatakan bahwa pantun berasal dari bahasa Minangkabau yaitu pantun yang bermaksud pembimbing atau penasihat yang berasaskan sastra lisan dalam pengucapan pepatah yang popular dalam masyarakat tersebut. Sehingga hari ini, pantun sering digunakan dalam upacara peminangan dan perkawinan atau sebagai pembuka atau penutup bicara dalam majelis-majelis resmi.

Umumnya terdapat dua jenis utama pantun yaitu pantun berkait dan pantun tidak berkait. Bilangan baris dalam setiap rangkap pantun dikenali sebagai kerat. Lima bentuk utama pantun ialah pantun dua kerat, pantun empat kerat, pantun enam kerat, pantun lapan kerat dan pantun dua belas kerat.

Pantun yang popular digunakan ialah pantun dua kerat dan empat kerat. Setiap pantun mempunyai pembayang dan maksud pantun. Pembayang dalam setiap rangkap adalah separuh pertama daripada keseluruhan jumlah baris dalam rangkap berkenaan. Separuh kedua dalam setiap rangkap pantun pula ialah maksud atau isi pantun.

Antara ciri-ciri lain yang ada dalam sebuah pantun ialah pembayangnya mempunyai hubungan yang rapat dengan alam dan persekitaran yang rapat dengan pengucapnya seperti yang terdapat dalam contoh pantun dua kerat berikut:

Sebab pulut santan terasa,

Sebab mulut badan binasa

Rima pantun yang baik berakhir dengan ab,ab. bagi pantun empat kerat dan a,a. bagi pantun dua kerat.

Selain pembayang, maksud dan rima, pantun juga terikat dengan hukum suku katanya. Bagi pantun Melayu, suku kata untuk setiap baris antara delapan hingga dua belas suku kata saja. Melalui bentuknya yang hemat dan padat, pantun menjadi alat yang penting untuk menghibur, memberi nasihat dan mengungkapkan perasaan

Pantun turut berfungsi sebagai media untuk menyampaikan hasrat seni atau rahasia yang tersembunyi melalui penyampaian yang berkias. Orang melayu mencipta pantun untuk melahirkan perasaan mereka secara berkesan tetapi ringkas, kemas, tepat dan menggunakan bahasa yang indah-indah.

Pada zaman dahulu masyarakat melayu belum pandai menulis dan membaca. karena, masyarakat Melayu pada waktu itu belum cerdas. Keadaan ini telah membuktikan bahwa orang melayu sebelum tahu menulis dan membaca telah pandai mencipta dan berbalas-balas pantun antara satu sama lain. Menurut kajian bahawa pada abad yang ke-17 barulah sempurna bentuk, isi, maksud dan alasan pantun itu.

3. Pantun Sunda

Pantun Sunda pengertiannya berbeda dengan pantun Melayu. Pantun Melayu semakna dengan "sisindiran" Sunda, yaitu puisi yang terdiri atas dua bagian; sampiran dan isi. Sedangkan pantun Sunda adalah seni pertunjukan. Pantun adalah cerita tutur dalam bentuk sastra Sunda lama yang disajikan secara paparan (prolog), dialog, dan seringkali dinyanyikan. Seni Pantun itu dilakukan oleh seorang juru pantun (tukang pantun) sambil diiringi alat musik kecapi yang dimainkannya sendiri.

a. Sejarah Pantun Sunda

Seni pantun merupakan seni yang sudah cukup tua usianya. Disebutkan dalam naskah Siksa Kandang Karesyan, yang ditulis pada tahun 1518 Masehi, bahwa pantun telah digunakan sejak zaman Langgalarang, Banyakcatra, dan Siliwangi. Ceritanya pun berkisar tentang cerita-cerita Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi dan lain-lain yang disajikan oleh prepantun (tukang pantun). Pantun terdapat pula pada naskah kuno yang dituturkan oleh Ki Buyut Rambeng, yakni Pantun Bogor. Dalam

perkembangannya, cerita-cerita pantun yang dianggap bernilai tinggi itu terus bertambah, seperti cerita Lutung Kasarung, Ciung Wanara, Mundinglaya Dikusumah, Dengdeng pati Jayaperang, Ratu Bungsu Kamajaya, Sumur Bandung, Demung Kalagan dll. Masyarakat Kanekes yang hidup dalam budaya Sunda Kuno sangat akrab dengan seni Pantun. Seni ini melekat sebagai bagian dari ritual mereka. Adapun lakon-lakon suci Pantun Kanekes yang disajikan secara ritual seperti Langgasari Kolot, Langgasari Ngora dan Lutung Kasarung.

Seni Pantun yang cukup tua usianya melahirkan beberapa tukang pantun pada setiap zamannya. Di Cianjur misalnya, dikenal nama R. Aria Cikondang (abad ke-17), Aong Jaya Lahiman dan Jayawireja (abad ke-19). Di Bandung terkenal Uce, juru pantun kabupaten Bandung (awal abad ke-20) dan Pantun Beton "Wikatmana" (pertengahan abad ke-20); dan di Bogor terkenal juru pantun Ki Buyut Rombeng.

Alat musik yang dipakai mengiringi seni pantun adalah kacapi. Pada mulanya kacapi tersebut sangat sederhana seperti yang terdapat di Baduy, yaitu kacapi kecil berdawai 7 dari kawat. Selanjutnya, sejalan dengan tumbuhnya seni Cianjuran, kacapi tersebut diganti dengan kacapi gelung (tembang), dan akhirnya menggunakan kacapi siter (Jawa). Adapun tangga nada (laras) yang digunakan dalam iringan kacapi tersebut adalah pelog, namun selanjutnya banyak yang menggunakan laras salendro.

b. Pertunjukan

Seni Pantun disajikan masyarakat Sunda dalam dua bentuk. Pertama, untuk hiburan, dan kedua untuk acara ritual (ruwatan). Sajian hiburan, ceritanya mengambil dari salah satu cerita pantun yang dikuasai juru pantun, atau atas permintaan penanggap. Sedangkan untuk acara ritual dalam ruwatan, ceritanya sama dengan dalam pertunjukan wayang, yaitu Batara Kala, Kama Salah atau Murwa Kala.

Dalam sajian pantun untuk ruwatan (tolak bala) diperuntukkan bagi orang- orang yang termasuk dalam sukerta, di antaranya anak tunggal, anak kembar, lima anak laki-laki, atau untuk keselamatan rumah baru, bangunan baru dan lain-lain. Pertunjukannya biasa dimulai sekitar pukul 02.00 - 05.00. Rajah dalam pertunjukan ruwatan lebih panjang lebih nampak kesakralannya. Sedangkan sajian pantun untuk kepentingan hiburan biasanya diadakan di rumah penanggap yang waktunya pada malam hari. Pertunjukan dimulai pukul 20.00 dan berakhir sekitar pukul 04.00. Sekalipun pertunjukan pantun untuk hiburan, namun tidak sembarangan disajikan. Pantun masih

dianggap oleh masyarakat Sunda memiliki sifat sakral yang selalu dikaitkan dengan upacara penghormatan pada leluhur. Dengan demikian bentuk pertunjukan pantun biasanya masih diikat dengan struktur pertunjukan yang baku dengan lakon yang selalu berkisar tentang raja-raja Sunda atau legenda masyarakat Sunda. Secara umum pola pertunjukan pantun dapat diurutkan sebagai berikut: penyediaan sesajen; ngukus (membakar kemenyan); mengumandangkan rajah pamunah; babak cerita dari pembukaan hingga penutupan; ditutup dengan mengumandangkan rajah pamungkas.

Sebagai kesenian yang hidup sejak zaman Hindu sampai Islam yang jadi panutan masyarakat, tak heran jika ungkapan dan ajaran (petuah) ki juru pantun merupakan pembauran keduan zaman itu. Selain isthigfar (Islam) terdengar pula ungkapan kepada dewata, Pohaci, para karuhun (leluhur), buyut dll.

Kesenian pantun Sunda yang bercirikan budaya Sunda dengan berbagai aspeknya, terutama aspek kepercayaan Sunda kuno, memberi dampak pada nilai kedudukan seni Pantun di masyarakat Sunda yang berbeda dengan kesenian-kesenian lain. Seni pantun bagi masyarakat Sunda merupakan medium untuk dapat merasakan kembali sebuah masa keemasan sejarah masa lampau masyarakatnya.

Dewasa ini perkembangan seni pantun harus diakui sangat memprihatinkan, namun dari sisi lain ada hal yang cukup mengesankan, bahwa seni pantun pun dapat bertahan dengan tidak meleburkan diri menjadi satu bentuk kesenian yang pop/kitchs. Seni pantun dapat bertahan sebagai seni yang adiluhung sekalipun dewasa ini ada sedikit pergeseran-pergeseran dibanding masa lalu, terutama pada fungsinya yang sakral menjadi profan.

c. Daftar Cerita Pantun Sunda

1) Ciung Wanara

2) Lutung Kasarung

3) Mundinglaya di Kusumah

4) Aria Munding Jamparing

5) Banyakcatra

6) Badak Sangorah

7) Badak Singa

8) Bima Manggala

4. Pantun Banjar

Pantun Banjar adalah pantun yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar. Bahasa Banjar dituturkan oleh suku Banjar yang umumnya digunakan di Kalimantan Selatan dan provinsi tetangganya serta daerah perantauan suku Banjar.

Definisi pantun Banjar menurut rumusan Tajuddin Noor Ganie (2006) adalah puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk mental tertentu sesuai dengan konvensi khusus yang berlaku dalam khasanah folklor Banjar.

a. Pantun Banjar Masa Kini : Bernasib Buruk

Pada zaman sekarang ini, pantun, khususnya pantun Banjar, tidak lagi menjadi puisi rakyat yang fungsional di Kalsel. Sudah puluhan tahun tidak ada lagi forum Baturai Pantun yang digelar secara resmi sebagai ajang adu kreatifitas bagi para Pamantunan yang tinggal di desa-desa di seluruh daerah Kalsel.

Pantun Banjar yang masih bertahan hanya pantun adat yang dibacakan pada kesempatan meminang atau mengantar pinengset (bahasa Banjar Patalian). Selebihnya, pantun Banjar cuma diselipkan sebagai sarana retorika bernuansa humor dalam pidato-pidato resmi para pejabat atau dalam naskah-naskah tausiah para ulama.

Syukurlah, seiring dengan maraknya otonomi daerah sejak tahun 2000 yang lalu, ada juga para pihak yang mulai peduli dan berusaha untuk menghidupkan kembali Pantun Banjar sebagai sarana retorika yang fungsional (bukan sekedar tempelan). Ada yang berinisiatif menggelar pertunjukan eksibisi Pantun Banjar di berbagai kesempatan formal dan informal, memperkenalkannya melalui publikasi di berbagai koran/majalah, melalui siaran khusus yang bersifat insidental di berbagai stasiun radio milik pemerintah atau swasta, dan ada pula yang berinisiatif mememasukannya sebagai bahan pengajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di seantero daerah Kalsel.

Sekarang ini di Kalsel sudah beberapa puluh kali digelar kegiatan lomba tulis Pantun Banjar bagi para peserta di berbagai tingkatan usia. Tidak ketinggalan Stasiun TVRI Banjamasin juga sudah membuka acara Baturai Pantun yang digelar seminggu sekali oleh Bapak H. Adjim Arijadi dengan pembawa acara Jon Tralala, Rahmi Arijadi, dan kawan-kawan

b. Fungsi Sosial Pantun Banjar

Pada masa-masa Kerajaan Banjar masih jaya-jayanya (1526-1860), pantun tidak hanya difungsikan sebagai sarana hiburan rakyat semata, tetapi juga difungsikan sebagai sarana retorika yang sangat fungsional, sehingga para tokoh pimpinan masyarakat formal dan informal harus mempelajari dan menguasainya dengan baik, yakni piawai dalam mengolah kosa-katanya dan piawai pula dalam membacakannya.

Tidak hanya itu, di setiap desa juga harus ada orang-orang yang secara khusus menekuni karier sebagai tukang olah dan tukang baca pantun (bahasa Banjar Pamantunan). Uji publik kemampuan atas seorang Pamantunan yang handal dilakukan langsung di depan khalayak ramai dalam ajang adu pantun atau saling bertukar pantun yang dalam bahasa Banjar disebut Baturai Pantun. Para Pamantunan tidak boleh tampil sembarangan, karena yang dipertaruhkan dalam ajang Baturai Pantun ini tidak hanya kehormatan pribadinya semata, tetapi juga kehormatan warga desa yang diwakilinya.

5. Pantun Betawi

Pantun Betawi masih tersebar di wilayah budaya Betawi yang meliputi pinggiran Krawang, Tambun, Bekasi di bagian Timur; Depok, Cimanggis, Cibinong, dan Ciputat di bagian selatan; dan Tanggerang di bagian timur. Adapun di wilayah Jakarta sendiri yang menjadi daerah penelusuran pantun Betawi, dilakukan di kawasan yang diperkirakan masih banyak dihuni masyarakat Betawi asli. Wilayah-wilayah itu meliputi daerah pesisir utara (Marunda, Pasar Ikan, Tanjung Priok), Jakarta Pusat (Tanah Abang, Glodok, Senen), Jakarta Selatan (Condet, Cipete, Pasar Minggu, Pondok Labu, Lenteng Agung, dan perkampungan Betawi di Jagakarsa).

Satu hal yang sangat menonjol dalam pantun Betawi ini adalah kuatnya ciri yang menunjukkan ekspresi yang spontan. Hampir semua sampiran memperlihatkan nada yang demikian. Boleh jadi semangat dan ekspresi spontanitas itu didasari oleh keinginan untuk membangun kesamaan bunyi: a-b-a-b. Oleh karena itu, sampiran umumnya tidak ada kaitannya dengan isi. Sampiran seperti terlontar begitu saja, lepas, bebas, tanpa beban. Perhatikan contoh berikut:

Mbelah nangka di daon waru Daon digelar ama pengejeg Sapa nyangka nasibnya guru Pagi ngajar sorenya ngojeg

Berkenaan dengan isi pantun, sejumlah besar pantun Betawi, selain coba mengungkapkan berbagai nasihat yang berkaitan dengan etika, moral, adab, sopan

santun, dan ajaran-ajaran agama, juga begitu banyak memuat kritik sosial. Maka, kita akan melihat, betapa pantun Betawi boleh dikatakan sebagai representasi dinamika kehidupan sosial budaya, dan sejarah masyarakat Betawi. Perhatikan beberapa pantun Betawi berikut ini:

Ke Setu ngorak kecapi Kedebong ditebang sepuun Baru satu dia punya tipi

Eh, sombongnya minta ampun Cimuning jalannya redug

Abis ujan disamber kilat

Baju kuning nyeng nabuh bedug Abis ajan malah gak solat

Masyarakat Betawi menyikapi perubahan zaman dalam tata kehidupan mereka sehari-hari dalam bentuk pantun. Akibatnya, sejumlah pantun, selain memuat kritik sosial dan potret masyarakatnya, juga laksana hendak mengusung semangat egalitarian. Peristiwa apa pun, termasuk kehidupan di dalam rumah tangga, dan hubungan menantu—mertua, dapat disampaikan secara lepas, contohnya:

Buah pinang buah belimbing Betiga ame buah mangga Sungguh senang berbapak suwing Biar marah tertawa juga

Sampiran pada pantun Betawi berfungsi sebagai pengantar pada kesamaan bunyi isi (a-b-a-b). Tetapi, kesan yang muncul pada pantun Betawi adalah kelugasan dan semangat spontanitas, tanpa beban, bebas, lugas, dan terkesan disampaikan sesuka hati. Meskipun demikian, kekhasan pantun Betawi terletak pada isi pantun yang cenderung menjadi sarana untuk mengkritik apa pun, juga tanpa beban. Akibatnya, persoalan apa pun, yang berat atau ringan, dapat dijadikan pantun yang disampaikan secara enteng.

KESIMPULAN

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai sisindiran, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Masyarakat Betawi juga menyebutnya pantun, meskipun bahasa yang digunakannya adalah bahasa Melayu Betawi. Semangat dan isinya pun dalam beberapa hal, agak berbeda dengan pantun Melayu pada umumnya.

Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Pantun Sunda pengertiannya berbeda dengan pantun Melayu. Pantun Melayu semakna dengan "sisindiran" Sunda, yaitu puisi yang terdiri atas dua bagian; sampiran dan isi. Sedangkan pantun Sunda adalah seni pertunjukan. Pantun adalah cerita tutur dalam bentuk sastra Sunda lama yang disajikan secara paparan (prolog), dialog, dan seringkali dinyanyikan. Seni Pantun itu dilakukan oleh seorang juru pantun (tukang pantun) sambil diiringi alat musik kecapi yang dimainkan.

Definisi pantun Banjar menurut rumusan Tajuddin Noor Ganie (2006) adalah puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk mental tertentu sesuai dengan konvensi khusus yang berlaku dalam khasanah folklor Banjar.

Sampiran pada pantun Betawi berfungsi sebagai pengantar pada kesamaan bunyi isi (a-b-a-b), sama halnya dengan pantun Melayu. Tetapi, kesan yang muncul pada pantun Betawi adalah kelugasan dan semangat spontanitas, tanpa beban, bebas, lugas, dan terkesan disampaikan sesuka hati. Meskipun demikian, kekhasan pantun Betawi terletak pada isi pantun yang cenderung menjadi sarana untuk mengkritik apa pun, juga tanpa beban. Akibatnya, persoalan apa pun, yang berat atau ringan, dapat dijadikan pantun yang disampaikan secara enteng.

Mengingat pantun tidak terikat oleh batas usia, status sosial, agama atau suku bangsa, maka pantun, dapat dihasilkan atau dinikmati semua orang, dalam situasi apa pun, dan untuk keperluan yang bermacam-macam sesuai kebutuhan. Berbagai suku bangsa di wilayah Nusantara ini mengenal pantun dan kemudian memproduksi sendiri dengan menggunakan bahasanya, idiom-idiomnya, dan nama-nama tempat yang berada di sekitarnya. Maka, selain pantun Melayu yang sudah sangat terkenal itu, kita juga mengenal pantun Sunda, Banjar, dan, Betawi.

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1961. Puisi Lama. Djakarta: Pustaka Rakjat.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dhakidae, Daniel. 2006. “Sampiran, Isi, dan Sisi-Sisi Kehidupan menurut Pantun.” John

Gawa.

Kebijakan dalam 1001 Pantun. Jakarta: Buku Kompas.

Gawa, John. 2006. Kebijakan dalam 1001 Pantun. Jakarta: Buku Kompas. http://id. wikipidia.org

Junus, Hasan. 2001. Pantun-Pantun Melayu Kuno, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau.

Mahayana, Maman S. 2005. “Lebih Jauh tentang Pantun,” Sembilan Jawaban Sastra

Indonesia,

Jakarta: Bening Publishing.

Mahayana, Maman S., dkk. 2008. Pantun Betawi: Refleksi Dinamika Sosial Budaya Masyarakat

dalam Pantun Melayu—Betawi. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Nurdin, Ade, dkk.2002. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia, Bandung: Pustaka Setia. Rosidi, Ajip, dkk. 2000. Ensiklopedi Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sujana, Nana. 2008. Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

———————— 2004. Pantun Melayu. Jakarta: Balai Pustaka.

————————- (Ed.). 2008. Pantun di Negeri Pantun. Jakarta: Yayasan Panggung Melayu.

[1] Kusfandiari, Penulis dan Pemerhati Sosial Budaya, tinggal di Ngawi-Jawa Timur