April 5, 2017 | Masa Awal Kemerdekaan | |Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar, Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Konsekuensi dari hasil KMB ini kemudian memaksa Belanda untuk segera melakukan penarikan tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, berakhirlah sudah penguasaan Indonesia oleh Belanda. Semenjak itu, Indonesia menjadi negara yang benar-benar sudah merdeka. Selain adanya hasil KMB, berbagai kondisi baik itu dari dalam negeri dan luar negeri memaksa Belanda untuk segera keluar dari Indonesia Faktor dari dalam Faktor dari dalam negeri Indonesia yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia antara lain:
Faktor dari Luar Sedangkan faktor dari luar negeri yang membuat Belanda harus meninggalkan Indonesia antara lain: Sikap dari PBB, negara negara Asia-Afrika dan Amerika Serikat. Resolusi DK PBB Pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi yang disampaikan kepada Indonesia dan Belanda antara lain: (a) mendesak kepada Belanda untuk menghentikan seluruh operasi militer, dan kepada Indonesia agar menghentikan perang gerilya, (b) mendesak Belanda untuk membebaskan pemimpin Indonesia yang ditangkap saat mengadakan Agresi Militer Belanda II, (c) menganjurkan Indonesia dan Belanda untuk membuka kembali perundingan. Konferensi Asia di New Delhi Sebelumnya tanggal 19 Desember 1949, P.J Nehru (dari India) dan U Aung San (dari Myanmar) memprakarsai Konferensi Asia yang diselenggarakan di New Delhi tanggal 20-23 Januari 1949 yang dihadiri negara negara antara lain: Afghanistan, Australia, Myanmar, Sri Langka, Ethiopia, India, Iran, Irak, Libanon, Pakistan, Philipina, Saudi Arabia, Suriah dan Zaman. Wakil Indonesia yang hadir dalam konferensi Asia antara lain A.A Maramis, Sudarsono, dan Soemitro Djojohadikusumo. Hasil dari konferensi Asia berupa resolusi yang akan diajukan kepada PBB. Isi resolusi konferensi Asia antara lain:
Sikap Amerika Serikat Pada awalnya, Amerika Serikat membantu Belanda dalam banyak hal, salah satunya adalah dengan kembali berkuasa Indonesia. Belanda merupakan salah satu Sekutu dari Amerika Serikat pada Perang Dunia II terutama untuk kawasan di Eropa Barat. Amerika Serikat memberikan bantuan ekonomi dan militer untuk Belanda dalam Marshall Plan. Tujuan dari Amerika Serikat ini tidak bisa dipisahkan dari politik Amerika Serikat dalam perang dingin dengan Uni Soviet. Sikap Amerika terhadap Indonesia berubah setelah pemerintah Indonesia menumpas pemberontakan PKI Madiun yang ada kaitannya dengan Uni Soviet. Langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia menumpas pemberontakan PKI inilah yang menjadikan kebijakan Amerika Serikat kemudian mendukung Indonesia dan mendesak Belanda untuk keluar dari Indonesia. Amerika Serikat menganggap bahwa Indonesia sebagai sekutu yang kuat untuk membendung komunisme di kawasan Asia Tenggara. Amerika Serikat takut kalau pada akhirnya tetap mendukung Beladan, akan membuat Indonesia mendekat kepada Uni Soviet. Untuk materi lebih lengkap tentang PERUNDINGAN-PERUNDINGAN DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
Lihat Foto KOMPAS.com - Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 silam. Akan tetapi, setelah proklamasi, Belanda masih belum mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Hal itu disebabkan karena Belanda mengganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada 27 Agustus 1949, ketika penyerahan kedaulatan ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Selain itu, jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, sama saja Belanda mengakui tindakan agresi militer yang terjadi sejak 1945-1949 adalah ilegal. Saat itu, Belanda melakukan agresi militer, karena masih ingin berkuasa atas Indonesia. Baca juga: Pangeran Mohammad Noor: Kiprah dan Perannya Belanda Menolak Mengakui Kemerdekaan IndonesiaSetelah Soekarno mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Belanda ingin kembali menguasai Indonesia. Belanda secara resmi tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Alasan mengapa Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia, karena Belanda menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada 27 Agustus 1949. Pada tanggal itu, terjadi penyerahan kedaulatan yang ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Selain itu, Belanda juga akan dianggap mengakui tindakan Agresi Militer pada 1945 - 1949 sebagai tindakan tindakan ilegal, bukan peperangan.
Dalam Perang Revolusi ini, tercatat lebih dari 300.000 orang Indonesia dan 6.000 orang Belanda tewas terbunuh. Baca juga: Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Negara Lain Belanda akhirnya mau mengakui kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945 setelah 60 tahun berlalu, yaitu 16 Agustus 2005. Pengakuan Belanda akan kemerdekaan Indonesia dilakukan Menteri Luar Negeri Belanda Bernard Rudolf Bot, melalui pidato resminya di Gedung Deplu. Bot secara terang-terangan mengatakan bahwa Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi. Bagi Bot, sikap menerima kemerdekaan Indonesia pada tanggal tersebut juga merupakan bentuk penyesalan mengenai pertikaian yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Bot juga mengakui waktu itu tentara Belanda telah melakukan penyiksaan yang begitu hebat terhadap rakyat Indonesia melalui agresi militer pascaproklamasi. Kala itu, Agresi Militer Belanda telah banyak menewaskan rakyat Indonesia dalam jumlah yang sangat besar, lebih dari 300.000 orang. Bahkan, Bot juga menyampaikan permohonan maaf di Jakarta, meskipun tidak dilakukan secara eksplisit. Pada saat itu pidato berlangsung, pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. Keesokan harinta, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-60 di Istana Negara, Jakarta. Baca juga: Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Sikap IndonesiaSetelah mendengar pidato dari Bot, Menlu Hassan mengatakan bahwa Indonesia telah menerima pernyataan penyesalan dari pemerintah Belanda. Acara pidato tersebut dimulai pukul 19.30 WIB dan berakhir pukul 20.15 WIB. Usai pidato, kedua Menlu ini saling memotong nasi tumpeng sebagai tanda bahwa Indonesia dengan Belanda telah menjalin hubungan yang lebih baik. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Faktor-Faktor yang memaksa Belanda Harus keluar Dari Indonesia| Kembali lagi dalam sejarah indonesia, dimana kita ketahui bahwa perjuangan-perjuangan yang dilakukan rakyat indonesia sangat banyak dan sampai menumpah darah untuk kemerdekaan indonesia, banyak sekali penjajah-penjajah dari luar terutama belanda yang ingin merebut dan menguasai wilayah indonesia, Tetapi keinginannya itu hanya sebatas mimpi saja, rakyat indonesia tak ingin itu terjadi sehingga peperangan didaerah pun terjadi, tetapi tidak itu saja, ada pula hal-hal yang membuat belanda keluar dari indonesia, ada faktor-faktor yang memaksa belanda keluar dari indonesia yang terbagi atas dua yakni faktor dari dalam, dan faktor dari luar, untuk mengetahui faktor-faktor yang memaksa belanda harus keluar dari indonesia yang dapat dilihat seperti dibawah ini. A. Faktor dari DalamAdapun faktor-faktor yang terdapat dari dalam adalah:
B. Faktor dari Luar
Dengan adanya faktor-faktor di atas maka diselenggarakanlah KMB yang bermuara diakuinya kedaulatan republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949 sehingga memaksa Belanda Keluar dari bumi indonesia. Sekian artikel tentang Faktor-Faktor yang memaksa Belanda Harus keluar Dari Indonesia semoga bermanfaat (Sumber : IPS, Hal : 72, Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Penulis : Sutarto) |