Perbedaan kawasan Utara dan selatan yang terbentuk pasca perang dingin

Perbedaan kawasan Utara dan selatan yang terbentuk pasca perang dingin

Perbedaan kawasan Utara dan selatan yang terbentuk pasca perang dingin
Lihat Foto

CNN

Poster serial CNN, Cold War

KOMPAS.com - Perang Dingin berlangsung pada tahun 1947 hingga 1991 dan sangat berpengaruh terhadap negara-negara di seluruh dunia.

Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2014) karya Wahjudi Djaja, Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode terjadinya konflik, ketegangan dan kompetisi antara Blok Barat (Amerika Serikat dan sekutunya) dan Blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya) dalam memperebutkan pengaruh di negara-negara seluruh dunia.

Berikut beberapa soal UAS Sejarah Peminatan kelas 12 beserta pembahasannya :

Soal 1: Jelaskan latar belakang Perang Dingin!

Jawaban:

Perang Dingin yang dimulai pada tahun 1947 dipicu oleh beberapa sebab. Berikut latar belakang terjadinya Perang Dingin:

  1. Munculnya 2 kekuatan besar pasca Perang Dunia II, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet
  2. Adanya perbedaan paham antara paham sosialisme komunis dan paham liberlis kapitalis
  3. Adanya perebutan pengaruh kekuasaaan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet

Baca juga: Dampak Perang Dingin di Berbagai Bidang

Soal 2: Jelaskan dampak Perang Dingin dalam bidang sosial, ekonomi dan politik!

Jawaban:

Perang Dingin yang melibatkan Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) memberi dampak yang masif di berbagai bidang kehidupan dunia. Berikut dampak Perang Dingin di berbagai bidang :

Dampak Perang Dingin di bidang sosial, yaitu: 

  1. Munculnya perang saudara antara beberapa negara karena adanya perbedaan ideologi
  2. Timbulnya kecemasan sosial di masyarakat dunia akan meletusnya Perang Dunia III
  3. Munculnya masalah-masalah sosial karena situasi politik dunia yang tidak menentu

Dampak Perang Dingin di bidang politik, yakni: 

  1. Munculnya politik aliansi seperti NATO dan Pakta Warsawa
  2. Timbulnya persaingan 2 ideologi besar, yaitu komunis sosialis dan liberalis kapitalis
  3. Perebutan pengaruh politik di negara-negara berkembang oleh Blok Barat dan Blok Timur

Dampak Perang Dingin di bidang ekonomi adalah:

  1. Munculnya kesenjangan ekonomi di negara-negara Eropa
  2. Berkembangnya sistem ekonomi kapitalis dan komunis di negara-negara berkembang
  3. Amerika Serikat dan Uni Soviet penguasa pasar modal dunia

Baca juga: Upaya Meredakan Perang Dingin

Soal 3: Jelaskan dampak Perang Dingin bagi Indonesia!

Jawaban

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, Perang Dingin memiliki dampak yang besar bagi jalannya pemerintahan Indonesia di bidang politik dan ekonomi. Berikut dampak Perang Dingin bagi Indonesia :

Dampak Perang Dingin bagi Indonesia bidang politik, yaitu: 

  1. Berkembangnya Partai Komunis Indonesia
  2. Indonesia masa Demokrasi Terpimpin meminta bantuan peralatan tempur dan uang dari Uni Soviet untuk melaksanakan pembebasan Irian Barat
  3. Amerika Serikat berusaha menanamkan pengaruh di Indonesia dengan membantu penyelesaian konflik kedaulatan dengan Belanda

Dampak Perang Dingin bagi Indonesia bidang ekonomi, adalah:

  1. Negara-negara Blok Barat menolak memberikan bantuan ekonomi kepada Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
  2. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Soekarno hubungan dengan Uni Soviet dan Cina untuk menjalankan proyek mercusuar
  3. Pada masa Orde Baru, Soeharto meminta bantuan modal dari Amerika Serikat dan negara Blok Barat untuk mengatasi krisis ekonomi

Baca juga: Latar Belakang Terjadinya Perang Dingin

Soal 4: Jelaskan peran aktif Indonesia pada masa Perang Dingin!

Jawaban:

Indonesia melakukan beberapa upaya untuk meredakan ketegangan Internasional akibat Perang Dingin. Berikut merupakan peran aktif Indonesia pada masa Perang Dingin:

  1. Indonesia menjadi pencetus Gerakan Non Blok (GNB). GNB bertujuan untuk menjaga netralitas negara-negara dunia ketiga pada masa Perang Dingin
  2. Pada tahun 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk membendung pengaruh Blok Barat dan Blok Timur di negara-negara kawasan Asia dan Afrika.
  3. Indonesia menjadi pendiri organisasi regional ASEAN yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

Soal 5: Mengapa Perang Dingin dikatakan sebagai perang urat saraf?

Jawaban:

Perang Dingin dikatakan sebagai perang urat saraf karena sebenarnya tidak pernah ada peperangan fisik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersaing dalam hal kekuatan negara, militer, dan pencapaian.

Kendati demikian, peperangan fisik terjadi di negara-negara lain khususnya negara dunia ketiga di mana Uni Soviet dan Amerika Serikat memberi dukungan kepada pihak-pihak yang berkonflik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Perbedaan kawasan Utara dan selatan yang terbentuk pasca perang dingin

Garis batas di zona demiliterisasi Korea. (Kurita KAKU/Gamma-Rapho via Getty Image)

Nationalgeographic.co.id - Semua mata tertuju pada Korea Selatan ketika negara tersebut menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2018. Namun, drama berlanjut saat Korea Utara, tetangganya yang selalu bermusuhan, secara tak terduga ikut bergabung.

Meskipun Korea Selatan dan Utara sudah sepakat untuk melakukan pawai bersama di ajang olahraga tersebut–bahkan menggabungkan tim hoki es mereka atas nama “olimpiade perdamaian”–pada kenyataannya, negara ini telah terpisah dan berkonflik selama 70 tahun.

Semenanjung Korea menjadi korban dari meningkatnya Perang Dingin antara dua negara terkuat: yakni, Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Satu Korea

Selama berabad-abad sebelum terpecah, semenanjung Korea menjadi satu dan dipimpin oleh dinasti kerajaan. Namun, saat dijajah Jepang (setelah perang Rusia-Jepang) pada 1905, Korea mengalami gejolak selama 35 tahun. Berlangsung sampai akhir Perang Dunia II, saat pembagian dua negara dimulai.

Baca Juga : Sejarah Jatinegara, Medan Pertumpahan Darah Prajurit Inggris, Belanda, dan Prancis

Perbedaan kawasan Utara dan selatan yang terbentuk pasca perang dingin

Semenanjung Korea. (Filo/Getty Images)

“Keputusan dibuat tanpa melibatkan orang-orang Korea. Hanya dari Uni Soviet dan Amerika Serikat. Mereka membagi Korea menjadi dua wilayah kependudukan,” papar Michael Robinson, profesor East Asian Studies and History di Indiana University.

Mengapa Korea terbagi?

Pada Agustus 1945, dua negara superpower tersebut, membagi kekuasaan atas Semenanjung Korea. Selama tiga tahun ke depan (1945-1948), tentara dan perwakilan Soviet, membangun rezim komunis di wilayah utara. Sementara di bagian selatan, pemerintah militer dibentuk–sepenuhnya didukung oleh Amerika Serikat.

Saat kebijakan Soviet ditujukan untuk para buruh dan petani, warga Korea kelas menengah terbang ke selatan. Di sana, rezim yang didukung Amerika Serikat jelas disukai oleh para antikomunis dan pendukung sayap kanan.

“Tujuan utamanya adalah membiarkan orang-orang Korea menyelesaikan sendiri masalahnya. Namun, Perang Dingin turut campur tangan….Dan segala sesuatu yang dicoba untuk menemukan jalan tengah untuk menyatukan kembali semenanjung itu digagalkan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat. Mereka tidak ingin menyerah satu sama lain,” papar Robinson.  


Page 2

Perbedaan kawasan Utara dan selatan yang terbentuk pasca perang dingin

Garis batas di zona demiliterisasi Korea. (Kurita KAKU/Gamma-Rapho via Getty Image)

Perbedaan kawasan Utara dan selatan yang terbentuk pasca perang dingin

Syngman Rhee, Presiden Korea Selatan, bertemu dengan Jendral Matthew B. Ridgway. (Bettmann Archives/Getty Images)

Pada 1948, Amerika Serikat meminta PBB untuk menyelenggarakan pemungutan suara. Setelah utara menolak untuk berpartisipasi, pihak selatan membentuk pemerintahannya sendiri di Seoul – dipimpin oleh Syngman Rhee yang sangat antikomunis.

Tidak lama kemudian, utara mendirikan negara komunis dengan Kim Il Sung sebagai perdana menteri pertama. Ibu kotanya terletak di Pyongyang.

Perang Korea

Perang Korea (1950-1953) yang membunuh sekitar 2,5 juta orang, sedikit menjawab pertanyaan tentang rezim mana yang paling “mewakili” Korea. Yang pasti, Amerika Serikat menjadi musuh utama Korea Utara saat mereka membom desa dan kota-kota di utara semenanjung.

Perang tersebut meratakan Korea dan merusak setiap kota.

Gencatan senjata untuk mengakhiri konflik pada 1953, menyisakan negara yang semakin terpecah. Zona demiliterisasi (DMZ) lalu didirikan untuk membelah semenanjung Korea. Hingga saat ini, tidak ada perjanjian damai yang ditandangani. Secara teknis, kedua negara ini masih dalam status perang. 

Baca Juga : Nyaris Terlupakan, Balikpapan Menandai Pertempuran Akbar Penutup PD II

Tidak seperti pemisahan negara era Perang Dingin lain, di zona perbatasan Korea Utara dan Selatan, hanya ada sedikit pergerakan.

Menurut Robinson, garis batas itu benar-benar tertutup rapat. Ini menjelaskan mengapa negara yang dulu pernah menjadi satu ini, memiliki sistem pemerintahan yang amat berbeda.

Melanjutkan hubungan dengan Amerika Serikat, Korea Selatan berhasil mengembangkan ekonomi yang kuat. Dalam beberapa dekade terakhir, negara gingseng ini yakin melangkah menuju negara demokratis.

Sementara itu, Korea Utara tetap menjadi negara terisolasi dengan perkembangan ekonomi yang rendah. Negara komunis ini dipimpin oleh satu keluarga selama tiga generasi.