Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

Lomba Lari Marathon

WIKEN.ID - Lari cepat merupakan cara lari dalam menempuh jarak tertentu yang relatif pendek, dalam waktu singkat, dan dengan kecepatan yang maksimal, dari garis start sampai ke finish.

Umumnya lari cepat ini dilaksanakan dalam olahraga, baik untuk mengejar target waktu maupun mengejar kawan dan lawan dalam bertanding.

Lapangan tempat yang digunakan untuk lari dinamakan running track.

Dalam running track terdiri dari delapan lintasan.

Adapun ukuran lintasan lari memiliki lebar 1,22 meter.

Berdasarkan jarak yang diperlombakan nomor lari dibagi menjadi tiga yaitu lari jarak pendek, menengah, dan jauh.

Lari jarak pendek disebut juga sprint.

Lari jarak pendek menggunakan start jongkok.

Kemudian, lari jarak menengah sering disebut juga dengan istilah middle-distance running.

Jenis start yang digunakan untuk lari jarak menengah yaitu start berdiri.

Lari jarak pendek adalah salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan yang perlu dipelajari pengertian, teknik, manfaat dan peraturan dasarnya. Sederhananya seorang atlet pelari memanfaatkan kakinya dengan kecepatan paling tinggi guna mencapai target waktu secara singkat.

A. Pengertian Lari Jarak Pendek

Jadi begini, Sprinter (pelari cepat / pelari jarak pendek) seperti Mohammad Zohri (Atlet Nasional, Juara ke 3 cabang lari 100 meter di Olimpiade, Golden Grand Prix Osaka 2019, Jepang) melakukan teknik jenis lari yang dikuasainya ini dengan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang garis lintasan yang telah ditentukan dari start hingga finish guna meraih kemenangan berdasarkan catatan waktu yang paling singkat. Pelari jarak pendek disebut sprinter

Zohri spesialis lari jarak 100 meter walaupun terdapat 200 meter dan 400 meter sebagai alternatif lintasan yang dilombakan pada lari jarak pendek. Berikut beberapa kajian pustaka perihal deskripsi teori hakikat lari jarak pendek (sprint) 100 meter :

Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari termasuk dalam fase layang adalah gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat melayang di udara (kedua telapak kaki lepas dari tanah), berbeda dengan jalan dimana kaki selalu kontak dengan bumi atau tanah.

Mochamad Djuminar menerangkan seorang pelari akan melakukan frekuensi langkah yang dipercepat, sehingga pada satu waktu kecenderungan badan melayang pada saat ia berlari. Artinya ketika kedua kaku melayang setidaknya ada setu kaku yang menopang tanah. (Mochamad Djuminar A. Widya, 2004: 13)

Wikipedia mendefinisikan lari adalah gerakan tubuh (gait) dimana pada suatu saat ada fase layang, semua kaki tidak menginjak tanah. Jadi, berbeda dengan jalan yang salah satu kaki harus tetap ada sebagai penopang dan kontak dengan tanah, sedangkan lari merupakan gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat bisa melayang di udara atau tidak kontak dengan tanah.

Jalan dan lari merupakan bagian dari kepelatihan dasar atletik yang di dalamnya mencakup berlatih-melatih, menyusun program latihan fisik, teknik, taktik, dan masih banyak lagi. Bagi Grameds yang ingin mempelajari lebih dalam, buku berjudul Kepelatihan Atletik Jalan dan Lari dari Dr. Suratmin, S.Pd., M.Or.

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

B. Sejarah Lari Jarak Pendek

Berdasarkan catatan sejarah, lari jarak pendek mulai muncul pada abad ke-7 SM atau pada zaman Yunani Kuno serta berasal dari seorang prajurit Yunani Kuno. Pada saat itu, seorang prajurit tersebut ingin mengumumkan kemenangan Yunani dari Persia dan ia pun berlalri sambi membawa pesan untuk menyampaikan kepada sang Raja.

Namun, tanpa diduga, setelah menyampaikan pesan atas kemenangan tersebut kepada sang Raja, beliau meninggal dunia. Sang raja yang mendengar kabar itu ingin memberikan penghormatan atas kematian prajurit tersebut dengan cara menyelenggarakan lomba lari jarak pendek.

Zaman yang terus berkembang membuat lari jarak pendek semakin dikenal oleh masyarakat dunia. Hingga pada akhirnya, di tahun 1912 ada sebuah organisai yang menaungi olahraga atletik lari jarak pendek, yaitu IAAF (International Association of Athletics Federation). Saat ini, sudah sekitar 212 negara sudah menjadi anggota IAAF.

C. Manfaat Lari Jarak Pendek

Tidak hanya manusia, bahkan hewanpun memanfaatkan lari sebagai cara tercepat bergerak menggunakan kaki. Pada satu waktu gerakan lari semua kaki tidak menginjak tanah, dalam istilah olahraga sebagai gerakan tubuh (gait). Lari adalah salah satu bentuk latihan aerobik dan anaerobik.

Pada Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 disebutkan Aerobik, merupakan aktivitas olahraga yang dilakukan secara terus menerus dengan intensitas rendah hingga sedang, seperti: jalan kaki, lari, bersepeda dan jogging. Berbeda dengan anaerobik, aktivitas olahraga ini memerlukan intensitas tinggi dengan energi secara cepat dalam waktu singkat, namun tidak dengan durasi yang lama dan terus menerus.

Bagi seorang pelari profesional, terutama pada jarak pendek, mereka akan menggunakan teknik-teknik khusus baik latihan Aerobik dan Anaerobik tadi. Teknik latihan ini akan bermanfaat membentuk tubuh mereka agar kelak siap berlari dengan cepat.

Analisa biomekanikal (metode mekanika dengan kajian struktur dan fungsi aspek mekanika dari sistem biologi, pada tingkat dari seluruh organisme sampai organ, sel dan organel sel) dari para pelari menunjukkan perubahan pada tubuhnya antara lain, ketika melakukan gerakan-gerakan berlari adanya sudut yang besar dari lutut-lutut mereka.

Disebutkan oleh (Riyadi, 1982), untuk meningkatkan kinerja dari seorang pelari dibutuhkan pembentukan kekuatan dan tenaga otot yang maksimal, karena dalam lari jarak pendek dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Speed (Kecepatan)
  2. Power (Daya Ledak Otot)
  3. Strength (Kekuatan)
  4. Coordination (Koordinasi Gerakan)
  5. Flexibility (Kelenturan)
  6. Agility (Kelincahan)
  7. Stamina

Pada The Sprint Project, sebuah channel Youtube yang membahas tentang pengetahuan sprint atau lari jarak pendek, disampaikan ada 7 Manfaat Sprint menurut Ilmu pengetahuan, antara lain :

1. Perkembangan kekuatan otot

Seperti kita ketahui bahwa Lari Jarak Pendek termasuk ke dalam jenis aktivitas olahraga anaerobik. Aktivitas Anaerobic dapat memformula glukosa menjadi energi tanpa menggunakan oksigen. Akibatnya, tubuh akan lebih bertenaga karena menyerap energi lebih banyak dan menggunakan sumber energi yang tersimpan di otot.

2. Meningkatkan Oksidasi Lemak atau pembakaran lemak

Oksidasi lemak pada dasarnya adalah proses dimana tubuh Anda membakar lemak dan menggunakannya untuk energi. Sebuah studi tahun 2018 meneliti efek dari hanya satu sesi latihan dan menunjukkan efek signifikan pada pembakaran lemak setelah latihan dan pengeluaran energi total Jaringan otot Anda. ( Biomedical Human Kinetics 10(1):118-126 – august 2018)

3. Meningkatkan sintesis protein, perkembangan otot yang maksimal tanpa lemak

Protein synthesis adalah proses dimana otot Anda membangun dan memperbaiki, ini berarti tubuh Anda akan menggunakan protein yang Anda konsumsi secara lebih efektif untuk membangun otot tanpa lemak. Sistem protein melibatkan DNA dalam proses pembentukan protein.

Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan singkatan DNA (Deoxyribonucleic Acid) merupakan materi genetik yang terdapat di dalam sel makhluk hidup, memiliki pewarisan sifat. Pada sebuah penelitian di tahun 2010 ditemukan bahwa ketika protein dan karbohidrat dikonsumsi langsung setelah sesi lari cepat, terjadi peningkatan sintesis protein. Ini mirip dengan jendela anabolik tepat setelah sesi latihan beban.

4. Meningkatkan kapasitas aerobik, tubuh jadi lebih bugar

Kapasitas aerobik adalah jumlah oksigen maksimum yang dapat diambil tubuh kita dan disalurkan ke otot kita selama latihan intensitas tinggi, juga dikenal sebagai V02 Max.

Mike Boyle adalah kepala pelatih penanganan kekuatan dan pengkondisian untuk Boston Red Sox dalam bukunya, sebuah kemajuan dalam pelatihan fungsional, Mike Boyle membahas lari cepat, dalam tulisannya “pelatihan interval mengembangkan kapasitas aerobik lebih baik daripada pelatihan aerobik.

Cara tercepat untuk meningkatkan VO2 Max, ukuran standar kami kebugaran aerobik, melalui pelatihan interval.” Jadi artinya tubuh kita akan lebih segar karena jumlah oksigen dalam otot kita meningkat.

5. Memaksimalkan kemampuan serat otot

Beberapa komponen dasar seperti karakter, psikologis, proporsi tubuh, otot merah, otot putih dan suku, sering menjadi pertimbangan dalam pemilihan atlet (Widhiyanti 2013). Secara genetik tubuh seseorang rata-rata tersusun oleh 50% serabut otot tipe lambat dan 50% serabut otot tipe cepat pada otot yang digunakan untuk bergerak (Quinn, 2013).

Serabut otot sangat kecil sekali, salah satu bagian pada otot yang mudah lelah dengan cepat tetapi mereka sangat kuat, dalam satu “kejutan” mereka menghasilkan banyak tenaga dalam waktu singkat. Lari cepat dapat meningkatkan jumlah serat berkedut cepat untuk kemudian melatih serat yang sudah ada untuk merekrut lebih cepat guna menghasilkan lebih banyak jumlah manfaat daya.

Joe McConkey, ahli fisiologi olahraga di Boston dan pelatih lari bersertifikat menyampaikan, dengan berlari, sebagian besar otot bekerja atau mengalami kontraksi eksentrik, yang merupakan beban terberat pada tubuh.

Kita akan cenderung menyadari perubahan massa otot dan kekuatan nyata ketika intensitas berlari di perbanyak. Namun, kita akan memperoleh hasil yang prima, apabila kita memiliki catatan jarak yang baik dalam berlari.

6. Meningkatkan sensitivitas insulin, baik untuk latihan penyembuhan Diabetes

Insulin adalah hormon yang menentukan bagaimana tubuh kita merespons karbohidrat. Sebuah studi tahun 2010 meneliti efek lari cepat pada insulin, mereka menemukan bahwa enam puluh menit latihan dengan intensitas tinggi selama 14 hari meningkatkan sensitivitas insulin.

Menurunkan HbA1c pada pasien dengan diabetes tipe 2 dapat melalui aktivitas fisik terstruktur yang terdiri dari latihan daya tahan, latihan aerobik, atau gabungan keduanya.

Dalam tulisan Umpierrez Et al., 2011, Latihan terstruktur dengan interval waktu lebih dari 150 menit perminggu dapat menurunkan HbA1c, interval waktu ini lebih efektif dalam proses penurunannya. Apalagi dengan mengkombinasikan antara aktivitas fisik dan diet yang sempurna akan sangat bermanfaat dengan nilai HbA1c lebih rendah. ( dari Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 – 318 ).

Menurut (Peirce, 1999) latihan olahraga sering direkomendasikan dalam pengelolaan penyembuhan penyakit DM tipe 1 dan DM tipe 2 dan dapat meningkatkan penyerapan glukosa menjadi energi dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan penimbunan lemak tubuh.

7. Meningkatkan kesehatan jantung

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika, terdapat 610.000 Kematian pertahun, cukup memberikan kita informasi bahwa penyakit jantung adalah 1 dari 4 penyebab kematian.

Sprinting tidak hanya memberikan bentuk sixpack perut kita namun mampu membuat jantung kita lebih kuat dan lebih efektif dalam melakukan tugasnya. pada tahun 2012, sebuah penelitian yang dilakukan dengan 4840 peserta yang menderita penyakit jantung koroner disimpulkan bahwa manfaat olahraga intensitas tinggi sangat positif, sehingga mereka sangat merekomendasikan bahkan untuk orang yang menderita penyakit jantung koroner.

Masih banyak lagi manfaat Sprint atau lari jarak pendek, namun 7 point di atas mudah-mudahan cukup mewakili dari manfaat olahraga lari jarak pendek.

D. Teknik atau Pengetahuan dasar Lari Jarak Pendek

Dalam setiap cabang olahraga, penting untuk mengetahui teknik serta latihan fisik yang tepat untuk kebutuhan serta tuntutannya, pada buku berjudul Pelatihan Kondisi Fisik dari Dikdik Zafar Sidik, Dr., M.Pd. Dkk. akan dibahas pelatihan yang tepat untuk setiap cabang olahraga yang ada, termasuk lari jarak pendek.

Seorang pelari harus mengetahui pengetahuan dasar berlari cepat atau lari jarak pendek sebelum ia melangkah ke teknik berlari cepat. Bompa (1999) menjelaskan, beberapa hal mendasar yang harus dipahami oleh pelari jarak pendek (sprinter), adalah sebagai berikut:

  1. Mencondongkan tubuh sedikit ke depan saat berlari, sudut kedua lengan sedikit fleksi 90 derajat kemudian saat berlari tangan diayunkan searah.
  2. Kondisi rilek pada Otot-otot bagian depan dan kedua lengan.
  3. Kaki tungkai bawah ditolakan dengan kuat sampai lurus, dan pengangkatan pada depan diusahakan sampai posisi sejajar dengan tanah.
  4. Posisi ketinggian pinggang diusahakan sama selama berlari.
  5. Badan dicondongkan dengan serentak ke depan ketika mencapai finish, sehingga dada bisa menggapai pita.

Setelah kita memahami urain Bompa (1999) tentang teknik dasar lari jarak pendek di atas, ada baiknya kita juga mempelajari beberapa teknik berikutnya agar memaksimalkan hasil dalam berlari jarak pendek. Berikut beberapa teknik lari jarak pendek :

1. Teknik Start Lari Jarak Pendek

Sebagai pelari pemula sebelum “start” diharuskan melakukan pemanasan tubuh terlebih dahulu. Menurut (Purnomo 2007: 23) seorang pelari harus melakukan persiapan awal sebelum berlari, itu dinamakan start, tujuan utamanya adalah mengoptimalkan pola lari cepat.

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

Gambar : fasttrackrecruiting.com, teknik start lari jarak pendek.

Ada tiga macam teknik start dalam lari cepat atau lari jarak pendek, yaitu sebagai berikut:

  • Start Pendek (Bunch Start). Kaki kiri di depan dan lutut kaki kanan diletakkan sejajar di sebelah kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.
  • Start Menengah (Medium Start). Kaki kiri tetap berada di depan, lutut kaki kanan diletakkan di sebelah kanan, sejajar dengan tumit kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.
  • Start Panjang (Long Start). Seperti dua teknik di atas, Kaki kiri diletakkan di depan lutut kaki kanan yang berada di belakang kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.

Terdapat tiga urutan atau langkah-langkah teknik start lari jarak pendek dijelaskan Bompa (1999), antara lain sebagai berikut :

a. Aba-aba bersedia

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

Gambar : Ilustrasi Aba-aba bersedia, Lari Jarak Pendek.

Ketika starter telah memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan bersiap menempatkan kedua kakinya menyentuh blok yang sudah dipersiapkan depan dan belakang, lutut kaki belakang diletakkan di tanah, sejajar dengan kaki kiri, terpisah selebar bahu. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik dan berada di belakang garis start kemudian posisi kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan mata harus tetap menatap lurus ke bawah.

b. Aba-aba siap

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

Gambar : Ilustrasi Aba-aba siap, Lari Jarak Pendek.

Setelah aba-aba siap di bunyikan, posisi badan sudah mulai berubah, tubuh mulai sedikit condong ke depan, angkat pinggang sedikit lebih tinggi dari bahu, karena posisi condong bahu bahu agak maju ke depan dari dua tangan.

Kemudian lutut ditekan ke belakang, lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku 90 derajat, sedangkan kaki belakang pelari membentuk 120-140 derajat.

c. Aba-aba Yaak

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

Gambar : Ilustrasi Aba-aba yaak, Lari Jarak Pendek.

Setelah seorang starter memberikan aba-aba “yaak”, maka saat inilah seorang pelari mulai mengerahkan seluruh tenaganya. Posisi badan diluruskan dan diangkat kemudian kaki menjadi tumpuan keras pada start blok untuk menghentak tenaga dorong.

Kedua tangan diangkat dari tanah kemudian mengayun seirama dengan gerak lari. Kaki belakang mulai mendorong lebih kuat, kaki depan mendorong sedikit demi sedikit, namun dengan segera kaki belakang diayunkan ke depan dengan cepat sedangkan kondisi badan condong ke depan, posisi lutut dan pinggang diluruskan penuh, seperti membentuk sudut 45 derajat terhadap tanah pada saat akhir dorongan.

Pada fase ini seorang pelari mengerahkan daya dan kecepatan dengan teknik berlari cepat yang sudah dipelajarinya. Purnomo (2007:33) menyampaikan, ada dua tahap dalam berlari cepat atau Sprint, antara lain sebagai berikut:

a. Fase Topang

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

Gambar : Ilustrasi fase topang dalam berlari cepat.

Fase topang bertujuan untuk memperkecil hambatan saat menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Fase topang terdiri dari topang depan dan topang dorong. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:

  • Mendarat pada telapak kaki.
  • Lutut kaki topang bengkok harus minimal pada saat amortisasi.
  • kaki ayun dipercepat, pinggang, sendi lutut dan mata kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat pada saat bertolak.
  • Paha kaki ayun naik dengan cepat ke suatu posisi horizontal.

b. Fase layang

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan

Gambar : Ilustrasi fase layang dalam berlari cepat.

Fase layang tujuan fase ini intinya untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan kemudian mempersiapkan penempatan kaki yang efektif saat menyentuh tanah. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:

  • Mengayunkan lutut kaki, bergerak ke depan dan ke atas.
  • Dalam fase pemulihan Lutut kaki topang bengkok, irama ayunan lengan aktif namun rilek.
  • Kemudian Kaki topang bergerak ke belakang.

3. Teknik Melewati Garis Finish

Inilah salah satu teknik penentu saat pelari mencoba meraih kemenangannya yaitu Garis Finish. Pelari yang apabila bagian-bagian tubuhnya sudah dalam bidang vertikal dari sisi terdekat garis finish, maka ia dikatan sudah berhasil masuk finish, sesuai dengan peraturan dan garis yang telah disediakan. Bagian tubuh yang dimaksud adalah hampir seluruh bagian tubuh, seperti : kepala, leher, lengan dan kaki.

Muhtar (2011:14) menjelaskan, terdapat tiga teknik pada saat melewati garis finish pada lari jarak pendek atau sprinter, yaitu:

  • Mencondongkan dada kemudian menjatuhkannya ke depan.
  • Salah satu bahu dijatuhkan ke depan.
  • Secepat mungkin lari, sampai beberapa meter garis finish terlewati.

Teknik yang sering dilakukan adalah teknik no.2 apabila ada beberapa pelari sedang berkompetisi bersamaan melewati garis finish, maka pelari yang anggota tubuhnya menyentuh pita atau garis terlebih dahulu merupakan pemenangnya.

E. Peraturan Lari Jarak Pendek

Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Pelari pada lomba lari jarak pendek disebut dengan
Induk organisasi atletik internasional IAAF (International Amateur Atloetik Federation) atau tingkat nasional PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) mengatur peraturan perlombaan lari jarak pendek telah diatur dan ditetapkan oleh . Berikut peraturan untuk perlombaan lari jarak pendek:

1. Peraturan Perlombaan

  • Garis start dan finish selebar 5 cm siku-siku dengan batas tepi dalam lintasan. Tepi garis start dan tepi garis finish terdekat menjadi ukuran jarak perlombaan.
  • “bersedia”, “siap” dan “ya” atau bunyi pistol adalah Aba-aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek.
  • Saat aba-aba “ya” atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara, semua peserta lomba lari mulai berlari.
  • Peringatan diberikan maksimal 3 kali bagi peserta yang membuat kesalahan pada saat start.
  • Pada perlombaan besar lari jarak pendek, dilakukan empat tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak semifinal, dan babak final.
  • Akan terjadi babak pertama jika jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya.

2.Berikut ini adalah Diskualifikasi atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah

Hal-hal yang dianggap tidak sah yaitu :

  • Tiga kali melakukan kesalahan start.
  • Melewati atau memasuki lintasan pelari lain.
  • Berbuat curang mengganggu pelari lain.
  • Keluar dari lintasan.
  • Terbukti memakai doping atau obat perangsang.
  • Peralatan dan Sarana Lari Jarak Pendek

3. Lintasan

Setiap lintasan atau ban lari jarak pendek dibentuk di sebuah lapangan, antar jarak lintasan berukuran lebar 1,22 meter dengan jumlah 8 buah.

4. Peralatan

Sepatu spikes, start block, tiang finish, stopwatch, dan bendera start atau pistol merupakan alat biasa digunakan dalam perlombaan lari jarak pendek.

5. Pembagian jarak

  • Lari jarak pendek: 100m s/d 400m gerak lari yang dilakukan dengan memaksimalkan semua teknik mulai dari kecepatan start, saat berlari sprint dan teknik memasuki garis finish, sehingga menentukan baik buruknya catatan waktu yang ditempuh. Pada umumnya, lari jarak pendek menggunakan start jongkok. Jadi, Start Jongkok adalah teknik start yang biasa digunakan lari jarak pendek.
  • Lari jarak menengah: 800 m s/d 1500 m.
  • Lari jarak jauh : 3000m s/d 42,195 km karena jaraknya cukup jauh, keduanya menggunakan start berdiri, dibutuhkan keterampilan yang sangat tinggi, karena terdiri atas pengerahan atau pemanfaatan tenaga yang maksimal dalam waktu yang relatif sangat singkat (Agung, 2013).

F. Nomor lari jarak pendek

Lari merupakan olahraga yang sederhana, salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik, baik yang bertaraf daerah, nasional maupun internasional.

Cabang olahraga atletik ini terdiri dari beberapa nomor yaitu jalan cepat, lari lompat dan lempar. Seperti yang sudah dijelaskan di atas lari terdiri dari lari jarak pendek (Sprint), lari jarak menengah, lari jarak jauh serta marathon. Pada poin pembagian jarak, klasifikasi lari jarak pendek berdasarkan nomor lari diantaranya lari 50 meter, lari 100 meter, lari 200 meter dan lari 400 meter.

G. Perbedaan lari jarak pendek dengan jarak menengah

Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menerangkan perbedaan prinsip yang paling utama antara ketiga cabang olahraga atletik ini terletak pada tingkat kecepatannya. Karena jarak dari lintasan lomba lari jarak pendek termasuk singkat, sampai 400 m, maka para sprinter harus mengerahkan tenaganya agar secepat mungkin masuk garis finish.

Berbeda dengan lari jarak jauh, faktor kecepatan bukan jadi hal yang utama. Begitu pula dengan lari jarak menengah perbedaan jarak sangatlah menentukan. Menggunakan teknik menghemat tenaga serta berlari seefisien mungkin adalah faktor utama yang harus diperhatikan ketika berlari jarak jauh dan menengah.

Kemampuan performa dan tenaga kunci utama dari pelari jarak jauh. Karena mengingat jarak yang ditempuh lebih jauh dari pada lari jarak menengah. Selain itu, perbedaan prinsip dan teknik diantara keduanya masih banyak lagi. Tumpuan kaki pelari adalah perbedaan selanjutnya.

Para sprinter lebih banyak menggunakan tumpuan kaki paling depan, telapak kaki bagian depan sangat berpengaruh pada kecepatan. Tidak hanya pada tumpuan kaki, menjadi pembeda antara ketiga jenis lari tersebut. Pada lari jarak pendek, melatih kekuatan serta kecepatan otot sangat penting untuk dilakukan.

Tumpuan telapak kaki paling depan menjadi faktor utama dari nomor lari ini. Teknik start yang tepat juga sangat berpengaruh karena membutuhkan tolakan yang kuat pada start jongkok. Sedangkan seluruh bagian telapak kaki digunakan sebagai tumpuan untuk lari jarak menengah dan lari jarak jauh. Frekuensi latihan untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta stamina lebih diutamakan dalam lari jarak menengah dan jauh.

Nah, itulah penjelasan tentang lari jarak pendek, mulai dari teknik sampai hal-hal yang perlu dipersiapkan saat melakukannya. Jika Grameds menyukai olahraga maka lari jarak pendek bisa jadi pilihan olahrga sehari-hari yang mudah dilakukan namun tetap bisa menjaga kebugaran dan kesehatan kita.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Apa saja yang termasuk lari jarak pendek?” img_alt=”” css_class=””] Pada poin pembagian jarak, Lari jarak pendek memiliki nomor lari diantaranya lari 50 meter, lari 100 meter, lari 200 meter dan lari 400 meter. [/sc_fs_faq]

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Bagaimana gerakan lari jarak pendek?” img_alt=”” css_class=””] 1. Mencondongkan tubuh sedikit ke depan saat berlari, sudut kedua lengan sedikit fleksi 90 derajat kemudian saat berlari tangan diayunkan searah. 2. Kondisi rilek pada Otot-otot bagian depan dan kedua lengan. 3. Kaki tungkai bawah ditolakan dengan kuat sampai lurus, dan pengangkatan pada depan diusahakan sampai posisi sejajar dengan tanah. 4. Posisi ketinggian pinggang diusahakan sama selama berlari. 5. Badan dicondongkan dengan serentak ke depan ketika mencapai finish, sehingga dada bisa menggapai pita. [/sc_fs_faq]

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Nomor apa saja yang termasuk lari jarak pendek?” img_alt=”” css_class=””] Lari jarak pendek: 100m s/d 400m gerak lari yang dilakukan dengan memaksimalkan semua teknik mulai dari kecepatan start, saat berlari sprint dan teknik memasuki garis finish, sehingga menentukan baik buruknya catatan waktu yang ditempuh. Lari jarak menengah: 800 m s/d 1500 m. Lari jarak jauh : 3000m s/d 42,195 km karena jaraknya cukup jauh, keduanya menggunakan start berdiri, dibutuhkan keterampilan yang sangat tinggi, karena terdiri atas pengerahan atau pemanfaatan tenaga yang maksimal dalam waktu yang relatif sangat singkat (Agung, 2013). [/sc_fs_faq]

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Apakah lari jarak pendek merupakan cabang atletik?” img_alt=”” css_class=””] Lari merupakan olahraga yang sederhana, salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik, baik yang bertaraf daerah, nasional maupun internasional. Cabang olahraga atletik ini terdiri dari beberapa nomor yaitu jalan cepat, lari lompat dan lempar. Seperti yang sudah dijelaskan di atas lari terdiri dari lari jarak pendek (Sprint), lari jarak menengah, lari jarak jauh serta marathon. [/sc_fs_faq]

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien


Page 2

12 saraf kranial – Manusia yang merupakan makhluk hidup memiliki ciri berupa bergerak, mulai dari menggerakkan anggota tubuh bagian atas sampai anggota tubuh bagian bawah. Setiap anggota tubuh yang digerakkan oleh manusia asalnya dari perintah otak. Dengan adanya perintah dari otak itu, maka anggota tubuh akan berjalan sesuai dengan fungsinya. Misalnya, ketika otak memerintahkan anggota melihat, maka anggota tubuh bagian mata akan bergerak.

Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa otak adalah pusat dari segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia setiap harinya. Jika otak tidak berfungsi dengan semestinya, maka aka nada beberapa anggota tubuh yang tidak dapat digerakkan dengan maksimal. Selain itu, dikarenakan otak merupakan bagian yang paling penting untuk menggerakkan anggota tubuh, maka otak dilindungi oleh tulang tengkorak yang kuat.

Berat otak manusia diperkirakan kurang lebih 1.400 gram atau 1,4 kg. Otak manusia tersusun dari banyak neuron atau kurang lebih ada 100 miliar neuron yang ada di dalam otak. Setiap neuron otak memiliki 1.000 hingga 10.000 koneks sinaps dengan sel-sel saraf yang ada di anggota tubuh lainnya.

Jaringan pada otak dapat dikatakan bahwa konsistensinya kenyal serta letaknya berada di dalam tulang tengkorak. Ukuran tulang tengkorak pada manusia akan semakin besar mengikuti bertambah usianya manusia itu sendiri. Dengan kata lain, semakin dewasa manusia, maka ukuran tulang tengkoraknya akan semakin besar juga.

Setiap jaringan pada otak juga dilindungi oleh beberapa pelindung. Dalam hal ini, pelindung dari jaringan otak, seperti kulit kepala, selaput otak, rambut, cairan otak, dan tengkorak. Setiap pelindung jaringan otak tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa bagian lagi.

Otak yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena dapat menggerakkan anggota tubuh dengan maksimal menandakan bahwa otak memiliki saraf-saraf yang saling terhubung dengan anggota tubuh lainnya. Setiap saraf-saraf tersebut sudah memiliki fungsinya masing-masing.

Dari sekian banyak saraf yang terhubung dengan otak, salah satunya ada saraf kranial yang terdiri dari 12 pasang. 12 saraf kranial itu merupakan sistem saraf yang memiliki fungsi yang sangat penting. Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas 12 saraf kranial dan fungsinya serta letaknya. Jadi, simak ulasan berikut ini, Grameds.

Pengertian Saraf Kranial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), saraf kranial adalah saraf yang menghubungkan otak dengan organ tubuh yang lain, berjumlah 12 pasang, memiliki fungsi membawa informasi dari panca indera ke otak.

Saraf kranial atau bisa juga disebut dengan nervus kranial adalah saraf yang letaknya ada pada bagian bawah otak dan berperan sangat penting dalam sistem saraf, mengapa penting? Karena saraf kranial ini terhubung dengan organ tubuh pancaindera, organ tubuh kepala, organ tubuh pada bagian leher, organ tubuh dada, otot, tanpa harus melalui sumsum tulang belakang. Maka dari itu, saraf kranial ini dapat mengirimkan sinyal sensorik dan motorik kepada semua bagian tubuh tersebut secara langsung.

Dengan adanya informasi sensorik ke anggota tubuh mulut, hidung, telinga, dan mata melalui saraf kranial, maka membuat manusia dapat melakukan aktivitas, seperti merasakan, mencium, mendengar, dan melihat. Selain itu, gerakan pada anggota tubuh yang dilalui oleh saraf kranial membuat manusia bisa melakukan aktivitas sehari-hari, seperti hidung untuk mencium sesuatu, mulut untuk makan atau berbicara, dan sebagainya.

Tidak hanya itu, saraf kranial juga memiliki fungsi lainya berupa bisa menerima berbagai macam informasi motorik dan sensorik. Bahkan, saraf kranial bisa membantu untuk melakukan pengontrolan terhadap berbagai macam organ tubuh internal, seperti organ tubuh paru-paru dan organ tubuh jantung.

Saraf kranial itu sendiri asalnya dari dua bagian otak, yaitu bagian otak besar atau cerebrum dan batang otak. 10 saraf kranial berada di bagian batang otak, sedangkan dua saraf lainnya berada di bagian otak besar. Pada bagian batang otak, saraf kranial ini dapat terlihat pada bagian tertentu, seperti pada bagian pons, bagian otak tengah, atau medulla. Akan tetapi, saraf kranial bisa juga tampak pada persimpangan dari setiap bagian tersebut.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa saraf kranial terdiri dari 12 pasang, maka pada pembahasan selanjutnya, kita akan membahas fungsi dan letak dari 12 saraf kranial.

12 Saraf Kranial Beserta Fungsinya dan Letaknya

Dikutip dari buku yang berjudul Ilmu Bedah Saraf Edisi V karya Prof. Dr. dr. Satyanegara. Sp.BS, berikut ini 12 saraf kranial beserta fungsinya dan letaknya.

1. Olfaktorius (Kranial 1)

Saraf olfaktorius merupakan saraf kranial yang pertama. Pada saraf olfaktorius berkaitan atau berhubungan dengan aktivitas manusia terhadap aroma atau lebih tepatnya dengan sistem pembauan atau indera penciuman. Jadi, saraf olfaktorius berfungsi untuk mencium bau atau aroma tertentu. Selain itu, saraf olfaktorius merupakan salah satu dari saraf kranial yang terletak pada otak besar (cerebrum).

Cara kerja dari saraf olfaktorius dimulai dari ketika seseorang mencium suatu aroma atau bau dari hidung, seperti aroma makanan, bau sampah, dan sebagainya. Kemudian, setelah itu, saraf olfaktorius atau saraf pembauan akan bekerja untuk mengirim informasi bau atau aroma tersebut ke otak. Setelah sampai otak akan diidentifikasi, bau apakah ini, sehingga manusia dapat mengenali aroma atau bau tersebut.

Namun, bagi sebagian orang mungkin akan mengalami hambatan dalam mencium aroma atau bau tertentu atau disebut juga dengan istilah anosmia. Anosmia itu sendiri dapat terjadi karena beberapa hal, seperti seseorang mengalami flu, pilek, kebiasaan merokok, sinusitis, dan sebagainya.

Jika seseorang mengalami anosmia, maka bisa mengganggu kesehatannya karena akan sulit untuk mencium aroma makanan, sehingga nafsu makan pun menjadi hilang. Oleh karena itu, sebaiknya ketika mengalami gangguan pada penciuman, sebaiknya segera periksa ke dokter agar dapat mendapatkan penanganan yang lebih baik lagi.

2. Optik (Kranial II)

Saraf optik adalah saraf yang berkaitan dengan indera penglihatan. Oleh sebab itu, saraf optic ini memiliki fungsi sensorik yang berhubungan dengan mata atau aktivitas manusia dalam melihat. Letak saraf optik terletak pada bagian organ tubuh mata, seperti kornea, pupil, bilik mata depan, korpus viterus, dan sebagainya. Dengan adanya saraf optik, maka manusia bisa mengetahui apa yang sedang dilihatnya.

Sara optik bekerja dimulai dari masuknya cahaya dari depan mata atau kornea yang kemudian dilanjutkan ke lensa mata. Setelah cahaya diproses oleh kornea dan lensa, maka cahaya akan masuk ke bagian belakang mata, yaitu retina. Dari sel-sel retina inilah akan melakukan penyerapan terhadap cahaya yang masuk kemudian mengubah cahaya menjadi impuls elektrokimia. Setelah itu, akan dilanjutkan lagi ke saraf optik barulah sampai ke otak.

Secara sederhana, saraf optik memiliki fungsi berupa meneruskan informasi rangsangan berupa cahaya hingga sampai ke otak yang kemudian informasi tersebut akan dibawa ke otak untuk diidentifikasi, benda apa yang sedang dilihat atau warna apa yang sedang dilihat saat ini. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa cara kerja mata apabila dilihat secara sekilas hampir sama dengan cara kerja kamera.

Saraf kranial yang ketiga adalah saraf okulomotor. Letak dari saraf okulomotor ada pada bagian depan otang tengah. Kemudian, saraf ini bergerak sampai rongga mata, sehingga saraf oculomotor dapat menggerakkan otot-otot pada mata.

Saraf okulomotor memiliki fungsi motorik berupa membantu pergerakan mata. Dalam hal ini, pergerakan mata yang dimaksud adalah mata bergerak ke arah yang ditentukan dan mata berkedip. Jadi, dapat dikatakan bahwa mata manusia dapat bergerak karena adanya fungsi dari saraf okulomotor. Bahkan, saraf okulomotor juga membantu mata dalam fokus terhadap suatu objek yang dilihatnya.

Selain itu, saraf okulomotor juga berfungsi untuk membantu mata dalam mengontrol pupil terhadap cahaya yang masuk Dengan adanya saraf okulomotor, maka pupil bisa melakukan respons terhadap cahaya yang masuk, sehingga mata tidak menerima cahaya berlebihan.

4. Troklear (Kranial IV)

Saraf troklear merupakan saraf kranial yang memiliki fungsi motorik yang hampir sama dengan saraf okulomotor, yaitu menggerakkan otot mata. Namun, pada saraf toklear, otot mata yang akan digerakkan adalah otot oblikus superior. Dengan adanya saraf troklear yang menggerakkan otot oblikus superior, maka bagian mata yang bergerak adalah bagian bawah. Selain itu, saraf troklear berfungsi juga membuat mata menjadi melotot dan bisa kembali seperti semula.

Selain itu, saraf troklear juga dapat bergerak maju sampai dengan bagian rongga mata. Saraf troklear ini terletak pada bagian ventral yang berasal dari gray matter periaqueductal dan letaknya berada langsung di bawah kompleks inti saraf okulomotor pada tingkat colloculi rendah.

5. Trigeminal (Kranial V)

Saraf trigeminal ini terletak pada bagian sisi wajah. Selain itu, saraf trigeminal dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu oftamilk, maksila, dan mandibula. Ketiga bagian itu memiliki fungsi yang berbeda, seperti oftalmik berfungsi memberikan informasi sensorik dari kulit kepala, kelopak mata atas, dan dahi. Maksila memiliki fungsi memberikan informasi sensorik dari bagian pilpi, rongga hidung, kelopak mata bawah, dan bibir atas. Mandibula memiliki fungsi memberikan informasi sensorik dan motorik mulai dari bagian bibir bawah, rahang, dagu, dan lidah.

Saraf trigeminal adalah saraf kranial yang memiliki fungsi motorik dan sensorik. Dalam hal ini, fungsi sensorik pada saraf trigeminal, seperti dapat merasakan sentuhan atau sensasi pada bagian wajah, leher atas, dan kulit kepala. Sementara itu, fungsi motorik dari saraf trigeminal, seperti memiliki peran dalam mengontrol setiap gerakan otot yang ada di bagian mulut, telinga, dan rahang.

6. Abdusen (Kranial VI)

Saraf kranial yang keenam adalah saraf abdusen. Saraf abdusen memiliki keterkaitan dengan fungsi motorik pada mata. Dengan adanya saraf abdusen, maka  mata manusia dapat bergerak untuk melihat ke arah samping dan dapat menggerakkan mata ke luar. Hal itu dapat terjadi juga karena saraf kranial dapat mengendalikan otot rektus lateral.

Saraf abdusen ini letaknya berada pada bagian kaudal dari tegmentum pons atau tepat berada di bawah lantai ventrikel keempat. Saraf abdusen juga dapat bergerak ke arah otot rektus lateral yang letaknya ada pada bagian rongga mata. Jika dilihat dari cara kerjanya, saraf abdusen ini bermula dari pons batang otak, kemudian masuk ke area kanal Dorello, kemudian bergerak lewat sinus kavernosus, hingga sampai pada otot rektus lateral.

7. Fasialis (Kranial VII)

Saraf kranial selanjutnya adalah saraf fasialis. Fungsi dari saraf fasialis ini tidak jauh dari anggota tubuh wajah. Saraf fasialis memiliki fungsi, seperti menyimpan kelenjar yang dapat menghasilkan air liur dan dapat mengeluarkan air mata, memberikan informasi sensorik dari lidah agar dapat merasakan berbagai macam rasa makanan, dan memberikan informasi motorik untuk mengontrol setiap gerakan otot yang berhubungan dengan ekspresi atau mimik wajah.

Saraf fasialis letaknya ada di bagian dalam kelenjar liur parotis yang sudah meninggalkan foramen stilomastoideus. Saraf ini membentuk beberapa cabang terminal pada batas anterior kelenjar parotis. Setiap cabang tersebut akan bergerak ke arah otot-otot yang dapat menggerakkan mimik wajah.

8. Vestibulokoklearis (Kranial VIII)

Fungsi sensorik pada saraf vestibulokoklearis ada dua, yaitu fungsi yang berkaitan dengan kesimbangan dan fungsi yang berkatan dengan pendengaran. Oleh karena itu, pada saraf vestibulokoklearis ada dua bagian,yaitu vestibular dan koklea. Vestibular memiliki fungsi berupa mengumpulkan setiap informasi yang berkaitan dengan bagian telinga dalam serta berkaitan dengan kesimbangan. Sedangkan koklea memiliki fungsi berupa mendeteksi setiap adanya getaran yang berasal dari nada suara dan volume.

Saraf vestibulokoklearis asalnya dari lateral dari sudut yang sudah dibentuk antara cerebellum dan pons. Kemudian akan melewati saraf fasialis untuk mengarah ke internal acoustic meatus pada bagian tulang temporal bone.

9. Glossofaringeal (Kranial IX)

Saraf glossofaringeal memiliki fungsi berupa memberikan informasi sensorik yang berasal dari telinga bagian luar hingga pada rongga bagian tengah telinga. Selain itu, saraf glossofaringeal juga berfungsi memberikan informasi sensorik pada bagian belakang tenggorokan dan pada belakang lidah. Dengan kata lain, fungsi utama dari saraf glossofaringeal yaitu adanya suplai persarafan yang bersifat sensorik dari orofaring serta bagian belakang dari lidah.

Saraf glossofaringeal asalnya dari bagian medulla oblongata yang bergerak ke arah leher dan tenggorokan. Peran dari saraf glossofaringeal berkiatan dengan gag reflex, sehingga dapat dikatakan bahwa peran dari saraf glossofaringeal tidak begitu penting.

10. Saraf Vagus (Kranial X)

Saraf vagus memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan organ dalam manusia. Adapun fungsi dari saraf vagus, seperti mengendalikan setiap gerakan jantung, paru-paru, hingga pita suara. Selain itu, saraf vagus juga memiliki fungsi mengontrol organ pencernaan, seperti lambung dan usus. Saraf vagus juga dapat membantu proses terjadinya hormon metabolism tubuh dengan melakukan rangsangan terhadap kelenjar endokrin.

Saraf vagus letaknya berhadapan dengan saraf parasimpatis. Saraf vagus adalah saraf paling panjang dari sistem saraf otonom yang ada di tubuh manusia. Panjangnya saraf vagus ini mulai dari otak ke lidah, kemudian ke jantung, dan sampai ke organ pencernaan.

11. Aksesorius (Kranial XI)

Saraf aksesorius letaknya ada di atas segitiga posterior dari leher, sepert, trapezius dan sternocleidomastoid. Saraf aksesorius ini merupakan saraf kranial yang kesebelas. Saraf ini juga dikenal dengan sebutan aksesori tulang belakang. Saraf ini terdiri dari dua bagian, pertama tengkorak, dan kedua, tulang belakang.

Pada kedua bagian itu satu sama lain saling bersinggungan dalam waktu yang sebentar sebelum bagian saraf tulang belakang melakukan pergerakan untuk mengirim otot-otot leher. Sementara itu, pada bagian kranialnya, ikut dengan saraf vagus.

Saraf ini memiliki fungsi berupa membantu saraf motorik otot leher bekerja. Maka dari itu, saraf aksesorius ini dapat mengendalikan setiap pergerakan yang terjadi pada otot leher, sehingga leher dapat bergerak sesuai dengan keinginan kita. Selain itu, fungsi saraf aksesorius juga berhubungan dengan setiap otot yang ada pada bagian bahu, leher, dan kepala.

12. Hipoglosus (Kranial XII)

Saraf kranial yang kedua belas atau yang terakhir adalah saraf hipoglosus. Saraf ini berasa dari bagian medulla oblongata yang kemudian bergerak ke arah rahang hingga sampai pada bagian lidah. Maka dari itu, saraf ini memiliki peran yang cukup penting dalam menggerakkan lidah dan berperan dalam menelan, berbicara, dan mengunyah makanan.

Bagian otot-otot pada lidah ini dapat bergerak karena adanya saraf hipoglosus. Apabila saraf hipoglosus mengalami gangguan, maka lidah akan sulit bergerak atau bahkan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan lidah ini biasanya terjadi pada satu sisi saja.

Demikian penjelasan tentang 12 saraf kranial. Semoga dengan mengetahui 12 saraf kranial membuak kita semakin yakin untuk menjaga setiap bagian anggota tubuh kita agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat berfungsi dengan sebagaimana semestinya.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien