Panduan ibadat dipimpin oleh prodiakon

POS-KUPANG.COM- Artikel ini menyajikan Panduan Ibadat Sabda Katolik tanpa imam.

Seperti diketahui Perayaan Sabda atau Ibadat Sabda Katolik adalah salah satu bentuk kebaktian yang dipusatkan pada pewartaan dan penghayatan (beberapa) bacaan dari Kitab Suci.

Dan, Panduan Ibadat Sabda Katolik disajikan POS-KUPANG.COM di bawah ini.

PEMBUKA

Tanda Salib Dan Salam

P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U Amin

P Semoga Tuhan bersamamu
U Dan bersama rohmu

Tobat

P Mari kita awali ibadat ini dengan mengakui segala dosa dan kesalahan kita: Saya mengaku

UP kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan
perkataan dengan perbuatan dan kelalaian.

Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa.

Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa perawan Maria, kepada para malaikat dan orang Kudus, dan kepada saudara
sekalian supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.

P Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang
kekal.U Amin

Doa Pembuka

DARI NARA SUMBER , SEORANG PASTOR PAKAR LITURGI

Bidang tugas pelayanan yang dapat diemban para asisten imam

1. Menerimakan Komuni Kudus:

Dalam perayaan Ekaristi: karena jumlah umat yang besar atau halangan yang menimpa selebran. Di luar perayaan Ekaristi: karena jarak tempat yang jauh, terutama untuk Viaticum (komuni bekal suci), di rumah sakit atau panti jompo. Tujuannya ialah: agar umat beriman yang sedang diliputi rahmat dan dengan hasrat tulus serta penuh bakti ingin mengambil-bagian dalam perjamuan kudus, tidak kehilangan kesempatan untuk menikmati bantuan serta penghiburan sakramental itu (Immensae caritatis no.776). Ini merupakan warisan tradisi Gereja sejak zaman para rasul.

2. Memimpin Upacara Pemakaman: Pada dasarnya upacara pemakaman bukanlah ritus sacerdotal, tak harus dipimpin oleh imam. Hanya tentu para imam yang diserahkan tugas mewartakan Kabar Gembira sepantasnya membawakan penghiburan bagi yang berduka.

3. Memimpin Ibadat Sabda dan Ibadat Tobat: Ibadat yang dimaksudkan di sini dibedakan dalam tiga bentuk: – Ibadat Sabda menjelang Hari Raya; – Ibadat Tobat dalam Masa Adven dan Prapaskah;- Ibadat Sabda Hari Minggu tanpa imam

Pengalaman positif:

Partisipasi pelayan awam dalam kegiatan Liturgi sungguh luarbiasa.

Semakin jelas terasa bahwa urusan paroki dan liturgi bukan hanya tanggungjawab pastor tetapi seluruh umat. Dari banyak penataran dan lokakarya yang diadakan kami terkesan bahwa umat sangat terlibat sehingga segala dinamika paroki menjadi keprihatinan bersama…. See More

Para imam merasa sangat terbantu oleh kehadiran para asisten imam terutama dalam urusan komuni orang sakit dan pemakaman.

Bagi para asisten imam, menjalankan tugas-tugas suci ini merupakan pahala istimewa bagi hidup mereka sendiri.

Pengalaman negatif:

* Pada umumnya berangkat dari kurangnya pendampingan yang baik dan informasi yang benar sehingga menggerogoti penghayatan dan praktek liturgis.

* Peran yang tertahbis dan yang tak tertahbis menjadi kabur karena a.l. para asisten imam yang mendampingi imam selama perayaan Ekaristi seolah-olah imam konselebran; mereka memakai … See Moremirip stola (bdk. Redemptionis Sacramentum no. 153); mereka mengambil dan mengembalikan sakramen dari tabernakel dalam perayaan Ekaristi, dan telah menghampiri altar sejak Bapa kami (bdk. PUMR no.162).

* Imam memberi kesempatan kepada mereka dalam perayaan Ekaristi harian untuk memimpin Liturgi Sabda sampai membaca Injil dan memberikan homili, sedangkan imam duduk sebagai umat.

* Sampai saat ini masih mayoritas mutlak para asisten imam adalah pria, padahal berbagai dokumen Liturgi selalu membuka kesempatan itu baik bagi pria maupun wanita.

Usaha-usaha untuk mengembangkan peran minister extraordinarius secara sehat dan benar.

Secara umum ada kehausan besar dikalangan umat diberbagai paroki akan pemahaman yang benar dan meyakinkan tentang Liturgi. Hal ini wajar sebab partisipasi aktif seluruh kaum beriman, khususnya para petugas, menimbulkan kehausan besar karena mereka ingin … See Moremelaksanakan tugas-tugasnya sebaik mungkin tanpa keraguan. Di lain pihak tanggungjawab dan perhatian para “gembala jiwa” untuk meningkatkan pendidikan Liturgi bagi umatnya sesuai dengan penegasan Konstitusi Liturgi n.19 rupanya masih harus dipertanyakan terus-menerus.

Memang para asisten imam perlu pembinaan rutin pertama-tama demi pembentukan motivasi iman yang tepat. Disamping pembinaan spiritual, kita tahu bahwa sejak setelah tahun 2000 beberapa dokumen Liturgi tentang Ekaristi berusaha menertibkan dan mengarahkan secara tepat praktek-praktek ritual yang menjadi batasan wewenang baik bagi asisten imam, dan bagi imam selebran menurut kharisma yang diterima dari tahbisannya. Ternyata perlu banyak belajar lagi supaya tidak berdalih secara gampangan dibalik istilah “Ini kebijakan pastoral paroki kami”.

PENDAPAT DARI BP. DANIEL PANE

Mengingat istilah “Prodiakon” sendiri sudah janggal maka sebaiknya para Prodiakon dijadikan Putera Altar saja. Mereka adalah pelayan Altar dengan tugas tambahan membagikan Komuni. Sebenarnya sih tidak ada masalah untuk menggunakan Putera Altar yang berusia dewasa untuk membagikan Komuni. Bagi saya mengerahkan Putera Altar yang sudah dewasa untuk membagikan Komuni lebih make sense daripada mengadakan sebuah jabatan khusus “Prodiakon”. Lagipula dalam praktisnya akan lebih mudah, karena tidak ada pemisahan antara Putera Altar dan Prodiakon jadi Putera Altar yang sudah dewasa (termasuk bapak-bapak dan ibu-ibu yang sekarang ini disebut “Prodiakon”) bisa melayani Misa dan saat Komuni ikut membagikan Komuni.

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ

@ Daniel Pane: Usulan untuk koreksi ulang penggunakan sebutan “prodiakon” saya sih setuju. Tetapi mengubahnya menjadi “Putra Altar” dengan tugas khusus membantu imam membagi komuni, saya khawatir ini bukan solusi menguntungkan. Yang tahu sejarahnya tidak apa dan mungkin bisa mengerti soalnya. Yang tidak tahu, entah kapan misalnya 50 tahun … See Morelagi, maka tidak tertutup kemungkinan seolah tugas membagi komuni itu melekat menjadi tugas “Putra Altar”. Dan runyamnya kalau yang 50 tahun ke depan itu akhirnya “Putra-Putri Altar” yang anak-anak laki dan perempuan SD itu juga akhirnya dianggap baik, sah, dan halal (valid dan liceit) membagikan komuni.
Saya yakin praktik itu akan lebih banyak menuai kelemahan daripada solusi baik. 🙂

PENDAPAT DARI BP. ONGGO LUKITO:

saya pernah baca buku tentang prodiakon karya salah satu imam (tidak perlu disebutkan namanya) yang menuliskan bahwa prodiakon ada untuk menunjang partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi, yang malah bertentangan dengan RS 151 yg mengatakan “Hanya kalau sungguh perlu, boleh diminta bantuan pelayan-pelayan tak lazim dalam perayaan Liturgi. … See MorePermohonan akan bantuan yang demikian bukannya dimaksudkan demi menunjang partisipasi umat, melainkan, karena kodratnya, bersifat pelengkap dan darurat.”

@Romo Samiran: apakah istilah prodiakon ini pernah dibicarakan di kalangan imam atau uskup untuk ditinjau ulang istilahnya? karena sepertinya yg bisa merubah istilah itu adalah uskup. cmiiw.

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ:

@ Onggo L : sebenarnya problematik ini pernah dibicarakan. Kalau masih ingat sebutan awal untuk hal ini dulu adalah “diakon awam”. Sebutan itu resmi mendapat teguran dari Roma, karena sebutan itu kontradiksi dari dirinya sendiri. Diakon = tertahbis, jadi bukan lagi awam. Awam = tidak tertahbis. Maka diakon awam itu artinya apa?
Maka muncul … See Moresebutan di beberapa tempat menggantinya dengan “pro-diakon” atau “sub-diakon”. Sebutan ini sempat diangkat dalam salah satu dialog resmi para imam dan uskup. Tetapi waktu itu tidak atau belum ada kesepakatan bersama. Ada yang mengusulkan: petugas pembantu pembagi komuni (terlalu panjang); pelayan luar biasa: pelayan komuni, dll.
Tetapi ternyata usaha itu hilang seperti ditelan masa. Dan sebutan pro-diakon tampaknya yang paling populer.
Semoga dalam waktu dekat ada evaluasi atas persoalan ini.
🙂

SHARING DARI BP. SONNY ARENDS (Seorang prodiakon):

Demikianlah, akibat kurangnya “penataan” dalam Tugas dan Kewajiban serta rambu2 yang menuntun para Prodiakon ini membuat mereka menjadi berjalan di atas pelanggaran2 padahal tugas mereka adalah Pekerjaan Mulia tanpa pamrih dan selalu lebih banyak nombok materi dari pada “keuntungan” …. mungkin ada baiknya apabila dibuatkan suatu Aturan Khusus … See Moreatau Juklak bagi mereka agar mereka bisa berkarya tanpa harus berbenturan dengan aturan yang ada.

@C Wuwur, memang itu merupakan hal yang menyakitkan buat para Prodiakon, Pak! Saat membantu membagikan komuni disebelah Romo maka para umat gak mau antri di depan Prodiakon, tetapi coba Bapak bayangkan bila setiap Misa dihadiri oleh 800 – 2000 Umat? Harus berapa lama Romo dan Suster melayaninya ….. jangan melihat Prodiakon atau bahkan Romo-nya, Pak …. tetapi semata mata hanyalah konsentrasi pada Tubuh Kristus yang akan kita sambut!

Apalagi bila saat Misa jam:8:30, saat terik matahari, jemari tangan keringatan dan Hosti sampai terjatuh … maka konsekuensinya si Prodiakon harus menyantap hosti kotor itu di hadapan Umat …. Kalau perayaan Misa lancar maka gak ada komen apa2, tetapi bila ada kesalahan sedikit maka suaranya terdengar hampir satu gereja, hehehehehe ……!

SHARING DARI BP. Agus Wisnu

duh…kalo mengenai penyebutan namanya,mau prodiakon atau asisten imam atau PKTL,manut sama yang berwenang memberikan nama,..bagi saya pribadi melayani sesama mempunyai nilai yang tidak bisa terbilang harganya..karena hidup kita merasa tergunakan untuk melayani sesama kita,saudara kita,…apalagi ada gereja2 kecil/stasi yang belum terlayani secara … See Morerutin oleh romo paroki.maka peran prodiakon,sangatlah besar sebagai pewarta kabar gembira dari Tuhan.dan tugas yang diberikan oleh romo paroki,pasti dijalankan dengan gembira hati dan setulus hati.

SHARING DARI umat BP. Fatta Tanzil
Sy setuju banget kalo sebelum diberikan tugas tugas yg berkaitan dgn Liturgie diberikan pembekalan yg matang.
Termasuk tugas para Prodiakon, tetapi bagaimana dgn para Clerus… ? Mereka yg memahami juga kadang kadang tidak konsekwen utk melakasanakan nya. Antara seorang Imam dengan yg lain dalam pelaksanaan nya juga seenak nya dan sekena nya saja…. ??
Mohon diklarifikasikan…. Trims.

SHARING DARI umat Theresia Tri Ning
Benar… memang pengalamaqn saya menjadi prodiakon itu sejak perekrutan ,pembekalan sampai pelantikan melalui proses panjang. Saat pembekalan hanya diajari tata gerak dan sikap disekitar altar saja. Untuk pelaksanaan tugas sehari-hari di lingk/wilayah/paroki tidak dibekali,seperti cara mengubur orang meninggal,cara mengirim komuni orang sakit/jompo ,berkotbah ,memimpin ibadat dll. makasaatnya mulai sekarang harus ada perubahan dan pembekalan praktis. Kalau yang aktif membaca buku2 liturgi sih agakmending lho. Jangan kecil hati….Tuhan memberkati kita.

SHARING DARI umat Zenny Prijowibowo
Ya saya setuju dengan Fatta Tanzil dan Theresia Tri Ning, memang begitu adanya. Makanya kadang-kadang pada Bulan Liturgi Nasional (Mei) saat umat sharing mengenai Liturgi akhirnya tidak begitu ada manfaatnya. Toh yg punya kuasa ya Klerus (Pastor Paroki). Kita yg awam sudah mempelajari liturgi dengan JLIMET, tapi kalo pastor maunya BEGINI ya harus begini, tdk akan bisa BEGITU. Kalau mau digabung kan bagus : jadi BEGITI……?

This entry was posted on March 9, 2011 at 1:05 am and is filed under 4. Prodiakon. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

Apa itu prodiakon dalam Gereja Katolik?

Prodiakon adalah orang awam yang ditugaskan oleh uskup untuk membantu menerimakan Tubuh Tuhan (komuni) dalam rangka Perayaan Ekaristi, liturgi sabda dan kepada orang sakit dan untuk memimpin ibadat non-sakramental dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Page 18 2 tanpa (memberikan) berkat (Martasudjita, 1999:223).

Siapa yang boleh memimpin ibadat sabda?

Ibadat Sabda adalah ibadat yang mana boleh dipimpin oleh kaum awam yang bukan merupakan imam yang mendapat sakramen imamat.

Apakah prodiakon bisa perempuan?

Prodiakon, baik pria maupun wanita, memiliki dua tugas utama. Pertama, membantu menerimakan komuni, baik di dalam perayaan Ekaristi maupun di luar perayaan Ekaristi.

Selain Pastor Siapakah yang bisa memimpin ibadat?

PERLU KITA KETAHUI BERSAMA (PARA PETUGAS LITURGI DALAM PERAYAAN LITURGI).
Pemimpin Ibadat. Yang bisa memimpin ibadat terutama dalam Perayaan Ekaristi adalah Imam. ... .
Penyambut Umat. ... .
Misdinar. ... .
Lektor. ... .
Pemazmur. ... .
Komentator. ... .
Pembagi Komuni. ... .
Kolektan..