Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur, meski terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan ini bisa berdampak pada aktivitas penderita keesokan harinya. Show
Waktu tidur dan kepuasan seseorang setelah tidur memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan seseorang secara keseluruhan. Pada umumnya, orang membutuhkan 8 jam tidur dalam sehari untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit. Waktu tidur yang terlalu lama atau malah terlalu sedikit dapat menimbulkan gangguan, baik fisik maupun mental. Namun, waktu tidur yang cukup juga tidak menjamin kondisi tubuh yang fit jika kualitas tidurnya tidak baik. Jenis InsomniaInsomnia terbagi menjadi dua jenis, yaitu insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia primer adalah gangguan tidur yang tidak terkait dengan kondisi medis lain. Sementara itu, insomnia sekunder adalah gangguan tidur yang terjadi akibat adanya kondisi lain, misalnya:
Insomnia dapat berlangsung singkat (akut) atau terjadi dalam jangka panjang (kronis). Insomnia akut berlangsung 1 malam sampai beberapa minggu, sedangkan insomnia kronis terjadi sedikitnya 3 malam dalam 1 minggu dan berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Gejala dan Komplikasi InsomniaInsomnia ditandai dengan sulit tidur atau tidur yang tidak nyenyak. Keluhan tersebut dapat memicu gejala lain, seperti lelah dan mengantuk di siang hari, serta sulit fokus dalam beraktivitas. Sulit tidur dapat membuat penderita insomnia kurang konsentrasi sehingga berisiko mengalami kecelakaan bila sedang berkendara. Insomnia juga bisa menurunkan daya ingat dan gairah seks, serta menimbulkan gangguan fisik dan mental. Pengobatan dan Pencegahan InsomniaPengobatan insomnia tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan kondisi pasien. Metode yang dapat diberikan oleh dokter adalah psikoterapi atau konseling, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Insomnia dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara sederhana berikut ini:
Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur. Kondisi ini membuat pengidapnya tidak memiliki waktu tidur yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik pengidap insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya. Masalah ini dapat terjadi dalam jangka pendek (akut) hingga jangka panjang (kronis). Selain itu, tidur merupakan keadaan tidak sadar yang terjadi secara alami untuk memungkinkan tubuh untuk beristirahat. Saat tidur, tubuh akan melalui siklus yang bergantian antara tidur gerakan mata cepat dan tidur non-gerakan mata cepat. Seseorang mungkin akan melalui empat atau lima siklus tidur dalam satu malam. Satu siklus tidur berlangsung kurang lebih selama 90 menit. Siklus ini diawali empat tahap tidur non-REM, terdiri dari tidur ringan sampai tidur dalam. Lalu, dilanjutkan dengan tidur REM dan di tahap inilah proses mimpi terjadi. Penyebab InsomniaBiasanya, jenis insomnia yang dialami seseorang banyak berkaitan dengan penyebab insomnia yang mendasarinya. Ada dua jenis insomnia, yakni insomnia akut dan kronis. Nah, beberapa kemungkinan penyebab insomnia akut, antara lain:
Di sisi lain, insomnia kronis dapat terjadi dengan sendirinya atau sebagai akibat dari:
Insomnia yang kronis dapat berlangsung paling tidak selama 3 bulan dan dapat bersifat primer atau sekunder. Sejauh ini, gangguan tidur dengan jenis primer tidak diketahui penyebabnya. Namun pada tipe sekunder, kondisi lain yang dapat terjadi, seperti pengaruh kondisi medis, masalah psikologis, penggunaan zat tertentu, serta mengidap diabetes. Faktor Risiko InsomniaFaktanya, insomnia dapat terjadi pada semua rentang usia dan lebih rentan terjadi pada wanita dibandingkan pria, serta seseorang yang sudah lanjut usia. Beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami masalah tidur ini, antara lain:
Selain itu, mengidap kondisi medis tertentu, seperti obesitas dan penyakit kardiovaskuler juga dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia. Masa menopause disebut juga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan yang membuat sulit tidur ini. Gejala InsomniaSeseorang yang mengalami insomnia sangat sulit untuk merasakan ngantuk, sehingga menentukan ukuran tidur normal karena kebutuhan tidur berbeda-beda bagi setiap orang. Hal tersebut dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan. Gejala-gejala gangguan tidur tersebut yang paling umum, di antaranya:
Diagnosis InsomniaUntuk mendiagnosis insomnia, dokter akan mengawali dengan wawancara medis seputar::
Selain itu, dokter juga akan meminta membuat buku harian tidur minimal selama dua minggu. Langkah ini dapat membantu dokter memahami pola tidur dan mengukur tingkat keparahan insomnia yang dialami. Beberapa informasi yang harus dicantumkan di dalam buku harian tidur biasanya, meliputi waktu yang dibutuhkan untuk bisa terlelap, pukul berapa kira-kira mulai tidur, berapa kali terbangun di malam hari, dan pukul berapa terbangun. Informasi yang lengkap akan membantu dokter menangani insomnia secara tepat. Pengobatan InsomniaDalam mengobati insomnia, hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya. Jika gangguan tidur ini didasari oleh kebiasaan atau pola hidup tertentu yang tidak sehat, maka dokter akan menyarankan untuk memperbaikinya. Jika insomnia disebabkan oleh gangguan kesehatan (misalnya, gangguan kecemasan), maka dokter akan terlebih dahulu mengatasi kondisi yang mendasari rasa cemas tersebut. Dalam beberapa kasus insomnia, dokter akan menyarankan agar menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini bisa membantu untuk mengubah perilaku dan pola pikir yang memengaruhi tidur mereka. Andaikan dianggap perlu, tak menutup kemungkinan dokter akan meresepkan obat tidur untuk beberapa waktu. Namun, obat tidur merupakan solusi yang bersifat sementara saja. Hal yang perlu digaris bawahi, penanganan insomnia jarang berhasil bila tak mencari solusi dari akar penyebabnya. Komplikasi InsomniaKetika seseorang tidak mendapatkan tidur yang dibutuhkan akibat insomnia, maka fungsi otak akan mengalami hambatan. Itulah alasan mengapa pengidap insomnia akan merasakan kesulitan fokus. Kendati demikian, insomnia yang tidak tertangani dengan baik juga dapat menimbulkan efek kesehatan yang lebih serius, seiring berjalannya waktu. Hanya tidur beberapa jam setiap malam dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengembangkan sejumlah kondisi, termasuk:
Tak hanya itu, insomnia juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif pada rutinitas pengidapnya, yaitu:
Pencegahan InsomniaBerikut adalah beberapa cara yang efektif untuk mencegah terjadinya gangguan tidur:
Kapan Harus ke Dokter?Bila kamu merasakan gejala insomnia yang tak kunjung membaik atau sampai mengganggu aktivitasmu, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Tujuannya agar penanganan dapat dilakukan sedari dini, sehingga peluang kesembuhan juga akan semakin meningkat. Selain itu, kamu juga dapat meminta saran dari dokter tentang waktu yang tepat untuk terlelap agar fisik kembali bugar di pagi hari. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit dengan dokter pilihanmu. Tentunya tanpa perlu menunggu atau mengantre berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! Referensi:Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diseases and Conditions. Insomnia.Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Insomnia.Web MD. Diakses pada 2022. Insomnia. WebMD. Diakses pada 2022. Understanding Insomnia – Prevention.Diperbarui pada 11 Mei 2022. Apa nama orang yang gak bisa tidur?Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur. Kondisi ini membuat pengidapnya tidak memiliki waktu tidur yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik pengidap insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.
Apa itu Isonomia?Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur, meski terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan ini bisa berdampak pada aktivitas penderita keesokan harinya.
Apa itu insomnia sleep onset?Sleep-onset insomnia merupakan kondisi di mana anak mengalami kesulitan tidur karena terbiasa dengan kebiasaan tertentu, misalnya, anak baru bisa tidur saat digendong atau digoyang tempat tidurnya, atau anak baru bisa tertidur sambal menghisap dot, ibu jari, atau memegang boneka tertentu.
Apa itu insomnia akut?1. Insomnia akut. Insomnia jangka pendek atau bisa juga disebut insomnia akut adalah kondisi saat Anda mengalami masalah susah tidur dalam jangka waktu pendek.
|