Lihat Foto KOMPAS.com – Jamur atau fungi adalah makhluk hidup bukan hewan dan juga bukan tumbuhan. Jamur tidak memiliki mulut seperti hewan dan tidak memiliki klorofil sperti tumbuhan. Lalu, bagaimana cara jamur hidup? Jamur hidup dengan menyerap zat organik atau nutrisi dari sekitarnya. Cara hidup jamur diklasifikasikan menjadi tiga yaitu saprofit, parasit, dan simbiosis. Jamur saprofitJamur saprofit adalah jamur yang mendapatkan nutrisinya dari sisa-sisa organisme yang telah mati. Dilansir dari Lumen Learning, jamur saprofit mengekskresikan eksoenzim yang mampu memecah polisakarida tidak larut seperti selulosa dan lignin kayu mati menjadi molekul glukosa yang dapat diserap. Baca juga: Contoh Kingdom Fungi Tidak hanya memecah polisakarida pada tumbuhan, jamur saprofit juga memecah tubuh hewan yang telah membusuk. Memecah molekul kompleks, sehingga menjadi nutrisi yang lebih mudah diserap. Sehingga, jamur saprofit berperan penting dalam pembusukan juga dekomposisi makhluk hidup. Contoh jamur saprofit adalah kapang, ragi, penicilium, dan jamur shitake. Jamur parasitJamur parasit adalah jamur yang mendapatkan nutrisinya dari makhluk hidup. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, jamur parasit menyerang organisme hidup, menembus pertahanan mereka, dan memperoleh makanan dari sitoplasma hidup. Baca juga: Tumbuhan Parasit: Arti, Dampak dan Jenisnya Sehingga, jamur parasit kerap menimbulkan berbagai penyakit pada inangnya. Inang jamur parasit dapat berupa tumbuhan, hewan, dan juga manusia.
Contoh jamur parasit adalah:
Jamur siombiosisCara hidup jamur yang terakhir adalah dengan bersimbiosis dengan makhluk hidup lainnya. Tidak seperti jamur parasit yang merugikan organisme lain, jamur siombiosis mengambil dan memberikan manfat dari dan ke organisme lain melalui simbiosis mutualisme. Baca juga: Macam-Macam Simbiosis dan Contohnya Contoh jamur simbiosis adalah sebagai berikut: MikorizaContoh jamur simbiosis adalah mikoriza, yaitu hubungan simbiosis mutualisme antara jamur dan tumbuhan. Dalam mikoriza, jamur mendapatkan nutrisi dari tanaman. Adapun sebagaimana dilansir dari Biology LibreTexts, tanaman diuntungkan karena jamur mengeluarkan miselia yang membentunya menyerap air dan nutrisi. Contoh jamur simbiosis selanjunya adalah lumut. Lumut merupakan simbiosis mutualisme antara jamur dan organisme fotoautotrof seperti cyanobacterium atau alga hijau. Jamur simbiosis membantu organisme fotoautotrof untuk menyerap air. adapun, jamur mendapatkan nutrisi hasil fotosintesis organisme tersebut. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jamur adalah organisme heterotrofik. Mereka mendapatkan nutrisi mereka dengan menyerap senyawa organik dari lingkungan. Jamur, bersama dengan bakteri yang ditemukan di dalam tanah, adalah pengurai utama bahan organik dalam ekosistem darat. Jadi apa yang jamur “makan”? Apa saja. Dari tanaman mati sampai buah yang membusuk. Ditampilkan di sini adalah jamur yang tumbuh dari bahan mati di hutan. Jamur melakukan peran penting dalam dekomposisi bahan organik dan memiliki peran mendasar dalam siklus hara dan pertukaran. MakananJamur mendapatkan nutrisi mereka dengan menyerap senyawa organik dari lingkungan. Jamur adalah heterotrofik: mereka hanya mengandalkan karbon yang diperoleh dari organisme lain untuk metabolisme dan makanan mereka. Jamur telah berevolusi dengan cara yang memungkinkan mereka menggunakan berbagai macam substrat organik untuk pertumbuhan, termasuk senyawa sederhana seperti nitrat, ammonia, asetat, atau etanol. Cara mereka mendapatkan makanan mendefinisikan peran jamur di lingkungan mereka. Jamur memperoleh nutrisi dalam tiga cara yang berbeda:
Baik parasitisme dan mutualisme diklasifikasikan sebagai hubungan simbiosis, tetapi mereka akan dibahas di sini karena efek yang berbeda pada inang. Jamur hutan ini mungkin terlihat rapuh, tetapi mereka melakukan pekerjaan yang kuat. Mereka mendekomposisi kayu mati dan bahan tanaman keras lainnya.Hifa jamur yang disesuaikan untuk penyerapan yang efisien nutrisi dari lingkungan mereka, karena hifa memiliki permukaan dengan rasio tinggi luas dengan-volume. Adaptasi ini juga dilengkapi dengan pelepasan enzim hidrolitik yang memecah molekul organik besar seperti polisakarida, protein, dan lipid menjadi molekul yang lebih kecil. Molekul-molekul ini kemudian diserap sebagai nutrisi ke dalam sel-sel jamur. Salah satu enzim yang disekresikan oleh jamur adalah selulase, yang memecah selulosa polisakarida. Selulosa adalah komponen utama dari dinding sel tanaman. Dalam beberapa kasus, jamur telah mengembangkan struktur khusus untuk penyerapan nutrisi dari inang hidup, yang menembus ke dalam sel inang untuk menyerap hara oleh jamur. Jamur menyerap nutrisi dari lingkungan melalui miselia. Miselia bercabang memiliki rasio tinggi permukaan-terhadap volume yang memungkinkan untuk penyerapan nutrisi yang efisien. Beberapa jamur mencerna nutrisi dengan melepaskan enzim ke lingkungan.MikorizaMikoriza (Yunani yaitu “jamur akar”) adalah asosiasi simbiosis antara jamur dan akar tanaman. Dalam asosiasi mikoriza, jamur dapat menjajah akar dari tanaman inang dengan tumbuh baik secara langsung ke dalam sel akar, atau dengan tumbuh di sekitar sel-sel akar. Asosiasi ini menyediakan jamur dengan akses yang relatif konstan dan langsung ke glukosa, yang dihasilkan tanaman oleh fotosintesis. Miselia jamur meningkatkan luas permukaan sistem akar tanaman. Luas permukaan yang lebih besar meningkatkan air dan mineral selama penyerapan nutrisi dari tanah. Ringkasan Jamur adalah organisme heterotrofik. Mereka mendapatkan nutrisi mereka dengan menyerap senyawa organik dari lingkungan. Jamur, bersama dengan bakteri yang ditemukan di dalam tanah, adalah pengurai utama bahan organik dalam ekosistem darat. Anggota kingdom Fungi terdiri atas organisme uniseluler dan multiseluler. Jamur yang terdiri atas banyak sel (multiseluler) diklasifikasikan berdasarkan sporanya dan bentuk tubuh setelah dewasa. Spora jamur mempunyai sifat dapat membentuk filamen multiseluler yang disebut dengan hifa. Sel jamur mempunyai dinding sel yang tersusun atas karbohidrat dan protein, disebut kitin.
Sebagian besar jamur mempunyai bentuk berupa filamen, sedangkan jamur yang sering kita lihat berbentuk tubuh buah jamur. Tubuh buah merupakan struktur reproduksi jamur yang bersifat sementara. Struktur ini berasal dari bagian utama tubuh jamur, yaitu miselium. Miselium terbentuk dari kumpulan hifa (jamak: hyphae), struktur jamur berupa lembaranlembaran halus serupa benang. Pada beberapa spesies, hifa memiliki sel memanjang dengan sejumlah nukleus yang dipisahkan menjadi beberapa bagian oleh septa (tunggal: septum). Namun, terdapat sebagian jamur yang tidak memilikinya. Setiap septa memiliki satu atau banyak pori. Pori-pori yang terdapat pada septa memungkinkan sitoplasma bergerak dari sel satu ke sel lainnya untuk mendistribusikan nutrisi. Jamur tidak memiliki klorofil, tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan tidak memiliki jaringan-jaringan yang terspesialisasi seperti halnya tumbuhan. Jika demikian, lalu bagaimanakah cara jamur hidup dan habitatnya? Bagaimana cara jamur mendapatkan makanan? Dan bagaimana cara jamur bereproduksi? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kalian temukan dalam penjelasan berikut ini. Cara Hidup dan Habitat Jamur Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup berkelompok (membentuk koloni). Pada umumnya jamur hidup secara berkelompok atau berkoloni, karena hifa dari jamur tersebut saling bersambungan atau berhubungan. Cara hidup tersebut dijumpai misalnya pada jamur tempe (Rhizopus oryzae), jamur roti (Mucor mucedo), dan Aspergillus flavus. Jadi, kalau kalian melihat jamur-jamur tersebut yang nampak adalah koloninya, sedangkan individu yang menyusunnya berukuran sangat kecil. Perhatikan gambar koloni jamur Aspergillus flavus dalam cawan petri berikut ini.
Habitat jamur juga bermacam-macam. Berbagai jamur hidup di tempat-tempat yang basah, lembab, di sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di dalam tubuh organisme lain. Bahkan banyak pula jenis-jenis jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam, atau pada pada lingkungan dengan konsentrasigula yang tinggi, misalnya pada selai. Bahkan, jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang (lumut kerak), dapat hidup di habitat dengan suhu ekstrim dimana organisme lain sulit untuk bertahan hidup, seperti di daerah gurun, gunung salju, dan di kutub. Berdasarkan suhunya, jamur dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
Cara Jamur Memperoleh Makanan Jamur bersifat heterotrof, artinya tidak dapat menyusun atau mensintesis makanan sendiri. Jamur tidak memiliki klorofil, sehingga tidak bisa berfotosintesis. Jamur hidup dengan memperoleh makanan dari organisme lain atau dari materi organik yang sudah mati. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, jamur dapat hidup secara saprofit, parasit, dan simbiotik. Kebanyakan jamur adalah bersifat saprofit. Jamur tersebut memperoleh makanannya dari materi organik yang sudah mati atau sampah. Untuk memperoleh makannya, hifa jamur mengeluarkan enzim pencernaan, yang dapat merombak materi organik, menjadi materi yang sederhana (anorganik) sehingga mudah diserap oleh jamur.
Jamur payung, jamur ragi (Saccharomyces cerevisiae), dan jamur tempe (Rhizopus oryzae) termasuk dalam kelompok jamur saprofit. Beberapa jenis jamur, ada yang mendapatkan makanannya langsung dari tubuh inangnya. Jamur tersebut hidup sebagai parasit yang menyerang tumbuhan, biasanya mempunyai hifa khusus, yang disebut haustoria. Haustoria dapat menembus sel inang dan menyerap zat makanan yang dihasilkan inang. Jamur parasit ini sering menimbulkan penyakit pada tanaman, sehingga di bidang pertanian menyebabkan penurunan hasil panen. Pada manusia, jamur juga menyebabkan penyakit, misalnya penyakit kaki atlit (athlete’s foot) dan penyakit panu. Beberapa jenis jamur ada yang membentuk hubungan simbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan. Dalam hal ini, jamur menyediakan materi organik bagi tumbuhan dan sebaliknya, jamur memperoleh materi organik dari tumbuhan. Selain itu beberapa jenis jamur ada juga yang bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta) atau ganggang hijau-biru (Cyanobacteria) membentuk lumut kerak atau Lichens. Dari penjelasan di atas, maka secara umum jamur mendapatkan makanan dengan tiga cara seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Cara Jamur BereproduksiCara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi jamur umumnya terjadi dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan generatif) dan secara aseksual (perkembangbiakan vegetatif). Perkembangbiakan jamur secara generatif adalah perkembangbiakan yang diawali dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi. Berdasarkan gametnya, proses ini dapat dikelompokkan sebagai isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, somatogami, dan spermatisasi. Perhatikanlah gambar di bawah ini.
Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukurannya, bila gamet-gamet tersebut tidak sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan 2 gamet tersebut yang berbeda adalah bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami. Pada oogami, ovum yang dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid yang dibentuk dalam anteridium. Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami adalah bila peleburan isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya tersebut menghasilkan zigospora. Pada somatogami, yang terjadi yaitu peleburan 2 sel hifa. Dua sel hifa yang tidak berdeferensiasi inti selnya berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang selanjutnya akan dibentuk askospora. Lalu spermatisasi yaitu peleburan antara spermatium (gamet jantan) dengan gametangium betina (hifa) yang kemudian berkembang membentuk hifa baru (diploid) dan menghasilkan askospora. Seperti halnya reproduksi seksual, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui beberapa cara. Cara reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi (Saccharomyces cerevisiae). Perhatikan gambar berikut ini.
Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru. Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan spora aseksual. Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru. Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora aseksual). Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual. Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis. Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora jamur merupakan sebuah sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip dengan perkecambahan biji pada tumbuhan tingkat tinggi. Ada 5 jenis spora aseksual jamur, yaitu sebagai berikut.
|