Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut

Sebagai makhluk sosial, tentu kamu pernah berinteraksi dengan beragam orang dan menjumpai perbedaan-perbedaan yang ada. Ada sebagian orang yang beranggapan, bahwa menonjolkan diri adalah suatu keharusan.

Dalam setiap kegiatan mereka pasti akan berusaha mati-matian agar menjadi pusat perhatian banyak orang. Begitupun sebaliknya, dalam kehidupan juga pasti ada sebagian orang yang tidak suka menonjolkan dirinya.

Alih-alih merasa bangga, kepopuleran justru membuatmu merasa risih dan tidak nyaman. Kamu merasa ruang gerakmu semakin terbatas. Untuk lebih lengkapnya, berikut 5 alasan mengapa seseorang lebih memilih untuk tidak menonjolkan diri.

Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
ilustrasi berbaring di rumput (pexels.com/Julia Avamotive)

Menjadi sosok yang dikenal banyak orang bagi sebagian mungkin merupakan suatu kebanggaan. Keluar rumah baru lima langkah sudah ada yang menyapa.

Saat melintas di jalanan tiba-tiba ada orang yang fokus tertuju padamu. Di mana pun berada seolah ada saja orang yang mengenalimu.

Namun, sayangnya tidak semua orang memiliki karakter seperti itu. Tidak jarang ada orang yang justru lebih senang ketika ia tidak terlalu menonjolkan diri.

Alih-alih merasa bangga ketika dikenal banyak orang, kamu justru lebih senang dan nyaman ketika menghabiskan waktumu sendiri. Menjadi populer justru membuatmu merasa jika ruang gerakmu terbatasi.

Baca Juga: 6 Perasaan Terdalam yang Dipendam si Pemalu, Kamu Banget Gak Nih?

Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
ilustrasi menutup wajah (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Kepopuleran merupakan hal yang diidam-idamkan bagi sebagian orang. Tidak jarang kamu akan berusaha menonjolkan diri dengan menjadi pusat perhatian banyak orang. Rasanya seru banget, saat ada acara semua mata seolah tertuju hanya padamu.

Namun, kepopuleran tidak selamanya menjadi hal yang diidam-idamkan banyak orang. Dalam kehidupan ada orang-orang tertentu yang lebih bahagia ketika dirinya tidak menjadi pusat perhatian.

Alih-alih merasa bahagia, kamu justru merasa kalau jadi pusat perhatian malah membuatmu kikuk dan membuat privasimu terganggu. 

Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
ilustrasi tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang menonjolkan diri akan membuat kita dikenal banyak orang. Ketika kita menonjolkan diri di depan banyak orang maka mereka akan tahu siapa kita dan dapat melihat kehebatan-kehebatan dalam diri kita.

Namun, bagi sebagian orang menonjolkan diri bukanlah suatu syarat mutlak untuk berkarya. Tanpa berlomba-lomba menunjukkan kehebatan di depan banyak orang pun, kamu tetap bisa menghasilkan karya-karya terbaik. Ini tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri.

Baca Juga: 5 Risiko Serius dari Sexting, Depresi hingga Penurunan Percaya Diri

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
Tawadhu. Foto: iStock

Jakarta - Tawadhu, lawan kata dari sombong. Seseorang yang memiliki sikap tawadhu senantiasa akan hidup lebih bahagia. Apa keutamaan dari tawadhu dalam Islam?Tawadhu adalah nama lain dari sikap rendah hati. Tawadhu bukan rendah diri, akan tetapi tawadhu adalah percaya diri, berani dan optimis. Memiliki sifat tawadhu berarti merasa diri kita orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan. Ciri-ciri dari sifat tawadhu adalah tidak suka atau tidak berambisi menjadi orang terkenal, menjunjung tinggi kebenaran, mau bergaul dengan fakir miskin dan bahkan tulis mencintai mereka serta ringan tangan membantu orang. Tawadhu yang dibenarkan adalah tamalluq. Yakni sikap rendah hati seorang murid pada gurunya agar dia dapat mengambil manfaat ilmunya. Islam memerintahkan umatnya agar berendah hati tetapi melarang kita berendah diri.Berikut keutamaan tawadhu yang menjadi salah satu sifat terpuji di dalam Islam:1. Diangkat DerajatnyaAllah SWT akan memuliakan dan mengangkat derajat orang-orang yang tawadhu sehingga manusia pun menghormatinya.Dalam sebuah sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda,"Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya." 2. Tawadhu Menghasilkan KeselamatanTawadhu dapat memberikan kita keselamatan, mendatangkan persahabatan, menghapuskan dendam dan menghilangkan pertentangan.Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu, sehingga seseorang tidak merasa bangga lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya kepada orang lain." HR Muslim (XVII/200 dalam Syarh Shahiih Muslim, Imam an-Nawawi) dan selainnya, dari hadits 'Iyadh bin Hamad.3. Menghindarkan Diri dari Sifat SombongBegitu spesialnya tawadhu, sehingga Allah mengistimewakan mereka yang memiliki sifat tawadhu. Allah akan mengangkat derajat mereka yang memiliki sifat tawadhu, dan akan membenamkan mereka yang bersifat sombong.Dengan bertawadhu, kita senantiasa akan dihindarkan dari sikap sombong. (lus/erd)

Humas IAIN Parepare — Pelaksana tausyiah Ramadhan secara daring pada meeting ASN IAIN Parepare, Kamis,14/5/2020 di bawakan oleh pejabat administrasi dari Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam. Hilmiah, Kasubag AUK, bertindak sebagai pengarah acara dan Kasubag AKA, ustas Amiruddin sebagai pembawa tausyaiah Ramadhan.

Ustas Amiruddin memperingatkan para peserta dalam tausyiahnya dengan menguraikan bahaya kesombongan bagi manusia atau pun bagi kehidupan. Menurutnya, sombong adalah melihat diri sendiri lebih besar dari orang lain. Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dan memandang orang lain rendah atau hina dibandingkan dirinya.

Merendah dan tidak menonjolkan diri atas kelebihan diri disebut
Kasubag AUK Fakshi, Hilmiah saat mengarahkan acara tausyiah

Dalam sebuah hadist, sebut ustas Amiruddin, Rasulullah bersabda “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia” (H.R. Muslim). Mengapa manusia dihinggapi rasa kesombongan? Menurut ustas Amiruddin, manusia dihinggapi kesombongan karena beberapa hal, yaitu; 1) Selalu membanggakan diri; 2) Meremehkan atau merendahkan orang lain; 3) Selalu menonjolkan diri atau CCM (cari-cari muka); dan 4) Mengikuti hawa nafsu.

Selain itu, menurutnya ada juga 4 tempatnya orang sombong, yaitu; 1) Kecantikan/ketampanan; 2) Kekayaan; 3) Orang berilmu; dan 4) Pangkat dan jabatan. “Karena menganggap dirinya cantik, kaya, pejabat, atau berilmu maka meremehkan, merendahkan dan menghina orang lain,” ulas ustas Kasubag AKA Fakshi ini.

“Ada beberapa contoh kesombongan yang terjadi pada masa terdahulu. Misalnya Fir’aun, karena kekuasaan membuatnya sombong dan menyatakan diri sebagai Tuhan. Tapi pada saat ditenggelamkan oleh Tuhan, dia tidak mampu menolong dirinya sendiri. Begitu pun Raja Namrud, karena kepintarannya dia menjadi sombong dan membuat patung untuk disembah manusia, tapi akibatnya dia terbunuh oleh patungnya sendiri.” katanya menguraikan.

Kesombongan, lanjut ustas Amiruddiin adalah dosa pertama yang dibuat oleh Iblis pada saat diperintahkan sujud kepada Adam. Tetapi iblis menolak sujud karena merasa diri lebih mulia dari manusia (Adam) yang diciptakan dari tanah, sementara iblis berasal dari api. Kesombongan iblis tersebut menyebabkan kemurkahan Allah dan melaknatnya. “Kesombongan iblis tersebut adalah dosa yang pertama dan dosa pertama yang dilaknat oleh Allah Swt,” tegas ustas Amiruddin sambil membacakan Q.S. al- Baqarah ayat 34.

Dalam tausyiah ini, ustas Amiruddin mengurai panjang lebar mengenai bahaya dari sombong bagi manusia. Sederet dalil-dalil disampaikan terkait kesombongan ini, baik dari al- Quran mau pun hadist. “Orang sombong itu termasuk golongan kafir dan termasuk syirik (Q.S. Shad ayat 73-74). Orang sombong tempat kembalinya di neraka (Q.S. Az- Zumar ayat 72). Kesombongan adalah tirai penghalang masuk Syurga (Q.S. al- ‘Araf ayat 13). Allah tidak menyukai orang-orang sombong (Q.S. an- Nahl ayat 22-23).”

Kesombongan merupakan keburukan bagi kehiduapan. Mengapa? Orang sombong tidak bisa berbuat adil dan ikhlas karena selalu meremehkan orang dan menganggap dirinya sempurna sehingga merasa dirinya paling benar. Selain itu, ustas Amiruddin menyebut kesombongan adalah dosa besar dan balasannya neraka jahannam. “Jadi apa yang harus disombong di muka bumi ini? Sementara bahaya kesombongan itu sangat berat, baik di dunia mau pun di akhihat,” tandasnya.