Apa ciri khas kerajaan maritim yang bercorak hindu buddha di nusantara?

Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia, Foto: Dok. manusialembah.com

Sejarah terbentuknya kerajaan Hindu Buddha di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh para pedagang dari negara lain seperti India dan Tiongkok yang juga sekaligus menyebarkan agama. Berkembangnya jalur maritim menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi para pedagang dari negara lain ini masuk ke Nusantara dan menyebarkan agama Hindu dan Buddha, hingga akhirnya terbentuk kerajaan-kerajaan.

Sejarah mencatat setidaknya terdapat lima kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang berbentuk maritim. Kerajaan maritim sendiri diartikan sebagai kerajaan-kerajaan dimana aspek ekonominya bergantung pada perdagangan dan pelayaran. Biasanya kerajaan-kerajaan ini berada di dekat pantai atau sungai. Diurutkan berdasarkan tahun berdirinya kerajaan, berikut ulasan lengkapnya:

1. Kerajaan Tarumanegara (358-700 M)

Terletak di Jawa Barat, wilayah Kerajaan Tarumanegara meliputi Banten hingga Cirebon. Kerajaan ini didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang juga menjadi raja pertama.

Sumber ekonomi Kerajaan Tarumanegara berasal dari pertanian dan pertenakan. Masyarakat di kerajaan ini juga mulai membudayakan teknik menulis pada batu dan prasasti, sehingga terdapat banyak peninggalan Kerajaan Tarumanegara berbentuk prasasti. Beberapa diantaranya adalah Prasasti Ciaruten dan Prasasti Kaleangkak.

2. Kerajaan Kutai (400-1635 M)

Kerajaan Kutai berlokasi di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Hindu tertua di Indonesia ini didirikan oleh Kudungga, yang juga didaulat sebagai raja pertama.

Salah satu peninggalan Kerajaan Kutai yang paling terkenal adalah Prasasti Yupa. Prasasti ini menceritakan tentang raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kutai, yakni Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Adapun prasasti ini ditulis dalam Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.

3. Kerajaan Sriwijaya (671-1377 M)

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar yang berada di Pulau Sumatera. Didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, kerajaan ini pernah mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8.

Terdapat perdebatan mengenai lokasi kerajaan ini. Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang, sementara ada pula yang menyebut bahwa pusat kerajaan berlokasi di Minagatamwan, Jambi. Kerajaan Sriwijaya memiliki cukup banyak peninggalan, seperti prasasti, naskah, piagam, dan berita dari Cina.

4. Kerajaan Singasari (1222-1292 M)

Berbentuk kerajaan maritim karena lokasinya, Kerajaan Singasari pertama kali didirikan oleh Ken Arok di Malang, Jawa Timur pada tahun 1222 M. Kerajaan ini tidak bertahan lama karena terjadi sebuah kudeta yang dipimpin oleh Jayakatwang, salah satu pimpinan Singasari.

Salah satu peninggalan Kerajaan Singasari yang paling terkenal adalah Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton. Ditulis oleh Mpu Prapanca, Kitab Negarakertagama menceritakan raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari. Sedangkan Kitab Pararaton berisikan misteri dari Ken Arok.

5. Kerajaan Majapahit (1293-1500 M)

Berlokasi di sekitar Sungai Brantas, Mojokerto, Jawa Timur, kerajaan ini dikenal sebagai salah satu kerajaan terkuat di Nusantara. Tak tanggung-tanggung, kerajaan ini berhasil menguasai sebagian besar wilayah Indonesia.

Kerajaan Majapahit sangat mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan sebagai sumber ekonominya. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit membangun jalan lalu lintas dan pelabuhan untuk meningkatkan perekonomiannya.

Candi dan kitab adalah sejumlah peninggalan yang paling banyak dibuat Kerajaan Majapahit. Beberapa candi peninggalan Kerajaan Majapahit diantaranya Candi Panataran, Candi Brahu, Candi Bajang Ratu, dan Candi Tikus. Sedangkan untuk kitab terdapat Kitab Negarakertagama, Kitab Sutasoma, dan Kitab Arjunawijaya.

Kerajaan maritim merujuk kepada kerajaan-kerajaan yang ekonominya bergantung pada perdagangan dan pelayaran. Di Indonesia, kerajaan-kerajaan maritim sempat berjaya di masanya. Kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia banyak yang awalnya merupakan pendatang, kemudian mendirikan kerajaan di Indonesia.

Tercatat sebanyak 6 kerajaan maritim Hindu-Budha yang pernah menetap dan menguasai sebagian wilayah Indonesia. Di artikel kali ini, kita akan membahas kerajaan-kerajaan maritim Hindu-Budha tersebut.

Kutai

Kerajaan Kutai berdiri di abad ke-5 SM di dekat Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Tidak banyak peninggalan sejarah yang menceritakan tentang kerajaan ini, kecuali prasasti 7 yupa yang ditemukan di Muara Kaman. Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Prasasti 7 yupa menceritakan tentang raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kutai, yaitu Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Kutai dipercaya sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara didirikan pada abad ke-5 SM dan terletak di Jawa Barat. Wilayah kekuasaannya meliputi Banten hingga Cirebon. Beberapa sumber sejarah yang membahas kerajaan ini adalah buku karya Claudius Ptolomeus, berita dari Gunawarman (pendeta dari Khasmir), dan berbagai macam prasasti, seperti Prasasti Ciaruten dan Prasasti Pasir Kaleangkak.

Sumber ekonomi kerajaan ini adalah pertanian dan peternakan. Masyarakat Tarumanegara juga mulai mengenal dan membudayakan teknik menulis pada batu atau prasasti jika dilihat dari peninggalan-peninggalannya.

Mataram Kuno

Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 SM dan berlokasi di Jawa Tengah. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan yang memiliki sumber sejarah terlengkap. Mereka meninggalkan banyak prasasti, yaitu Prasasti Mantyasih, Prasasti Kedu, Prasasti Kalasan, Prasasti Kalitung, Prasasti Kelurak, Prasasti Dinoyo, dan Prasasti Canggal.

(Baca juga: Mengenal 5 Kerajaan Islam Tertua di Indonesia)

Dari sisi politik, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Kerajaan ini tergolong ke dalam kerajaan agraris yang rakyatnya bermatapencaharian sebagai petani. Tapi karena Mataram Kuno cenderung tertutup, mereka mengalami sedikit kesulitan dalam hal pengembangan ekonomi.

Kerajaan Mataram Kuno menghasilkan produk-produk kebudayaan yang hingga saat ini masih dapat kita nikmati. Peninggalan Dinasti Sanjaya adalah Candi Gedong Sanga dan Candi Dieng. Sementara itu, peninggalan Dinasti Syailendra meliputi Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon.

Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya dipercaya berdiri abad ke-7 SM. Terdapat perdebatan mengenai lokasi kerajaan ini. Ada yang menyebut bahwa Kerajaan Sriwijaya bertempat di Palembang, sementara sebagian lain percaya kalau kerajaan ini berlokasi di Minagatamwan, Jambi. Sumber sejarah yang merujuk kepada kerajaan ini pun cukup banyak, yaitu berupa prasasti, naskah, piagam, serta berita dari Cina.

Sriwijaya meninggalkan prasasti di dalam dan luar negeri. Beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya yang berada di dalam negeri adalah Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Kota Kapur, dan Prasasti Amoghapasa. Sementara itu, prasasti yang ditinggalkan di luar negeri adalah Prasasti Linggor, Prasasti Nalanda, Prasasti Laiden, dan lain-lain.

Dari sisi politik, Kerajaan Sriwijaya berhasil mengembangkan politik ekspansi. Karena itu, kerajaan ini mendapat julukan sebagai Negara Nusantara pertama. Sriwijaya juga berhasil menguasai Selat Mahaka dan dipandang sebagai penguasa perdagangan nasional dan internasional.

Singasari

Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan maritim di Indonesia yang didirikan oleh Ken Arok di Malang, Jawa Timur pada tahun 1222. Sumber sejarah yang menjelaskan keberadaan kerajaan ini adalah Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca yang menceritakan tentang raja-raja yang memerintah Singasari. Ada pula Kitab Pararaton yang memaparkan tentang misteri Ken Arok. Raja-raja yang pernah memimpin Singasari berdasarkan Negarakertagama adalah Ken Arok, Anusapati, Tohjoyo, Rangawuni, dan Kertanegara.

Ekonomi Kerajaan Singasari bertumpu pada pertanian, perdagangan, dan pelayaran. Kondisi ekonomi Singasari semakin membaik di masa pemerintahan Kertanegara. Singasari meninggalkan berbagai produk kebudayaan berupa candi dan patung. Beberapa candi peninggalan Singasari adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Sementara itu, patung-patung yang ditinggalkan adalah patung Ken Dedes dan Kertanegara.

Majapahit

Berdasarkan sumber sejarah, Kerajaan Majapahit bertempat di sekitar Sungai Brantas, Mojokerto. Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar di Indonesia dan dijuluki sebagai kerajaan nasional kedua karena berhasil menguasai sebagian besar wilayah Nusantara.

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, yaitu menantu dari raja Singasari terakhir, Kertanegara. Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja tahun 1293 M dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya meninggal tahun 1309 M dan digantikan oleh putranya Jayanegara.

Jayanegara kemudian diteruskan oleh Tribhuana Tunggadewi. Setelah mengundurkan diri di tahun 1350, Tribhuana Tunggadewi menunjuk anaknya, Hayam Wuruk, sebagai raja. Hayam Wuruk ditemani oleh Gajah Mada sebagai mahapati. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Majapahit berhasil menaklukkan wilayah Nusantara. Gajah Mada meninggal di tahun 1364 M, sementara Hayam Wuruk meninggal tahun 1389 M. Hayam Wuruk digantikan oleh Wikramawardhana yang menjabat selama 12 tahun sebelum wafat di tahun 1429 M.

Kerajaan Majapahit bergantung pada pertanian dan perdagangan di sektor ekonomi. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Majapahit membangun jalan lalu lintas dan pelabuhan. Barang-barang yang didagangkan oleh Majapahit di antaranya adalah beras, rempah-rempah, dan kayu cendana.

Kerajaan Majapahit meninggalkan berbagai candi sebagai produk kebudayaan, yaitu Candi Panataran, Candi Brahu, Candi Bentar, Candi Bajang Ratu, dan Candi Tikus. Majapahit juga meninggalkan berbagai karya sastra, seperti Kitab Negarakertagama, Kitab Sutasoma, Kitab Paraton, dan Kitab Arjunawijaya.