Mengapa orang yang beriman kepada Allah hidupnya tidak akan tersesat

Salah satu rukun iman yang nomor 3 yaitu beriman kepada kitab Allah. Sebagai seorang muslim tentunya wajib bagi kita untuk meyakini dan mempercayai sepenuhnya mengenai hal tersebut. Itulah alasan mengapa kita harus beriman kepada kitab allah SWT.

Akan terdapat hikmah yang besar saat kita bisa meyakini kitab Allah tersebut, salah satu contoh hikmah itu adalah akan menambah motivasi dalam diri kita untuk terus menjalani hidup yang jauh lebih baik lagi.

Berikut adalah alasan mengapa kita sebagai orang muslim harus meyakini kitab Allah SWT.

Mengapa Kita Harus Meyakini Kitab Allah? Ini Jawabannya

1. Agar Iman di Dalam Diri Kita Semakin Kuat

Alasan pertama kenapa kita harus meyakini kitab Allah tersebut yaitu agar nantinya iman di dalam diri kita semakin kuat. Ketika iman tersebut makin kuat, tentunya kita tidak akan mudah terjerumus pada hal-hal sesat yang dibawa oleh setan.

2. Hidup Akan Selalu Lurus Dan Tidak Tersesat

Ketika iman kita semakin kuat, maka hal tersebut tentu akan membuat kita memiliki keyakinan teguh pada sesuatu yang benar. Hal tersebut pada akhirnya membuat kehidupan kita jadi lebih lurus, sehingga tidak akan tersesat pada jalan yang batil.

Meyakini kitab Allah ini artinya yaitu kita beriman, membenarkan dan mempercayai bahwa hanya Allah SWT yang telah menurunkan kitab-kitab kepada para rasul yang di dalamnya tersebut berisi janji, perintah, larangan dan juga ancaman Allah SWT.

3. Menambah Ilmu Pengetahuan

Alasan lain kenapa kita harus meyakini kitab Allah, yaitu karena di dalam kitab tersebut banyak sekali tersimpan pengetahuan. Dan di dalam agama islam itu sendiri seseorang yang berilmu sangatlah diistimewakan.

Oleh karena itulah penting untuk kita mengetahui isi di dalam kitab tersebut. Namun tidak hanya mempelajari dan mengamalkan isi kitab saja, tapi yang paling utama lebih dahulu adalah meyakini kitab-kitab Allah SWT.

4. Rasa Takwa Akan Tetap dan Terus Terjaga

Dengan kita meyakini kitab-kitab Allah, tentunya kita akan mengetahui apa saja hal-hal yang dilarang di dalam agama Islam. Dengan begitu nantinya hidup akan jadi lebih tertata dan tidak sembarangan dalam melakukan hal-hal yang dilarang oleh kitab suci. Itulah alasan mengapa kita harus beriman kepada kitab allah.

5. Hidup Kita Akan Jadi Jauh Lebih Optimis

Menjalani hidup yang optimis tentu menjadi dambaan setiap orang. Namun tidak bisa dipungkiri bahwasannya menumbuhkan sikap tersebut sangatlah susah. Terlebih lagi jika di sini kita tengah mengalami cobaan yang cukup berat.

Namun dengan kita yakin kepada kitab Allah SWT, kita akan jadi lebih beriman pada Allah. Segala sesuatu baik itu hal yang buruk ataupun hal yang menggembirakan tentu berasal dari Allah SWT. Setiap cobaan yang diberikan pasti akan terdapat hikmah dibaliknya.

Sehingga dengan begitu kita akan tetap menjalani hidup yang optimis. Yakin bahwasanya tiap masalah tentu akan memberikan manfaat ke depannya dan yakin bahwa Allah akan membantu kita dalam menyelesaikan setiap masalah.

6. Agar Memperoleh Syafa’at

Hal yang paling diinginkan oleh seorang mukmin tentunya memperoleh syafaat ketika di hari akhir nanti. Dengan kita meyakini kitab-kitab Allah SWT, tentunya kita akan memperoleh syafaat ketika waktu penghisapan telah tiba.

Sangatlah penting mengapa kita harus beriman kepada kitab allah. Karena memang tidak ada yang bisa menolong seseorang saat hari akhir tersebut. Yang mampu meringankan seseorang dari siksa api neraka dan menjauhkannya dari hal tersebut yaitu amal ibadah yang baik serta syafa’at. Karena itu, perlu untuk menjadikan kitab Allah tersebut sebagai pedoman bagi kita menjalani hidup.

Temukan lebih banyak konten terkait dengan Pengetahuan Umum atau konten menarik lain di PPPA

Terdapat faktor-faktor yang bisa sebabkan kesesatan umat internal dan eksternal

Ahad , 13 Jun 2021, 15:03 WIB

Republika/Yogi Ardhi

Terdapat faktor-faktor yang bisa sebabkan kesesatan umat internal dan eksternal. Ilustrasi umat Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terdapat banyak penyebab faktor sesatnya umat Islam. Faktor-faktor tersebut bisa bersifat internal dan eksternal. 

Baca Juga

  • Wahyu Sajiwo Kembali kepada Islam
  • Universitas Islam Tertua di Dunia

Republika.co.id, menginventarisasi faktor-faktor yang menyebabkan kesesatan umat Islam itu mengutip alukah, sebagai berikut:  

1. Tidak berpegang teguh pada Alquran

Mereka yang meninggalkan Alquran dan tidak mengaplikasikannya dalm kehidupan sehari-hari, seperti dalam Thaha ayat 123: 

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

“Dia [Allah] berfirman, Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka [ketahuilah] barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”

2. Meninggalkan sunnah

Orang akan tersesat jika meninggalkan semua atau sebagian sunnah. Bahkan selalu mempertanyakan keaslian sunnah yang jelas terdapat haditsnya. Sebagaimana dalam An Nur ayat 54: 

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ ۖ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا ۚ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

“Katakanlah, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban rasul [Muhammad] itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban rasul hanyalah menyampaikan [amanat Allah] dengan jelas.” 

3. Berpaling dari Allah SWT

Mereka yang tidak melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Nya akan mudah terseasat. Karena setiap apa yang dilakukan tidak akan mendapat petunjuk kepada Allah SWT, dalam Alquran Al Imran ayat 101 dijelaskan: 

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ ۗ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Dan bagaimana kamu [sampai] menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya [Muhammad] pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa berpegang teguh kepada [agama] Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” 

4. Tipisnya iman 

Tidak ikhlas dalam menjalankan kehidupan akibat menjauhi tauhid, An Nisa ayat 136 menjelaskan: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya [Muhammad] dan kepada Kitab [Alquran] yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.  

5. Kurang memahami Alquran dan sunnah  

Dengan  demikian lama kelamaan meninggalkan apa yang diajarkan keduanya. Dalam At Taubah ayat 100 disebutkan: 

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama [masuk Islam] di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” 

6. Percaya pada hadits dan cerita palsu

Dalam hadits pun dijelaskan Allah tidak senang dengan orang yang menyebarkan berita palsu [HR Bukhari dan Muslim].

المغيرة بن شعبة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: [[إن الله كرِهَ لكم ثلاثًا: قيل وقال، وإضاعة المال، وكثرة السؤال

7. Terlalu mengikuti hawa nafsu. Hal ini seperti Allah SWT menasihati Nabi Daud dalam Alquran, Shad ayat 26:  

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ

“[Allah berfirman], "Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah [penguasa] di bumi, maka berilah keputusan [perkara] di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.”

8. Menuhankan akal dan logika serta ilmu pengetahuan. Allah SWT berdalam Alquran surat Ghafir ayat  83: 

فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ “Maka ketika para rasul datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka merasa senang dengan ilmu yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh [azab] yang dahulu mereka memperolok-olokkannya.”

9. Selalu curiga dan berburuk sangka. Allah SWT berfirman dalam surah Al Anam ayat 116 disebutkan:  

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.” 

10. Sering berdebat demi menolak kebenaran tentang Allah SWT  

أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: فإنما هلك مَن كان قبلكم بكثرة سؤالهم واختلافهم على أنبيائهم، فإذا أمرتكم بشيء فأتوا منه ما استطعتم، وإذا نهيتكم عن شيء فدعوه

“Dari Hurairah RA dari Nabi SAW Nabi SAW berkata: “Orang-orang sebelum kamu binasa karena seringnya mereka mempertanyakan dan berselisih dengan nabi-nabi mereka.” [HR Bukhari dan Muslim].

11. Berlebih-lebihan dalam beragama, hingga menjadi ekstremis  

ابن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إياكم والغلوَّ في الدين، فإنما أهلك من كان قبلكم الغلوُّ في الدين

Ibn Abbas RA, atas otoritas Nabi, sallallahu alaihi wa sallam, yang mengatakan: "Waspadalah terhadap berlebihan dalam agama, bagi orang-orang yang sebelum kamu dihancurkan dengan berlebihan dalam agama.” [Diriwayatkan Ahmad [1851], An Nasai [3057], dan Ibn Majah [3029]

12. Menghina dan mengolok-orang orang benar serta membela orang kafir, dalam Al Ahzab ayat 19 disebutkan: 

أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ ۖ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَىٰ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ ۖ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ ۚ أُولَٰئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا

“Mereka kikir terhadapmu. Apabila datang ketakutan [bahaya], kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka kikir untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapus amalnya. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah.” 

13. Memiliki sifat sombong dan Iri hati 

Kesombongan dan kedengkian adalah awal dari kesesatan setan. Yang mereka ketahui sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka, maka barang siapa yang sombong dan iri pada orang lain, dia mungkin disamakan dengan setan dan orang-orang Yahudi. Dalam Al Baqarah ayat 109 disebutkan:  

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”      

14. Bertindak tidak adil dan menindas. 

Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang zalim, seperti yang disebutkan dalam Al Imran ayat 86: 

كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ “Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman, serta mengakui bahwa Rasul [Muhammad] itu benar-benar [rasul], dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang zalim.”

15. Fanatik terhadap satu golongan dan taklid buta. Alquran menjelaskan dalam  Ar Rum ayat 31-32: 

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ.مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ 

“Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”  

16. Sering berbohong dan tidak menepati janji

Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada mereka yang berdusta dan ingkar. Az Zumar ayat 3 menjelaskan: 

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni [dari syirik]. Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia [berkata], "Kami tidak menyembah mereka melainkan [berharap] agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.”

17. Meninggalkan sholat. Dalam Alquran Surat Maryam ayat 59 menjelaskan 

 فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا “Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat.” 

18.  Berpaling dari alim ulama  

عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: إن الله لا يقبض العلم انتزاعًا ينتزعه من العباد، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يُبْقِ عالمًا اتخذ الناس رؤوسًا جهَّالًا، فسُئِلوا فأفتوا بغير علم، فضلُّوا وأضلوا؛ [رواه البخاري [100]، ومسلم [2673

“Abdullah bin Amr bin Al-Aas, semoga Allah meridhainya, yang berkata: Saya mendengar Rasulullah, damai dan berkah Allah atasnya. , katakanlah: “Allah tidak merebut ilmu dengan cara merebutnya dari hambanya, tetapi mencabut ilmu dengan merebut ulama.” Kalaupun tidak ada lagi ulama yang tersisa, manusia akan mengambil kepala orang jahil, kemudian mereka akan ditanya dan mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka akan disesatkan dan disesatkan.” [HR Al Bukhari dan Muslim]

19. Menyekutukan Allah dengan syetan, jin, dan manusia.  Surat Fathir ayat 6 menyebutkan:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ “Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”

20. Lebih taat dan cinta pada orang kafir dan pendosa. Al Imran ayat 149 menyebutkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mentaati orang-orang yang kafir, niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang [murtad], maka kamu akan kembali menjadi orang yang rugi.”

Sumber: alukah

Video yang berhubungan