Allah berfirman: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka.” (Al-Jumuah: 2). Allah memberi anugerah kepada orang beriman dengan mengutus nabi untuk mengajari mereka tentang Al-Qur`an dan mensucikan mereka. Yang dimaksud dengan mensucikan adalah membersihkan hati mereka dari syirik dan akhlak tercela seperti dendam dan iri hati dan membersihkan perkataan dan perbuatan mereka dari kebiasaan yang buruk. Nabi Muhammad bersabda dengan jelas, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Al-Baihaqi, no. 21301) Jadi salah satu sebab diangkatnya Nabi Muhammad menjadi nabi adalah untuk memperbaiki akhlak individu dan masyarakat.
Ketika Rasulullah ditanya: “Siapakah orang beriman yang paling utama imannya?” Maka beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi, no. 1162 dan Abu Dawud, no. 4682) Allah telah menamakan iman dengan kebaikan dalam firman-Nya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.” (Al-Baqarah: 177). Kata “al-birr” merupakan nama bagi semua jenis kebaikan, mulai dari akhlak, perkataan dan perbuatan. Karenanya, Nabi Muhammad bersabda, “Yang disebut dengan al-birr (kebaikan) adalah akhlak yang baik.” (HR. Muslim, no. 2553) Masalah akhlak ini semakin lebih jelas dalam sebuah sabda Nabi Muhammad : “Iman itu mempunyai enam puluh cabang lebih. Cabang yang paling utama adalah kalimat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan yang paling bawah adalah membersihkan gangguan dari jalan dan malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Muslim, no. 35)
Maka Anda dapat saksikan, bahwa setiap kali Allah memerintahkan suatu ibadah, Dia juga mengingatkan pada tujuan akhlaknya dan pengaruhnya bagi jiwa dan masyarakat. Contohnya sangat banyak, antara lain: Shalat: “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (Al-‘Ankabut: 45) Zakat: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103). Walaupun hakikat zakat adalah berbuat kebaikan bagi manusia tetapi tujuan lainnya adalah mendidik jiwa dan membersihkannya dari akhlak yang buruk. Puasa: “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183). Jadi tujuan dari puasa adalah agar bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena itu Nabi Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan jahat dan melakukannya maka tidak ada bagi Allah keperluan darinya untuk meninggalkan makan dan minumnya (yakni Allah tidak menerima puasanya).” (HR. Al-Bukhari, no. 1804). Barangsiapa yang puasanya tidak mengubah akhlaknya terhadap manusia maka berarti puasanya belum mencapai target yang sesungguhnya.
Dalil-dalil yang menunjukkan hal itu sangat banyak baik dari al-Qur’an dan hadits, di antaranya:
Nabi Muhammad bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada akhlak mulia yang disimpan di timbangan nanti. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia akan sederajat dengan orang yang berpuasa dan menunaikan shalat.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2003)
Nabi Muhammad bersabda, “Kebanyakan orang masuk surga karena takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2004, dan Ibnu Majah, no. 4246)
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat posisinya dariku pada hari kiamat nanti adalah yang paling mulia akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2018)
Nabi Muhammad bersabda, “Aku akan memberikan jaminan sebuah rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar, dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun dia bercanda, serta rumah di bagian atas surga bagi orang yang akhlaknya bagus.” (HR. Abu Dawud dalam As-Sunan, no. 4800) Makna “za’im” dalam hadits ini adalah penjamin.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
22.17
Jejak Pendidikan- Dalam pandangan Islam, pendidikan akhlak merupakan salah satu hal penting dalam rangka membangun pribadi-pribadi, masyarakat dan budaya. Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan penting. Akhlak mencakup semua ajaran dalam Islam. Diantaranya yaitu perilaku dalam beribadah dan juga dalam bermasyarakat. Karena seorang mukmin melakukan ibadah bukan hanya semata menggugurkan kewajiban, tetapi juga ada akhlak-akhlak dalam beribadah yang harus dilakukan. Begitu juga dalam bersosial, banyak orang yang bermasyarakat lebih memilih memikirkan dirinya sendiri tanpa dilandasi dengan akhlak.Akhlak yang baik dapat mencegah dekadansi moral, degradasi nilai, serta kemerosotan hati dan pikiran. Akhlak menuntun manusia kepada nilai-nilai kemuliaan dan kedamaian serta saling menghargai satu sama lain. Kehidupan muslim yang baik adalah yang dapat menyempurnakan akhlaknya sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. sebagai sumber suri tauladan kehidupan. Akhlak sangatlah penting bagi manusia. Akhlak tidak hanya dirasakan manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan masyarakat. Akhlak merupakan mustika hidup bagi manusia, yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lain. Jika manusia sudah tidak memiliki akhlak maka kehidupan akan menjadi berantakan. Manusia sudah tidak lagi merasa peduli tentang halal atau haram, benar atau salah, baik atau buruk. Islam memandang bahwa akhlak sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan Islam menegaskan akhlak merupakan misinya yang paling utama. Rasulullah saw. banyak berdoa kepada Allah agar dirinya dihiasi dengan akhlak dan perangai yang mulia. Beliau berdoa.اللهم حسن خلقى وخلقى Ya Allah, perbaiki parasku dan akhlakku” Akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena akhlak bersumber pada al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang baik buruknya tingkah laku manusia. Dengan demikian tidak ada alasan lagi bagi seseorang untuk meninggalkan akhlak. Mengingat akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena akhlak mencakup semua aspek kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebagai manusia haruslah berakhlak baik sesuai dengan al-Qur’an dan hadits, karena akhlak seseorang tercermin pada seseorang. Baik dan buruknya seseorang dapat dilihat dari akhlaknya. Sumber:
Related Posts :Perusahaan industri besi baja mencatat bahwa pelat baja yang diproduksi memiliki ratarata panjang 80 cm dan simpangan baku 7 cm. Setelah tiga tahun, t … Diketahui data sebanyak 60 sampel berikut : 2.7 4.3 3.3 2.4 2.7 4.6 4.3 3.7 4.2 2.9 1.2 1.5 2.3 1.8 3.9 4.4 4.1 5.3 5.5 4 2.5 2.2 2.3 4.6 3.1 3.7 5.3 … Buatlah sebuah kode program Java dengan menggunakan statement perulangan untuk menghasilkan tampilan formasi berikut: 987654321 1 1 1 1 5 6 7 8 … . Matriks Transpose Formulasi Matriks Transpose (Sumber: https://idschool.net/sma/transpose-matriks-dan-sifat-sifat-matriks-tranpouse/) Ketentuan: • B … dalam sebuah kotak terdapat 5 buah bolam lampu, dua diantaranya mati. Apabila diambil 2 bolam sekaligus secara acak, maka peluang terambil dua bolam h … butuh teman online 0852 5647 0140 Joko telah beberapa kali melakukan umrah. pada saat melakukan umrah, jam menunjukkan jam 10 malam setempat.Setelah ihram dari Miqat Tan'im, Jokokembal … 1. a. Penambahan Sistem Angka Biner Bertanda -1 1. +23 + (-17) 2. (-15) + (-13) b. Penambahan Sistem Angka Biner Bertanda -2 1. +23 + (-17) 2. (-15) … Tuliskan Persamaan Fungsi dan buat Tabel Kebenaran gambar rangkaian logika dibawah ini : Ekivalenkan Sistem bilangan Pengkodean berikut dibawah ini : a. 27(10) =.................BCD(8421) b. 68(10) = ...........BCD(5421) c. 49 (10) =..... … |