Show
JABAR | 3 September 2021 11:01 Reporter : Novi Fuji Astuti Merdeka.com - Menurut Bank Indonesia, secara sederhana inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Hingga saat ini inflasi merupakan gejala ekonomi yang menjadi perhatian banyak pihak. Maksudnya dalam hal ini inflasi tidak hanya menjadi perhatian masyarakat umum, tetapi juga menjadi perhatian dunia usaha, bank sentral, dan pemerintah. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan inflasi, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini lebih lanjut akan diuraikan mengenai pengertian inflasi menurut para ahli, lengkap dengan penyebab dan cara mengatasinya telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6. 2 dari 4 halaman
1. Menurut Bank Indonesia Bank Indonesia (BI) mendefinisikan inflasi dalam Inflation Targeting Framework. Menurut Bank Indonesia, inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus. 2. Dwi Eko Waluyo Selanjutnya yakni menurut Dwi Eko Waluyo, inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit-penyakit ekonomi yang sering timbul dan dialami hampir di seluruh negara. Kecenderungan dari kenaikan harga-harga pada umumnya serta terjadi secara terus-menerus. Teori ini dikemukakan dalam buku beliau yang berjudul Teori Ekonomi Makro terbitan tahun 2002. 3. Sadono Sukirno Sadono Sukirno menyebut inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Pernyataan ini dinyatakan pada tahun 2002 dalam bukunya yang berjudul makro ekonomi. 4. Winardi Winardi menjelaskan bahwa inflasi merupakan suatu periode pada masa tertentu, terjadi ketika kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter menurun. Pengertian Inflasi tersebut dapat timbul apabila nilai uang yang didepositokan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang ditawarkan. 3 dari 4 halaman
1. Inflasi Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation) Penyebab inflasi salah satunya adalah karena kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Berkurangnya produksi bisa terjadi akibat berbagai hal seperti masalah pada sumber produksi bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut. Sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Selain itu, meningkatnya biaya produksi juga dapat disebabkan oleh kenaikan harga misalnya kenaikan harga bahan baku. Selain itu juga bisa disebabkan kenaikan upah atau gaji, contohnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang. 2. Inflasi Permintaan (Demand Pull Inflation) Penyebab inflasi berikutnya terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik. 3. Tingginya Peredaran Uang Penyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%. Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, di mana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun hal ini malah membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi. 4 dari 4 halaman
Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, meningkatkan tarif pajak, serta melakukan pinjaman. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal Selain kebijakan fiskal dan moneter, cara mengatasi inflasi oleh pemerintah juga dapat dengan meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi barang. (mdk/nof)
Kamu tau nggak sih, pada tahun 1998, negara kita pernah mengalami inflasi besar-besaran yang pada akhirnya menyebabkan krisis moneter, lho! Pada saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah drastis. Sebelum terjadi inflasi, nilai tukar 1 dollar AS = Rp2,450. Lalu akibat adanya inflasi, nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS tiba-tiba melonjak menjadi Rp13,513 di akhir Januari 1998. Sebenarnya inflasi itu apa, sih? Inflasi merupakan besaran tingkat kenaikan harga yang digunakan dalam asumsi makro APBN dalam satuan persen. Atau secara sederhana, inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Baca juga: Pengertian, Macam, dan Penyebab Inflasi Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan itu kemudian meluas atau mengakibatkan kenaikan pada barang-barang lainnya. Ada tiga hal penting yang harus terpenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu:
Lalu, apa yang menyebabkan inflasi bisa terjadi? Alasannya karena permintaan barang yang lebih tinggi dari penawarannya. Akibatnya, terjadi kelangkaan barang dan jasa yang menyebabkan harga jadi naik. Selain itu, inflasi juga bisa terjadi jika jumlah uang yang diedarkan bertambah. Jadi, ketika jumlah barang tetap, tapi uang yang beredar bertambah sekian lipat, maka kenaikan harga juga akan sebanding dengan penambahan jumlah uang tersebut. Nah, inflasi itu ada banyak jenisnya, lho! Apa aja sih, jenis-jenis inflasi? Yuk, kita bahas! Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat KeparahannyaBerdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat, dan inflasi sangat berat. 1. Inflasi RinganInflasi ringan tidak begitu mengganggu keadaan perekonomian karena harga-harganya hanya mengalami kenaikan secara umum. Kenaikan harga pada inflasi ringan adalah di bawah 10% per tahun. 2. Inflasi SedangInflasi sedang bisa membahayakan kegiatan perekonomian karena inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki penghasilan tetap. Kenaikan harga pada inflasi sedang berkisar antara 10%-30% per tahun. 3. Inflasi BeratInflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian karena masyarakat tidak ingin menabung lagi di bank dikarenakan bunga bank jauh lebih kecil daripada laju inflasi. Kenaikan harga pada inflasi berat berkisar antara 30%-100% per tahun. Nah, inflasi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 itu termasuk inflasi berat. Bahkan inflasi saat itu mencapai sekitar 77,63% yang disebabkan oleh krisis moneter. 4. Inflasi Sangat BeratInflasi sangat berat adalah inflasi yang sudah sangat sulit dikendalikan karena kenaikan harga pada inflasi ini di atas 100% per tahun. Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Inflasi terhadap Negara Jenis Inflasi Berdasarkan SifatnyaBerdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu inflasi merayap, inflasi menengah, dan inflasi tinggi.
1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)Inflasi merayap ditandai dengan adanya laju inflasi yang rendah dimana kenaikan harga berjalan secara lambat dengan persentase yang relatif kecil serta dalam jangka waktu yang lama. 2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)Inflasi menengah ditandai dengan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi dan memiliki sifat akselerasi yang terjadi dalam jangka waktu cukup singkat. Artinya harga-harga pada minggu atau bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga pada minggu atau bulan lalu. Kemudian pada minggu atau bulan depan akan kembali meningkat, dan begitu seterusnya. Efek yang dirasakan yaitu keadaan perekonomian terasa semakin berat dan susah. 3. Inflasi Tinggi (Hyperinflation)Inflasi tinggi ditandai dengan adanya laju inflasi yang sangat tinggi dan parah. Inflasi ini membuat masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya. Perputaran uang terjadi secara cepat dan harga-harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul karena pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, misalnya saat keadaan perang, yang ditutup dengan mencetak uang. Baca juga: Cara Mengatasi Inflasi oleh Pemerintah Indonesia Jenis Inflasi Berdasarkan AsalnyaBerdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
1. Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut juga domestic inflation. Domestic inflation contohnya adalah seperti ketika terjadi defisit anggaran belanja yang terjadi secara terus menerus, gagal panen, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti ini, pemerintah biasanya akan menginstruksi kepada Bank Indonesia untuk mencetak uang baru dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan. Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah meningkatnya biaya produksi dalam negeri dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang, sementara kenaikan penawaran tidak bisa mengimbanginya. 2. Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)Inflasi yang berasal dari luar negeri disebut juga imported inflation. Imported inflation timbul karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang dan biasanya sebagian besar usaha produksinya menggunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena adanya perdagangan internasional. Baca juga: Cara Menghitung Inflasi Cara Mengatasi InflasiMeskipun inflasi memberi dampak negatif bagi stabilitas ekonomi suatu negara, tapi inflasi bisa dikendalikan. Beberapa cara yang bisa mengatasi inflasi di antaranya sebagai berikut: 1. Kebijakan MoneterPada kebijakan moneter ini, Bank Indonesia membuat kebijakan untuk menarik uang yang beredar di masyarakat. Bisa dengan menjual surat berharga, menaikkan persediaan kas bank umum, atau meningkatkan nilai suku bunga. 2. Kebijakan FiskalKebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Pemerintah bisa menaikkan tarif pajak, serta menghemat pengeluaran pemerintah. 3. Kebijakan LainnyaSelain kebijakan moneter dan fiskal, inflasi juga bisa diatasi dengan meningkatkan produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi barang. --- Oke, selesai sudah bahasan kita tentang jenis-jenis inflasi yang bisa terjadi di suatu negara, serta cara mengatasinya. Kalau kamu ingin mempelajari materi ini lebih dalam, sambil menonton video animasi menarik, yuk, segera gabung di ruangbelajar!
Referensi: Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sumber gambar: Gambar 'Ketupat' [Daring]. Tautan: https://indonesia.go.id/kategori/kuliner/2793/aneka-menu-nusantara-pendamping-ketupat-lebaran (Diakses pada 14 Oktober 2021) Artikel ini telah diperbarui pada 12 Oktober 2021. |