Jika pada malam hari tumbuhan terkena cahaya lampu apakah tumbuhan dapat melakukan fotosintesis

Jika pada malam hari tumbuhan terkena cahaya lampu apakah tumbuhan dapat melakukan fotosintesis

Photo by Laura Pratt on Unsplash

Cahaya matahari baik untuk tanaman

Bobo.id - Agar tanaman bisa tumbuh subur dan sehat, ada berbagai cara yang serta perawatan yang bisa dilakukan.

Mulai dari menyiram tanaman secara teratur, memberi pupuk, hingga memastikan tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Yap, sinar matahari jadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman.

Sebab sinar matahari membantu tanaman dalam proses produksi makanannya sendiri, atau fotosintesis.

Baca Juga: Ingin Rumah Selalu Sejuk? Ini 4 Tanaman Hias yang Bantu Dinginkan Ruangan di Rumah

Inilah sebabnya, tanaman di rumah biasanya diletakkan di tepi jendela, agar mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Namun ternyata tanaman tidak hanya bisa tumbuh dengan cahaya matahari, lo.

Cahaya buatan, seperti dari lampu LED yang dibuat secara sederhana juga bisa membantu pertumbuhan tanaman.

Yuk, cari tahu cara penggunaan lampu LED untuk membantu pertumbuhan tanaman, mengutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Perbedaan Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila

1. Lampu LED untuk Mendukung Pertumbuhan Tanaman Hias, Sayuran, dan Buah

Beberapa tanaman hias yang sedang mekar, misalnya bunya violet afrika, akan menjadi semakin cepat mekar jika diterangi dengan lampu LED buatan.

Selain tanaman bunga, pencahayaan buatan juga bisa digunakan untuk tanaman sayuran dan buah, lo.

Contohnya untuk tanaman kemangi, rosemary, peterseli, dan berbagai sayuran hijau lainnya yang bisa ditanam dalam ruangan.

Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang! Ini 6 Cara Menyelamatkan Tanaman yang Hampir Mati

Pencahayaan dengan menggunakan lampu LED ini bisa mendorong perkembangan tanaman.

Penggunaan gelombang lampu merah bisa mendorong pembungaan dan produksi buah dalam panen lanjutan.

2. Cara Menggunakan Lampu Buatan untuk Tanaman

Untuk menggunakan lampu buatan bagi pertumbuhan tanaman ini ada diperlikan cara yang perlu diperhatikan.

Pertama, biarkan lampu buatan untuk tanaman menyala selama sekitar 16 - 18 jam sehari.

Dalam sehari, kita bisa merencakanan agar tanaman terkena cahaya buatan selama 12 - 14 jam.

Lampu atau cahaya buatan juga baik untuk tanaman yang ditanam dengan metode transplantasi, seperti cangkok, yang membutuhkan cahaya sepanjang waktu.

Namun kalau teman-teman memilih untuk memberikan cahaya buatan ke tanaman, sebaiknya nyalakan pengatur waktu, agar tidak boros listrik.

Baca Juga: Bunga Pukul Empat Hanya Tumbuh di Sore Hari Sesuai Namanya, Ini Sebabnya

3. Letakkan Lampu Dekat dengan Tanaman

Agar lampu atau cahaya yang diberikan untuk tanaman semakin efektif, maka sebaiknya letakkan lampu dekat dengan tanaman.

Meletakkan lampu dekat dengan tanaman akan meningkatkan jumlah cahaya yang diterima oleh tanaman.

Selain itu, meletakkan lampu di dekat tanaman juga akan mencegah batang yang panjang menjadi lemah.

Sebaiknya, letakkan lampu sekitar 15 sentimeter atau lebih di atas tanaman dan gerakkan lampu semakin ke atas saat tanaman sudah semakin tinggi.

Yuk, lihat video ini juga!

-----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Fotosintesis dapat terjadi pada malam hari asalkan ada sumber cahaya, misalnya cahaya lampu atau menggunakan bantuan energi (ATP dan NADPH). Dan juga reaksi terang tidak hanya terjadi pada malam hari tetapi jika ada ATP dan NADPH maka proses fotosintesis dapat berlangsung baik di siang hari maupun malam hari.

Kapan tumbuhan melepas oksigen?

Tumbuhan akan menghasilkan oksigen saat terjadi reaksi fotosintesis. Reaksi fotosintesis tersebut yakni membutuhkan karbon dioksida + air + sinar matahari menghasilkan oksigen dan zat makanan. Jadi kesimpulannya, tumbuhan menghasilkan oksigen pada saat terpapar sinar matahari. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Apakah fotosintesis terjadi pada malam hari?

Fotosintesis dapat terjadi pada malam hari asalkan ada sumber cahaya, misalnya cahaya lampu atau menggunakan bantuan energi (ATP dan NADPH). Fotosintesis terdiri dari dua proses yaitu, reaksi terang dan reaksi gelap (siklus Calvin) : Reaksi terang berlangsung dengan bantuan cahaya matahari.

Apakah organisme yang melakukan fotosintesis?

Organisme yang melakukan fotosintesis akan menghasilkan makanannya sendiri, yang disebut dengan fotoautotrof. Organisme ini, terutama tumbuhan akan mengubah karbondioksida menjadi senyawa organik dengan menggunakan energi yang diambil dari cahaya matahari.

Apakah fotosintesis memerlukan energi sinar matahari?

Fotosintesis memerlukan bahan berupa CO2 dan air, serta menggunakan energi sinar matahari untuk menghasilkan kerbohidrat. Proses fotosintesis terbagi menjadi dua tahapan yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Fotosintesis pada tumbuhan C3, C4, dan CAM memiliki bahan yang serupa hanya berbeda pada beberapa langkah-langkah yang terjadi.

Apakah fotosintesis penting untuk kehidupan di bumi?

Jadi, fotosintesis sangat berperan penting pada perputaran rantai makanan makhluk hidup yang ada di bumi ini. Karena rantai makanan di bumi ini dimulai dari proses fotosintesis. Proses fotosintesis sangat penting untuk menjaga kehidupan di bumi dan sebagai sumber utama energi makhluk hidup.

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mahasiswa D3 Departemen Teknik Instrumentasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini berusaha mengoptimalkan kualitas dan kuantitas hasil produksi pangan nabati. Hal ini dilakukan dengan membuat proses fotosintesis menjadi 24 jam.

Caranya adalah dengan menggantikan cahaya matahari dengan lampu LED di malam hari. Fotosintesis yang dikonsepkannya memang tetap memanfaatkan pencahayaan alami dari cahaya matahari pada siang hari. Namun, pada malam hari fotosintesis menggunakan glow LED sebagai pengganti cahaya matahari.

Lampu LED memang sengaja dirancang sehingga spektrum warna biru bisa lebih besar dibanding spektrum warna merah. Spektrum warna biru yang digunakan memiliki panjang gelombang antara 440-470 nm sebesar 60 persen. Sedangkan, grow LED spektrum warna merah memiliki panjang gelombang  antara 640-660 nm sebesar 40 persen. Dengan begitu, gelombang cahaya yang dihasilkan bisa seperti cahaya matahari.

Pada dasarnya konsep pertanian ini merupakan kegiatan pertanian hidroponik yang memproduksi beragam jenis komoditas bahan pangan nabati dalam rumah kaca. "Disini saya mengondisikan karakteristik dari tumbuhan. Mulai dari temperatur, kelembaban, pH dan nutrisi," ulas pria kelahiran Lamongan ini.

Dengan konsep tersebut Wahyu mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian nabati seperti padi, sayur dan buah hingga 20 persen lebih banyak. Namun, masa panen pun menjadi relatif lebih singkat dibandingkan pertanian konvensional. 

Meski begitu, sistem ini tetap unggul akibat ketahanannya terhadap iklim dan cuaca. Wahyu menjelaskan dalam kondisi cuaca buruk seperti hujan atau mendung, teknologi tetap bekerja efektif secara otomatis. "Saya jamin tidak akan ada kegagalan panen akibat gangguan hama dan perubahan iklim," pungkasnya. (mir/riz)

JawaPos.com- Umumnya tumbuhan berfotosintesis saat siang. Sebab, pembuatan makanan pada tumbuhan hijau itu membutuhkan bantuan sinar matahari. Namun, proses fotosintesis tersebut ternyata tidak hanya bisa dilakukan saat siang. Malam pun bisa. Yakni, dengan bantuan spektrum cahaya dari lentera fotosintesis yang digagas Ghois Qurniawan.

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) itu mengatakan, riset tentang lentera fotosintesis tersebut dimulai pada awal Maret. Mulanya, dia tergelitik area persawahan yang cukup gelap. Berjalan kaki di pematang sawah pun riskan. ”Kita tidak tahu di situ ada lubang atau ada ular,” ujarnya.

Dia pun berinisiatif untuk membuat penerangan di area sawah. Namun, membuat penerangan saja tanpa ada fungsi yang lain malah seperti membikin lampu jalan biasa. Karena itu, Ghois pun memutar otak untuk lebih inovatif. Dia ingin lampu tersebut bisa bermanfaat juga untuk petani dan tanaman.

Riset demi riset dilakukan. Jadilah lentera fotosintesis. Alat itu cukup sederhana. Yakni, sebuah tiang besi yang di bagian atasnya dipasang lampu LED. Cahaya lampu tersebut menggantikan sinar matahari untuk proses fotosintesis saat malam.

”Kalau siang tidak menyala. Jadi, fotosintesis tetap dengan cahaya matahari,” terangnya. Saat malam, imbuh dia, alat akan menyala otomatis. Cahaya yang menerangi bisa bermanfaat bagi tanaman untuk kembali memproduksi makanan.

Tidak sembarang cahaya bisa digunakan tanaman untuk berfotosintesis. Ada spektrum cahaya tertentu yang memang dibutuhkan tanaman untuk membuat makanan. Karena itu, Ghois kembali melakukan riset.

”Ini salah satu tantangannya. Cari spektrum warna yang tepat. Juga, butuh berapa watt lampunya,” jelas mahasiswa yang selama riset dibimbing oleh dosen Teknik Elektro UMS Eddo Mahardika tersebut.

Untuk menambah wawasan terkait dengan hal itu, Ghois melakukan riset literatur. Secara kasatmata, kata dia, sinar matahari memancarkan warna kuning. Itu memang gelombang cahaya yang tampak. Namun, jika dilihat dengan menggunakan kaca film, cahaya yang terlihat menjadi berbeda.

Dalam salah satu karya ilmiah yang dipelajarinya, dia menjadi tahu bahwa tanaman menyerap banyak warna merah dari sinar ultraviolet. ”Merah untuk peregenerasian sel hijau daun. Biru untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri,” tuturnya.

Meski begitu, terlalu banyak warna merah juga akan membuat tanaman layu. Jadi, imbuh dia, komposisi cahaya pada alat harus disesuaikan. Dia membuat spektrum warna yang tepat dan hampir menyamai sinar matahari yang dibutuhkan tanaman. Dengan begitu, tanaman tidak cepat layu, tidak cepat kering, tetapi lebih cepat tumbuh.

Mahasiswa semester V itu sudah melakukan uji coba pada beberapa tanaman. Terutama pada tanaman pangan seperti jagung, padi, dan kacang-kacangan. ”Hasilnya tumbuh lebih cepat,” jelasnya. Untuk tanaman berkambium, Ghois belum mencobanya.

Selama tiga bulan, dia memberikan perlakuan berbeda pada tanaman yang sejenis. Satu tanaman mendapat cahaya hanya saat siang dari matahari. Satu tanaman lain mendapat cahaya pada siang dan malam. Siang dari cahaya matahari, malam dari lentera fotosintesis.

Hasilnya, tanaman yang tanpa sinar bisa berbuah, tapi kemudian mati. Padahal, Ghois memberikan air yang sama dan tanah yang sama. Sementara itu, tanaman yang disinari lentera fotosintesis bisa berbuah dua kali. Daunnya juga masih hijau. Batangnya bagus. ”Lebih produktif karena bisa berfotosintesis,” terangnya.

Saat ini alat tersebut masih terkoneksi dengan listrik. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan energi yang digunakan adalah solar cell atau tenaga matahari. Namun, dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mewujudkannya. Ghois berharap area persawahan bisa disinari dengan baik. Dengan demikian, tanaman bisa lebih produktif. ”Mungkin ini bisa bekerja sama dengan pemda setempat untuk swasembada pertanian,” terangnya.

Saat ini pengembangan juga dilakukan. Yakni, dengan membuat pertanian di dalam gedung bertingkat. Tantangannya, tanaman indoor tidak bisa disinari terus-menerus dengan cahaya buatan.

Tanaman tetap membutuhkan sinar matahari yang memiliki kandungan lebih kompleks. Tanpa cahaya matahari, tanaman akan rentan layu. ”Saya belum tahu kompleksitas apa saja yang terkandung dalam cahaya matahari, tapi mungkin bisa untuk ditambahkan nantinya,” jelasnya. Saat ini riset-riset terus berjalan. ”Bisa ditambahkan spektrum lagi,” tuturnya.

Kaprodi Teknik Elektro UMS Anang Widiantoro mengapresiasi inovasi yang dibuat oleh Ghois. Menurut dia, tanaman idealnya membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. ”Tapi, malam hari tidak ada. Ini inisiatif bagus. Sangat inovatif,” jelasnya. Karena itu, dia mendorong para mahasiswa untuk membuat teknologi tepat guna yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan alat-alat inovatif tersebut bisa dipatenkan.

Editor : Miftakhul F.S

Reporter : (puj/c7/dos)