Jelaskan pengertian metode ilmiah dan sebutkan kriteria metode ilmiah

Jelaskan pengertian metode ilmiah dan sebutkan kriteria metode ilmiah

Dalam dunia pendidikan, kita selalu dihadapi dengan yang namanya metode ilmiah. Metode ilmiah ini merupakan salah satu indikator terpenting dalam dunia pendidikan. Terkhusus dalam melakukan penelitian, eksperimen dan sebagainya.
Lalu, apa sih metode ilmiah itu? apa saja unsur dan sebagainya tentang metode ilmiah itu? Nah, daripada bingung tidak karuan, yuk kita simak penjelasannya sebagai berikut. Metode ilmiah adalah proses keilmuan yang secara sistematis memperoleh pengetahuan melalui bukti fisis. Dalam ilmu fisika, metode ilmiah memperoleh suatu kesimpulan yang didukung oleh bukti dan juga tersusun secara sistematis. Jika metode ilmiah tidak dilakukan, maka eksperimen yang dilakukan akan meragukan dan tidak dapat ditentukan oleh hukum atau dengan rumus yang jelas untuk terjadinya fenomena fisis. Para ahli juga pernah menyumbangkan pemikirannya mengenai pengertian atau definisi dari metode ilmiah. Berikut ini telah kami rangkum beberapa di antaranya.
  • Menurut Almack (1939). Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
  • Menurut Sidi Gazalba (1970). Metode ilmiah adalah cara pikir manusia untuk memperoleh pengetahuan yang pasti dan benar tentang alam dan dirinya sendiri, yang berada dalam medan empirisnya.
  • Menurut Moekijat (1990). Metode ilmiah adalah alat yang paling utama untuk memperoleh pengetahuan baru dalam suatu bidang pengetahuan tertentu. Metode ilmiah adalah penyelidikan secara teliti, perumusan hipotesis-hipotesis, ramalan, dan pengujian.
Inilah karakteristik khusus metode ilmiah, yakni sebagai berikut.
  1. Bersifat kritis dan analitis. Metode ilmiah berarti peneliti dengan rinci melakukan observasi dan eksperimen untuk mendapatkan hasil yang relevan dan akurat.
  2. Bersifat logis. Metode ilmiah berarti langkah-langkah yang dilakukan peneliti dapat dijelaskan dengan logis, bukan berdasar firasat atau hal lain yang tidak dapat dijelaskan dengan logika.
  3. Bersifat obyektif. Hasil-hasil yang didapat harus merupakan hasil yang objektif, artinya hasil itu tidak eksklusif hanya bisa dilakukan oleh peneliti dan bukan merupakan hasil rekayasa.
  4. Bersifat empiris. Hasil didapatkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi, bukan karangan atau berbasis hanya dari opini peneliti sendiri atau orang lain.
  5. Bersifat konseptual. Berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan konsep-konsep suatu fenomena. Penelitian bukan terbatas hanya pada fakta-fakta yang dapat dirasakan atau dilihat secara nyata, tetapi juga penjelasan konsep bagaimana fakta-fakta tersebut terjadi dan kaitan diantaranya.
  6. Testability. Penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan pengujian statistik yang menggunakan data yang dikumpulkan.
  7. Teoritis. Ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan suatu struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.
  8. Sistematis. Sistematis artinya mengandung suatu prosedur yang tersusun rapih dan sesuai hierarki (sintaks) dan cermat.

Inilah kriteria khusus metode ilmiah sebagai berikut.

  1. Berdasarkan fakta. Analisis dan pengambilan kesimpulan yang dilakukan harus didasari pada fakta-fakta yang nyata terjadi, bukan dari opini-opini peneliti saja.
  2. Bebas dari prasangka. Saat melakukan eksperimen, peneliti tidak boleh memiliki prasangka. Peneliti boleh memiliki hipotesis, namun eksperimen harus dijalankan secara objektif meskipun diperkirakan hasil tidak sesuai hipotesis.
  3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis. Penarikan kesimpulan berdasar metode ilmiah harus menggunakan prinsip-prinsip analisis. Hal ini mengartikan dibutuhkannya kejelasan urutan berpikir dan kejadian dalam menjelaskan suatu fenomena fisika. Komponen-komponen permasalahan dan hubungan diantaranya harus diketahui dengan jelas dan dapat dijelaskan secara runut.
  4. Perumusan Masalah atau pembuatan hipotesis. Metode ilmiah melibatkan suatu perumusan masalah yang diteliti atau hipotesis penjelasan atas terjadinya suatu fenomena.
  5. Menggunakan ukuran objektif. Hasil eksperimen harus diukur dengan suatu ukuran yang objektif, bukan subjektif. Hal ini ditujukan agar hasil eksperimen dipahami dengan mudah oleh setiap orang, dan seminimal mungkin dipengaruhi subjektivitas peneliti. Contoh ukuran objektif adalah satuan-satuan internasional seperti meter untuk mengukur panjang, dan kilogram untuk mengukur massa. Contoh ukuran subjektif adalah ukuran yang relatif terhadap benda yang tidak pasti ukurannya, seperti sejengkal, semata kaki, dan lain-lain.
  6. Menggunakan teknik kuantitatif, atau ditambahkan kualitatif. Teknik kuantitatif dengan ukuran yang objektif akan memberikan hasil yang dapat dimengerti secara universal dan minim subjektivitas peneliti. Namun, dapat juga digunakan teknik kualitatif apabila hasil yang didapatkan sulit dideskripsikan dengan suatu ketentuan kuantitatif. Contohnya, pertumbuhan tanaman dinyatakan secara kuantitatif (misal: tumbuh 10 cm dalam 5 hari) dan perkembangannya dinyatakan secara kualitatif (misal: tumbuh bunga dalam 5 hari).

UNSUR-UNSUR METODE ILMIAH

  1. Karakterisasi. Identifikasi sifat-sifat utama yang relevan milik subjek yang diteliti dengan pengamatan dan pengukuran.
  2. Hipotesis. Dugaan teoritis sementara yang menjelaskan hasil pengukuran.
  3. Prediksi. Deduksi logis dari hipotesis.
  4. Eksperimen. Pengujian atas hubungan karakterisasi dengan prediksi dan hipotesis.
  5. Evaluasi dan pengulangan. Penilaian atas ketepatan hipotesis dan prediksi berdasar hasil yang didapat saat eksperimen, dan pengulangan pada tahap-tahap tertentu apabila tidak didapatkan hasil yang sesuai.

LANGKAH-LANGKAH (SINTAKS) METODE ILMIAH

Terdapat beberapa langkah dasar atau tahapan dalam penulisan metode ilmiah. Dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan dan analisis data, menarik kesimpulan hingga mengomunikasikan hasil penelitian.

  1. Merumuskan Masalah. Masalah biasanya berupa pertanyaan yang harus dijawab dengan melakukan sebuah penelitian secara ilmiah. Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan saat kita akan merumuskan masalah: Masalah harus diungkapkan sebagai kalimat pertanyaan. Kata-kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah dimengerti. Perumusan masalah harus menjadi masalah yang bisa diselesaikan.
  2. Mengumpulkan Informasi. Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya yang harus kita lakukan mengumpulkan informasi atau data. Ini bisa dilakukan dengan observasi maupun studi literatur seperti jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada sebelumnya.
  3. Menyusun Hipotesis. Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan observasi dan mendapatkan data, maka yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
  4. Melakukan Percobaan. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah kita buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita lakukan adalah melakukan percobaan atau penelitian. Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data yang akurat.
  5. Menganalisis Data. Di tahapan ini, data-data yang telah kita peroleh dari hasil penelitian lalu dicatat dan diolah ke dalam bentuk grafik atau diagram sehingga mudah untuk dianalisis.
  6. Membuat Kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan, tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari hopitesis yang pernah diajukan.
  7. Mengomunikasikan Hasil Penelitian. Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan seminar.

Adapun manfaat dari metode ilmiah, antara lain sebagai berikut.

  • Berkembangnya Ilmu Pengetahuan.
  • Menemukan Jawaban dari Rahasia Alam.
  • Memecahkan Masalah dengan Penalaran.
  • Pembuktian yang Memuaskan.
  • Memperoleh Kebenaran Objektif.

Dalam mengerjakan Karya Ilmiah, Thesis maupun Tugas Akhir biasanya anda memerlukan Metode ilmiah. Apa itu Metode Ilmiah, Kriteria, Langkah-langkah dan Tujuan Metode Ilmiah ? Yuk langsung saja kita bahas terkait materi Metode Ilmiah.

Jelaskan pengertian metode ilmiah dan sebutkan kriteria metode ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah adalah suatu proses atau prosedur keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara sistematis yang berdasarkan bukti fisis.

Menurut Wikipedia Metode Ilmiah atau atau Proses Isssslmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik.

Penelitian (Metode Ilmiah) umumnya menfokuskan untuk melakukan identifikasi terhadap masalah yang harus dipecahkan, pengumpulan data, lalu menanalisis data dan menarik kesimpulan yang tepat. Penelitian ini sifatnya sangat objektif, karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman maupun intuisi seorang peneliti yang sifatnya subjektif.

Tujuan Metode Ilmiah

Tujuan dari metode ilmiah adalah sebagai berikut :

  • Guna mendapatkan ilmu pengetahuan yang rasional dan sudah teruji.
  • Untuk pembuktian terhadap suatu kebenaran yang dapat diatur oleh pertimbangan yang logis.
  • Untuk mencari pengetahuan yang dimulai dari penemuan masalah yang harus dipecahkan atau dicari solusinya, pengumpulan data, menanalisis data dan diakhiri dengan menarik suatu kesimpulan.
  • Membantu memecahkan masalah dengan pembuktian yang dimana buktinya dapat memuaskan.
  • Dapat menguji penelitian yang telah dilakukan orang lain sehingga didapatkan kebenaran yang objektif dan juga memuaskan, dan lain-lain.

Kriteria-kriteria Pada Metode Ilmiah

Suatu penelitian dapat dikatakan Ilmiah apabila telah metode penelitiannya memenuhi beberapa syarat dan kriteria diantaranya :

1. Berdasarkan kenyataan atau fakta

Keterangan, data dan informasi yang ingin didapatkan, baik itu yang dikumpulkan maupun yang dianalisa harus berdasarkan fakta. Jangan penemuan yang berdasarkan khayalan, legenda, kira-kira dan lain-lain. Jadi intinya harus berdasarkan kenyataan atau fakta yang benar-benar ada.

2. Bebas dari Prasangka

Harus bersifat bebas dari prasangka dan pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya subjektif. Fakta harus dengan alasan dan berdasarkan bukti yang jelas serta objektif. Jadi suatu penelitian harus menunjukan adanya kesesuaian dengan Hipotesis.

3. Menggunakan Prinsip Analisa

Dalam memahami dan memberikan arti pada permasalahan yang kompleks, haruslah menggunakan prinsip-prinsip analisa. Masalah harus dicari sebab dan juga pemecahannya dengan menggunakan prinsip analisis yang logis. Fakta-fakta yang dapat mendukung tidak dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat derkripsinya saja, akan tetapi semua fakta dan kejadian harus dicari sebab maupun akibatnya dengan menggunakan analisa.

4. Menggunakan Hipotesis

Pada metode ilmiah, seseorang yang melakukan penelitian harus dituntun dalam proses berfikir menggunakan prinsip analisa. Hipotesis diperlukan untuk memandu pikiran ke arah tujuannya, sehingga hasil yang nanti didapatkan akan mengarah kepada sasarannya.

5. Menggunakan Ukuran yang Objektif

Seseorang yang melakukan penelitian harus memiliki sikap yang objektif dalam mencari kebenaran. Data dan fakta yang ada harus dianalisis secara objektif, pertimbangan maupun penarikan kesimpulan dari penelitian arus menggunakan pikiran yang benar-benar jernih jadi bukan berdasarkan perasaan seorang peneliti

6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi

Data ukuran yang sifatnya kuantitatif (jumlah satuan angka) yang biasa haruslah digunakan. Jika terdapat data ukuran misalnya seperti mm, kg, ohm, per detik dan lain-lain harus digunakan. Teknik kuantifikasi yang sering digunakan dan tergolong mudah umumnya menggunakan ukuran rating, ranking dan nominal.

Baca juga : Pengertian Humas Menurut Para Ahli

Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Berikut adalah cara dan langkah-langkah untuk melakukan Metode Ilmiah :

1. Melakukan Observasi

Dalam proses observasi seorang peneliti akan melakukan identifikasi terhadap sifat-sifat utama yang dimiliki oleh subjek yang akan diteliti. Proses ini dapat melibatkan proses penentuan definisi maupun observasi. Observasi sering sekali membutuhkan perhitungan atau pengukuran yang teliti.

2. Melakukan Identifikasi Masalah

Perumusan masalah atau Identifikasi Masalah merupakan keharusan dalam metode ilmiah. Permasalahan dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, dengan menggunakan kalimat tanya. Dengan pertanyaan tersebut maka diharapkan dapat mempermudah orang untuk melakukan metode ilmiah, untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan, melakukan analisis terhadap data tersebut dan menyimpulkannya.

3. Menyatakan Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu ide atau dugaan sementara penyelesaian permasalahan yang terdapat dalam penelitian ilmiah. Hipotesis sangat berguna untuk memungkinkan prediksi yang berdasarkan deduksi. Prediksi ini dapat meramalkan hasil dari eksperimen yang dilakukan. Dan hipotesis tersebut belum tentu diketahui akan kebenarannya.

4. Melakukan Eksperimen

Eksperimen berfungsi untuk menguji Hipotesis yang telah diajukan. Perhitungkanlah semua variabel yang ada, yaitu semua yang mempengaruhi eksperimen yang dilakukan. Hasil dari eksperimen akan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis.

Hasil eksperimen dapat menyalahkan hipotesisi apabila hasilnya bertentangan dengan hipotesis. Melakukan pencatatan yang detail pada hasil eksperimen sangatlah penting, karena untuk membantu dalam laporan eksperimen dan memberikan bukti efektivitas serta keutuhan dari cara-cara yang dilakukan.

5. Menyimpulkan Hasil Eksperimen

Seseorang yang melakukan metode ilmiah mungkin saja akan mengulangi langkah-langkah yang lebih awal karena pertimbangan-pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk kesimpulan yang menarik atau tepat dapat membuat seorang peneliti mempertimbangkan ulang subjek yang dipelajarinya.

Karena ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi atau ramalan yang menarik dan teruji dapat membuat seorang peneliti mempertimbangkan hasilnya. Dapat juga membuat seorang peneliti mempertimbangkan ulang metode dari eksperimen bahkan hipotesis yang mendasarinya. Sering sekali eksperimen dalam metode ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, karakterisasi didasarkan dari eksperimen yang dilakukan orang lain.

Baca juga : Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli

Demikian informasi tentang Pengertian Metode Ilmiah, Karakteristik Metode Ilmiah dan langkah-langkah atau cara melakukan metode ilmiah. Semoga artikel yang kami sajikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sampai jumpa pada artikel di Sumberpengertian.id 🙂