Jelaskan penerapan efisiensi kerja dalam hal penggunaan waktu

EFISIENSI PEKERJAAN KANTOR DISUSUN OLEH KELOMPOK 10 CUT ISMALIA BENAZIR 192017010 NURHABISAH 192017024 Dosen Pembimbing : Rahmad Syah Putra, M.Pd MK: Manajemen Perkantoran KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA STAIN TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN AJARAN 2018/2019 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT., yang telah memberikan jalan, kekuatan, serta petujuk-Nya sehingga makalah tentang “Efisiensi Pekerjaan Kantor“ ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. yang telah menunjukkan kita ke jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna. Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dosen pembimbing. Kami sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, jika ada kekurangan kami mohon maaf, karena yang benar datang dari Allah SWT. dan yang salah datang dari kami sendiri. Terima kasih atas perhatiannya. Meulaboh, 5 Oktober 2018 Penulis 2 DAFTAR ISI COVER MAKALAH .......................................................................... 1 KATA PENGANTAR .......................................................................... 2 DAFTAR ISI .......................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4 A. Latar Belakang .......................................................................... 4 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan .......................................................................... 4 .......................................................................... 5 A. Pengertian Efisiensi Perkantoran ......................................................... 5 B. Asas-Asas Efisiensi dalam Pekerjaan Kantor ...................................... 6 C. Penerapan Efisiensi dalam Kantor ....................................................... 7 D. Sumber Daya yang Diefesiensikan ...................................................... 10 E. Peran Controlling dalam Efisiensi Perkantoran ................................... 11 BAB II PEMBAHASAN BAB III PENUTUP .......................................................................... 14 A. Kesimpulan .......................................................................... 14 B. Saran .......................................................................... 14 .......................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA 3 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Efisiensi memiliki arti secara singkat "hemat segala-galanya". Secara singkat efisiensi adalah usaha menghemat materi, tenaga, waktu dan sebagainya dalam rangka mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Efisiensi kerja adalah pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertentu tanpa mengurangi tujuan yang dikerjakan dengan cara paling mudah mengerjakannya, murah biayanya, sedikit tenaganya, ringan bebannya dan singkat waktunya. Di dalam kantor, seorang pegawai yang bekerja efisien pasti memiliki kecepatan kerja yang tinggi, atau kebalikannya, jika dia ingin menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat, dia harus bisa meningkatkan kecepatan kerjanya, berarti dia harus bekerja dengan efisien. Begitupun sebaliknya. Asalkan punya motivasi, cara bekerja yang efisien dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan kantor baik yang besar maupun yang kecil. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian efisiensi pekerjaan kantor? 2. Apa saja asas-asas efisiensi dalam pekerjaan kantor? 3. Bagaimana penerapan efisiensi dalam kantor? 4. Sumber daya apa saja yang diefisiensikan dalam pekerjaan kantor? 5. Bagaimana peran controlling dalam efisiensi perkantoran? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian efisiensi pekerjaan kantor. 2. Untuk mengetahui asas-asas efisiensi dalam pekerjaan kantor. 3. Untuk mengetahui penerapan efisiensi dalam kantor. 4. Untuk mengetahui sumber daya yang diefisiensikan dalam pekerjaan kantor. 5. Untuk mengetahui peran controlling dalam efisiensi perkantoran. 4 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN EFISIENSI PERKANTORAN Kata "Efisien" berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan. Stoner mendefinisikan efisiensi sebagai kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi. Seorang yang bertindak secara efisien mampu meminimalkan biaya sumber daya yang diperlukan.1 Efisiensi kerja adalah merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupakan cara yang termudah dalam mengerjakannya, termurah dalam biayanya, tersingkat dalam waktunya, teringan dalam bebannya dan terpendek dalam jaraknya (Sedarmayanti, 2012).2 Pengertian efisiensi menurut SP. Hasibuan (1984) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah: “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumbersumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas."3 Efisiensi adalah suatu asas dasar tentang perbandingan terbaik antara suatu usaha kerja dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu:  Segi Hasil 1 Stoner, Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2010), hlm. 10. Risna, Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi Dan Efektivitas Kerja Pada Kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hlm. 428. 3 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen dasar, pengertian dan masalah, (Jakarta: Penerbit Gunung Agung, 1984), hlm. 233. 2 5 Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien kalau sesuatu hasil tertentu tercapai dengan usaha sekecil-kecilnya. Pengertian "usaha" dapat dilihat dari 5 sumber kerja yaitu pikiran, tenaga, waktu, ruang dan benda (termasuk uang).  Segi Usaha Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila dengan suatu usaha tertentu memberikan hasil yang banyak, baik yang mengenai mutunya ataupun jumlah satuan hasil itu.4 B. ASAS-ASAS EFISIENSI DALAM PEKERJAAN KANTOR Di dalam kantor, perlu diterapkan efisiensi pekerjaan agar supaya sesuatu dapat berjalan lebih baik. Untuk mencapai tujuan itu, ada beberapa asas-asas efisien yang perlu diterapkan yaitu sebagai berikut:5 1. Asas perencanaan Segala sesuatu kegiatan harus punya perencanaan, supaya bias dijalankan dengan benar, tepat, dapat dikontrol dan juga dapat dievaluasi, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal (sebesar-besarnya). Perencanaan berarti penetapan langkah-langkah tindakan yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan dengan mengadakan perhitungan-perhitungan secara matamg dan pertimbangan-pertimbangan yang sebaik-baiknya. Perwujudan perencanaan pekerjaan kantor itu berupa penetapan pedoman tentang maksud dan pengurusan warkat/berkas, pedoman tentang prosedur atau tata kerja, pedoman tentang pengadaan mesin-mesin kantor dan penggunaannya, pedoman dan perancangan dan pengendalian formulir. 2. Asas penyederhanaan Penyederhanaan dilakukan dengan tujuan supaya suatu pekerjaan menjadi lebih mudah atau lebih ringan untuk dikerjakan. Asas ini meliputi penggunaan cara-cara yang lebih mudah, praktis dan cepat. Dalam pelaksanaan asas ini biasanya diadakan pertimbangan-pertimbangan 4 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,(Yogyakarta: Liberty, 2007), hlm.172. The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.174. 5 6 tentang langkah-langkah tindakan yang perlu dihapuskan atau digabungkan dan hubungan-hubungan kerja dalam organisasi yang perlu dipersingkat sehingga dapat merampingkan struktur organisasi.6 3. Asas Penghematan Pemakaian biaya, bahan, benda, sedapat mungkin diusahakan tidak berlebihan, cukup sesuai dengan yang dituntut atau dibutuhkan. Asas ini meliputi penetapan pedoman tentang perhitungan biaya dan kemanfaatannya, pedoman tentang perhitungan kebutuhan warkat, dan pedoman tentang mekanisasi pekerjaan kantor.7 4. Asas Penghapusan Menghapus atau meniadakan sesuatu kegiatan yang dianggap kurang perlu, sudah tentu yang tidak punya dengan hasil yang hendak dicapai. Dalam asas ini dilakukan pertimbangan-pertimbangan tentang kegiatankegiatan yang dianggap kurang perlu sehingga sebaiknya dihapuskan atau ditiadakan. 5. Asas Penggabungan Menggabungkan atau menyatukan beberapa kegiatan yang memiliki persamaan dalam kemungkinan bisa dikerjakan sekaligus atau bersamaan sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga kerja. Asas ini mempertimbangkan langkah-langkah tindakan yang perlu digabungkan sehingga lebih efisien.8 C. PENERAPAN EFISIENSI DALAM KANTOR Pelaksanaan efisiensi pada macam-macam kerja ketatausahaan digolonggolongkan menurut penggunaan masing-masing sumber kerja itu:9 1. Pemakaian Pikiran a. Pekerjaan mental yang memakai banyak pikiran sedapat-dapatnya diubah menjadi pekerjaan yang semata-mata dapat diselesaikan dengan tenaga jasmani saja. 6 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.175. The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.176. 8 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.177-178. 9 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.178-185. 7 7 b. Pekerjaan yang terdiri dari banyak kegiatan visual hendaknya memakai sarana yang memudahan pembacaan atau penangkapan mata itu. c. Pada pekerjaan yang tersusun atas beberapa langkah dan cukup ruwet sedapat-dapatnya langkah-langkah permulaanya disiapkan atau diselesaikan terlebih dahulu untuk memudahkan penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut. d. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai sifat-sifat yang berlainan atau yang memerlukan pengerjaan yang berbeda-beda hendaknya digolonggolongkan secara jelas. Bila pekerjaan-pekerjan ini akan diajukan kepada atasan hendaknya diajukan secara terpisah-pisah sehingga mempermudah penyelesainnya. e. Tingkat urgensi dalam penyelesaian suatu pekerjaan hendaknya tidak terlampau banyak sehingga hilang artinya atau sukar membedakannya satu sama lain maupun melaksanakannya. f. Setiap tempat penyimpanan hendaknya diberi tanda pengenal seperlunya atau catatan-catatan keterangan mengenai isinya.10 2. Pemakaian Tenaga a. Gerak-gerak tangan atau tubuh lainya yang berlebih-lebihan dalam melaksanakan suatu pekerjaan jasmani hendaknya dihindarkan. b. Pekerjaan jasmani sedapat-dapatnya diubah menjadi pekerjaan otomatis atau dilaksanakan dengan bantuan sarana mekanis. c. Bagi setiap pekerjaan sedapat-dapatnya diusahakan agar dilakukan dengan kedua tangan berbarengan dengan arah yang berlawanan dan setangkup. d. Pada pekerjaan yang memakai jari-jari tangan, beban kerja hendaknya dibagi secara tepat diantara masing-masing jari itu sesuai dengan kekuatannya. e. Benda dan alat kerja yang setiap stas taluaat dipakai hendaknya ditaruh dalam lingkungan bidang kerja yang dicapai oleh tangan dengan tidak usah menggerakkan badan. 10 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,(Yogyakarta: Liberty, 2007), hlm.178. 8 f. Sesuatu langkah pekerjaan yang sama hendaknya tidak dilakukan berulang-ulang dalam suatu kebutuhan kerja, 1 kali saja sudah cukup. g. Pekerjaan-pekerjaan yang sejenis sedapat-dapatnya diusahakan pelaksanaannya sekali jalan atau digabungkan penyelesaiannnya dalam 1 proses. h. Setiap kegiatan jasmani hendaknya selalu produktif, yaitu memberikan hasil tertentu dan tidak ada tenaga yang terbuang sia-sia. i. Tangan kiri hendaknya tidak dijadikan semacam alat pemegang dalam proses pekerjaan atau berdiam diri menunggu saja.11 3. Pemakaian Waktu a. Hari, bulan dan tahun hendaknya direncanakan pemakaiannya dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda, terlambat, atau terbengkalai. b. Waktu kerja hendaknya selalu produktif, yaitu tidak ada waktu yang hampir tanpa memberikan suatu hasil kerja betapa pun kecilnya.12 4. Pemakaian Ruang a. Lalu lintas warkat dalam kantor hendaknya diusahakan menempuh jarak yang terpendek dengan menghapuskan perjalanan yang tak perlu atau mengubah letak perabotan kantor sesuai dengan urut-urutan penyelesaian warkat itu. b. Alat-alat perlengkapan kantor hendaknya ditaruh dekat pegawaipegawai yang paling sering mempergunakannya untuk mengurangi jarak mondar-mandir yang banyak. c. Benda-benda yang tidak diperlukan lagi hendaknya tidak disimpan terus melainkan langsung dibuang ke dalam keranjang sampah sehingga tidak memakan tempat.13 5. Pemakaian Benda (termasuk uang) a. Material dan peralatan tatausaha yang dibeli sedapat-dapatnya yang bercorak serbaguna sehingga dapat dipakai untuk berbagai keperluan. 11 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.180-182. The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.182. 13 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.182-183. 12 9 b. Pembelian barang perbekalan tatausaha yang habis pakai hendaknya dilakukan sekaligus dalam jumlah dan ukuran yang besar. c. Bagi beberapa material tatausaha tertentu bila mungkin dibeli saja bahan mentahnya untuk kemudian diolah sendiri. d. Untuk setiap barang perbekalan tatausaha yang banyak pemakaiannya hendaknya dibuatkan spesifikasinya sehingga tidak akan terjadi salah beli, terutama membeli dalam mutu yang lebih rendah. e. Dalam pembelian barang-barang tatausaha hendaknya waspada agar tidak terperangkap dalam penghematan semu f. Setiap pemakaian material tata usaha hendaknya dapat diperhitungkan banyaknya dan dipertanggungjawabkan pentingnya.14 D. SUMBER DAYA YANG DIEFISIENSIKAN Pada umumnya setiap organisasi memiliki unsur-unsur manajemen yang terdiri dari manusia, uang. material, mesin-mesin, metode dan pasar (Tool of Management) sebagai sumber daya yang akan dikelola sumber daya tersebut. Secara rinci sumber daya dalam manajemen perkantoran terdiri dari: 15 1. Pegawai Kantor Yaitu para pegawai atau pejabat yang hakikat tugasnya adalah mengolah informasi. 2. Biaya Kantor Dalam melaksanakan pekerjaan kantor tentu memerlukan biaya, baik untuk gaji, pembelian peralatan, maupun biaya untuk keperluan lainnya. 3. Materiel Kantor, yang terdiri dari: a. Alat tulis kantor Alat tulis kantor, antara lain kertas, stensil sheet, karbon, pita mesin tulis dan sebagainya. Benda-benda tersebut mempunyai kegunaan yang penting dalam proses penanganan informasi sehingga perlu pengelolaan yang baik agar tidak terjadi pemborosan. 14 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,…, hlm.183-184 Mas Halimah, Konsep dan Ruang Lingkup Administrasi Perkantoran, ADPU4331/Modul 1 bagian 1.31. 15 10 b. Perabot kantor Hal yang termasuk sumber daya ini antara lain lemari file, meja tulis, kursi dan lain-lain yang harus tepat pengadaan dan penggunaannya dalam mengelola informasi. c. Ruang kantor Pekerjaan kantor tidak mungkin dikerjakan di luar ruangan, kecuali dalam keadaan darurat atau untuk sementara. Pada umumnya pekerjaan kantor perlu dikerjakan dalam ruangan yang memadai. d. Mesin-mesin kantor Termasuk dalam sumber daya ini adalah mesin tulis, telex, mesin foto copy, komputer dan lain-lain. e. Waktu khusus untuk pegawai kantor Dalam hal tertentu, misalnya untuk suatu perusahaan yang tidak sepanjang hari menangani informasi maka perlu pengaturan waktu sehingga sehari-harinya tersedia waktu khusus untuk menangani informasi. 4. Metode kantor Yaitu cara kerja dan prosedur dalam menangani informasi. Untuk menangani informasi yang besar jumlahnya dan banyak macam ragamnya, cara kerja yang tepat dan prosedur yang tidak berbelit-belit akan menunjang tercapainya tujuan manajemen perkantoran. 5. Pasar Dalam hal tertentu untuk memasarkan hasil produksi dan keperluan lainnya. E. PERAN CONTROLLING DALAM EFISIENSI PERKANTORAN Berdasarkan pendapat Cascio (2003) (dalam Sukoco 2007), ada 3 proses yang harus dilakukan dalam mengontrol/mengawasi pekerjaan kantor:16 1. Mendefinisikan parameter pekerjaan yang akan di awasi. Hal ini akan membantu pegawai untuk mengetahui kinerja yang diharapkan terhadap 16 Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 130. 11 mereka dan secara efektif dapat mencapainya. Manajer dapat melakukannya dengan melakukan hal-hal berikut:  Penetapan tujuan, dalam beberapa penelitian yang berbeda, tempat maupun budaya menunjukan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai (Matsui, Kakuyama, dan Onglatco, 1987).  Standar ukuran, merupakan syarat mutlak agar pegawai dapat mencapai kinerja yang diharapkan apabila alat ukurnya ditetapkan secara objektif. Untuk itulah, tujuan hendaknya ditetapkan sedetail mungkin sehingga pengukuran yang objektif dapat dilakukan.  Standar terukur, merupakan standar kerja yang dapat diidentifikasi dan diukur dengan mudah. Misalnya, teller disebuah bank ditargetkan untuk melayani 20 orang dalam menyelesaikan transaksi (penarikan, penyimpanan, maupun pembayaran), sehingga rata-rata nasabah dapat dilayani selama 3 menit.  Standar tak terukur, merupakan standar kerja yang sulit untuk dikuantifikasikan dan biasanya berhubungan dengan karakteristik hubugan manusia, seperti sikap terhadap pelanggan, tingkat moral yang tinggi, dan tingkat kepuasan terhadap pelayanan administrasi di kantor.  Pengukuran, merupakan inti dari pengontrolan atau pengawasan kantor. Hendaknya pengukuran ini dilakukan secara reguler, bisa per kuartal maupun semester, untuk menjamin tercapainya tujuan secara konsisten. 2. Memfasilitasi kinerja yang hendak dicapai. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:  Mengurangi hambatan yang ada, misalnya peralatan kantor yang ada sudah out of date (penggunaan komputer dengan kecepatan processor 486 MHz, sedangkan aplikasi yang dijalankan menuntut penggunaan processor di atas 2 GHz); kurang efisiennya desain tempat kerja, atau bisa juga disebabkan kurang efektifnya desain kerja. 12  Menyediakan sumber daya yang memadai untuk penyelesaian kerja, misalnya sumber daya modal, bahan maupun manusia.  Memberikan perhatian penuh dalam perekrutan pegawai, hal ini didasari bahwa tujuan hendaknya dicapai pada saat yang tepat, tempat yang sesuai, dan orang yang tepat. Kualifikasi pegawai yang dibutuhkan tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. 3. Memotivasi pegawai, yang harus dilakukan oleh seorang manajer untuk agar pegawai senantiasa tertantang untuk mencapai target yang ditetapkan dan secara konsisten serta persisten mencapainya. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:  Memberikan imbalan yang dihargai oleh pegawai, pemberian ini harus didiskusikan terlebih dahulu dengan pegawai mengenai hal apa yang penting buat mereka, apakah peningkatan gaji, fasilitas, cuti, pengakuan dan lain-lain.  Memberikan imbalan secara adil dan tepat dalam hal jumlah dan waktunya, apabila pegawai memenuhi target yang ditetapkan, organisasi harus memberikannya secara tepat sesuai dengan yang dituangkan dalam peraturan.  Fungsi pengawasan biasanya diasosiasikan negatif oleh anggota organisasi, karena pada dasarnya manusia tidak suka diawasi. Fungsinya ini juga dapat mempengaruhi hubungan dengan pegawai yang bersangkutan jika terpaksa dilakukan langkah pembinaan atau pembenahan dari kondisi kerja yang sekarang. Untuk itu, demi tercapainya tujuan organisasi, hendaknya staf yang bertugas melakukan fungsi ini mempunyai sikap empati dan kooperatif dengan departemen yang lain. 13 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Efisiensi pekerjaan kantor dapat mempercepat pencapaian target yang telah digariskan dengan menghemat waktu dan tenaga. Maka dari itu, semua pegawai di dalam kantor dituntut agar bekerja dengan efisien dengan maksud semuanya bisa mencapai keberhasilan bersama secara kolektif. Dalam moralnya, setiap pegawai di dalam kantor tidak boleh mempunyai pikiran pembocoran atau penghamburan, tidak boleh mempunyai pikiran bekerja lamban, tidak boleh mempunyai pikiran semaunya, karena semua itu akan mempengaruhi hasil kerjanya. Seorang pegawai yang hasil kerjanya jelek, sudah tentu akan mendapat teguran dari pimpinannya, bahkan bisa diputuskan hubungan kerjanya apabila dianggap sudah parah. Pegawai macam ini termasuk pegawai tidak efisien, atau pegawai yang memiliki efisiensi kerja rendah. Pegawai yang tidak menyukai penghamburan, umumnya akan bekerja dengan efisien, dan pegawai yang bekerja efisien tidak mengeluh walaupun banyak yang harus dikerjakan. Sebaliknya, pegawai yang tidak efisien akan mengeluh jika ia diberi pekerjaan agak banyak, bahkan sedikit saja ia sudah mengeluh. Pegawai macam ini jelas adalah yang malas dan ini tidak termasuk di dalam lingkaran efisiensi pekerjaan. Oleh sebab itu, cara bekerja yang efisien harus terus menerus dipraktekkan dan diterapkan agar supaya jiwa efisiensi benar-benar bisa melekat pada diri setiap orang sehingga keseluruhan kantor menjadi berpotensi (memiliki tenaga) besar. B. SARAN Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang menjadi lebih baik lagi. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah pengetahuan kita. 14 DAFTAR PUSTAKA http://tutorialpai.mkdu.epi.edu Diakses pada tanggal 22 Maret 2018 pukul 20.01. Sedarmayanti. 2012. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Stoner. 2010. Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Prenhallindo. Risna. 2015. Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi Dan Efektivitas Kerja Pada Kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November. Hasibuan, Malayu S.P. 1984. Manajemen dasar, pengertian dan masalah. Jakarta: Penerbit Gunung Agung. Gie, The Liang. 2007. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty. Halimah, Mas. Konsep dan Ruang Lingkup Administrasi Perkantoran. ADPU4331/Modul 1 bagian 1.31. Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga.

15