Jelaskan bagaimana nilai-nilai kejuangan pada masa sebelum pergerakan nasional

Perjuangan para pendiri bangsa dalam menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Mandiri, Berintergritas, dan Merdeka adalah hal yang sudah lama dilakukan – setidaknya lebih dari 350 tahun selama masa penjajahan, dan itu bukanlah pekerjaan mudah. Maka, sudah sepatutnya jika warisan akan perjuangan, semangat dan komitmen terhadap bangsa  dipertahankan oleh para generasi muda sebagai bentuk balas jasa terhadap apa yang dilakukan oleh para leluhur.

Semangat dan komitmen kebangsaan telah terbentuk jauh sebelum terjadinya pergerakan nasional ataupun adanya organisasi bersifat perjuangan. Salah satunya adalah Sumpah Palapa yang menjadi bukti Semangat Patih Kerajaan Majapahit yaitu Gadjah Mada untuk mempersatukan Nusantara.

Selain itu, perjuangan kemerdekaan Indonesia diuji ketika ada penjajahan yang berkepanjangan. Dimana Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta selaku pendiri Negara berjuang begitu keras untuk kemerdekaan Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia tidak lahir seketika tetapi merupakan proses perkembangan sejarah dari zaman ke zaman.

Adapun, bentuk semangat dan komitmen kebangsaan yang ditunjukkan oleh pendiri negara dari masa ke masa terbagi menjadi 4 periode, yaitu periode I atau masa sebelum pergerakan nasional, periode II atau masa pergerakan nasional, periode III atau masa proklamasi dan perang kemerdekaan, dan periode 4 atau masa perjuangan mengisi kemerdekaan.

Periode I

Periode I adalah semangat dan komitmen kebangsaan yang terjadi pada masa sebelum pergerakan nasional. Pada masa ini, Indonesia atau Nusantara masih berbentuk kerajaan-kerajaan yang berdeka dan berdaulat, meskipun pada tiap kerajaan ada perbedaan agama tetapi bisa saling hidup damai dan rukun.

(Baca juga: Perang Dunia dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Politik Global)

Pada saat itu pula tumbuh jiwa dan semangat kejuangan yakni kesadaran harga diri, jiwa merdeka, ketakwaan terhadap Tuhan, dan Kerukunan hidup umat beragama, serta kepeloporan dan keberanian.

Periode II

Periode II adalah semangat dan komitmen kebangsaan yang terjadi pada masa pergerakan nasional. Pada masa periode II ini semangat dan tekad untuk merdeka semakin menggelora, dimana harga diri yang tidak mau dijajahlah yang telah menggugah semangat untuk melawan penjajah dan merebut kedaulatan dan kehormatan negara.

Dengan keinginan untuk keluar dari penjajahan maka timbullah jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa dan semangat kepahlawanan, kesadaran anti penjajah, kesadaran persatuan dan kesatuan perjuangan. Dimana, tahap awal perjuangan ini diawali dengan lahirnya Budi Utomo dan Serikat Dagang Islam dan juga Sumpah Pemuda pada tahun 1928.

Periode III

Dalam periode III atau semangat dan komitmen kebangsaan yang terjadi pada masa proklamasi dan perang kemerdekaan ini terjadi karena Indonesia masih mengalami agresi oleh pihak Belanda yang tidak menerima kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu Indonesia mengangkat senjata dan melawan pihak Belanda dengan semangat dan nilai-nilai kejuangan terutama rasa sebagai negara yang sudah merdeka.

Perjuangan para pendiri bangsa selama periode inilah yang diberi nama sebagai Jiwa semangat dan nilai-nilai berdasarkan kepada Undang-undang Dasar 1945 (UUD 45).

Periode IV

Periode IV adalah periode yang terjadi pada masa perjuangan mengisi kemerdekaan. Meskipun sudah merdeka bukan berarti perjuangan berhenti sampai disini. Kemerdekaan yang telah susah payah digapai, sudah sepatutnya diisi dengan nilai-nilai positif yang sesuai dengan jiwa dan semangat 45 oleh para kaum muda.

Fondasi dasar semangat juang ialah Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Pembukaan UUD 1945. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dimana nilai-nilai spiritual tentang ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Nasionalisme, pengorbanan, persatuan dan kesatuan, anti kolonialisme, kemerdekaan serta ikhlas dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

yg ke lima nya apa ya?? tolong di bantu​

1) Carilah konflik terkait penyimpangan Sila Pancasila 1 di Internet 2) Apa saja faktor penyebab konflik tersebut? 3) Bagaimana pandangan kelompok ter … kait konflik tersebut? 4) Bagaimana solusi untuk konflik tersebut? •Bagi Pelajar.. • Bagi Pendidik •Bag Pemerintah. •Bagi Penegak hukum. 5) Presentasikan hasilnya di depan kelas !​

1) Carilah konflik terkait penyimpangan Sila Pancasila 1 di Internet 2) Apa saja faktor penyebab konflik tersebut?3) Bagaimana pandangan kelompok terk … ait konflik tersebut? 4) Bagaimana solusi untuk konflik tersebut? •Bag Pelajar.. • Bagi Pendidik •Bag Pemerintah. •Bagi Penegak hukum. 5) Presentasikan hasilnya di depan kelas !​

undang undang no berapa dan pasal berapa yang menyatakan kekuasaan moneter?​

Bagi bagi point' Apa lambang sila 1–5 Pancasila??

5. Kekuasaan Negara dapat diartikan sebagai... A. Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain B. Ketangguhan yang dilakukan seseorang dalam kehi … dupan bermasyarakat C. Kesanggupan seseorang untuk mengatur setiap sikap dan tingkah laku masyarakat D. Kewenangan Negara untuk mengatur seluruh rakyatnya untuk mencapai keadilan & kemakmuran E. Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang dikehendakinya​

Dari salah satu yupa, diketahui bahwa raja Mulawarman yang memimpin kerajaan Kutai telah mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Hal itu salah satu yang di … tuntut oleh raja Mulawarman dengan...Tolong jawab dengan tepat, jawaban pilihan ada di gambar.

jelaskan bagaimana bangsa" penjajah masuk ke Indonesia dengan perjanjian apa,dan apakah akibatnya terhadap masyarakat Indonesia dari bangsa penjajah: … 1.portugis 2.spayol 3.belanda 4.prancis 5.inggris 6.jepang​

munurutmu apakah perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang politik dan hukum sudah semuanya diwujudkan? jelaskan!​

Jelaskan hubungan antara makna simbol dengan nilai - nilai luhur Pancasila. ​

Jelaskan bagaimana nilai-nilai kejuangan pada masa sebelum pergerakan nasional

Jelaskan bagaimana nilai-nilai kejuangan pada masa sebelum pergerakan nasional
Lihat Foto

ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA

Sejumlah pelajar melakukan ziarah dan tabur bunga saat peringatan hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2019). Ziarah tersebut dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November 2019.

KOMPAS.com - Peristiwa-peristiwa sejarah selama perang kemerdekaan Indonesia banyak mengandung nilai-nilai positif yang penting diketahui generasi sekarang dan mendatang.

Tahukah kamu apa saja nilai-nilai perjuangan selama masa revolusi kemerdekaan Indonesia?

Nilai-nilai kejuangan masa revolusi

Banyak tokoh yang terlibat saat proses perjuangan memperoleh kedaulatan negara Indonesia dengan cara berbeda-beda. Para tokoh masa perjuangan kemerdekaan menunjukkan suri tauladan berupa nilai-nilai perjuangan yang patut ditiru generasi sekarang dan mendatang.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, nilai-nilai perjuangan atau nilai-nilai kejuangan masa revolusi meliputi:

  1. Persatuan dan kesatuan
  2. Rela berkorban dan tanpa pamrih
  3. Cinta pada tanah air
  4. Saling pengertian dan saling menghargai

Baca juga: Pentingnya Belajar Sejarah

Berikut ini penjelasannya:

Persatuan dan kesatuan

Dalam setiap bentuk perjuangan, persatuan dan kesatuan adalah nilai yang sangat penting. Persatuan dan kesatuan selalu menjadi jiwa dan kekuatan perjuangan. Nilai persatuan dan kesatuan cocok dengan jiwa bangsa Indonesia.

Dalam menghadapi kaum penjajah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, dibutuhkan persatuan dan kesatuan dari semua organisasi atau kekuatan yang ada meski terdapat perbedaan paham, ideologi dan organisasi.

Nilai persatuan dan kesatuan terlihat saat:

  1. Anggota TNI, kelaskaran dan rakyat bersatu padu di masa perlucutan senjata terhadap Jepang, perang mewalan Sekutu dan Belanda.
  2. Belanda menciptakan negara-negara bagian dan daerah otonom dalam negara federal sebagai upaya memecah belah bangsa Indonesia. Akibatnya muncul berbagai kesulitan di bidang politik dan ekonomi di rakyat Indonesia. Sehingga banyak yang menuntut Indonesia kembali ke negara kesatuan yang terwujud pada 17 Desember 1950.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Rela berkorban dan tanpa pamrih

Nilai rela berkorban menonjol di masa perang kemerdekaan. Para pahlawan mempertaruhkan jiwa dan raga, mengorbankan waktu dan harta benda, demi perjuangan kemerdekaan.

Telah banyak pejuang yang gugur di medan juang, atau cacat dan menderita, serta korban harta benda saat berjuang melawan penjajah demi tegaknya kemerdekaan Indonesia.

Contoh nilai rela berkorban dan tanpa pamrih terlihat dari Jenderal Soedirman yang berjuang dalam keadaan sakit, dengan satu paru-paru yang berfungsi tetap memimpin perang gerilya.

Jenderal Soedirman bersama pasukannya telah menempuh sekitar 1000 kilometer dalam waktu sekitar enam bulan, menderita lapar dan dahaga. Tetapi semangat perjuangan tidak pernah padam.

Cinta pada tanah air

Cinta tanah air adalah faktor pendorong yang sangat kuat bagi para pejuang masa revolusi di medan juang. Cinta tanah air menimbulkan semangat patriotisme di kalangan para pejuang untuk melawan penjajah.

Sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan tumpah darah, maka muncul berbagai perlawanan di daerah-daerah terhadap para penjajah demi kemerdekaan tanah air Indonesia. Misal perjuangan di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan daerah-daerah lain di nusantara.

Baca juga: Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan, Hasil, dan Dampaknya

Saling pengertian dan saling menghargai

Sikap pengertian dan saling menghargai dapat memupuk rasa persatuan dan menghindarkan dari perpecahan. Sehingga timbul kekompakan dan rasa kebersamaan.

Nilai kejuangan berupa saling pengertian dan saling menghargai masa revolusi terlihat dari:

  1. Perbedaan pandangan antara golongan pemuda (Sutan Syahrir dan kawan-kawan) dengan golongan tua (Soekarno, Hatta, dan kawan-kawan) pada peristiwa Rengasdengklok. Tetapi karena adanya saling pengertian dan saling menghargai maka kesepakatan dapat tercapai. Teks prokalmasi kemerdekaan Indonesia dapat selesai dan kemerdekaan dapat diproklamasikan.
  2. Tokoh-tokoh Islam yang menjadi Panitia Sembilan dan PPKI memahami dan menghargai kelompok-kelompok lain sehingga tidak keberatan menghilangkan kata-kata dalam Piagam Jakarta yang berbunyi "Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya" dan diganti dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa".
  3. Kaum sipil lebih menekankan cara diplomasi atau perundingan damai, sedangkan kelompok militer menekankan strategi perjuangan bersenjata. Sikap saling menghargai membuktikan perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata saling mendukung.
  4. Pada Agresi Belanda II, para pemimpin sipil ingin bertahan di pusat ibu kota sehingga ditawan Belanda sedangkan kaum militer ingin gerilya di luar kota. Kaum militer tidak memaksanakn kaum sipil ikut ke luar kota untuk bergerilya dan sebaliknya. Karena perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata sama penting dan saling mengisi.

Baca juga: Perjanjian Roem-Royen: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Hikmah nilai-nilai kejuangan

Nilai-nilai perjuangan seperti persatuan dan kesatuan, rela berkorban dan tanpa pamrih, cinta tanah air, saling pengertian atau tenggang rasa dan saling menghargai adalah nilai-nilai yang penting dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai kejuangan tersebut tidak hanya penting di masa perjuangan menentang penjajahan tetapi juga dalam kegiatan pembangunan sekarang. Sehingga pembangunan demi kemaslahatan umum akan dapat tercapai.

Pemahaman dan kemauan mengamalkan nilai-nilai perjuangan tersebut di masa kemerdekaan menunjukkan adanya kesadaran sejarah yang tinggi.

Generasi sekarang dan mendatang dapat mengamalkan nilai-nilai perjuangan dengan cara tidak korupsi, tidak memperkaya diri sendiri, tidak mengorbankan orang lain, tidak sewenang-wenang, tidak menyebarkan isu-isu perpecahan demi kepentingan golongan sendiri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.