Penemuan permasalahan penelitian adalah salah satu tahap yang penting dalam sebuah penelitian. Penemuan masalah dalam penelitian merupakan hal penting juga dinyatakan dalam ungkapan: “Keberhasilan perumusan permasalahan adalah setengah dari kegiatan penelitian”. Penemuan masalah penelitian didukung adanya survai ke perpustakaan untuk mengukur perkembangan pengetahuan pada bidang yang akan dijadikan penelitian, terlebih yang terduga mengandung suatu permasalahan. Dalam hal ini, perlu untuk dimengerti kalau publikasi dalam bentuk buku tidaklah informasi yang paling baru sebab penerbitan buku adalah sebuah proses yang memerlukan waktu yang lumayan lama. Biasanya perkembangan suatu pengetahuan terakhir dipublikasikan sebagai sebuah artikel dalam majalah ilmiah, dengan begitu sebuah usulan penelitian lebih baik kalau mengandung banyak pembahasan mengenai artikel-artikel terbaru yang bersumber dari majalah-majalah atau jurnal ilmiah pada bidang yang sedang diteliti. Kegiatan penemuan permasalahan penelitian didukung adanya survai ke perpustakaan untuk lebih mengenal perkembangan bidang yang akan diteliti. Dalam usulan penelitian, pengenalan tersebut akan dijadikan sebagai bahan utama deskripsi yang menjadi “latar belakang permasalahan”. Dalam penelitian sebuah permasalahan bisa diidentifikasikan sebagai sebuah kesenjangan antara harapan dengan fakta, antara keinginan perkembangan dengan tren perkembangan, antara ide dengan kenyataan. Menurut Sutrisno Hadi (1986, 3) mengidentifikasikan kalau sebuah permasalahan sebagai perwujudan dari “kelangkaan, ketiadaan, ketertinggalan, ketimpangan, kemrosotan, ketidak serasian, kejanggalan, dan sejenisnya”. Peneliti yang mempunyai banyak pengalaman akan lebih mudah untuk menemukan suatu permasalahan penelitian dalam bidang yang ditekuninnya. Peneliti tersebut seringkali merumuskan permasalahan secara naluriah, serta tidak bisa menjelaskan bagaiaman cara untuk menemukananya. Menurut Buckley dkk. (1976), penemuan permasalahan bisa dilakukan secara “formal” dan bisa juga secara “informal”. Penemuan permasalahan secara formal dapat melibatkan prosedur yang menuruti metodologi penelitan tertentu, dan bila penemuan masalah secara informal akan bersifat subjektif serta tidak rutin. Sehingga, cara formal kualitasnya lebih baik jika dibandingkan dengan cara informal. Cara-cara penemuan masalah penelitian baik itu secara formal maupun secara informal, adalah :
Penemuan Masalah Penelitian Secara Formal Menurut metodologi penelitian cara-cara formal dalam menemukan masalah penelitian bisa dilakukan melalui alternatif-alternatif sebagai berikut:
Penemuan Masalah Penelitian Secara Informal Penemuan masalah penelitian dapat dilakukan secara informal (subyektif) dengan alternatif-alternatif sebagai berikut :
Semoga bermanfaat!!! Salam pendidikan tinggi Indonesia |