Jam tidur siang anak 2 tahun

Halodoc, Jakarta - Bagi sebagian besar orang dewasa, tidur siang adalah sesuatu yang sangat mereka idamkan. Namun, kegiatan satu ini jarang bisa dilakukan, karena mereka biasanya sibuk dengan pekerjaan. Mereka pun baru bisa merasakan nikmatnya tidur siang saat akhir pekan.

Berbeda terbalik dengan orang dewasa, anak-anak memiliki waktu lebih banyak untuk tidur siang. Namun, tidak sedikit anak-anak yang tidur siang dan malah memilih menghabiskan waktunya untuk bermain bersama teman-temannya. Meski bermain juga bermanfaat untuk tumbuh kembangnya, melewatkan tidur siang juga sebetulnya bukan hal baik bagi anak.

Secara psikologi, tidur siang dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi anak. Pasalnya, mereka akan menjadi lebih tenang dan lebih segar. Tidak hanya itu, tidur siang adalah kebutuhan dasar yang dapat membantu anak agar tidak kelelahan, sehingga perkembangan otaknya juga tumbuh secara optimal. Selain itu, dengan tidur siang pun anak dapat tidur dengan nyenyak di malam hari.

Durasi Anak Tidur Siang

Kebutuhan anak akan tidur siang sebetulnya tergantung pada usia anak. Apabila anak menginjak usia 1 hingga 3 tahun, ia membutuhkan 12 hingga 14 jam per hari. Kemudian untuk anak usia 3 hingga 5 tahun, waktu yang dibutuhkan adalah 11 hingga 12 jam per hari. Sementara untuk anak yang sudah masuk usia sekolah yaitu usia 5 hingga 12 tahun, mereka membutuhkan waktu tidur kira-kira 10 hingga 11 jam per hari.

Waktu jam tidur tersebut pun bisa disesuaikan lagi dan tidak mungkin dapat dilakukan sekaligus pada tidur malam. Anak bisa menghabiskan waktu tidur siang 1 hingga 3 jam dan disesuaikan dengan tidur malamnya agar total waktu tidur anak tidak kurang atau bahkan kelebihan. Namun, waktu ideal yang disarankan hanyalah 1 hingga 1,5 jam saja.

Baca juga: 5 Penyakit yang Memperbolehkan Anak Bolos Sekolah

Dampak Anak Kurang Tidur

Apabila anak keras kepala dan selalu menghindari tidur siang, dampak yang akan ia rasakan antara lain:

  1. Menjadi Lebih Rewel

Dampak anak kurang tidur yang utama adalah menjadi lebih rewel dari biasanya. Apalagi jika hal ini terjadi pada anak yang masih berusia 1 hingga 3 tahun. Ia akan mengalami efek yang biasa disebut efek gunung berapi. Ia akan menangis sejadi-jadinya sebagai luapan rasa lelah fisik dan kelelahan secara emosional.

  1. Menurunkan Kemampuan Sosial

Studi yang dilakukan di University of Colorado Boulder menemukan bahwa anak yang kurang tidur tidak akan mampu melakukan interaksi sosial dengan orang lain, baik itu di kelas atau pun di tempat penitipan anak. Akibatnya, keterampilan untuk beradaptasi dalam lingkungannya akan menurun, sehingga kemampuan belajarnya juga ikut menurun. Ini juga mengganggu interaksi antara anak dan orang dewasa di sekitarnya.

  1. Menjadi Kurang Sabar

Saat belajar, anak memerlukan kesabaran untuk menyelesaikan tugas atau permainan yang sedang ia lakukan. Namun, karena fisik yang lelah dan konsentrasi yang berantakan akibat kurang tidur akan mengarahkannya menjadi anak yang kurang sabar. Hasilnya, pekerjaannya menjadi berantakan bahkan tidak terselesaikan dengan baik.

Sebetulnya dampak anak kurang tidur tidak hanya akan dirasakan oleh anak sendiri, melainkan juga orangtua atau pengasuhnya. Orangtua atau pengasuh pun menjadi ikutan tidak sabar akibat anak yang rewel.

Baca juga: Trik Supaya Anak Mau Tidur Siang

Nah, apabila ibu mempunyai keluhan mengenai kesehatan anak, kini ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, ibu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Jakarta - Penting banget bagi anak-anak mendapat tidur yang cukup dan berkualitas supaya pertumbuhannya optimal. Buat bunda yang punya anak balita perlu banget tahu aturan tidur malam dan siang yang dianjurkan dokter untuk balita.

dr Minerva Riani Kadir SpA dari RS Sari Asih Ciputat menyarankan anak baiknya tidur malam di bawah jam 9 malam. Ini mengingat growth hormone atau hormon pertumbuhan mulai aktif di jam 10-11 malam. Sehingga, kalau tidur anak terlalu malam, aktivitas growth hormone-nya berkurang.

"Otomatis pertumbuhan anak nggak optimal, termasuk tinggi badannya terganggu, nggak optimal," tutur dr Minerva saat ngobrol dengan HaiBunda.

Nah, setelah anak sudah biasa tidur di bawah jam 9 malam, perlu dipastikan juga mereka mendapat tidur malam yang berkualitas, Bun. dr Minerva bilang kualitas tidur malam bisa didapat anak ketika mereka sudah mencapai deep sleep. Makanya, penting banget buat orang tua memperhatikan apakah di tengah malam anak sering terbangun.

Kalau anak sering terbangun di tengah malam otomatis deep sleep-nya pun kurang sehingaa kualitas tidur malam si kecilnggak terlalu baik. Nah, sering terbangun di tengah malam kata dr Minerva banyak penyebabnya. Antara lain anak nggak nyaman dengan diaper-nya, sakit perut atau gelisah.

"Gelisah ini biasanya kadang ada pengalaman yang nggak mengenakkan dan terbawa sampai anak tidur. Misal dia mendapat perlakuan yang bikin nggak nyaman jadinya terbawa jadi mimpi buruk. Atau anak gelisah karena dia sedang sakit misalkan demam," tambah dr Minerva.

Supaya anak punya pola tidur malam yang teratur, dr Minerva bilang perlu ada pembiasaan dari orang tua. Sehingga saat usia balita tidur anak udah teratur di jam yang sama. Usahakan jangan saat liburan waktu tidur malam anak jadi mundur dan bangunnya pun lebih siang. Bila anak sudah mulai toilet training, pastikan juga dia sudah pipis sebelum tdiur atau di tengah malam anak hanya satu kali pipis.

"Kalau anak masih menyusu pastikan dia menyusu dulu sampai kenyang sebelum tidur. Lalu MPASI diberi 2 sampai 3 jam sebelum waktu tidur. Ini nggak instan ya, harus dibiasakan," ujar dr Minerva.

Nah, gimana soal tidur siang? dr Minerva bilang anak-anak butuh 2 sampai 3 kali tidur siang. Memang bagi anak di bawah usia 6 bulan mereka lebih sering tidur apalagi di bawah usia 40 hari. Tapi, saat usianya sudah di atas 6 bulan sampai 1,5 tahun anak umumnya butuh 2 kali fase tidur siang.

"Di atas 1 tahun satu kali tidur siang sudah cukup, durasi tidurnya sekitar 2 jam. Di atas 2 sampai 3 tahun rata-rata satu kali tidur siang. Durasinya perlu diperhatikan, kalau terlalu singkat khawatir nggak masuk dalam deep sleep yang memengaruhi kualitas istirahat anak, bukan growth hormone seperti saat tidur malam," papar dr Minerva.

(rdn)

Berapa jam waktu tidur siang anak 2 tahun?

Misalnya, anak usia 1–2 tahun membutuhkan tidur 14 jam per hari. Bunda bisa membagi waktu tidurnya menjadi 11 jam untuk tidur malam dan 3 jam tidur siang.

Apakah anak 2 tahun wajib tidur siang?

Dokter spesialis anak prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)., mengatakan bahwa tidur siang hanya direkomendasikan untuk anak usia di bawah 4 tahun. Sebab waktu tidur terpenting bagi anak sebenarnya saat malam hari.

Tidur siang anak yang baik jam berapa?

Apabila anak menginjak usia 1 hingga 3 tahun, ia membutuhkan 12 hingga 14 jam per hari. Kemudian untuk anak usia 3 hingga 5 tahun, waktu yang dibutuhkan adalah 11 hingga 12 jam per hari.

Anak 2 tahun bangun jam berapa?

Bayi 4 bulan - 12 bulan harus mendapatkan 12 sampai 16 jam tidur setiap hari. Anak usia 1 - 2 tahun harus mendapatkan 11 sampai 14 jam tidur setiap hari. Anak usia 3 - 5 tahun harus mendapatkan 10 sampai 13 jam tidur setiap hari. Anak usia 6 - 12 tahun harus mendapatkan 9 sampai 12 jam tidur setiap hari.