Ikan herbivora dengan sirip ekor bercabang yang hidup di air tawar adalah ikan

123 Prakarya Ikan mas berbadan agak memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan ini menyukai habitat air yang tidak terlalu dalam dan deras, seperti di pinggiran sungai atu danau. Ikan ini hidup pada ketinggian sampai 600 meter dpl di atas permukaan laut. Makanan ikan mas antara lain, tumbuhan air, binatang renik. Makanan utamanya tumbuhan yang tumbuh di dasar perairan. Pemijahan ikan mas dapat dilakukan sepanjang tahun tidak tergantung musim. Pembenihan ikan mas biasa dilakukan, selama 2-3 minggu untuk benih siap didederkan. Pembesaran ikan mas dilakuan saat benih sudah berukuran 5-8 cm yang berasal dari hasil pendederan. Pembesaran ikan mas dilakukan 3-4 bulan, sesuai ukuran ikan yang menjadi tujuan panen. Selama pembesaran ikan, diberi pakan tambahan berupa pellet. Pemberian pakan dilakukan pagi, siang dan sore sedikit demi sedikit agar pakan tidak tenggelam ke dasar perairankolam. 2. Nila Ikan nila Oreochromis nilotica merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini memiliki berbagai keunggulan, dengan varietas unggul yang dihasilkan antara lain, nila merah, nila gift, nila gesitt, nila nirwana. Nila dapat dibudidayakan di berbagai wadah seperti kolam air tenang, kolam air deras, dan sawah. Bentuk badan ikan nila pipih ke samping memanjang, warna tubuh umumnya putih kehitaman dan merah sehingga dikenal sebagai nila hitam dan nila merah. Nila dapat dibudidayakan di dataran rendah sampai pada ketinggian 1.000 meter dpl. Makanan nila berupa plankton, dan tumbuh-tumbuhan lunak seperti hydrilla, dan ganggang sutera. Untuk pemeliharaan, nilai dapat diberi makanan tambahan berupa pellet. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.14 Ikan Nila 124 Kelas VIII SMPMTs Semester I Benih nila yang digunakan untuk pembesaran sebaiknya yang telah mencapai ukuran 8 -12 cm. Padat penebaran benih di kolam terpal antara 15 – 20 ekorm 2 . Kedalaman air untuk kolam pembesaran 80 – 100 cm. Nila diberi pellet sebanyak 2-4 dari bobot biomassa ikan dan diberikan 3-5 kali sehari. Ikan nila dipelihara selama 4-5 bulan sehingga mencapai ukuran konsumsi 400-600 gramekor. 3. Lele Lele mempunyai bentuk yang memanjang berkulit licin dengan kepala pipih, mulutnya berada di ujung terminal dengan empat pasang sungut, sirip ekor dan perut membundar. Lele mempunyai senjata yang sangat ampuh dan berbisa berupa sepasang patil yang berada di sebelah depan sirip dada. Selain sebagai senjata patil juga bisa dipergunakan untuk melompat dari kolam atau berjalan di atas tanah walking catish . Lele dapat hidup di semua perairan air tawar, di sungai yang airnya tidak terlalu deras seperti danau, waduk, rawa, serta genangan kecil. Lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, terletak di bagian depan rongga insang yang memungkinkan mengambil oksigen langsung dari udara. Sehingga tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Pakan ikan lele berupa pakan alami dan pakan tambahan. Pakan alami seperti cacing, kutu-kutu air, jentik-jentik larva, dan siput kecil. Lele termasuk jenis karnivora pemakan daging, pakan tambahan yang baik adalah yang banyak mengandung protein hewani.Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Pertumbuhan lele agak lambat apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin. Lele dipanen pada umur 3-4 bulan dengan barat rata-rata 200 gramekor. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.15 Ikan Lele 125 Prakarya 4. Patin Patin Pangasius. sp termasuk kelompok ikan catish yang dapat hidup di perairan dengan kandungan oksigen relatif rendah. Patin sangat responsif terhadap pakan buatan serta memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga termasuk ikan yang berukuran besar. Warna tubuh ikan patin bagian punggung keabu- abuan atau kebiru-biruan dan bagian perut putih keperak-perakan, ukuran kepala relatif kecil dengan mulut terletak diujung agak ke bawah gambar 3.14. Pada mulut patin terdapat dua pasang sungut kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Pada sirip punggung terdapat 1 jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang besardan bergerigi, sirip dada juga terdapat 1 jari-jari keras yang juga berubah menjadi patil. Patin adalah ikan omnivor pemakan segala dan cenderung menjadi karnivor pemakan daging. Di alam, patin makan ikan-ikan kecil, cacing, serangga, biji-bijian, tumbuh-tumbuhan, rumput-rumputan dan udang kecil. Dalam pemeliharaan, patin dapat diberi pakan buatan berupa pelet. 5. Gurami Gurami Osphyrenemus gouramy dikalangan pecinta menu masakan dikenal sebagai ‘ikan mewah’ dengan harga jual tinggi dan citarasanya yang tinggi. Daging ikan gurami renyah dengan sedikit duri dan minim Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.17 Ikan Gurami Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.16 Ikan Patin 126 Kelas VIII SMPMTs Semester I lemak. Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi dan pipih ke samping dengan panjang maksimum 65 cm Gambar 3.15. Gurami banyak dibudidayakan di pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Sebutan ikan gurami beragam di setiap daerah yakni gurami atau gurami di Jawa, kalau atau kaloi Sumatra, dan kala atau kalui Kalimantan. Gurami mudah berkembang di dataran rendah dengan ketinggian lokasi yang cocok untuk budidaya mulai dari 0-800 dpl dan suhu 24-28 C. Ikan gurami peka terhadap suhu rendah, sehingga tidak produktif di suhu rendah. Gurami memijah pada umur 2-3 tahun, produktivitas telur meningkat di musim kemarau. Telur gurami akan menetas dalam selang waktu 10 hari. Gurami menyukai perairan yang jernih, tenang, dan tidak banyak mengandung lumpur. Gurami termasuk hewan omnivora pemakan tumbuhan dan daging. Tumbuhan yang biasa dimakan yaitu azolla, kangkung, dan daun talas dengan pakan tambahan berupa pellet. Pemberian pakan dilakukan sebanyak-banyaknya. Pembesaran ikan gurami menggunakan benih dengan berat minimum 100 gram per ekor. Pembesaran dilakukan sampai berat ikan gurami minimal 500 gram atau lebih sesuai keinginan konsumen. Waktu yang diperlukan untuk mencapai ukuran konsumsi adalah 500 gekor pada selang waktu 6 bulan sedangkan berat 1 kgekor membutuhkan waktu lebih kurang 9 bulan.

b. Ikan air payau

Jenis ikan air payau yang biasa dikembangkan dengan deskripsi karakteristik adalah sebagai berikut. 1. Bandeng Bandeng Chanos chanos merupakan ikan air payau yang cukup terkenal dan mudah didapatkan. Dagingnya putih, seratnya halus, dan rasanya gurih. 127 Prakarya bandeng memiliki badan memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda tergolong ikan perenang cepat. Kepala bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata diliputi oleh selaput bening subcutaneus. Warna badannya putih keperak-perakan dengan punggung biru kehitaman. Bandeng digolongkan jenis ikan herbivora karena memakan tumbuh-tumbuhan yang berupa plankton. Pada budidaya bandeng konsumsi bandeng dapat ditebar dengan kepadatan tinggi. Benih ukuran berat rata-rata 50gekor atau panjang 7-10 cm dapat ditebar 500 ekorm 3 . Ukuran konsumsi akan mencapai berat rata-rata 450 gekor setelah dipelihara selama 4 bulan. 2. Udang Windu Udang windu merupakan jenis udang konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton Gambar 3.17. Udang windu aktif bergerak dan mencari makan pada suasana yang gelap atau redup. Udang windu juga mempunyai sifat kanibal, yaitu memangsa sesama jenis yang lemah kondisinya. Udang berganti kulit secara periodik, udang muda lebih sering ganti kulit dibandingkan udang dewasa. Proses ini memberikan kesempatan kepada udang untuk tumbuh besar lebih besar. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.18 Ikan Bandeng Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.19 Udang

Mengenal Ikan Bandeng Infoikan.com Budidaya ikan bandeng (Chanos chanos) di Indonesai cukup maju. Bandeng dapat dibudidayakan di air laut, air payau, dan air tawar. Sekitar 98% bandeng diproduksi dari budidaya di tambak. Budidaya bandeng dilakukan untuk memproduksi ikan konsumsi, ekspor, dan umpan dalam penangkapan tuna dan cakalang.

Untuk cara pemanenan ikan bandeng cukup mudah, tinggal mengetahui jenis ikan bandeng saja dan mengetahui teknik bandeng secara individual. Di perairan Indonesia terdapat berbagai spesies ikan (Finfish) bernilai ekonomi tinggi, baik ikan pelagis (Ikan yang hidup di bagian atas dekat permukaan air) maupun ikan demersal (Ikan yang hidup dekat atau dasar laut). Berikut kita mengenal ikan bandeng yang memiliki rasa lezat.

Ikan herbivora dengan sirip ekor bercabang yang hidup di air tawar adalah ikan

Bandeng mempunyai badan memanjang seperti terpedo dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda bahwa bandeng tergolong ikan perenang cepat. Kepala bandeng tidak bersisik, mucul kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata diseliputi keperak-perakan dengan punggung biru kehitaman.

Bandeng memiliki sirip punggung yang jauh di belakang tutup insang, dengan 14-16 jari-jari pada sirip punggung. 16-17 jari-jari pada sirip dada, 11-12 jari-jari pada sirip perut, 10-11 jari-jari pada sirip anus/dubur (sirip dubur/anal finn terletak jauh di belakang sirip punggung), dan pada sirip ekor berlekuk simetri dengan 19 jari-jari.

Sisik pada garis susuk berjumlah 75-80 sisik. Bandeng juga mempunyai tulang atau duri di dalam tubuhnya sebanyak 164 duri. 

Bandeng adalah ikan asli air laut yang dikenal sebagai petualang ulung, walaupun dapat hidup di yambak air payau, maupun dipelihara di air tawar. Ikan ini dapat berenang mulai dari perairan air laut yang salinitasnya tinggi, 35 ppt atau lebih (ini adalah habitat aslinya), kemudian dapat masuk mendekati ke muara-muara sungai (Salinitas 15-20 per mil) dan dapat masuk ke sungi dan danau yang airnya tawar.sehingga bandeng digolongkan sebagai ikan euryhaline.

Ikan herbivora dengan sirip ekor bercabang yang hidup di air tawar adalah ikan


Bandeng digolongkan dalam herbivora, pemakan tumbuh-tumbuhan. Karena ikan ini selain memakan banyak tumbuh berupa plankton (tumbuhan dan hewan yang melayang di dalam air), juga karena ikan bandeng bergigi, pada lengkung insang terdapat alat tapisan, kerongkongan berlekuk dua kali yang berpilin-pilin, perutnya berdinding tebal dan ususya panjang, sekitar 3-12 kali pnjang badannya. 

Ciri-ciri seperti ini, dalam ichtyology (ilmu tentang ikan) digolongkan ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivora.

Makanan yang dimakan bandeng berupa ganggang benang (Chloropyceae), Diatomae, Rhyzopoda (Amuba), Gastropoda (Siput), dan beberapa jenis plankton lainnya.

Sedangkan di tambak, bandeng dikenal sebagai pemakan klekap (tahi air atau bangkai) yang merupakan kehidupan komplek yang didominasi oleh ganggang biru (Cyanophyceae) dan ganggang kersik (Baccillariophyceae). Di samping itu, adanya bakteri protozoa, cacing, udang renik, dan sebagainya sehingga sering disebut "microbentic biological complex".

Klekap, selain terdiri dari organisme yang disebut di atas, juga masih banyak jenis-jenis organisme bentik, yang terdiri dari hewan dan tumbuhan, yang dapat dimakan oleh ikan bandeng, sehingga klekap merupakan makanan utama dalam budidaya bandeng di tambak sistem ekstensif (tradisional). 

Bandeng yang sudah dewasa, juga memakan makanan dari daun-daunan makanan tingkat tinggi seperti Najas, Ruppia, dan sebagainya. Jenis jasad yang dimakan oleh bandeng dikelompokkan ke dalam lumut, klekap, dan plankton.

Sewaktu masih muda, bandeng berenang hingga di sekitar pantai dan masuk ke muara-muara sungai, namun bandeng tetap memijah di laut. 

Bandeng mulai dewasa ketika berumur 3 tahun. Bandeng memijah di dekat pantai pada perairan yang jernih, pada ke dalaman 40-50 meter. 

Seekor bandeng betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 5 juta sampai 6 juta butir. Telur yang dikeluarkan berdiameter sekitar 1,2 mm dan akan menetas 24-34 jam setelah pembuahan.

Larva yang ditetetaskan berukuran panjang sekitar 3,5 mm dan warnanya bening. Larva ini bersifat planktonik dan terbawa oleh arus, angin, dan gelombang hingga mencapai pantai yang biasa disebut nener. nener ini berukuran panjang sekitar 11-12 mm, berat 0,01 gr dan berumur 2-3 minggu.

Ikan herbivora dengan sirip ekor bercabang yang hidup di air tawar adalah ikan



Benih Bandeng
Mengenal ikan bandeng umumnya sangat fantastic. Benih bandeng (dikenal dengan sebutan nener) untuk budidaya berasal dari hasil penangkapan di alam atau pembenihan terkontrol. 

Lokasi penangkapan benih bandeng adalah daerah pesisir yang landai, berpasir dengan arus yang tenang dan air jernih. Saat ditangkap benih bandeng mempunyai ukuran 11-13 mm, berat sekitar 0,01 gr/ekor, tinggi badan 1 mm, tubuh transparan, kedua matanya merupakan bintik yang berwarna hitam, dan berumur sekitar 2 minggu. Nener ditangkap dengan seser, soplat, blabar, dan nener.

Demikianlah sedikit ulasan tentang mengenal ikan bandeng secara detail ini. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba budidaya. 



Sumber: Budidaya Ikan Laut Ekonomis

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Buka Komentar

Tutup Komentar