Berapa persen lingkungan sosial dapat Mempengaruhi karakter atau perilaku seseorang

Berapa persen lingkungan sosial dapat Mempengaruhi karakter atau perilaku seseorang
Ilustrasi Kepribadian (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepribadian diartikan sebagai karakteristik seseorang. Kepribadian dibentuk melalui proses interaksi dengan dirinya sendiri maupun pengaruh dari luar.

Mengutip Verywell Mind, menurut penelitian Minnesota Study of Twins Reared Apart yang secara khusus mempelajari proses pembentukan sifat kepribadian seseorang mempelajari 350 pasang anak kembar antara tahun 1979 hingga 1999. Anak kembar identik itu tumbuh bersama dan terpisah. 

Penelitian itu berfokus sifat kepribadian anak kembar identik dipengaruhi faktor genetika atau pembawaan dari kedua orang tua dan lingkungan luar. Kedua faktor itu saling berinteraksi dalam berbagai cara untuk membentuk kepribadian individu manusia. 

Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh sifat pembawaan dari kedua orang tua. Itu bisa dicermati dari adanya hereditas individu yang lahir dibentuk oleh 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. DNA dalam gen manusia, misalnya, adalah sekitar 99,9 persen sama dengan DNA kerabatnya. 

Mengutip situs web BCcampus, struktur genetik umum ini menyebabkan anggota spesies yang sama dilahirkan dengan berbagai perilaku secara alami yang menentukan karakteristik. Kemampuan dan karakteristik ini dikenal sebagai naluri, yaitu pola perilaku bawaan kompleks yang memastikan kelangsungan hidup dan reproduksi. 

Menurut laporan The Great Courses Daily, para peneliti menyimpulkan, bahwa lingkungan menyumbang sekitar 50 persen hingga 70 persen kepribadian. Ada hubungan pengaruh mempengaruhi, bahwa seseorang dalam perkembangan dirinya memperlihatkan sifat yang merujuk pada lingkungan. 

Lingkungan juga berubah dan memperlihatkan proses perubahan. Lingkungan yang berubah ini mempengaruhi seseorang, terutama perkembangan anak, khususnya pembentukan kepribadian. 

HARIS SETYAWAN

Baca: 5 Fakta Ilmiah tentang Kepribadian Manusia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berapa persen lingkungan sosial dapat Mempengaruhi karakter atau perilaku seseorang

Lingkungan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ketika manusia dilahirkan di muka bumi, itu menunjukkan bahwa dirinya sudah berpindah dari lingkungan sebelumnya. Lingkungan inilah yang menjadi faktor penting terhadap pembentukan akhlak, perilaku, karakter, dan sifat seseorang. Semuanya itu akan terbentuk mengikuti keadaan lingkungannya. Jika lingkungan yang ditempati itu baik, maka akan terbentuk kepribadian yang baik. Begitupun sebaliknya, jika lingkungan yang ditempati itu buruk, maka pasti akan terbentuk kepribadian yang buruk pula. Seseorang akan menumbuhkan kepribadiannya berdasarkan atas hubungan interaksi yang dilakukan dengan keadaan lingkungannya.

Berapa persen lingkungan sosial dapat Mempengaruhi karakter atau perilaku seseorang

Sebagai contoh :
Kita sering melihat para-para preman yang dulunya adalah orang yang bejat dan suka mengusik ketenangan orang lain, namun ketika mereka berada pada lingkungan yang religius, banyak dari mereka yang sadar dan bertaubat kemudian menjadi orang yang sangat shalih. Begitu banyak anak-anak yang dulunya bandel dan batat yang berubah menjadi anak yang hebat, cerdas, shalih, dan menghafal Al-Quran karena dimasukkan oleh orang tuanya ke dalam sebuah pesantren yang disiplin dan mengedepankan akhlakul karimah. Berapa banyak orang yang dulunya adalah orang yang bodoh dan sulit memahami sesuatu berubah menjadi orang yang pintar dan jenius karena suka berteman dengan orang yang cerdas. Tak jarang pun kita melihat seseorang yang dulunya adalah orang yang kasar dan keras kemudian berubah menjadi orang yang lembut dan sopan karena berteman dengan orang yang berkelakuan baik.

Namun, semua keadaan tersebut bisa berubah menjadi sebaliknya dalam waktu sekejab hanya karena pengaruh lingkungan. Kecanduan rokok, narkoba, pacaran, suka membuat geng, berjudi, dan lain sebagainya karena faktor teman dan lingkungannya. Seorang anak yang di rumahnya sering melihat perkelahian antara orang tuanya akan berbeda perilakunya dengan anak yang di rumahnya ada kedamaian dan kasih sayang. Anak yang bersekolah di sekolah unggulan dan sekolah biasa juga jelas terlihat bagaimana perilaku dan kecerdasannya. Ini semuanya juga merupakan faktor dari pada lingkungannya.

Berapa persen lingkungan sosial dapat Mempengaruhi karakter atau perilaku seseorang

Mengapa ini semua bisa terjadi ?

Hal ini dikarenakan mindset seseorang terus dituntut untuk mengikuti keadaan lingkungan tersebut. Semakin sering dan semakin lama ia berada dalam suatu lingkungan tersebut, maka pikirannya akan terus merekam aktivitas yang terjadi dalam lingkungan tersebut. Sehingga membuatnya larut dan terbawa dalam lingkungan yang ia tempati. Lingkungannya sudah mensugesti pikiran bawah sadarnya untuk mengikuti keadaan lingkungan tersebut. Ada kalanya lingkungan tersebut baik ataupun buruk.

Oleh karena itu teman-teman sekalian !
Marilah senantiasa kita hidup pada lingkungan yang baik dan memberikan dampak positif bagi kita. Janganlah terus-menerus terbawa dengan suasana lingkungan yang buruk. Karena ini akan merugikan diri anda sendiri dan orang di sekitar anda.

Berapa persen lingkungan sosial dapat Mempengaruhi karakter atau perilaku seseorang

Seorang motivator hebat dan pebisnis ulung, Robert T. Kiyosaki pernah mengungkapkan :
”Kehidupan anda sekarang dan di masa yang akan datang dipengaruhi oleh 5 teman terdekat anda. Jika teman terdekat anda baik, maka baiklah anda. Jika teman terdekat anda buruk, maka buruklah anda.”

Pernyataan beliau tersebut bukan hanya menyangkut tentang kepribadian, namun dari sisi kesuksesan, karir, finansial, kejayaan, kecerdasan, dan religiusitas anda pun akan dipengaruhi oleh teman terdekat anda. Jadi, jangan sampai salah pilih teman dan lingkungan. !

Ini saja pesan saya hari ini, Semoga Bermanfaat !

Berapa persen lingkungan sosial dapat Mempengaruhi karakter atau perilaku seseorang

Mengapa seseorang dapat berbuat jahat kepada orang lain, sementara orang lain melakukan hal-hal yang baik terhadap sesamanya? Pertanyaan ini menjadi inti pidato Prof. Phillip Zimbardo dari Stanford University selaku Keynote Speaker dalam The Asia Pacific Research in Social Science and Humanities (APRiSH) Conference yang berlangsung pada 7—9 November 2016 di Margo Hotel, Depok.

Zimbardo mengawali paparannya dengan menceritakan penelitiannya yang paling terkenal bernama “Stanford Prison Experiment”. Penelitian ini ia lakukan di tahun 1971. Penelitian eksperimen itu bertujuan mencari tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang yang sehari-harinya berkelakuan baik diletakkan di lingkungan yang sangat buruk. Untuk itu, Zimbardo memilih 24 mahasiswa yang dianggap paling sehat dan normal untuk “berperan” menjadi sipir penjara dan tahanan.

Hal yang menarik adalah para mahasiswa yang menjadi sipir mulai menghina dan memaki para tahanan hanya dalam waktu 24 jam dari dimulainya eksperimen. Para sipir memaksa tahanan untuk melakukan hal-hal yang tidak ada gunanya dan membosankan, seperti push-up dalam durasi yang lama.

Di sisi lain, para tahanan juga berubah menjadi submisif dan stress dengan perlakuan dari sipir penjara. Perubahan perilaku yang terjadi sangat ekstrem sehingga penelitian yang seharusnya dilakukan selama dua minggu ini harus dihentikan pada hari keenam.

Ketika salah seorang sipir ditanya mengapa ia melakukan hal yang kejam pada tahanan yang sebenarnya sesama mahasiswa seperti dirinya, ia mengatakan bahwa di dalam pikirannya, para tahanan adalah boneka yang bisa diperlakukan sesuka hati. Inilah yang dinamakan Zimbardo sebagai dehumanisasi. Para pelaku kejahatan seringkali tidak menganggap orang lain sebagai sesama manusia sehingga tega menyakitinya.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa lingkungan menjadi faktor penting yang menentukan apakah seseorang berperilaku baik atau buruk. “Seorang manusia terdiri dari kumpulan sifat baik dan buruk. Kita adalah makhluk yang bergantung pada situasi. Jika lingkungan di sekeliling kita baik, maka kita cenderung berbuat baik. Demikian pula sebaliknya,” ujar Zimbardo.

Kini, riset-riset yang dilakukan oleh Zimbardo lebih berfokus untuk menjawab pertanyaan mengapa orang-orang dapat bertindak heroik kepada sesamanya. Sepanjang kariernya sebagai peneliti, Zimbardo telah menyaksikan bahwa sebagian orang dapat menentang kejahatan dan menjadi pahlawan bagi orang-orang di sekelilingnya.

Dari penemuan ini, Zimbardo menganggap bahwa sebenarnya manusia berpotensi untuk menjadi pahlawan, tetapi terkadang menunggu momen tertentu untuk melakukan aksi heroik. Faktor terpenting yang memicu seseorang untuk menjadi pahlawan adalah stimulasi imajinasi heroik, yaitu kapasitas untuk membayangkan situasi yang mengancam secara fisik dan sosial, lalu berjuang untuk menyelesaikan masalah yang muncul dari situasi ini dengan mepertimbangkan apa yang mungkin dilakukan beserta konsekuensinya. Orang-orang dengan imajinasi heroik yang kuat cenderung lebih siap bertindak ketika sebuah momen yang memerlukan kepahlawanannya muncul.

Untuk menyebarkan nilai-nilai heroisme ini secara lebih luas, saat ini Zimbardo mengembangkan Heroic Imagination Project, yaitu sebuah organisasi non-profit yang mengedukasi orang-orang untuk menjadi pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Dara Adinda Kesuma Nasution