Hal yang bukan merupakan unsur fisik puisi adalah

Hal yang bukan merupakan unsur fisik puisi adalah

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang yang dibangun dengan menggunakan irama dan sajak yang menimbulkan efek tertentu. 

Puisi seringkali juga mengandung kata kiasan yang disampaikan secara implisit. 

Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani poites artinya membentuk, membuat, dan membangun. 

Dalam bahasa Latin poeta artinya menimbulkan, membangun, menyebabkan, dan menyair.

Puisi dibangun berasal dari dua unsur yaitu unsur fisik dan unsur batin puisi. 

Unsur fisik adalah unsur yang membangun puisi dari luar. Unsur ini terdiri dari diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi, dan tata wajah (Waluyo, 1987:106 -130)

1. Diksi (pilihan kata)

 
Kata yang dipilih dalam puisi harus mempertimbangkan makna, bunyi, dan hubungan dengan kata lainya baik bait dan barisnya. 

Kata dalam puisi ada yang bersifat konotatif dan denotatif. Pemilihan kata dalam puisi biasanya menekankan keindahan. 

Kata yang bersifat konotatif dan berlambang dapat menimbulkan multi tafsir karena dapat memiliki lebih dari satu makna. Bahasa puisi cenderung padat, jadi pilihan kata sangat diperlukan.

2. Pengimajinasian

 
Pengimajinasian (imagery) merupakan kata atau rangkaian kata yang menimbulkan daya imajinasi kepada pendengar. 

Pengimajinasian atau imaji melibatkan unsur indrawi seperti penglihatan, suara, dan peraba. Unsur imaji dapat menimbulkan imajinasi seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat apa yang risaukan oleh penyair. 

Pengimajinasian dibagi menjadi tiga yaitu animasi audif (mendengar suara) yakni dengan kata - kata yang seolah - olah penikmat puisi mendesar, misal dalam "rintihan ibu pertiwi".

Imajinasi visual (melihat benda - benda) yakni seolah - olah penikmat puisi melihat kejadian "gemercik air hujan".

Imajinasi taktil (meraba dan menyentuh) yakni seolah - olah menyentuh / meraba misal "hembusan angin".

3. Kata konkret

 
Kata konkret merupakan perwujudan dari kata - kata yang jelas, mudah dipahami, dan konkret. 

Melalui kata yang konkret puisi dapat dibayangkan dengan mudah oleh pendengar atau pembaca.

Seolah-olah pendengar puisi melihat, mendengar, dan merasakan apa yang digambarkan peristiwa dan keadaan yang digambarkan oleh penyair.

4. Majas (Bahasa Figuratif)

 
Puisi sangat lekat dengan majas. Banyak perumpamaan yang ditampilkan melalui kata atau ungkapanya. 

Majas juga menimbulkan banyak makna sehingga puisi menjadi prismatif. 

Majas dalam puisi juga digunakan untuk membandingkan benda atau kata dan mengiaskan sesuatu dengan hal lain. 

Selain itu, majas juga mampu menyampaikan maksud penyair lebih efekif. Majas yang umumnya digunakan yaitu metafora, simile, anafora, dan paradoks. 5. Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)

Rima merupakan pengulangan bunyi yang digunakan untuk memunculkan pengulangan bunyi pada keseluruhan baris dan bait.

Rima pada puisi lama disebut sajak (persamaan bunyi) yakni dengan pengulangan pada setiap baris. 

Ritma merupakan pengulangan pada frasa puisi yang juga disebut irama. Ritma diartikan pula sebagai naik turunya suara secara teratur. Metrum merupakan pengulangan tekanan kata.

6. Tata wajah (Tipografi)

 
Puisi tersusun membentuk bait, bukan paragraf. Puisi disusun secara berlarik-larik untuk menciptakan makna. 

Penerapan tipografi akan memperkuat penyajian puisi. Puisi tidak harus memenuhi aturan kepenulisan. 

Melalui tipografi ini, maka dapat dibedakan antara puisi dengan karya sastra lain seperti prosa dan scrip drama. 

Oleh sebab itu penggunaan huruf kapital dan tanda baca (titik, koma, titik titik titik, dan lain sebagainya) mempengaruhi makna puisi.

Selain unsur fisik, masih ada unsur batin seperti tema, perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention). 

Jenis tema puisi sudah kita bahas pada artikel sebelumnya yakni mengenal jenis tema puisi. Pembahasan unsur batin puisi akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Sumber: Waluyo, H. J. (1987). Teori dan apresiasi puisi. Jakarta: Erlangga.

Hal yang bukan merupakan unsur fisik puisi adalah

Berikut yang tidak termasuk unsur fisik puisi adalah ….

A. tema

B. bahasa figuratif

C. diksi

D. imaji

E. tipografi

Jawaban

Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang penyajiannya mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Puisi dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik meliputi tipografi, diksi, imaji, kata konkret, rima, dan bahasa figuratif.

Berdasarkan penjelasan di atas, yang tidak termasuk unsur fisik puisi adalah tema.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A. 

Hal yang bukan merupakan unsur fisik puisi adalah

Hal yang bukan merupakan unsur fisik puisi adalah
Lihat Foto

KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri

Unsur fisik puisi ada enam, yaitu tipografi, bahasa figuratif (majas), diksi, imaji, rima, serta kata konkret.

KOMPAS.com - Puisi adalah karya sastra fiksi yang cara penyajian maknanya mengutamakan keindahan bahasa.

Karya sastra puisi dibentuk oleh dua unsur atau struktur utama, yakni unsur batin serta fisik.

Struktur batin adalah unsur pembangun puisi dari dalam yang tidak terlihat langsung dalam penuturan kata atau kalimatnya.

Sementara unsur fisik puisi adalah struktur pembangun dari luar yang bisa diketahui langsung melalui penulisan kalimatnya.

Berikut yang tidak termasuk unsur fisik puisi adalah:

  1. Tema
  2. Bahasa figuratif
  3. Diksi
  4. Imaji
  5. Tipografi

Dari pertanyaan di atas, yang tidak termasuk unsur fisik puisi adalah tema (a). Karena merupakan struktur atau unsur batin puisi.

Tema adalah gagasan pokok yang menjadi landasan awal bagi pembaca untuk memahami keseluruhan isi puisi. Tema ditentukan dari diri penyair.

Baca juga: Struktur Batin Puisi beserta Penjelasannya

Adapun yang termasuk unsur fisik puisi adalah:

  1. Tipografi
  2. Bahasa figuratif (majas)
  3. Diksi
  4. Imaji
  5. Rima
  6. Kata konkret.

Berikut penjelasan unsur fisik puisi:

Tipografi

Dikutip dari buku Konsep Dasar Kesusastraan (2018) karangan Rian Damariswara, tipografi dalam puisi adalah aspek bentuk visual yang berupa tata hubungan dan baris.

Bentuk visual puisi tak harus selalu dari tepi kiri ke kanan, melainkan bebas tergantung kehendak penyair.

Tipografi dapat juga disebut susunan penulisan huruf dalam puisi, seperti pemilihan tanda baca, huruf besar atau kecil, dan lain-lain.

Bahasa figuratif

Sering juga disebut majas.

Baca juga: 4 Perbedaan Puisi dan Prosa

Menurut Mukhlis dalam buku Teknik Penulisan Puisi: Teori, Aplikasi, dan Pendekatan (2020), bahasa figuratif adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau memberi efek konotasi tertentu pada puisi.

Bahasa figuratif membuat puisi menjadi prismatis, yaitu kaya akan makna. Beberapa contohnya, antara lain majas metafora, simile, personifikasi, ironi repetisi, dan lain-lain.

Diksi

Unsur fisik puisi yang selanjutnya adalah diksi atau pilihan kata.

Dilansir dari buku Berpikir Cerdas dengan Bahasa Indonesia (2021) oleh Rahma Barokah T.J, diksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk menyusun puisi.

Pemilihan diksi memperhatikan unsur estetik. Contohnya "cahaya rembulan seolah berpindah dalam wajah indahmu", diksi tersebut dipakai untuk menggambarkan kecantikan wajah seorang perempuan.

Imaji

Adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan atau memperjelas pengalaman imajinasi. Imaji atau pencitraan berkaitan erat dengan daya tangkap pancaindra manusia.

Baca juga: Contoh Rima dalam Puisi

Dengan pencitraan, kata-kata yang disusun dalam puisi bisa lebih obyektif, sehingga pembaca dapat seolah-olah mendengar, merasakan, bahkan melihat.

Merupakan unsur fisik puisi berupa pengulangan bunyi dalam puisi yang membentuk musikalitas atau orkestrasi.

Fungsi rima adalah membangun irama baris, supaya puisi terasa hidup. Ada beberapa jenis rima yang bisa digunakan dalam puisi, yakni rima awal, tengah, dalam, dan akhir.

Kata konkret

Kata-kata yang memiliki makna yang dapat dirasakan, didengar, dilihat, atau dicium oleh pancaindra, disebut kata konkret.

Kata konkret merupakan penyebab dari terjadinya proses imaji atau pencitraan dalam puisi. Unsur fisik puisi ini membuat pembaca mampu berimajinasi dan membayangkan secara jelas peristiwa yang digambarkan penyair.

Baca juga: Unsur Bahasa dalam Puisi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.