Dalam surat al Maun perbuatan menghardik anak yatim termasuk

Dalam surat al Maun perbuatan menghardik anak yatim termasuk
Anak Yatim Piatu ini Banting Tulang Jadi Pembantu buat Hidupi 2 Adik & Kakeknya. donasionline.id ©2022 Merdeka.com

JATIM | 16 Mei 2022 07:23 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Islam merupakan agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya serta manusia dengan sesamanya. Hubungan-hubungan antar manusia memang banyak pula disebut di Alquran agar senantiasa manusia tidak serakah dan hidup berdampingan dengan damai dan saling tolong menolong.

Salah satu dari sekian banyak kandungan yang terdapat dalam Alquran adalah tentang kepedulian terhadap anak yatim. Kepedulian terhadap anak yatim merupakan suatu kewajiban baik dalam memperhatikan maupun dalam mengurus mereka secara layak dan patut.

Adapun ayat yang secara khusus pula menyebutkan seperti apa orang yang menghardik anak yatim. Lantas apa arti menghardik anak yatim sebenarnya yang dimaksud? Berikut merdeka.com rangkum penjelasannya di bawah.

2 dari 3 halaman

Apa arti menghardik anak yatim bisa ditemukan dalam Alquran surat Al-Ma’un ayat 1 sampai 3. Menurut para ahli tafsir, kata menghardik ditafsirkan dengan berlaku sewenang-wenang dan tidak memberikan hak-haknya.

Ayat ini turun berkenaan dengan sikap abu sufyan yang setiap minggu menyembelih seekor unta. Kemudian datang anak yatim meminta dagingnya. Abu Sufyan pun memukul anak yatim itu dengan tongkatnya.” Berikut lafalnya:

 

Dalam surat al Maun perbuatan menghardik anak yatim termasuk

©2022 Merdeka.com

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” 1 (Q.S al-Ma‟un: 1-3)

Dari ayat tersebut diketahui bahwa apa arti menghardik anak yatim adalah menghalanginya dengan keras dari upaya mendapatkan hak-haknya. Kata menghardik sendiri adalah kata yang mengandung semua makna yang berkaitan dengan menjauhkan, mengabaikan, kasar, keras, dan seluruh bentuk kezhaliman yang lain yang dialami oleh anak yatim.

Menurut Muhammad Abduh bahwasanya “yadu‟u al-yatim”, menghardik anak yatim yaitu mengusir anak yatim atau mengeluarkan ucapan-ucapan keras ketika ia datang kepadanya meminta sesuatu yang diperlukan semata-mata karena meremehkan kondisinya yang lemah dan tiadanya orangtua yang mampu membelanya dan memenuhi keperluannya seperti yang dikutip dari Tafsir Al-Qur‟an Al-Karim juz Amma (1998).

Adapun ayat dalam Alquran yang menyebut tentang bagaimana harusnya anak yatim mendapatkan perhatian dan kepedulian yang serius. Berikut bunyinya:

Artinya:

Tentang dunia dan akhirat. Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!” Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia datangkan kesulitan kepadamu. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah :220).

Dalam ayat tersebut, merawat dan mendidik anak yatim merupakan suatu hal yang sangat dianjurkan dan disukai oleh Allah SWT. Allah menjadikan anak yatim sebagai umat yang istimewa sehingga dalam merawat dan mendidik anak yatim dilarang untuk sewenang-wenang dengan menghardik dan berlaku kasar.

3 dari 3 halaman

Sebenarnya jika dilihat melalui pembahasan di atas, bisa disimpulkan jika surat Al-Ma’un tidak hanya sebagai sebuah peringatan bagi umat muslim untuk bersikap baik pada anak yatim.

Akan tetapi, surat Al-Ma’un juga memberi penegasan mengenai gambaran beberapa hal, seperti orang-orang yang tidak mau bayar zakat, tidak mau membantu fakir miskin, serta orang-orang yang memiliki jumlah harta melimpah akan tetapi sama sekali tidak memiliki kepedulian dengan lingkungan sekitarnya.

Jika dikaitkan dengan hal tersebut, menurut hadist riwayat Thabrani dikatakan, Rasulullah SAW pernah memberikan peringatan dengan bunyi:

“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya.”

Maka dari itu, semoga dengan pembahasan mengenai kandungan serta arti surat Al-Ma’un di atas, bisa semakin menambah ilmu serta kepekaan untuk menolong sesama manusia.

(mdk/amd)

Pahami tentang surah dalam Alquran dan hadis yang menjelaskan tentang larangan ini

Bersikap baik terhadap sesama manusia telah diperintahkan Allah SWT melalui firman-Nya di dalam Alquran. Lalu, bagaimana bila seseorang berperilaku buruk, seperti menghardik anak yatim?

Islam sangat memuliakan anak-anak yatim. Bahkan terdapat 22 ayat tentang anak yatim di dalam Alquran.

Anak yatim adalah seseorang yang kehilangan ayahnya sebelum mencapai usia dewasa.

Baca Juga: Ibadah Haji: Hukum, Rukun, Niat, Doa, Syarat serta Waktu Pelaksanaannya

Menanggung anak yatim berarti mengurus semua kebutuhan hidup, perhatian mendidik, dan juga mendukungnya.

Seperti yang disebutkan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 220:

فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

"Fid-dun-yā wal-ākhirah, wa yas`alụnaka 'anil-yatāmā, qul iṣlāḥul lahum khaīr, wa in tukhāliṭụhum fa ikhwānukum, wallāhu ya'lamul-mufsida minal-muṣliḥ, walau syā`allāhu la`a'natakum, innallāha 'azīzun ḥakīm."

Artinya: "Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah:

"Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan.

Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Baca Juga: Pengertian Talak, Hukum, Jenis, serta Contoh Ucapannya yang Perlu Dipahami Umat Islam

Apa yang Dimaksud Menghardik Anak Yatim?

Dalam surat al Maun perbuatan menghardik anak yatim termasuk

Foto: Apa yang Dimaksud Menghardik Anak Yatim?

Foto: arti menghardik anak yatim (freepik.com)

Setelah membaca ayat dalam Alquran sebelumnya maka jelas bahwa kita perlu berperilaku baik dan mendukung anak yatim, bukannya menghardik mereka.

Dalam Alquran surah Al-Ma’un ayat 1-3, yang berbunyi:

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ.فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ.وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ

"A ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn. fa żālikallażī yadu”ul-yatīm. wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa’āmil-miskīn."

Artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa menghardik anak yatim merupakan tindakan tidak terpuji yang membuat seorang anak yatim terhalang mendapatkan hak-haknya.

Menghardik termasuk dalam tindakan, seperti:

  • Menghindarkan hak-hak yang seharusnya dimiliki anak yatim
  • Mengabaikan
  • Membentak
  • Bersikap kasar
  • Bersikap semena-mena

Tindakan-tindakan tersebut merupakan hal batil yang dapat menyebabkan murkanya Allah SWT.

Balasan bagi Orang yang Menghardik Anak Yatim

Orang yang menyakiti anak yatim, seperti menghardik dan memakan harta mereka termasuk ciri golongan pendusta agama yang dijanjikan akan merasakan neraka dengan api yang menyala-nyala.

Dijelaskan dalam Alquran surah An-Nisa ayat 10:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَٰلَ ٱلْيَتَٰمَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا

"Innallażīna ya`kulụna amwālal-yatāmā ẓulman innamā ya`kulụna fī buṭụnihim nārā, wa sayaṣlauna sa'īrā."

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."

Selain itu, memakan harta anak yatim termasuk dosa besar di mana harta tersebut bukanlah hak dari kita Hal tersebut juga disebutkan dalam hadis.

Rasulullah SAW bersabda:

“Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang merusak, dan salah satu di antara perkara yang Rasulullah sebutkan adalah memakan harta anak yatim,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena menghardik anak yatim merupakan tidakan tidak terpuji, maka sebaiknya setiap insan banyak melakukan kebaikan dan amal saleh dengan menyantuni anak-anak yatim.

Karena melalui merekalah, kita dapat memperoleh pintu-pintu surga dan jalan menuju keridaan Allah SWT.

Baca Juga: Cari Tahu Soal Hukum Kebiri, dari Cara Kerja hingga Pandangan Menurut Hukum dan Islam

Hukum Menghardik Anak Yatim

Dalam surat al Maun perbuatan menghardik anak yatim termasuk

Foto: Hukum Menghardik Anak Yatim

Foto: hukum menghardik anak yatim (freepik.com)

Tentu saja hukum dari menghardik anak yatim akan mendapatkan kemurkaan dari Allah SWT, yang mana artinya adalah haram.

Berperilaku buruk, semena-mena, memanfaatkan, hingga mengabaikan anak yatim termasuk ke dalam dosa besar.

Hal tersebut juga dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Ad-Dhuha ayat 9, yang berbunyi:

فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ

"Fa ammal-yatīma fa lā taq-har."

Artinya: "Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang."

Menyantuni Anak Yatim

Dalam surat al Maun perbuatan menghardik anak yatim termasuk

Foto: Menyantuni Anak Yatim

Foto: menyantuni anak yatim (freepik.com)

Rasulullah SAW juga sudah memberikan teladan kepada kita para umatnya, untuk lebih peduli dan berkasih sayang terhadap kehidupan anak-anak yatim.

Terdapat banyak hadis Rasulullah SAW yang menganjurkan untuk mengurusi anak yatim.

Salah satunya yang paling terkenal ketika Rasulullah SAW menjamin bahwa orang yang menjadi kafil (menanggung seseorang) anak yatim akan bersamanya nanti di surga.

Dilansir dari Islam NU, dijelaskan tentang hadis yang berbunyi:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Artinya: “Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.'

Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya,” (HR. Imam Al-Bukhari).

Hadis di atas menunjukkan betapa besar keutamaan yang diperoleh orang yang mau mengurus anak yatim.

Sampai-sampai, saking begitu dekatnya, diibaratkan seperti dua jari (jari teulunjuk dan jari tengah) yang begitu dekat.

Pengibaratan "seperti kedua jari yang berdampingan" ini menunjukkan balasan mulia bagi orang yang mengurus anak yatim, yaitu masuk surga dan mendapatkan kedudukan tertinggi di dalamnya.

Baca Juga: Tata Cara Salat 5 Waktu yang Benar, Lengkap dengan Niat, Bacaan, Rukun, dan Syarat Sahnya

Ibnu Batthal menjelaskan, bahwa berdasarkan hadis ini, orang yang mengurus anak yatim akan mendapatkan kedudukan tertinggi di akhirat, yaitu bersama Rasulullah SAW.

Selain itu, dalam sebuah hadis:

"Sebaik-baik rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik.

Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk," (HR. Ibnu Majah).

Baca Juga: Kumpulan Doa Masuk Surga, Amalkan Tiap Selesai Salat, Yuk, Moms!

Percayalah, bahwa Allah akan membalas segala amal perbuatan baik dan juga amal perbuatan buruk yang telah kita lakukan dengan balasan yang setimpal.

Jika kita menyantuni, menyayangi, memenuhi kebutuhan anak-anak yatim, dan tidak bersikap buruk pada mereka insya Allah kita adalah bagian dari golongan Rasulullah SAW dan balasan surga akan diberikan juga oleh Allah SWT.

  • https://tafsirweb.com/37394-surat-al-maun.html
  • https://tafsirweb.com/853-surat-al-baqarah-ayat-220.html
  • https://islam.nu.or.id/hikmah/kisah-rasulullah-dan-anak-yatim-di-hari-idul-fitri-XAp1d
  • https://tafsirweb.com/1542-surat-an-nisa-ayat-10.html
  • https://www.dompetdhuafa.org/memakan-harta-anak-yatim/
  • https://tafsirweb.com/12819-surat-ad-dhuha-ayat-9.html