Waktu berjemur yang baik saat ini menjadi salah satu pertanyaan yang paling populer, sejak adanya pemberitaan manfaat sinar matahari yang dapat mencegah COVID 19. Show Pada awalnya, masyarakat dianjurkan untuk berjemur pada pagi hari agar mendapatkan asupan vitamin D optimal. Sementara itu, sinar matahari pukul 12 siang dianggap berbahaya bagi kulit dan dapat memicu kanker. Namun, ternyata itu hanya mitos semata. Wah, jadi cukup membingungkan, ya? Tenang saja karena dalam artikel kali ini kita akan membahas secara mendalam waktu yang tepat untuk berjemur. Kapan waktu yang tepat untuk berjemur?Source: UnsplashUntuk menjawab pertanyaan di atas, mari kita simak beberapa jawaban dari para ahli kesehatan dalam dan luar negeri berikut ini. Pakar Kesehatan luar negeriSource: hippopxUntuk mendapatkan vitamin D alami, kamu bisa memanfaatkan sinar matahari UVB dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hindari berdiri di bawah sinar matahari terlalu lama dan sampai kulit menjadi kecoklatan atau sunburn karena bisa beresiko menjadi kanker kulit. Dalam penerapannya, Bill Fleming menganjurkan untuk berjemur tanpa tabir surya, sekitar 5-15 menit dalam rentang waktu 4- 6 kali dalam seminggu pada pukul 10.00-15.00. Namun, ada beberapa faktor yang harus kamu perhatikan terlebih dahulu. Garis lintang atau lokasi geografisTujuan utama dari berjemur ini adalah untuk mendapatkan sinar UV terbaik. Jadi, pastikan kamu telah mengerti pembagian iklim matahari yang memengaruhi posisi suatu wilayah terhadap matahari. Dari hal ini, muncul kesimpulan waktu yang tepat untuk berjemur di Indonesia bagian barat adalah sektiar pukul 10.00-11.00 hingga 14.00-15.00. Sedangkan pada WITA, sekitar pukul 09.00-10.00, menjadi waktu terbaik untuk mendapatkan UVB. Warna kulitPerbedaan kulit juga menentukan lamanya seseorang harus berjemur. Misalnya bagi kamu yang memiliki kulit putih, hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit. Berbeda dengan mereka yang memiliki kulit gelap, membutuhkan waktu lebih banyak, yaitu 15 menit. Baca Juga: 27 Masker Terbaik yang Efektif Mencegah Virus Covid 19 Paparan UV terhadap obat-obatan tertentuPengaruh obat-obatan topikal yang diaplikasikan pada kulit, ternyata dapat menimbulkan reaksi sensitivitas terhadap matahari. Inilah yang bisa menyebabkan tubuh menjadi alergi dan kulit mengalami peradangan. UmurMemasuki usia lanjut, fungsi tubuh dalam membentuk vitamin D mulai berkurang. Karenanya, perlu asupan vitamin D yang lebih melalui makanan dan suplemen makanan. Sementara itu, berjemur yang terlalu lama, justru kurang memberikan manfaat dan hanya berisiko kulit terbakar. Warna pakaianUntuk mendapatkan vitamin D yang cukup, disarankan agar tangan dan kaki terkena sinar matahari, minimal 1/3 bagian tubuh atau kulit. Warna pakaian yang digunakan juga sebaiknya lebih terang untuk meningkatkan penyerapan vitamin D. Akan lebih baik,jika berjemur tanpa menggunakan lapisan pakaian yang menempel. Kulit wajahKulit wajah memiliki lapisan yang lebih tipis sehingga tidak akan menghasilkan banyak vitamin D. Untuk menghindari flek pada kulit, kulit wajah harus dilindungi dengan menggunakan topi. Tipe tipe kulitCiri-ciri kulit manusia menurut skala Fitzpatrick terbagi dalam beberapa bagian, seperti berikut ini: Tipe kulit 1: Selalu terbakar matahari dan tidak menjadi tanning menjadi coklat. Tipe kulit 2: Selalu terbakar matahari, kemudian kulit menjadi kecoklatan. Tipe kulit 3: Tidak terlalu terpapar matahari namun mudah menjadi kecoklatan. Tipe kulit 4: Tidak terbakar surya namun mudah tanning. Tipe kulit 5: Jarang terbakar surya, akan tetapi mudah kecoklatan. Tipe kulit 6: Kulit terbakar surya hanya pada terjadi pada dosis UV yang ekstrem. Dari perbedaan kulit ini, maka kepekaan seseorang terhadap paparan sinar matahari juga tidak sama. Biasanya, tergantung dengan kondisi kulit, warna kulit, usia pakaian, bahkan proses sintesis vitamin D itu sendiri. Selain itu, hindari memakai obat-obatan yang bereaksi terhadap matahari, jika tidak perlu. Pakar kesehatan dalam negeriSource: UnsplashDokter spesialis penyakit dalam, Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, CH, CHt, mengatakan ada waktu spesifik untuk mendapatkan hasil optimal, yaitu antara pukul 10 pagi sampai 1 siang yang berdasarkan penelitian terbaru di dunia kedokteran. Bukan di pagi hari, karena sinar matahari yang terpancar ketika tengah hari yaitu pukul 12 siang adalah waktu berjemur yang baik. Baca Juga: 10 Keuntungan Oksigen Konsentrator yang Wajib Kamu Tahu Alasannya karena pada waktu tersebut gelombang sinar ultraviolet B (UV B) berada pada level terbaik, yakni 320 nanometer. Adapun, panjang gelombang paling ideal untuk kesehatan tubuh berkisar 280 sampai 320 nanometer. Nmaun, jika sudah melewati waktu tersebut atau setelah pukul 13.00, tidak direkomendasikan untuk berjemur karena dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Jeff menyarankan buat berjemur selama 10 sampai 30 menit ketika matahari mencapai puncaknya agar memperoleh asupan vitamin D yang cukup. Berikutnya kami juga akan memberikan cara berjemur yang benar, seperti di bawah ini. Cara berjemur yang benarSource: unsplash
Itu dia informasi yang dapat kami berikan, dan pastikan untuk membaca lengkap informasi waktu berjemur yang baik untuk kesehatan kulit, serta mampu meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Agar kegiatan berjemur semakin menyenangkan kamu bisa melakukan aktivitas lainnya seperti berkebun, olahraga, maupun bermain air bersama si kecil. Selain itu kamu bisa menempatkan beberapa furniture outdoor yang dapat melengkapi aktivitas, seperti meja, kursi, hingga dekorasi cantik yang akan memberikan suasana terbaik. Untuk mendapatkan semua produk tersebut kamu bisa mempercayakannya pada Ruparupa, platform belanja yang mengedepankan keamanan, kenyamanan dalam bertransaksi. |