Berikan tujuh alat yang dibutuhkan dalam pembuatan Spray Aerator dan zat warna alam indigo

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 16 are not shown in this preview.

Share the publication

Save the publication to a stack

Like to get better recommendations

The publisher does not have the license to enable download

REKAYASA INOVATIF DAN PELUANG USAHA TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna [Zat Warna Alam Indigo]

1. KARYA REKAYASA TEKNOLOGI TEPAT GUNA Prakarya & Kewirausahaan


2. A.PRODUK KARYA REKAYASA TEKNOLOGI TEPAT GUNA Alat pencetak briket Alat pengering hasil pertanian Alat pengambilan zat warna alam indigo Alat pembuatan tepung Alat uperajang sampah organik Alat pengurai serat sabut kelapa Alat pengepres dalam pembuatan baglog Proyektor sederhana Mikroskop sederhana
3. Manfaat Produk Rekayasa Teknologi Tepat Guna 1. Keberadaan karya rekayasa teknologi tepat guna memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat yang menggunkannya 2. Solusi nagi peningkatan produktifitas dan efektifitas dalam menjalankan produksi usaha rumahan [ home industri ] , industri kecil dan menengah [IKM] 3. Memberikan kemudahan, meningkatkan kualitas dan jumlah dalam berproduksi 4. Memacu kreatifitas dan inovatif pembuatnya untuk terus berkarya mencapai optimal 5. Terciptanya lapangan pekerjaan untuk mewujudkan karya inovasi
4. A.PRODUK REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO Budaya Indonesia merupakan sumber daya dan kekayaan yang perlu terus dikembangkan dan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan di dalam kehidupan. Kita sering melihat di daerah-daerah banyak aktivitas penduduk kegiatan yang sifatnya turun-temurun dalam memenuhi kebutuhan. Batik dan tenun adalah produk yang dihasilkan oleh aktifitas masyarakat di sekitar kita. Kita mengenal batik dan tenun sebagai sumber daya yang diakui dunia sebagai kekayaan budaya Indonesia
5. B. PRODUK REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO Pola integrasi tekno-ekologis seperti pada di samping dimaksudkan bahwa produk yang dihasilkan berupa zat warna alami merupakan produk yang ramah lingkungan. Peningkatan efektivitas dalam penggunaan karya teknologi tepat guna dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan, lebih produktif, efisien, dan berkualitas. Penggunaan zat warna sintetis yang berlebihan dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan kulit penggunanya. Salah proses produksi pembuatan batik dan tenun adalah pewarnaan. Pewarnaan secara alami pada kain batik dan tenun sangat disambut baik oleh masyarakat dunia dan memiliki nilai jual tinggi. karena merupakan produk yang ramah lingkungan dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup [life style] dalam kehidupan di masa sekarang untuk ramah pada lingkungan.
6. Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Pengambilan zat warna alam, memiliki kekhususan tersendiri. Nama umum dagang nila dan jenis tanaman ini sering disebut dengan indigo/indian indigo [Inggris], tom/tarum [Indonesia], tagung– tagung/taiom/taiung [Filipina], kraam/na-kho [Thailand], cham [Vietnam], tarom [Malaysia].
7. Desain Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo 1
8. Bahan Pendukung Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo 2 1] Bahan untuk pembuatan tangki, dapat disubtitusi dengan drum bekas. 2] Sprayer, dapat dimodifikasi dengan paralon yang diberi lubang banyak. 3] Pipa paralon, untuk sirkulasi larutan yang dipompa. 4] Keran pengatur dan pompa air, saklar dan kabel, dapat diperoleh di toko material. 5] Rangka penopang tangki 6] Pompa air 7] Sumber energi listrik 220 V/AC a. Pembuatan Spray Aerator b. Pembuatan Zat warna alam indigo 1] Tanaman Indigofera tinctoria 2] Air secukupnya, dalam pembuatan larutan rendaman tanaman yang dituangkan ke dalam alat spray aerator 3] Kapur CaO, larutan CaO [kapur tohor] yang berfungsi mengikat zat warna yang terdapat pada tanaman
9. 3 a. Alat Pendukung Pembuatan Spray Aerator b. Alat Pendukung Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Digunakan ember untuk merendam daun Indigofera tinctoria.L. Spray aerator digunakan untuk mengaerasi cairan hasil rendaman. Keranjang, kain, dan ember digunakan untuk memisahkan antara pasta dengan air. Alat Pendukung Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Spray aerator dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu penyediaan sprayer, pompa, pemipaan dan tangki penampung. Prisip dasar dari proses ini adalah aerasi yaitu mengkontakkan cairan dengan udara. Sprayer bisa disubtitusi/diganti dengan pipa paralon yang diberi beberapa lubang. Penyediaan reservoir/tangki penampung. Hal ini dapat disubtitusi dengan menggunakan drum bekas. Rangka disiapkan untuk menopang tangki, sprayer, pompa dan pipa yang digunakan. Pemipaan dilakukan bersamaan dengan pemasangan tangki. Setelah tangki, pompa, pipa dan sprayer terpasang, tinggal pemasangan saklar untuk mengoperasikan pompa. Sumber arus listrik yang digunakan AC 220 Volt.
10. 4 Proses Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Proses produksi dalam pembuatan zat warna alam yang dikembangkan dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. karya rekayasa pembuatan alat spray aerator b. pembuatan zat warna alam indigo biru Spray aerator sebagai alat yang digunakan untuk pengambilan zat warna alam indigo biru yang biasa digunakan untuk pewarnaan batik, tenun, denim. Bahan baku zat warna alam ini berupa daun nila yang diolah melalui proses perendaman [24 jam], proses aerasi dan proses pengendapan. Hasil akhir berupa produk pasta / powder indigo biru yang mempunyai nilai jual cukup tinggi.
11. a. Proses Pembuatan Spray Aerator
12. Daun Indigofera tinctoria segar dipetik pagi hari. Lakukan perendaman dengan menggunakan air dengan perbandingan 2 liter air untuk 1 kg daun selama 24 jam. Air hasil rendaman diarasi dengan menggunakan alat Spray aerator dengan menambahkan larutan kapur dengan perbandingan satu kilogram daun sebanyak 30 gram kapur. Warna air rendaman yang semula berwarna hijau emerald akan berubah menjadi warna biru. Proses sedimentasi dilakukan setelah proses aerasi selesai dan cairan ditampung ke dalam ember pengendapan. b. Proses pembuatan zat warna alam 1. Tahap Perendaman/ Hidrolisis
13. 2. Tahap Aerasi Ditambahkan larutan kapur [CaO] pada saat proses aerasi seperti pada Gambar 2.15
14. 3. Tahap Pengendapan Cairan yang telah diaerasi diendapkan dengan menggunakan ember. Setelah terdapat endapan, perlahan buang cairan bagian atas [berwarna kekuningan] dan tampung endapan tersebut seperti pada Gambar 2.16. Air akan terpisah dengan pasta dan pasta ini siap untuk dikemas. Jika penyimpanan dalam waktu lama, dapat dibuat powder dengan cara dikeringkan terlebih dahulu dan dihaluskan menggunakan peralatan tambahan.
15. c. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja [K3] Pengembangan alat hasil karya inovasi teknologi tepat guna membutuhkan pekerjaan yang teliti dan harus memperhatikan keselamatan kerja sebagai upaya untuk meminimalisir timbulnya kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja yang digunakan dalam pembuatan alat yang mendukung proses produksi antara lain: sarung tangan, kacamata, helm, pakaian praktek, safety shoes, pelindung telinga, masker pelindung saluran pernapasan. Keselamatan kerja dalam proses produksi menjadi hal yang utama untuk diperhatikan guna menghidari kecelakaan kerja. Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, distribusi, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Rambu-rambu keselamatan kerja memiliki warna dominan pada simbol memiliki makna seperti yang ditunjukkan pada Gambar:
16. Pengemasan produk rekayasa inovasi teknologi tepat guna dimaksudkan untuk mempermudah pekerja dalam menjalankan suatu pekerjaan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pembutan produksi. Teknologi dalam pengemasan suatu produk berkembang dengan cepat. Casing atau selubung didesain dengan mempertimbangkan estetika dan konsep yang ingin ditampilkan sesuai dengan pengguna atau calon pembeli. C. PENGEMASAN PRODUK KARYA REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO
17. Fungsi Pengemasan 1.Fungsi Distribusi 2. Fungsi Identitas 3. Fungsi Lainnya Sebagai pelindung ketika produk didistribusikan Sebagai identitas dari produk a] Mempertahankan mutu b] Memperpanjang masa simpan c] Mempermudah penyimpanan dan pemasaran/ transportasi d] Menambah daya tarik bagi konsumen [ memberi informasi dan sarana promosi ]
18. Volume kemasan, menggunakan ukuran yang umum untuk produk-produk tertentu, misalnya 250 gr, 500 gr atau 1.000 gr.ü Bahan terbuat dari material yang tahan terhadap perlakuan pada saat pemindahan. ü Ukuran dan material bahan sesuai kebutuhan ü Menarik [desain, warna, bentuk], dengan komposisi yang imbang ü Memuat informasi yang jelas dan jujur ü Dibuat semenarik mungkin, punya ciri khas üAgar manfaat tersebut di atas dapat dicapai, maka hal-hal berikut harus diperhatikan:
19. Label adalah informasi yang dibuat pada kemasan biasanya berisikan tentang : Label a. Informasi produk yang sebenarnya b. Foto atau gambar produk c. Logo perusahaan d. Alamat produsen e. Bobot produk
20. Informasi tentang masa produksi dan atau masa kadaluwarsa dan hal-hal lain yang istimewa pada produk yang dihasilkan menjadi bagian informasi bagi konsumen. Produksi zat warna indigo yang terdiri dari dua jenis, yaitu basah dalam bentuk pasta dan tepung. Maka, bentuk kemasan bagi keduanya berbeda.
21. D. PERAWATAN PRODUK REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO 1. Pemeliharaan Lingkungan Potensi budaya yang berkembang di Indonesia di antaranya batik, wayang, tenun, aneka kerajinan perlu terus di dukung agar tumbuh kreativitas dan inovasi yang mampu bersaing dalam pasar global. Salah satu bentuk dukungan adalah mengembangkan zat warna alam pada batik atau tenun. Pengembangan row material berupa tanaman indigo berpotensi untuk menutupi permukaan tanah dan berkontribusi mengurangi pemanasan global, apalagi jika dilakukan penanaman skala besar. Jenis tanaman indigo dapat dikembangkan di daerah dengan area yang belum dimanfaatkan, sehingga lahan tidur dapat dimanfaatkan untuk budidaya Indigofera tinctoria.L bahkan di beberapa daerah tumbuh liar dan belum banyak dimanfaatkan. 2. Perawatan Alat Penggunaan spray aerator dapat mempermudah dalam proses produksi pengambilan zat warna alam indigo. Perawatan alat ini akan membantu kelancaran kerja dan biaya produksi. a. Perawatan alat terutama bagian sprayer, yaitu membersihkan bagian lubang sprayer agar tidak tersumbat dari kapur yang digunakan. Pastikan bagian ini dalam kondisi bersih setelah menggunakannya. b. Hindari tergenangnya air pada spray aerator pada bagian tangki [reservoir] saat penyimpanan agar tidak terjadi korosi pada peralatan. c. Lakukan pemeliharaan [maintenance] secara berkala pada pompa air, hindari terjadinya hubung singkat karena isolasi kabel kurang baik. d. Perhatikan penggunaan sumber listrik disesuaikan dengan spesifikasi pompa air yang digunakan.
22. E. PERENCANAAN USAHA KARYA REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO 1. Langkah-Langkah Perencanaan Usaha Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Perencanaan usaha pembuatan zat warna alam indigo menggunakan karya inovasi teknologi tepat guna yang dikembangkan dengan skala Industri Kecil dan Menengah [IKM] memiliki kompleksitas peralatan dan keterbatasan ketersediaan energi. Biaya operasional menjadi pertimbangan sehingga dalam perencanaan teknologi proses perlu ditetapkan. Proses produksi yang didesain bergantung pada ketersediaan bahan baku dan hasil akhir dari teknologi proses dalam bentuk pasta dan atau powder yang mudah digunakan, bisa lebih murah dan ramah terhadap lingkungan. Peralatan yang diperlukan untuk memproduksi zat warna alam indigo dalam bentuk powder di antaranya: a.Tom spray aerator b. Decanter c. Evaporator d. Dryer e. Milling
23. Perencanaan usaha pada umumnya memuat pokok-pokok pikiran sebagai berikut. a. Nama Usaha Pemilihan nama usaha harus dipikir baik-baik karena berdampak jangka panjang. Pemberian nama harus berorientasi ke depan, tidak hanya pada faktor-faktor kekinian. b. Lokasi Lokasi terbagi atas lokasi usaha, lokasi pertokoan,dan lokasi pabrik/industri. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu : 1] Pertalian ke belakang [backward linkage], yaitu bagaimana sumber daya [resources] yang akan digunakan. Termasuk dalam hal ini adalah bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat setempat. 2] Pertalian ke depan [Forward linkage] yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi. c. Komoditi yang akan Diusahakan Memilih komoditi yang akan diusahakan dapat mempertimbangkan: [1] banyaknya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha tertentu, baik berupa barang- barang ataupun jasa, [2] kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang belum terlayani. [3] Kecilnya persaingan dalam bidang usaha yang akan dikembangkan. [4] Memiliki kemampuan untuk bersaing dalam mengembangkan usaha yang sama dengan pihak lain.
24. Berikut adalah hal-hal yang harus menjadi perhatian seorang wirausaha sebelum memutuskan komoditi yang akan diusahakan. 1] Konsumen yang dituju. Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. 2] Pasar yang akan dimasuki. Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan usaha sebagai pemimpin pasar [market leader], penantang pasar [market challenger], pengikut pasar [market follower], atau perelung pasar [market nicher]. 3] Partner yang akan diajak kerja sama. Partnership adalah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Bentuk partnership dapat mengatasi beberapa kelemahan yang terdapat pada bentuk usaha perseorangan. 4] Personil yang dipercaya. Pilihlah seseorang untuk menjalankan usaha karena kejujurannya 5] Jumlah modal. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Jika modal yang dimiliki pengusaha awal sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai memenuhi/mencukupi untuk membuka usaha yang masih baru. 6] Peralatan. Peralatan yang perlu disediakan adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Untuk pertama kali membuka usaha, pikirkan peralatan yang sangat diperlukan. 7] Penyebaran promosi. Jika akan dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat/ media mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah akan menonjolkan harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya
25. 2. Kebutuhan Biaya Produksi Biaya produksi zat warna alam indigo meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap, dan biaya operasional. Analisis usaha produksi zat warna alam indigo di susun untuk mengetahui gambaran ekonomi mengenai usaha yang akan diwujudkan. Analisis usaha pembuatan zat warna alam indigo menggunakan asumsi berikut. a. Alat spray aerator dapat digunakan selama 3 tahun. Oleh sebab itu biaya tetap yang digunakan merupakan biaya penyusutan per tahun dengan pola penyusutan tetap. Harga alat spray aerator baru Rp.3.000.000,00 b. Lahan yang digunakan 400 m2 dengan sistem sewa 1 tahun. Komponen biaya lahan dihitung sesuai dengan masa produksi. c. Tenaga kerja yang digunakan 1 orang. Upah per hari Rp 50.000,00. d. Siklus produksi disesuaikan dengan masa panen daun nila, yaitu 3 bulan sekali. Proses produksi memerlukan waktu selama 6 hari sampai menghasilkan pasta. e. Produksi dilakukan di gedung milik sendiri sehingga dalam kasus ini, tidak dinyatakan sebagai bagian dari komponen biaya. f. Ember kapasitas 100 liter digunakan sebanyak 2 buah dengan harga masing-masing Rp.100.000,00. g. Keranjang perendaman digunakan 2 buah dengan harga Rp 50.000,00. h. Ember dan keranjang perendaman, dapat digunakan selama 2 tahun. i. Harga pasta zat warna alam indigo di pasaran sangat beragam dan pada analisis ini digunakan angka rata-rata, yaitu Rp.40.000,00 per kg.
26. Keuntungan Keuntungan = Total penghasilan – Biaya produksi = Rp 2.000.000,00 – Rp 1.009.000,00 = Rp 991.000
27. 3. Analisis Break Event Point [BEP] Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan di mana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas. Artinya usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak jika nilai BEP produksi lebih besar dari pada jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
28. Dari perhitungan BEP produksi dan harga, diketahui bahwa titik impas usaha pembuatan zat warna indigo dicapai ketika produksi pasta mencapai 25,23 kg atau harga pasta indigo sebesar Rp 20.180,00/kg . Produksi di atas 25.23 kg dan harga di atas Rp20.180,00/kg pada tiap kali periode produksi adalah keuntungan.
29. 4. Persaingan Usaha Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Penggunaan zat warna alam pada tekstil, di samping aman bagi kesehatan kulit, juga ramah lingkungan. Persaingan usaha dalam hal ini penggunaan zat warna alam pada batik atau tenun bisa unggul teriring tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang peduli lingkungan. Penggunaan zat warna alam indigo pada batik atau tenun mampu bersaing di pasar global karena meningkatkan nilai tambah pada produk batik. Batik atau tenun dengan menggunakan zat warna alam perlu dikembangkan secara massal sekaligus sebagai arena penyadaran masyarakat untuk terus menjaga lingkungan alam dari pencemaran zat kimia yang ditimbulkan oleh penggunaan warna sintetis yang berlebihan.
30. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Analisis SWOT terdiri atas 4 faktor 1. Strength [kekuatan] Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasai, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri 2. Weakness [kelemahan] Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri 3. Opportunities [peluang] Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang akan terjadi.kondisi yang terjadi merupakan peluang dari organisasi,proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar. 4. Threat [ancaman] Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.žC. Analisis SWOT
31. Penyusunan cash flow dan proposal Cash flow adalah tahapan dana yang dikeluarkan serta mengalir berdasarkan waktu yang ditentukan serta jumlahnya sesuai dengan tahapan waktu serta keperluan produksi. Adapun proposal berguna untuk mendapatkan dana baik pinjaman dari perbankan, koperasi, maupun investor yang mauž Identifikasi dokumentasi perencanaan biaya operasional produksi Dokumen-dokumen yang diperlukan adalah : Dokumen tentang biaya investasi Dokumen tentang biaya operasional Dokumen tentang hsil produksi dan pendapatan Dokumen tentang biaya perawatan dan pemeliharaan gedung serta peralatan Dokumen tentang target dan realisasi yang hendak dicapai ž Pengertian perencanaan biaya operasional produksi Merupakan perencanaan mengelola dari mulai input, proses sampai dengan output yang berupa produk tersebut dihasilkan dengan penekanan kepada penggunaan biaya seefisien mungkin dengan menghasilkan produk yang optimal. žD. Analisis Kelayakan Usaha 1. Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah suatu seni cara merangkai, menggabungkan dan menganalisis suatu rencana investasi secara kesuluruhan atas faktor-faktor yang memengaruhi antara multidisiplin ilmu sehingga menghasilkan keluaran [output] yang diinginkan yakni layak dan tidak layak investasi tersebut. 2. Aspek Umum dan Legalitas Aspek umum meliputi hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang usaha itu dilakukan, siapa pemrakarsa perusahaan, kepemilikan perusahaan serta yang menyangkut susunan pengurus perusahaan tersebut. Struktur permodalan adalah modal dasar yang tercantum dalam akte notaris. Sedangkan aspek legalitas menyangkut pendirian perusahaan.
32. 3. Net Present Value [ NPV ] Merupakan nilai sekarang dari suatu usaha dikurangi dengan biaya sekarang pada tahun tertentu. Seleksi formal terhadap NPV adlah nilai NPV bernilai positif berarti usaha tersebut layak dan sudah melebihi Social Opportunity Cost of Capital sehingga usaha ini diprioritaskan pelaksanaannya. 4. Internal Rate of Return Cara lain untuk menilai suatu usaha adalah dengan membandingkan nilai IRR dengan discount rate [suku bunga] yaitu bila IRR lebih besar dari suku bungan yang telah ditetapkan maka usaha tersebut diterima atau bisa dilaksanakan. Namun apabila IRR lebih kecil dari suku bunga yang ditetapkan maka usaha tersebut tidak bisa dilaksanakan atau ditolak. Sedangkan apabila IRR dengan suku bunga nilainya sama maka usaha tersebut dilaksanakan atau tidak terserah pengambil keputusan. 5. Analisis Break Event Point [BEP] Merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas yang artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.
33. Kreativitas E. Karakter Wirausaha— Berorientasi ke masa depan’ — Keorisinilan — Kepemimpinan — Berani menanggung resiko — Berorientasi pada tugas dan hasil — Percaya diri

Page 2

Video yang berhubungan