Bila Penyiksaan, Bullying, dan Teror Geng Fadhil Hakkaputra, anak 15 tahun, bangga diterima di sekolah favorit SMAN 34 Jakarta Selatan. Kebangga ini tak berlangsung lama, karena 4 bulan kemudian Fadhil sudah menjadi korban kekerasan kakak kelasnya. Bermula dari permintaan para kakak kelasnya agar dia masuk anggota geng Gesper. Fadhil tak bisa menolak karena jika menolak akan dihajar babak belur oleh kakak kelasnya tersebut. Seperti film action, setiap anggota baru geng Gesper dikumpulkan untuk mengikuti acara penggemblengan fisik, yang diadakan setiap Jum’at, Fadhil dan teman-teman seangkatannya diadu berkelahi satu lawan satu. Setiap anggota juga wajib menyetor uang Rp. 6000,- per hari. Fadhil mendapat tugas sebagai debt collector anak kelas X, ia diberi target menyetor hingga ratusan ribu rupiah setiap Jum’at. Jika gagal memenuhi target, pukulan dan tendangan menjadi hadiah. Siksaan fisik itu ia terima di kamar mandi sekolah. Para penganiaya tidak pernah ketahuan guru karena mereka punya kode khusus jika ada guru lewat. Andaikata ada guru yang agak tahu pun hal itu dianggap kenakalan anak laki-laki biasa yang bisa diselesaikan mereka sendiri. Semula Fadhil masih bisa bertahan menerima siksaan dengan melatih otot-ototnya untuk menahan rasa sakit seperti suku Indian Apache, tapi akhirnya ia menyerah. Ayahnya semula tidak menaruh curiga terhadap sang anak. Namun, ia mulai curiga karena Fadhil sering meminta tambahan uang saku – belakangan diketahui uang saku itu ia gunakan untuk menomboki kekurangan setoran. Fadhil juga meminta bekal makanan yang banyak seperti orang kelaparan dan pulang dengan baju kotor serta sobek-sobek. Kecurigaan sang ayah memuncak ketikla 17 Agustus lalu Fadhil pulang dengan lengan bawah kiri patah. Sang anak beralasan dia jatuh. Namun ayah Fadhil melihat hal yang agak ganjil. Patah tulang itu ditambah bekas luka sundutan rokok. Ibu Fadhil mengecek ke sekolah, dan Jum’at itu untuk ketiga kalinya ternyata Fadhil membolos karena takut disiksa. Dia bersembunyi di rumah salah seorang temannya. Barulah kemudian Fadhil berterus terang perihal siksaan yang diterimanya selama ini. Sang ayah lalu minta pertanggung jawaban sekolah untuk membongkar semua penganiayaan itu dan melaporkannya ke polisi. Sayang, kepala sekolah tidak begitu tahu bahwa selama ini ada geng Gesper di sekolahnya yang beranggotakan 250 orang dengan penganiayaan sadis yang dilakukan pada adik kelas setiap hari. Ternyata bukan hanya ini, April silam media massa memberitakan penyiksaan yang dialami Adi Saputra, 18 tahun, siswa kelas 1 SMA Pangudi Luhur Jakarta Selatan. Adi dipukuli dengan botol dan di intimidasi kakak-kakak kelasnya karena menolak memata-matai teman-teman sekelasnya. Ia bahkan pernah ditelanjangi dan disuduti rokok di salah satu toilet sekolah yang disebut sebagai kamar eksekusi. Berbeda dengan teman-temannya yang memilih bungkam dan pindah sekolah, Adi bercerita pada orangtuanya dan melapor ke polisi. Kasus di SMAN 34 Jakarta Selatan itu bukan kasus pertama. Sebelumnya ada Franky Edward Damar di SMK Pelayaran Maritim Surabaya, yang tewas saat mengikuti masa orientasi sekolah (MOS). Sebelumnya lagi, tiga siswa SMPN 8 Tegal dianiaya kepala sekolahnya. Malah di SD Santa Maria Immaculata Pondok Bambu Duren Sawit Jakarta Timur, Edo Rinaldo, bocah 8 tahun tewas di keroyok kakak-kakak kelasnya. Dan kita tentu saja masih terhenyak dengan kasus termasyhur, Clif Muntu, siswa taruna IPDN yang tewas mengenaskan dianiaya paraseniornya yang akhirnya tidak menerima hukuman yang pantas dalam pengadilan. Bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan. Dalam kasus-kasus dari halaman sekolah di atas, bullying adalah kekerasan fisik dan mental yang dilakukan secara tersembunyi dan berjangka panjang oleh para siswa senior pada siswa yuniornya yang tidak berdaya dan tidak berani melapor karena ancaman terus menerus. Fenomena bullying dulu dan sekarang Apakah fenomena bullying baru terjadi akhir-akhir ini saja? Tentu saja tidak. Kita semua menyadari bahwa fenomena ini telah ada di institusi pendidikan sejak puluhan tahun yang lalu. Mengapa bullying di sekolah-sekolah sekarang menjadi sangat mengerikan sampai dengan luka berat dan kematian? Apa yang salah dengan dunia pendidikan kita khususnya hubungan dan pengawasan guru – orangtua murid? Yang pertama mungkin dari segi si anak murid sendiri. Anak-anak belasan tahun itu sedang dalam masa pubertas, masa mencari identitas diri. Masa dimana sangat dibutuhkan contoh, panutan, simbol ideal untuk pembentukan eksistensi diri. Heroisme, sadisme, kehidupan geng-geng seperti Yakuza dan Mafia, eksploitasi seksual, gaya hidup vulgar bebas tanpa norma yang bisa dilihat tiap hari dalam film-film barat maupun sinetron Indonesia di berbagai TV merupakan contoh yang ditelan mentah-mentah. Kedua, contoh perilaku orang dewasa yang sangat mencolok tiap hari seperti karikatur Oom Pasikom di Koran Kompas. Bentak sang Bapak: “Mau sekolah apa mau jadi gangster? Siapa yang ngajarin?” lalu si anak menjawab dengan kalem: “Bapak! korupsi, ngrampok uang rakyat, jual beli hukum, adu jotos di DPR, bentrok antar aparat, kasus HAM, bentrok Satpol PP dan rakyat miskin yang tergusur dan sebagainya”. Bukankah kita para orang dewasa tak pernah berfikir bahwa ini semua adalah contoh bagus yang masuk di benak unconscious (bawah sadar) murid-murid belasan tahun itu untuk kemudian dipraktekkan pada teman-temannya yang lemah? Menginjak lengan sampai patah atau menelanjangu adik kelas lalu menyilet atau menyunduti dengan rokok bukankah mirip dialam Pius dan kawan-kawan dari para penculiknya di Zaman Suharto? Gangguan Tingkah Laku Agresif Berkelompok (Sosiopatik) Masa Puber Dalam khazanah psikiatri, pada anak-anak belasan tahun bisa timbul Gangguan Tingkah Laku Agresif Berkelompok dan Gangguan Tingkah Laku Agresif Tidak Berkelompok. Ditandai dengan perilaku melanggar norma sosial tanpa perasaan bersalah, mencuri dan merampok, mengganggu orang, menganiaya yang lemah, melakukan hubungan seks dengan mudah, melawan orangtua dan guru, sudah coba-coba menggunakan Napza atau berjudi, dan tindak kriminal lainnya. Pada yang tidak berkelompok, perilaku agresif merusak itu dikerjakan sendiri atau waktu dia sendirian. Sedangkan pada yang berkelompok perilaku agresif itu selalu dikerjakan berkelompok atau sewaktu ia berada bersama-sama kelompoknya. Bila sendirian anak itu tidak pernah melakukan hal itu. Psikolog Stanley Milgram dalam eksperimennya mengemukakan bahwa siswa/mahasiswa bisa melakukan kekejaman di luar batas selama ia merasa dirinya bukan yang bertanggung jawab atas perbuatannya itu, tapi kelompoknya. Itulah yang terjadi pada penganiayaan sadis dari Geng Gasper (di SMAN 34 Jakarta), Perpeloncoan (MOS), atau tradisi SMA Pangudi Luhur Smack Down, kelompok eksekutor di IPDN dan lain sebagainya. Gangguan Tingkah Laku Agresif pada usia remaja merupakan benih dan cikal bakal Gangguan Kepribadian Antisosial (Dissosial) pada usia dewasa (18 tahun ke atas), yang secara klasik disebut “psikopat” (sosiopatik). Tingkah laku tak peduli norma-norma sosial, penganiayaan istri dan anak-anak, memperkosa, pembunuhan sadis, perampokan, korupsi besar-besaran uang rakyat, perjudian, mengedarkan narkoba, kriminal lain yang semuanya dikerjakan tanpa rasa bersalah, adalah ciri gangguan kepribadian ini yang sebagaina besar memenuhi penjara. Meski termasuk gangguan jiwa (mental dan perilaku) namun mereka tidak kebal hukum karena jumlahnya terlalu banyak. Mereka memang dilahirkan untuk “meramaikan dunia” karena jumlahnya lebih besar dari jumlah polisi di dunia. Maka di Amerika hukumannya hanya satu, yatu “kursi listrik”. Kita saat ini tidak pernah menyadari bahwa para penganiaya sadis di sekolah itu bila tidak ditangani secara kuat maka akan berkembang menjadi gangguan perilaku (yang lebih mengerikan dari “kegilaan”) ini pada usia di atas 18 tahun. Mengapa Terjadi Bullying dan Siapa yang Bertanggung Jawab? Siapakah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya GANGGUAN TINGKAH LAKU AGRESIF pada murid sekolah ini? Faktor utama yang berpengaruh adalah pengasuhan dan perkembangan mental sejak masa anak (baca:TK,SD). Tentu, tidak bisa lain, orangtua memegang peran sentral. Orangtua harus mendidik dan memberi contoh nilai-nilai moral, budi pekerti, watak ksatria, kejujuran dan tanggung jawab. Menjadi super ego, anak yang menentukan pembentukan ego-nya sehingga anak bisa memilih contoh positif atau negatif dalam kehidupan sehari-hari pada usia remajanya. Itu berarti harus ada hubungan erat dan komunikasi antara orangtua, khususnya bapak dengan anak laki-laki sejak anak sampai usia dewasa muda. Bila tidak, anak laki-laki tidak bisa mengidentifikasi figir bapak sehingga mencari simbol “heroisme” nya dari tokoh-tokoh berwibawa namun sadis dari kehidupan nyata maupun film dan bacaan. Maka dalam kehidupan di sekolah, tentu bukan masalah gampang untuk menghilangkan bullying mengingat adanya faktor-faktor pubertas pada masa remaja ini, krisis identitas, pencarian figur-figur, terbentuknya peer, faktor keluarga, anak kos (jauh dari orangtua), lingkungan sosial dan lain-lain. Tanggung jawab tidak bisa ditimpakan sepenuhnya pada para guru dan pengurus sekolah semata, karena orangtua dan lingkungan sosialpun berpengaruh untuk timbulnya perilaku agresif. Pengawasan guru dan pengurus sekolah hanya terbatas pada jam pelajaran di sekolah. Mungkin kesalahan guru adalah tidak pekanya terhadap perilaku murid-muridnya di luar kelas pada jam sekolah. Bila guru-guru BP (BK) yang tela ada di tiap sekolah menjalankan tugasnya dengan baik, artinya peka terhadap segala perilaku murid-muridnya dan kejadian agak aneh di sekolah, pastilah penyiksaan ala penculik-penculik di Zaman Shartodi kamar mandi sekolah tiap hari itu tidak akan terjadi, demikian pula adu “gladiator” setiap Jum’at. Adalah kesalahan guru pula bila todak menanggapi serius laporan murid-murid yang teraniaya, atau menganggap hal itu hanyalah “kenakalan anak” biasa yang bisa diselesaikan di antara mereka sendiri.
Upaya dan Strategi Sekolah Menanggulangi Kekerasan Kekerasan di sekolah umumnya disebabkan karena kurangnya kesetiakawanan dan kerjasama diaNtara siswa. Bila dilihat fungsi sekolah selain sebagai tempat pendidikan ilmu juga sebagai tempat pendidikan perilaku, guru memang berperan utama karena merupakan agen pelaksana semua kebijakan sekolah yang langsung berhadapan dengan murid. Para pamong bisa menyediakan diri sebagai konselor, tidak hanya dilimpahkan pada guru BP (BK), guru juga menjadi social support. Sekolah harus mempunyai mekanisme penyelesaian kasus kekerasan dan bullying, seperti membuat bentuk penalti non fisik atau sanksi seperti menarik hak-hak atau fasilitas istimewa murid umumnya atau skorsing dan pemecatan. Meniru kasus narkoba, tiga kali peringatan sekolah pada murid bila masih tetap menggunakan narkoba akan dikeluarkan. Kurikulum sekolah harus lebih berorientasi pada budi pekerti dan solidaritas sosial. Anak-anak harus diajarkan bagaimana saling membantu antar teman dengan kasih sayang, persahabatan, dan persaudaraan, bukannya saling menyakiti atau mencelakakan. Lapar haus bersama-sama dan makan dengan senang bersama-sama pula. Ajarkan langsung kepada siswa tentang dasar azas kepramukaan bahwa Pandu itu setia, berwatak ksatria, jujur dan bersahaja, bisa dipercaya, siap menolong dan wajib berjasa. Sarlito Wirawan Sawono mengajukan metoda psikologi dari Durkhem dan Milgram, Reinforcement method. Kembalikan segalanya pada norma. Para penegak norma harus berfungsi maksimal kembali. Galakkan razia tas untuk mencari senjata tajam atau narkoba. Cegah alumni yang tidak jelas tujuannya mempengaruhi murid yang masih sekolah. Skors murid-murid yang melanggar hukum sekolah dan sebagainya. Metode ini dipraktekan dengan amat berhasildi Singapura, Malaysia dan Cina. Adakan pelatihan (workshop) yang bertema “Penanggulangan Perilaku Agresif Sosiopatik dan Bullying di Sekolah”. Sebagai peserta adalah para guru umum, guru BP (BK), Kepala Sekolah, wakil-wakil siswa SMP dan SMA yang akan menjadi anggota Satgas anti kekerasan. Ikutkan juga kesaksian para orang tua, siswa-siswa korban bullying maupun mantan pelaku bullying. Adakan narasumber guru yang mengajarkan pembentukan budi pekerti yang pas untuk anti kekerasan. Narasumber pelatih pembina pramuka profesional. Narasumber lain adalah dosen pendidikan, psikolog, psikiater khusus, kepolisian Polda/Poltabes, dan ahli agama. Sumber: Refleksi Psikiatrik masalah-masah Kesehatan Jiwa oleh Inu Wicaksana (psikiatri, penulis dan pembicara dalam seminar-seminar), penerbit Kanisius Yogyakarta. Wayang Golek: Cepot Wayang Golek: Rahwana Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu yang diberi baju dari kain. Wayang Golek merupakan salah satu hasil karya seni budaya dari Tanah sunda yang sampai saat ini masih banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Selain menjadi sebuah fenomena unik dalam negeri, kini wayang golek juga banyak diminati oleh wisatawan asing. Mereka menjadikan kesenian dari Jawa Barat ini sebagai buah tangan dari Indonesia untuk dijadikan hadiah, atau hiasan rumah. Asal muasal wayagg golek dari dataran tinggi Priangan Jawa Barat pada zaman kerajaan buddha Pajajaran masih menguasai pada abad XV M., tatkala itu, Sunan Giri, salah satu dari sembilan Wali Songo yang mendatangi pulau Jawa dari perbagai negeri ufuk timur seperti Persia, Turki, Mesir dan Cina, dipercaya memperkenalkan seni ini kepada penduduk setempat. Wayang golek dimainkan oleh seorang dalang. Dalang adalah seseorang yang memainkan masing-masing sebesar karakter dan cerita pada satu Wayang Golek perlihatkan. Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan. Alur cerita dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang maupun dari epik yang bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda (salendro), yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab. Sejak 1920-an, selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an. Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan adalah lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukan lakon galur. Hal ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik. Beberapa dalang wayang golek yang terkenal diantaranya Tarkim, R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Apek, Asep Sunandar Sunarya, Cecep Supriadi dll. Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut: 1. Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara; 2. Babak unjal, paseban, dan bebegalan; 3. Nagara sejen; 4. Patepah; 5. Perang gagal; 6. Panakawan/goro-goro; 7. Perang kembang; 8. Perang raket; dan 9. Tutug. Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek. Nama-nama Tokoh Wayang Golek
Saya punya hobby main game di handphone, sungguh menjengkelkan ketika saya lagi main tiba2 baru 3 jam dipakai baterai handphone nge-drop padahal tadi malam sudah dicas (diisi) sampai full. Lalu saya pergi ke nokia center buat beli baterai baru, nah disini saya dapat tip’s cara merawat baterai handphone agar tidak cepat nge drop dan menggelembung. Berikut ini tipsnya.
Jika baterai hp anda tidak baru ini beberapa tips yang perlu diikuti:
Setiap barang elektronik yang menggunakan baterai cas-casan termasuk handphone, perlu dirawat dengan benar supaya awet dan tidak nge-dropan. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara pengecasannya, yaitu baterai harus benar-benar dalam kondisi kosong barulah kemudian dicas sampai penuh. Mengecas baterai dalam kondisi masih ada setrumnya, akan membuat baterai melembung dan cepat ngedrop. Hal ini dikarenakan semua baterai dianggap pada posisi nol setrum ketika dicas, jadi jika sebuah baterai yang masih ada arus/setrumnya dicas, maka akan terjadi penumpukan arus di dalamnya, sehingga membuat baterai tidak awet dan cepat rusak. Baterai yang sudah kosong itu dapat ditandai ketika HP mati sendiri dan tidak bisa dihidupkan lagi. Jadi jika kita mau nge-cas HP harus benar2 dalam kondisi baterai enar-benar kosong, ini berarti posisi HP dalam keadaan mati karena kehabisan setrum. Biasanya sih dalam pemakaian normal antara 4 – 5 hari baterai baru habis dan kadang kalau jarang dipakai bisa sampai 6 – 7 hari. Tapi tips ini hanya berlaku bagi baterai yang masih bagus atau dalam keadaan normal, kalau sebelumnya baterai yang dipakai sudah rusak ya nggak bisa lagi hehehe…! Tapi…. kalau dipakai buat main game pemakaian normal 1 hari baterai sudah habis hehehe…. Demikianlah semoga bermanfaat.
TV vs HP (senyum sejenak) ISTRI itu ibarat TV, dan SELINGKUHAN itu ibarat HP… Di rumah nonton TV, jalan2 bawa HP… Tdk ada uang, nonton TV, banyak uang cari HP baru… TV gak butuh pengeluaran, tp HP klo gak diisi pulsa ya gak bisa dipake. TV bentuknya gambot, besar, & yg type lama gendut, tapi HP biasanya imut, desain bagus, enak dibawa ke mana2 dan bikin bangga Biaya operasional TV murah, tapi HP mahal banget,, TV gak bisa disembunyikan, HP kan bisa… Acara TV bisa bosan, tapi HP gak kan? Tapi awasssss….!!!!!!! Jangan coba2 naruh HP di dekat TV ….. Radiasi tinggi…. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di ruang ICU, dikarenakan ada 2 pembukuh darah dikepalanya pecah. Tekanan darah nya 240/150 (tekanan darah normal yaitu 120/80). Dia masih sadar tapi kelihatan tersiksa dengan sakit kepala yang terus menerus. Pecahnya pembuluh darah terjadi karena ada penyumbatan pembuluh darah di kepala sehingga aliran darah menjadi tidak lancar dan apabila pembuluh darah benar-benar tersumbat, maka darah akan mengalir menembus dinding pembuluh darah yang dikenal dengan pecah pembuluh darah. Solusinya pembuluh darah yang ada penyumbatan baik kolesterol maupun kotoran sel-sel mati yang menyumbat di pembuluh darah harus dibersihkan. Pecah Pembuluh Darah di kepala Pecahnya pembuluh darah di otak lebih dikenal sebagai stroke. Tapi buat beberapa orang pecahnya pembuluh darah bisa diawali dengan penyakit kelainan pembuluh darah otak yang disebut aneurisma. Aneurisma ini adalah kondisi melemahnya dinding pembuluh darah sehingga ketika ada tekanan yang berat terjadi penggelembungan lalu merembes atau pecah. Sering sakit kepala adalah gejala yang paling menonjol dari aneurisma. Jika pecah, benjolan tersebut bisa memicu stroke hemoragi atau stroke yang disertai perdarahan di otak. Penyebabnya bisa bermacam-macam, namun yang paling umum adalah peningkatan tekanan darah akibat aktivitas maupun pengaruh makanan atau obat-obatan. Dalam beberapa menit saja mengalami stroke, sel-sel otak mulai mati. Jadi penting sekali untuk mengenali gejala-gejalanya, agar segera ditangani dan mendapatkan perawatan yang tepat untuk pemulihan. Stroke ringan mungkin tidak akan menimbulkan gejala namun tetap dapat merusak jaringan otak. Tanda-tanda stroke antara lain :
Siapapun dapat memiliki terserang stroke. Tetapi kemungkinan itu meningkat jika seseorang memiliki faktor resiko tertentu yang dapat menyebabkan stroke. Kabar baiknya bahwa sampai 80% stroke sebenarnya dapat di cegah. Ada dua jenis resiko untuk stroke, yaitu faktor yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan. Untuk faktor yang bisa dikendalikan umumnya merupakan faktor resiko gaya hidup atau faktor resiko medis. Keduanya dapat dikelola dengan bekerja sama dengan dokter, yang bisa meresepkan obat-obat dan membesikan nasihat tentang bagaimana untuk mengadopsi gaya hidup sehat. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
Tanda dan Gejala-gejala Stroke
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke. Faktor Penyebab Stroke
Faktor resiko perilaku, antara lain:
80% pemicu stroke adalah hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi) dan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi. Pemicu stroke pada dasarnya adalah:
Derita Pasca Stroke Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke. Akibat Stroke lainnya:
Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namumn kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat. Stroke sangat dapat dicegah, Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan cara:
Sumber: 5 (lima) Gejala Awal Penyakit Stroke Penyakit stroke jarang sekali kita sadari. Mungkin karena kita tidak begitu mengenal tanda dan gejalanya . Penyakit stroke juga sering menyerang orang-orang tertentu dan pulih dengan sendirinya dan ini lebih dikenal sebagai transcient ischemic attack (TIA ) atau biasa disebut dengan stroke sementara. Menurut Dr. Hermawan suryadi , Sp.s dari Karmel stroke Center, Jakarta. Stroke sementara atau TIA adalah salah satu pertanda bakal ada serangan penyakit stroke. Banyak penderita penyakit stroke mengaku pernah mengalami gejala serangan stroke dan sembuh dengan sendirinya. Persentase penyakit Stroke yang di dahului dengan TIA berkisar 20-40 persen. Karena itu jangan terkecoh dengan serangan stroke sementara. Dibutuhkan kewaspadaan dan kesigapan pada orang-orang yang beresiko terkena penyakit stroke bila mengalami gejala seperti di bawah ini :
Bila anda mengalami gejala-gejala seperti diatas segeralah hubungi dokter anda agar penyakit stoke anda cepat dapat diatasi. Dari berbagai sumber.
Pertanyaan: Jawaban dari Psikiatri: Para ahli seperti Fehr dan Russel menyatakan bahwa “Setiap orang tahu apa itu emosi, sampai dia diminta untuk memberikan definisi tentang emosi itu sendiri, setelah itu tidak seorangpun dari mereka yang mengetahuinya”. Ketika kita menggunakan istilah tersebut, emosi merupakan sebuah pengalaman rasa. Kita merasakan adanya emosi, kita tidak sekedar memikirkannya. Ketika seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang secara pribadi penting untuk kita, maka emosi kita akan meresponsnya, biasanya diikuti dengan pikiran yang ada hubungannya dengan perkataan tersebut, perubahan psikis, dan hasrat untuk melakukan sesuatu. Bila ada seorang teman yang semena-mena menyuruh kita melakukan sesuatu, psikis kita mengalami perubahan, tekanan darah kita meninggi karena terpacu adrenalin, dan kita siap untuk marah. Emosi itu bisa menjadi positif, tetapi bisa juga menjadi negatif. Emosi yang psoitif secara personal menghasilkan perasaan yang menyenangkan. Apakah itu bangga, harapan, kelegaan, emosi ini akan menghasilkan seseuatu yang baik pula. Dalam interaksi dengan orang lain, emosi yang positif bisa membangun kedekatan, sebuah hubungan yang ditandai dengan keinginan baik, pemahaman, dan perasaan menjadi bagian dari sebuah “kebersamaan”. Sebaliknya, perasaan marah, frustasi, dan emosi-emosi negatif lainnya secara personal menghasilkan perasaan susah, kecewa, sakit hati, atau marah. Emosi-emosi ini kecil kemungkinannya digunakan untuk membangun kedekatan. Emosi bisa mengalihkan perhatian dari persoalan poko yang akan dibicarakan. Emosi bisa menghancurkan hubungan. Emosi bisa mengeksploitasi kita. Sebaliknya, emosi positif bisa mempermudah terpenuhinya beberapa kepentingan sunstantif. Emosi positif dapat memperrat hubungan. Emosi positif tidak akan menambah resiko bahwa kita akan dieksploitasi. Mematikan emosi adalah suatu hal yang mustahil karena emosi itu adalah suatu hal yang alamiah. Demikian juga menghilangkan emosi. Emosi muncul sebagai reaksi atau respons manusia terhadap suatu rangsang eksternal maupun internal. Setiap rangsangan akan mendapat reaksi dari kita. Namun ada titik-titik waktu yang bisa kita pikirkan bagaimana bentuk reaksi yang kita ambil, inilah yang disebut respons, bentuk bentuk reaksi emosi yang sudah diatur oleh pikiran dengan pertimbangan yang bijak. Tentunya emosi yang timbul adalah emosi yang positif dan menguntungkan semua pihak, bukan emosi yang merusakkan segalanya. Dengan demikian, lebih baik perhatian kita arahkan kepada apa-apa yang membangkitkan reaksi emosi-emosi tertentu. Perhatian utama adalah keinginan manusia yang penting dalam semua hubungan antar manusia. Keinginan itu seringkali tidak terucapkan, tetapi tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan ketertarikan yang tampak. Keinginan utama itu memberikan kerangka yang sangat kuat kepada kita untuk mengatasi emosi tanpa mendapatkan masalah dengannya. Ada lima keinginan yang merangsang, baik maupun buruk, munculnya sebagai emosi dalam sebuah interaksi manusia. 5 (lima) keinginan itu adalah apresiasi, afiliasi, otonomi, status, dan peran. Kalau kita mampu menangani semua itu dengan efektif, kita bisa merangsang munculnya emosi-emosi yang positif baik di dalam diri kita sendiri maupun pada orang lain. Karena setiap orang memiliki keinginan itu, maka kita bisa secara langsung memanfaatkannya untuk merangsang munculnya emosi-emosi positif. Sumber: Buku “Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa” oleh Inu Wicaksana (psikiatri, penulis dan pembicara dalam seminar-seminar), penerbit Kanisius Yogyakarta.
(DIURUT BERDASARKAN ABJAD NAMA)
Pertanyaan: Jawaban psikiater: Individu sangat terganggu dan tersiksa setiap hari sehingga para psikiater harus memberikan obat-obatan anti cemas jangka panjang selain terapi-terapi psikologik yang membutuhkan waktu untuk dilihat hasilnya. Para psikiater selain menjalankan psikoterapi sesaat pada pasien-pasien gangguan cemas seperti ini, juga menganjurkan pasien untuk menjalankan meditasi, yoga, dzikir khusuk sesudah sjolat, atau relaksasi beberapa menit sehari dua kali. Ternyata sering kali belum membuahkan hasil. tetap saja pasien-pasien itu membutuhkan obat anti cemas sehari dua kali dan ketakutan bila dosis obat harus diturunkan. Mengapa upaya-upaya terapi itu biasanya tak membuahkan hasil? Disebabkan pikiran yang merangsang emosi kecemasan masih dominan melekat pada pasien-pasien itu. Individu-individu yang mengalami kecemasan itu harus memindahkan pikirannya ke hal lain yang memberikan kesibukan yang mengasyikkan. Mengapa hal sederhana, seperti sibuk memancing, sibuk bekerja atau sibuk membaca di di perpustakaan, dapat membantu menghilangkan kecemasan kita? Hal ini disebabkan oleh sebuah hukum yang mendasar bahwa hampir tidak mungkin bagi pikiran manusia untuk berpikir lebih dari satu hal pada saat yang bersamaan. Otak manusia tidak bisa berpikir dua hal secara sistematis pada waktu yang bersamaan. Hal yang sama juga terjadi di bidang emosi. Kita tidak bisa merasa bersemangat dan antusias untuk melakukan suatu hal yang menarik dan pada saat bersamaan merasa hancur karena kecemasan. Satu emosi menghilangkan emosi yang lain. Penemuan inilah yang menyebabkan para psikiater menganjurkan terapi kerja dan kesibukan yang bersemnangat untuk menghancurkan emosi-emosi kecemasan. Sumber: Buku “Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa” oleh Inu Wicaksana (psikiatri, penulis dan pembicara dalam seminar-seminar), penerbit Kanisius Yogyakarta.
Hari ini, Rabu tanggal 19 September 2012, pukul 09.00 – 13.00 WIB bertempat di Auditorium Gd. Andi Hakim Nasution Kampus Darmaga Bogor para tenaga pendidikan khusus unit kerja di lingkungan Rektorat menghadiri pertemuan dengan tema “Sosialisasi dan Penjaringan Bakal Calon Rektor (BCR) IPB”, undangan dari Sekretaris Eksekutif IPB yaitu Dr. Ir. Bonny P.W. Soekarno. Disampaikan oleh Sekretaris Panitia yaitu Prof. Dr. Erika Budiarti Laconi bahwa Persyaratan Utama Calon Rektor (menurut Pasal 28 PP 154 Tahun 2000 dan Pasal 42 Tap MWA No 17/MWA-IPB/2003), yaitu: 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. Berkelakuan Baik 3. Berkewarganegaraan Indonesia; 4. Sehat jasmani dan rohani; 5. Berpendidikan Doktor; 6. Memiliki kompetensi, integritas, komitmen, dan kepemimpinan yang tinggi; 7. Memiliki jiwa kewirausahaan; 8. Berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi; 9. Berusia tidak lebih 60 (enam puluh) tahun pada saat jabatan Rektor sebelumnya berakhir. Kesepakatan tentang cara pemilihan BCR lumayan seru dan memakan waktu cukup lama, akhirnya setelah molor cukup lama karena panitia tidak tegas dan menyerahkan kepada floor, disepakati adanya pemilihan BCR oleh semua peserta yang hadir, satu orang satu suara. Hasil pemilihan didapat 3 nama yang terbanyak untuk menjadi BCR yaitu: 1. Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc mendapatkan 228 suara 2. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc mendapatkan 34 suara 3. Prof.Dr.Ir.H. Yonny Koesmaryono, MS. mendapatkan 16 suara Tenaga Kependidikan di Unit Kerja Rektorat meliputi: 1. Sekretaris Eksekutif (Sekretariat Rektor, WR AK, WR SP, WR RK, WR BK, Humas) 2. Sekolah Pascasarjana 3. Direktorat TPB 4. Direktorat Diploma 5. University Farm 6. Direktrat Riset Kajian Strategis 7. Perpustakaan 8. Direktorat Sumber Daya Manusia 9. Direktorat Keuangan 10. LPPM 11. Unit Layanan Pengadaan 12. Kantor Audit Internal 13. Kantor Manajemen Mutu 14. Direktorat Komunikasi dan Sitem Informasi 15. Direktorat PPPA 16. Direktorat Fasilitas dan Properti 17. Direktorat Karir dan Hubungan Alumni 18. Direktorat Kemahasiswaan 19. Direktorat Administrasi Pendidikan 20. Kantor Hukum dan Organisasi 21. Unit Keamanan Kampus 22. Magister Bisnis (MB) 23. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan 24. Kepala Pengelola BP Asrama TPB-IPB 25. Kepala Pengelola Kampus IPB Baranangsiang 26. Kepala Pengelola Kampus IPB Taman Kencana 27. Direktorat Kerjasama dan Program Internasional 28. Direktorat Bisnis dan Kemitraan 29. UPT Bahasa 30. MKDU 31. Poliklinik 32. Senat Akademik 33. Dewan Guru Besar 34. Dewan Audit / MWA 35. Unit Olah Raga dan Seni
Prof. Dr. Toto Toharmat (MWA) Wakil Ketua : Prof. Dr. Hermanto Siregar (Rektorat) Ir. Irama Badrianti (MWA) Sekretaris : Anggota : Prof. Dr. Kukuh Murtilaksono (Faperta) Dr. Trioso Purnawarman (FKH) Dr. Nimmi Zulbainarni (Faperikan) Dr. Despal (Fapet) Prof. Dr. Wasrin Syafii (Fahutan) Dr. Faiz Syuaib (Fateta) Dr. Eng. Wisnu Ananta Kusuma (FMIPA) Dr. Muhammad Firdaus (FEM) Dr. Euis Sunarti (FEMA) Ir. Suparman (Tenaga Kependidikan) M. Dimas Arifin (Mahasiswa) Dr. Arief Daryanto (Alumni) Tugas SA adalah menilai, tugas MWA adalah memilih Hak suara pada tanggal 31 Oktober 2012 (Tahap Partisipasi) hanya untuk PNS PPR tugasnya hanyalah seleksi administratif Senat Akademik (SA) bertugas Menetapkan Bakal Calon Rektor Perwakilan Tenaga Kependidikan di SA adalah Sumarlinah Perwakilan Tenaga Kependidikan di MWA adalah D. Iwan Riswandi Tidak ada kampanye dan tidak ada baleho 18 Desember 2012 Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc berakhir jadi Rektor Tidak menerima pesan lewat email Yang jadi banyak perdebatan oleh teman2 adalah keputusan MWA yang isinya suara tenaga kependidikan yang diterima adalah 10 : 1 padahal ditahun sebelumnya pernah 5 : 1
3 (TIGA) HARI SAJA Hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja… Yang kedua: hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, Anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja… Yang tersisa kini hanyalah hari ini. Pintu masa lalu telah tertutup, Pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari. Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan Hiduplah apa adanya. Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda. Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti. Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu |